Change Feeling

Hati yang berubah, hanya Tuhan yang bisa membolak-balikan perasaan manusia. Dari benci menjadi cinta atau sebaliknya. Ada pepatah mengatakan jangan pernah membenci seseorang begitu dalam, karena Tuhan bisa mengubahnya menjadi orang yang paling dibutuhkan.

Rasa sakit di masa lalu terkadang dilupakan, tetapi saat teringat, itu akan terasa lebih menyakitkan. Tidak ada dendam tetapi luka itu kembali terbuka dan sembuh dengan sendirinya.

J hanya bisa melirik dan menatap Juliet yang berjalan di sampingnya, bahkan dengan tangan yang menggandeng lengannya. Pria muda itu semakin merasa bimbang dan tidak bisa bersikap biasa.

Sementara Juliet hanya berpikir betapa kakunya J saat ini. Wanita muda itu cukup memahami sikap sang suami yang seperti kebingungan. Lagipula mereka belum pernah sedekat itu sebelumnya.

Keadaan memang memaksa J untuk berubah, kisah hidupnya yang kelam menjadi alasan utama kenapa pria muda itu punya sikap yang berbeda dengan orang lain.

Juliet tidak bisa membayangkan perasaan J saat ini. Apa yang pria itu pikirkan sekarang? Juliet hanya melihat bahwa J tidak baik-baik saja.

… 

Di ruang tamu, seorang pria paruh baya berusia sekitar lima puluh tahunan sedang duduk sambil menopang kaki. Pria yang sama sekali tidak terlihat tua, sebaliknya ayah dari Diaval itu terlihat memiliki tubuh tegap dan proporsional untuk ukuran pria yang usianya sudah lanjut.

"Jacey King!" Pria yang diketahui bernama Antonio Bowers segera berdiri dan menyapa saat J dan Juliet menemuinya.

Sungguh Juliet melihat kemarahan di mata J pada pria itu, tetapi Juliet tidak tahu apa penyebabnya. Uluran tangan Antonio tidak disambut oleh J. Tangan sang suami bahkan terlihat kaku.

Juliet menurunkan gandengan tangannya, sekarang dia menyentuh tangan J yang mengepal. Terasa dingin, tidak ada kehangatan pada telapak tangan J saat Juliet menggenggamnya.

Dada Juliet terasa berdesir, untuk pertama kalinya dia menautkan jemari dengan si pria dingin J. Pria itu menatapnya penuh tanya bahkan seperti memberi sebuah isyarat bahwa Juliet tidak diizinkan untuk melakukan itu.

"Lama tidak bertemu, J?! Aku datang ke sini hanya ingin menjenguk puteraku," ucap Antonio setelah tidak mendapat sambutan uluran tangan dari J.

"Cepat bawa dia pergi dari sini!" ucap J tetapi ucapannya terkesan kaku, J seperti sulit berbicara dengan lidah yang kelu.

Antonio hanya tersenyum kecut. "Jangan begitu! Hanya karena sekarang kau punya istri itu bukan berarti menghilangkan jati dirimu," ucapnya.

Juliet masih mengamati Antonio, pria itu terlihat begitu tenang dalam bersikap. Dia sama sekali tidak merasa terintimidasi oleh tatapan tajam dari J.

"Kau beruntung memiliki istri yang cantik, tidak kusangka masih ada wanita yang ingin hidup dengan pria sakit jiwa seperti dirimu," ejek Antonio, sangat jelas ucapan pria itu begitu menyudutkan J. Pria itu juga menatap Juliet dengan tatapan yang memuakkan.

'Pria sakit jiwa?' 

Apa yang sebenarnya Antonio katakan? Juliet tidak tahu kisah apalagi yang belum terungkap dalam hidup J? Apakah Corina tidak menceritakan semua? Atau memang masih banyak rahasia lain dalam kehidupan seorang J King?

"Sangat tidak sopan jika menatap seorang wanita di hadapan suaminya," ucap Juliet, dia membuka suara. Dia memang tidak mengenal siapa Antonio tetapi wanita hamil itu bisa merasakan gelagat yang kurang baik dari Antonio.

Cara bicara dan menatap pria itu seperti seorang maniak saja. Entahlah, mungkin itu hanya perasaan Juliet, sementara J menatap sang istri setelah wanita hamil itu berkata demikian.

"Aku hanya mengingatkan putra tiriku bahwa dia sangat beruntung," jawab Antonio dengan tatapan yang masih tertuju pada J.

"Jika tidak ada keperluan lain, silahkan tinggalkan rumah ini!" ucap J dingin, tetapi dia tidak menyadari bahwa Juliet bisa melihat kecemasan di mata J.

"Tentu … tentu saja, tapi itu setelah aku bertemu Diaval." Antonio kembali menjawab dengan santai.

"Bukankah kau akan mengantarku ke dokter hari ini?" ajak Juliet, kedua tangannya menggandeng lengan kiri J, membuat pria itu hanya mampu menatap apa yang dilakukan Juliet.

J merasakan sentuhan Juliet yang ingin mengatakan sesuatu bahwa lebih baik mereka pergi daripada menghadapi Antonio yang keras kepala.

J hanya mengangguk dan mengikuti tarikan tangan Juliet, mungkin dia harus menghindari Antonio yang selalu membuatnya mengingat masa lalu. Kali ini J sangat berterima kasih pada Juliet yang membawanya keluar dari masalah.

Saat di dalam mobil pasangan suami istri itu hanya saling terdiam. J sibuk mengemudikan mobilnya, sedangkan Juliet justru menatap sang suami yang piawai saat mengemudi.

Juliet merasakan wajahnya memanas saat menyadari bahwa dirinya menatap J. Juliet baru menyadari garis rahang J begitu tegas. Wajah pria itu bisa dikatakan sangat rupawan dengan hidung mancung dan sedikit bulu halus yang mempertegas ketampanannya.

'Oh Ya Tuhan, pantas saja Cherry tergila-gila padanya.'

Juliet menepuk pipinya beberapa kali, supaya pemikiran tentang J menghilang walaupun usahanya tidak berbuah hasil.

"Apa kau baik-baik saja?" 

"Eh? Ap-apa?" Juliet sangat terkejut sehingga membuatnya sedikit gugup saat mendapat pertanyaan dari J.

"Seharusnya kita minta dokternya saja yang datang ke rumah," ucap J. 

Juliet hanya tersenyum, ucapan J kali ini terdengar seperti ucapan normal, tidak ambigu seperti biasanya. "Kurasa bayi kita juga perlu pergi berjalan-jalan," jawabnya.

Hening …

J dan Juliet terdiam, ucapan yang baru saja Juliet katakan seperti ada sesuatu yang terdengar sedikit aneh, tapi percayalah Juliet memang sengaja mengatakan itu. Dan benar ucapan tadi membuat J terlihat tidak nyaman.

Sekarang Juliet tahu perkataan yang baik bisa membuat suasana hati J menjadi baik. Juliet kembali mengingat kisah hidup J. Sepanjang hidupnya pria itu tidak pernah mendengar kata yang tulus karena hanya hinaan dan makian yang selalu dia dapatkan selama ini.

Juliet mengalihkan perhatian ke arah jendela, dia tidak kuasa menunjukkan matanya yang berkaca. Dia tidak tahu perasaan J saat ini, tetapi wajah pria itu terlihat bersedih.

"Apa dia begitu membebanimu?" tanya J sambil menunduk.

Juliet terkesiap karena pertanyaan itu kembali terucap dari mulut J. Pria itu pernah bertanya satu kali saat kehamilannya baru melewati bulan pertama. Juliet sangat memahami, mungkin J mengingat masa lalu dan teringat pada sang ibu yang selalu ingin melenyapkan nyawanya.

"Aku jatuh cinta padanya," ucap Juliet dengan yakin, dapat ia lihat tangan J yang memegang kemudi mobil dengan begitu erat. 

Juliet ingin sekali memberanikan diri meraih tangan kanan J, membawa tangan itu secara pasti untuk menyentuh perutnya yang sudah sedikit menunjukan perubahan bentuk, tetapi untuk hal itu dia masih ragu.

"Dia sangat aktif." Juliet terus memancing reaksi J. Dia hanya ingin mengajarkan semua emosi supaya wajah pria itu bisa menunjukkan berbagai ekspresi.

Sepertinya Juliet berhasil melakukan itu. Wajah J terlihat datar tetapi tatapan matanya terlihat lebih berkilat, dan Juliet bisa menebak sedikit kebahagiaan tergambar di sana.

Ternyata tidak perlu melakukan hal yang berat, kata-kata yang sederhana pun mampu membuat pria itu mengukir seulas senyum walaupun terlihat begitu tipis.

Dada Juliet terasa menghangat, entah kenapa dia bisa merasakan apa yang J rasakan sejak dia mengetahui jati diri pria tersebut. Apakah itu artinya dia mulai memahami J? Mengingat itu Juliet merasakan wajahnya kembali memanas dan mungkin sudah memerah sekarang.

"Aku sengaja mengajakmu pergi ke dokter, karena kita akan tahu suara detak jantungnya hari ini," ucap Juliet sambil mengusap perut, "kurasa itu sangat penting untukmu mengetahuinya," lanjutnya.

Kenapa Juliet ingin menangis sekarang? Dia  bersumpah jika J juga merasakan hal itu, bahkan mungkin melebihi apa yang ia bayangkan. Setidaknya pria itu tidak berhati batu seperti yang ia kira selama ini.

Juliet sangat bersyukur karena ternyata bayi itu bisa menghubungkan dirinya dengan J yang sangat kaku. J memalingkan wajah ke arah jendela mobil, tetapi Juliet tahu pria itu sedang  menyembunyikan ekspresi di wajahnya.

"Saat itu, aku sangat terkejut karena mengetahui ada janin dalam perutku," ucap Juliet sedangkan J masih melihat ke arah berlawanan tetapi dia pasti mendengar apa yang Juliet katakan.

"Bagaimana aku merasa panik karena takut akan mengecewakan Papa dan Mama, bahkan aku takut pada diriku sendiri." Kali ini Juliet tidak mampu menahan lagi tetesan air matanya.

Juliet hanya mengatakan semua yang terjadi, bahwa dia tidak pernah berniat untuk menggugurkan kandungan seperti apa yang dipikirkan orang tuanya termasuk J sendiri.

Juliet memang perlu mengatakan itu, dan dia pikir sekarang adalah waktu yang tepat dimana J harus mengetahuinya, walaupun saat mereka bertengkar mulut Juliet justru mengatakan hal sebaliknya.

Lagi-lagi perkataan Juliet mengaduk emosi J. Pria itu menghentikan laju mobil secara tiba-tiba, setelahnya J keluar tanpa menoleh pada Juliet. 

Melihat itu Juliet hanya membiarkan J untuk meluapkan emosinya, entahlah mungkin J akan berteriak, menangis atau tertawa di suatu tempat.

"Kau harus belajar mengungkapkan semua perasaanmu, J!" gumam Juliet sambil tersenyum dan mengusap air mata.

TBC

Hwaa aku terkejut hampir saja aku g bisa up ...

Saat copas ga sengaja kehapus di doks ... tapi untung aku sempat copy jadi masih ke save di klipboard 😭😭😭 thank's God ...

See you next chap ...

I Love you all 🌺🌺🌺

  

Terpopuler

Comments

Angely

Angely

aqu bersyukur x ini, J pasti tak akan berburuk sangka lagi☺, juliet semangat

2020-09-11

0

SoHee-ssi

SoHee-ssi

kapan lanjut lagi, kak. aku gk sabar tahu gimana ekspresi j waktu liat usg baby untuk yg pertama kali.

ah, j, kamu calon ayah lho...

2020-08-28

0

syafa

syafa

uuh ahirnya author up jg

2020-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!