Diaval King
Los Angeles-Amerika diguyur hujan deras sejak pagi, membuat semua orang di luar sana harus membuka payung supaya tidak kebasahan saat bepergian. Hari minggu yang seharusnya menyenangkan menjadi sedikit membosankan karena tidak banyak yang bisa dilakukan selain berdiam diri di rumah.
Juliet menghabiskan waktu di ruang perpustakaan pribadi yang berada di rumah sang suami. Betapa beruntungnya J karena dia memiliki segalanya. Juliet bersyukur setidaknya ada banyak buku atau novel yang bisa dia baca.
Dia memutuskan untuk pergi ke ruang tersebut karena dia tidak bisa dekat lebih lama dengan J. Lagipula pria itu sedang tidur untuk memulihkan kesehatannya dan Juliet tidak ingin mengganggu.
Juliet menatap kagum pada ruangan perpustakaan dengan koleksi buku yang sangat lengkap. Semua novel dan ensiklopedia yang terkenal juga langka bisa dia temukan di ruangan tersebut.
Apakah J membaca semua buku tersebut? Atau adakah anggota keluarga lain yang menggunakan fasilitas yang ada di rumah J? Tapi J hanya tinggal sendiri, lalu kenapa semua fasilitas ada di rumah pria tersebut.
"Nyonya Muda, Tuan J menunggu Anda di ruang tamu karena Tuan Muda Diaval sudah datang." Juliet mengalihkan tatapan saat Marive datang dan menginterupsi kegiatannya.
"Diaval? Siapa itu?" tanya Juliet, dia tidak tahu siapa orang yang dimaksud oleh Marive karena dia belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.
"Aa, itu Tuan Diaval adalah adik Tuan J," jawab Marive.
Wanita muda yang sedang membaca buku hanya mengernyit dan menatap sang pelayan dengan perasaan heran. Juliet tidak tahu jika suaminya memiliki saudara--adik lebih tepatnya.
Juliet menutup buku dengan judul 'Other Side' yang sedang dia baca dan segera beranjak untuk mengikuti sang pelayan. Dia sangat penasaran pada orang yang disebut adik J, itu berarti orang itu adalah adik iparnya.
…
Seorang pria muda berusia sekitar dua-puluh-satu tahun tengah duduk berhadapan dengan satu pria lainnya yang lebih tua. Wajah mereka terlihat sedikit mirip satu sama lain.
"Jadi kau sudah menikah, J?" tanya pria yang lebih muda.
J hanya terdiam tanpa berniat menjawab pertanyaan pria tersebut. Wajahnya masih terlihat pucat dengan rambut yang sedikit kusam. J menatap dingin pria muda yang berstatus sebagai adiknya.
"Jangan terkejut! Berita pernikahanmu sudah sampai di telinga keluarga besar King," ucap adik J dengan senyuman yang terukir di bibirnya.
"Itu bukan urusan kalian semua," ucap J dingin.
J tidak pernah bisa bersikap baik pada sang adik atau sebaliknya, ada penghalang besar yang membuat mereka berdua tidak bisa rukun seperti layaknya saudara.
"Permisi, Tuan. Nyonya muda sudah di sini." Seorang pelayan menyela percakapan J dan sang adik. J mengalihkan perhatian pada sang istri, dan untuk beberapa detik tatapan mereka terkunci sampai J memutus kontak matanya.
"Oh, Hallo, Kakak Ipar? Jadi kau adalah istri J?" Juliet mengulurkan tangan kemudian menganggukan kepala.
"Namaku Diaval King. Aku adik J." Pria itu mengenalkan diri pada Juliet.
"Juliet," jawab Juliet singkat.
"Tidak perlu banyak berbasa-basi, katakan saja untuk apa kau datang ke rumahku?" tanya J, sungguh sikap pria itu selalu membuat kesal Juliet. Tidak bisakah dia bersikap ramah terlebih pada adiknya sendiri.
Juliet merasa muak, J selalu bersikap seenaknya, bahkan tidak peduli pada perasaan orang lain. Kenapa di dunia ini ada manusia seperti J, dia hanya melihat Diaval yang hanya terdiam menatap sang kakak.
"Hey, santailah! Kau sangat kaku, J." Diaval berucap tenang sambil tersenyum.
"Hentikan senyum palsumu! Tidak akan ada yang tertipu di rumah ini," ucap J sambil menahan amarah.
"Pergi dari rumahku sekarang juga!" tegas J.
Juliet benar-benar tidak mengerti karena sikap J sangat keterlaluan, tetapi dia tidak bisa ikut campur, dia tidak tahu masalah apa yang terjadi pada kakak beradik tersebut.
"Aku akan menginap beberapa hari, gertakanmu tidak berarti apapun. Kau tahu itu, 'kan? Kakak?" Diaval menarik sudut bibirnya seolah ucapan J hanya angin lalu baginya. Pria muda itu segera pergi meninggalkan sang kakak yang masih diliputi rasa amarah.
Sementara itu Juliet segera duduk karena sejak dia datang hanya berdiri sambil menyaksikan obrolan J dan adiknya. Sebenarnya itu tidak seperti percakapan karena satu pihak terus melontarkan kata-kata yang tidak sesuai dengan etika seorang tuan rumah.
J hanya menatap Juliet sekilas, wajahnya begitu pucat, itu karena dia sedang sakit. Entah apa yang terjadi jika pria itu dalam keadaan sehat, mungkin dia bisa lebih kejam daripada sekarang.
Satu hal yang menjadi pertanyaan, kenapa sikap J seperti itu? Juliet selalu merasa J punya begitu banyak rahasia dalam hidupnya, siapa dia sebenarnya?
"Aku ingatkan, jangan pernah dengarkan ucapan orang itu! Kau paham?!" Ucapan J menyadarkan Juliet dari apa yang sedang dia pikirkan.
"Aku tidak mengenal dia, tapi setidaknya dia bisa bersikap ramah dan lebih sopan," jawab Juliet dia mengutarakan apa yang dia lihat.
"Tidak semua yang kau lihat semuanya benar," ucap J dengan suara dingin.
"Termasuk sikapmu?" tanya Juliet, entah kenapa mulutnya selalu ingin berdebat dengan semua yang diucapkan J.
"Itu bukan urusanmu," jawab J dengan tatapan tajam.
"Kalau begitu bukan urusanmu juga untuk memberi perintah dengan siapa aku harus bicara," balas Juliet dan itu membuat J terdiam.
"Apa perlu aku ingatkan lagi tentang tugasmu di rumah ini?" J mulai terpancing emosi, sepertinya dia mulai melihat perasaan benci Juliet terhadap dirinya.
"Tugasku tidak hanya mengandung saja, akan kupastikan bayiku mendapat yang terbaik untuk segalanya," timpal Juliet.
J tersenyum miring seolah ucapan Juliet terdengar seperti lelucon. "Jangan bersikap seolah kau adalah ibu yang mencintai anaknya, apakah kau lupa kau membenci semua yang ada pada diriku, dan bayi itu juga bagian dari diriku. aku tidak heran kau ingin menyingkirkannya," ucap J panjang lebar. J yang irit bicara seperti mengeluarkan racun yang dia telan.
Ucapan J menohok perasaan Juliet, hal itu terungkit kembali. Juliet tidak terima, karena dia sudah jatuh cinta pada calon bayinya. "J!! Aku tidak- …."
"Perdebatan ini tidak akan selesai jika salah satu diantara kita tidak mengakhirinya." J memotong ucapan Juliet yang sepertinya ingin menjelaskan sesuatu.
"Seorang anak tidak bisa memilih dari rahim siapa dia akan lahir. Jika bisa dia pasti memilih dari rahim ibu yang mencintainya." Juliet terdiam setelah mendengar ucapan sang suami, entah kenapa ucapan J menusuk ke dalam hatinya.
Ada sebuah makna yang tidak bisa dia tebak dari ucapan J. Pria itu terlihat emosional saat mengatakan hal tersebut. Bahkan Juliet bisa menangkap sesuatu yang sangat menyakitkan dari getaran suaranya.
J meninggalkan Juliet sendiri di ruang tamu yang sepi dan dingin karena di luar sana hujan masih setia mengguyur bumi. Juliet menitikkan air mata sambil mengusap perutnya yang sudah tidak rata lagi.
"Aku bukan wanita seperti itu, J! Aku mencintai bayi ini," lirih Juliet, sungguh dia merasa sakit saat membayangkan bayinya terlahir tanpa kasih sayang.
Juliet akan membuktikan bahwa ucapan J tentang dirinya tidaklah benar. Dia tidak akan menyia-nyiakan bayi yang sedang dia kandung walaupun dia tidak mencintai ayah dari sang bayi.
TBC
Cerita ini adalah cerita kesayanganku karena lebih banyak konflik dibandingkan cerita yang lain.
Terima kasih untuk yang setia menunggu ...
See you next chap ...
I Love you all 💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Angely
Jacey pasti trauma dengan ucapan mamanya deh🧐
2020-09-11
0
Agus Maulia Hanafiah Lia
suka 😘😘😘
2020-06-21
0
syafa
ahirnya up
2020-06-19
1