Love Bitterness

'Kepahitan Cinta'

Happy Reading

Adakah alasan untuk jatuh cinta? Cinta itu buta, apakah cinta memang buta atau nafsu yang membutakan. Seringkali kita terjebak dalam kubangan rasa tersebut.

Jalan cinta memang terkadang rumit bahkan bisa berakhir dengan tragis atau berbuah manis. Cerita cinta mana yang kita miliki? Apakah hanya cinta yang bisa memberikan kebahagiaan?

🍁🍁🍁

🍁🍁🍁

Juliet membuka mata setelah tersadar, tatapan mata gadis itu memindai seisi ruangan yang dirasa tidak asing untuknya.

Seketika mata shafire Juliet membola, dengan segera dia beranjak dari posisi berbaring menjadi duduk, wanita muda itu bahkan tidak mempedulikan kain kompres yang terjatuh dari keningnya.

Napas Juliet terasa sesak, dia berada di sebuah kamar khas seorang pria. Wanita muda itu mengedarkan tatapan ke sekeliling kamar. Ada makanan di atas nakas samping tempat tidur yang dia tempati.

"Nona Juliet, anda sudah sadar?"

"Nyonya Corina?!" Juliet merasa perutnya bergejolak, dia terkejut saat melihat wanita lanjut usia yang pernah dia temui di rumah J King.

Seketika tubuh wanita itu bergetar. Juliet merasa takut, karena itu berarti sekarang dia berada di rumah pria iblis tersebut.

"Anda sedang demam, sebaiknya tetap berbaring dan beristirahatlah!" ucap Corina lagi.

Juliet menggeleng cepat, ia segera beranjak, dia berpikir untuk segera pergi dari rumah itu tanpa mempedulikan rasa sakit di seluruh tubuhnya.

"Nona! Anda mau ke mana?" panik Corina saat melihat Juliet mengambil semua barang yang dirasa miliknya.

Juliet tidak peduli pada kecemasan Corina, dia segera menuju pintu, tetapi langkahnya terhenti saat seseorang baru saja ingin masuk melewati pintu yang sama.

Dengan gerakan lambat Juliet melihat mulai dari kaki sampai kemudian tatapan matanya terkunci pada netra kelam milik pria yang ingin dihindarinya.

"Tuan J?!" Corina berucap seperti sebuah permohonan maaf karena tidak bisa menghentikan Juliet.

"Kau boleh pergi, Corina!" ucap J dengan suara yang dingin. Wanita tua itu segera pergi tanpa melihat lagi pada Juliet yang ingin meminta Corina untuk membawanya pergi.

"Istirahatlah!!" J berucap tanpa dipahami itu permintaan atau perintah. Juliet bergeming, air matanya segera turun tanpa diminta.

"Di luar sedang hujan lebat. Kau belum boleh pulang," ucap J, wanita muda yang masih setia berdiri di hadapannya itu sama sekali tidak menunjukkan respon.

Juliet memang tahu di luar sana hujan turun dengan lebat, kilatan cahaya petir memantul dari luar jendela kamar J.

'Kamar J?'

Kenapa dia dibawa ke kamar pria iblis itu? Juliet beringsut mundur saat J mulai mendekat. Juliet bahkan menepis kasar tangan J yang ingin menyentuh keningnya.

"Jangan berani kau menyentuhku- ...." Suara wanita itu terdengar bergetar, Juliet melihat sebuah pisau yang kebetulan berada di nampan yang berisi makanan dan buah-buahan.

"Selangkah lagi kau menyentuhku maka aku tidak akan ragu untuk membunuh diriku sendiri!" ancam Juliet, dia mengarahkan mata pisau itu tepat di urat nadi tangan kirinya.

"Apa kau benar-benar ingin mati?" tanya J dengan tenang.

"Aku ingin mati karena aku sangat membencimu!" teriak Juliet, cukup sudah kesabarannya menghadapi J. Dia sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya

J terdiam melihat ancaman Juliet yang tidak main-main. Bahkan gadis itu sadar jika pisau itu sudah melukai tangannya karena terlalu keras menekan pisau tersebut.

"Aku sangat membencimu dengan segenap jiwa dan ragaku." Juliet tersedu, J hanya menatap dengan wajah yang tidak menunjukkan ekrepesi.

"Nona Juliet. Kau sudah terluka," ucap J, dia mendekat secara perlahan dan merebut pisau dari tangan Juliet. Wanita yang sudah tidak punya tenaga itu seolah pasrah, bahkan setelah J kembali merangkul dan menggendong tubuhnya.

Juliet seperti tidak berdaya, dia tidak sanggup melawan luka hatinya. Mungkin dia berpikir akan lebih baik jika dia lenyap dari kehidupan.

...

Juliet kembali membuka mata, sejujurnya dia tidak tidur sama sekali.  Dia melihat J yang mungkin sedang tertidur di sofa dekat tempat tidur miliknya.

Semalaman J terjaga karena merawatnya, pria muda itu dengan telaten mengganti kain kompres, tetapi semua itu tidak cukup untuk menyentuh hati Juliet.

Juliet juga melihat pergelangan kirinya yang berbalut perban. Ada rasa perih di sana, mungkin itu karena luka yang dia buat sendiri.

"Kau sudah lebih baik?" Juliet terkejut saat melihat J tiba-tiba membuka mata dan bertanya padanya. Mulut Juliet seperti terkunci, tidak ada jawaban yang keluar. Dia memalingkan wajah demi menghindari tatapan J.

Wanita muda itu tidak mau lagi bertatapan dengan mata kelam milik J yang selalu membuatnya seperti tenggelam pada kubangan luka.

Suara gerakan terdengar dari sofa yang ditempati J, setelah itu tidak ada suara apapun yang Juliet dengar, rupanya pria muda itu pergi meninggalkannya.

Air mata Juliet kembali turun, dia merasa sakit. Dia bukan seorang pembenci, dia belum pernah membenci seseorang sampai begitu dalam seperti yang dirasakannya saat ini.

"Nona, apa Anda sudah merasa lebih baik?" Seorang wanita lanjut usia menyadarkan lamunan Juliet, hanya anggukan yang dilakukan Juliet sebagai jawaban.

"Saya akan mempersiapkan semua jika Anda ingin pulang." Corina kembali berkata, terlihat raut wajah seolah wanita tua itu ingin bertanya, tetapi saat ini bukan waktu yang tepat.

Corina juga enggan bertanya lebih pada Juliet, dia hanya seorang pelayan yang tidak berhak mencampuri urusan majikannya.

Mungkin Corina berpikir J dan Juliet sedang bertengkar karena masalah yang begitu rumit. Apalagi usia mereka masih begitu muda dan sama-sama punya ego yang tinggi.

🍁🍁🍁

Juliet sangat bersyukur karena terlepas dari sumber penderitaanya. Kali ini dia berharap J akan berhenti untuk mengganggunya.

"Sayang, kau sudah dua kali menginap di rumah J. Sepertinya kalian sudah begitu dekat," ucap Emma saat mengantar makanan pada puteri sulungnya itu.

Juliet membatu, dia tidak tahu harus memberi jawaban apa pada ibunya. Terlebih sang ayah yang juga menemuinya tampak menatap dan berharap Juliet memberi jawaban.

"Pa, Ma. Se-sebenarnya a-aku sudah putus dengan J." Gadis itu menjawab dengan air mata yang menganak sungai. Juliet mengeratkan pelukan di lututnya saat dia duduk di atas tempat tidur.

Ayah dan ibu Juliet menatap cemas. Mungkin mereka berpikir puterinya tengah bersedih karena putus dari orang yang dicintainya. Sejak pulang dari rumah J gadis itu sakit dan tidak ingin keluar kamar.

Bahkan Juliet meminta pada orangtuanya untuk cuti kuliah sementara. Apakah Juliet begitu tertekan karena perpisahannya dengan J?

"Kenapa? Apa dia mempermainkanmu, Nak?" Kali ini Collin membuka suara, melihat puterinya yang menderita dia sedikit geram dan marah.

Juliet menggeleng sambil menangis. "Aku yang tidak mencintainya," jawab Juliet sambil menangis di pelukan sang ibu.

Emma dan Collin saling menatap. Jika puterinya memang tidak mencintai J, kenapa dia tampak begitu tertekan dan putus asa.

"Sudahlah, Sayang! Semua keputusan ada di tanganmu. Jangan memaksakan diri." Collin mengusap kepala Juliet dengan sayang.

"Kalau begitu kau boleh cuti jika itu bisa membuatmu merasa bahagia." Juliet tersenyum mendengar ucapan orangtuanya. Dia tidak ingin bertemu dengan J dalam waktu yang cukup lama.

Mungkin suatu hari nanti dia juga akan meminta untuk pindah kuliah. Dia tidak ingin terus terbayang kejadian buruk pada malam bencana itu.

🍁🍁🍁

Sudah lebih dari dua minggu Juliet hanya tinggal di rumah. Sesekali Molly berkunjung, pada awalnya gadis itu tidak setuju saat mendengar teman baiknya sudah berpisah dengan sang kekasih.

Molly hanya bisa mendukung karena dia tidak berhak untuk mencampuri urusan J dan Juliet. Dia juga menyayangkan pendidikan Juliet yang gadis itu lalui dalam jaringan saja.

Juliet meminta pihak kampus untuk memberi materi lewat situs resmi. Wanita berusia 21 tahun tersebut sangat bersyukur dia masih bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus bertemu lagi dengan orang-orang yang ingin dihindarinya.

Kesehatan Juliet sudah membaik, rona wajahnya sudah sedikit terlihat.  Senyuman yang sempat hilang perlahan muncul.

"Kakak? Kenapa kau putus dengan Kak J King?" Miliet bertanya pada sang kakak. Hampir dua minggu Juliet terus terdiam dan tidak memberi jawaban pada adiknya itu.

Entah sudah berapa kali Miliet menanyakannya. Sungguh Juliet tidak ingin lagi mendengar nama pria itu lagi, tetapi Miliet tidak akan pernah berhenti bertanya sembelum dia mendapat jawaban.

"Aku tidak mencintainya. Sudah berapa kali kukatakan itu?!" Suara Juliet terdengar kesal.

"Iya, tapi apa perlu Kakak sampai tidak pergi kuliah?" Miliet kembali bertanya.

"Milie. Aku mohon, aku tidak ingin lagi mendengar namanya. Bisakah kau tidak menyebutnya lagi?!" Miliet terdiam melihat emosi yang belum pernah diperlihatkan sang kakak. Miliet bisa melihat kesedihan, kemarahan bahkan keputus asaan di mata sang kakak.

"Maaf, aku tidak akan bertanya lagi," ucap Miliet. Sang kakak terdiam dan melanjutkan lagi acara sekolah dalam jaringan yang sedang dia lakukan.

Sebenarnya Juliet merasa bersalah karena sudah membentak adiknya. Sebelumnya dia tidak pernah melakukan hal buruk pada gadis remaja tersebut.

'Maafkan aku, Milie.'

Juliet merasakan perutnya bergejolak, Miliet hanya menatap saat kakaknya berlari ke kamar mandi, setelahnya gadis itu seperti mendengar sang kakak memuntahkan semua makan malamnya.

"Kakak kenapa?" gumam Miliet tanpa berniat menghampiri sang kakak.

🍁🍁🍁

Sudah satu bulan setelah malam malapetaka itu terjadi, Juliet semakin resah. Dia mungkin tidak bertemu lagi dengan J, tetapi masalah baru kembali muncul.

Juliet menatap kalender dengan tatapan kosong, tangannya gemetar serta tubuhnya terasa melayang dan terhempas.

Sudah dua minggu dia tidak mendapat periode bulanannya. Air mata Juliet kembali menetes. Wanita itu mundur dan kaki belakangnya menyentuh pinggiran ranjang.

"Tidak mungkin!!" Juliet jatuh terduduk sambil mencengkram perutnya. Bagaimana dia lupa akan hal itu. Wanita muda itu membungkam mulutnya supaya tidak ada yang mendengar raungannya.

To be continue

Gambar cuma pemanis, ya?!!

Maaf telat up, karena aku bagi waktu sama real life ku ...

Kuharap kalian semua bisa mengerti ...

See you next chap ...

Silahkan gabung di grup ku, nanti aku share link tata cara menulis yang baik dan benar.

Follow juga akun Ig ku @_if7_queen karena aku selalu buat MV untuk promo cerita ✌️✌️✌️

I Love you all 💕💕💕

Terpopuler

Comments

Nur Yanti

Nur Yanti

duh nasibmu sungguh miris Julliet.. 😔

2022-04-23

0

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

whaat juliet hamidun 😭

2020-09-16

0

Angely

Angely

what... apa tanggapan keluarga juliet jika tau?

2020-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!