Everybody's lie.
Setiap orang memiliki kebohongan.
White lie.
Black lie.
Dusta tetaplah dusta, tidak ada kebaikan dalam kata tersebut.
…
Katakan Juliet seperti orang yang mendadak bodoh dalam berucap. Perempuan muda itu hanya bisa menerima perlakuan sang suami. Dia hanya mampu menatap wajah pria yang tengah sibuk merawat kakinya.
Sesuatu terasa bertalu dalam dada cukup keras sampai dia mampu mendengarnya. Wajah Juliet terasa memanas, dia takut sang suami akan mendengar debaran jantungnya yang tidak terkendali.
Beberapa kali wanita hamil itu menarik napas sekadar menghilangkan kegugupan yang sedang dia rasakan. Kenapa takdir selalu mengubah hidupnya dengan cepat?
J merawat kaki bengkak Juliet yang terkilir dengan sangat telaten. Entah kebetulan atau apa karena dia sendiri yang terpaksa memberikan pertolongan kepada perempuan muda itu.
Alasannya, dokter kampus di ruang kesehatan tidak ada di tempat atau mungkin belum datang. Entahlah banyak kemungkinan yang J pikirkan. Masalahnya dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
"Mm, sebaiknya kau pakai krim yang itu saja!" ucap Juliet sambil menunjuk pada sebuah produk obat di dalam kotak P3K.
J mengambil apa yang disarankan Juliet, sebuah krim anti bengkak dengan isinya yang bening. Krim dengan kemasan seperti pasta gigi dan bentuknya yang lebih kecil menjadi pilihan J untuk merawat sang istri.
Juliet memejamkan mata saat krim dingin itu menyentuh bagian pergelangan kakinya. Jari telunjuk J yang menyentuh permukaan kulitnya memberi efek tersendiri.
Kenapa Juliet begitu gugup seolah dia tidak pernah bersentuhan dengan pria itu. Perut Juliet berdesir, mungkin janinnya merasakan kehadiran sang ayah. Juliet hanya mengusap perutnya saat sesuatu seperti sengatan listrik yang cukup keras dan membuatnya terkejut.
"Kau baik-baik saja?" tanya J, sepertinya dia melihat ekspresi wajah Juliet. "Apa ini sakit?"
Juliet menggelengkan kepala dan merutuki kebodohannya yang membuat pria itu bereaksi. Juliet masih mengingat isi surat yang berisi satu kalimat dengan dua kata singkat. Surat yang mewakili pribadi seseorang seperti J.
Pertanyaannya, apakah surat dan cincin itu akan diberikan J untuk dirinya?
"Sudah selesai! Apa kau ingin masuk ke kelas? Atau pulang saja?" Juliet tersadar dari lamunan karena pertanyaan J. Sebenarnya lidahnya gatal ingin bertanya tentang hubungan Diaval dan J, tetapi Juliet tidak ingin mencampuri urusan pria itu.
"Apa kau akan pergi?" tanya Juliet, dia merasa malu karena bertanya seperti tidak rela jika J meninggalkanya.
"Cherry sedang menungguku!" jawab J singkat.
"Cherry??" Ada nada kesal pada ucapan Juliet.
"Urusan bisnis dengan orang tuanya," jawab J lagi.
"Ya sudah, pergi saja." J menghela napas, Juliet seperti tidak peduli pada apapun yang dilakukan dirinya.
"Aku akan menyuruh supir untuk mengantar pulang. Aku tidak mengizinkan kau pergi dengan orang lain termasuk Diaval, kau mengerti!" tukas J dengan nada memerintah.
Juliet hanya merutuki perkataannya, karena bisa saja J tersinggung dan merasa sakit hati. Semua karena dirinya yang merasa gengsi untuk bersikap manis pada pria dingin tersebut.
…
Rasa sakit masih dirasakan Juliet di pergelangan kakinya, sehingga wanita itu tidak bisa beraktifitas banyak. Gerakannya menjadi terbatas dan dia hanya bisa berdiam diri di kamar saja.
Sudah lewat jam makan malam, tapi J belum juga kembali. Apakah dia masih bersama orang tua Cherry untuk pertemuan bisnis? Ataukah dia juga pergi dengan gadis kaya itu.
Juliet menepuk pipinya, kenapa dia terus memikirkan J? Juliet tidak mau mengakui bahwa sekarang dia terus mengingat suaminya itu.
Suara deru mobil terdengar dari halaman rumah, Juliet segera melihat dari balik tirai kamar. Dia melihat J yang baru turun dari Rolls Royce Phantom miliknya.
Brak …
Hanya selang beberapa menit pintu kamar terbuka secara kasar, membuat wanita yang sedang hamil itu terkejut. Juliet cemas dan lega di saat yang bersamaan. J sudah pulang tetapi dengan tubuh yang gontai serta mata yang memerah.
"J??" Juliet menatap heran pada suaminya yang terlihat mabuk. Pria itu menghampirinya yang sedang berdiri di pinggir ranjang.
"Ada apa?" tanya Juliet saat J sudah berada di hadapannya.
"Apa kau merasa senang saat bersamanya? Apa kau bahagia??" bentak J yang membuat Juliet terkejut dan heran. Kenapa J bertanya seperti itu?
"J, apa yang kau katakan?" Juliet menatap mata J yang memerah, emosi pria itu seperti memuncak.
J mencengkram bahu Juliet dengan keras sampai Juliet merasa kesakitan. "Tidak bisakah kau bersabar sampai bayiku lahir? Saat itu aku akan membebaskanmu selamanya!" marahnya pada Juliet.
"Aku akan memberikan kebebasanmu bersama Toddy atau siapapun yang kau inginkan," ucap J dengan suara yang menggeram.
Juliet membulatkan mata, sungguh dia tidak sedang memikirkan orang yang dimaksud, kenapa tiba-tiba J mengatakan hal itu terlebih pria itu menyebut nama Toddy.
"Kau senang saat bersamanya, 'kan?" Ucapan J melunak, kepalanya tertunduk serta bersandar di pundak Juliet.
Juliet berpikir keras tentang apa yang dikatakan J, apakah itu tentang tadi siang? Dia tidak sengaja bertemu dengan Toddy saat dia keluar dari ruang UKS setelah J meninggalkan dirinya untuk urusan bisnis.
Flash back
Juliet berjalan tertatih, setelah J pergi dia bermaksud pergi ke pelataran parkir untuk pulang karena keadaannya tidak memungkinkan untuk kembali ke kelas.
"Nona Juliet?" Merasa namanya disebut Juliet segera mengalihkan perhatian. Toddy Muller menghampiri dan menatap cemas padanya.
"Toddy?!" sapa Juliet kemudian berhenti berjalan.
"Ada apa ini? Kakimu kenapa?" tanya Toddy.
"Ah, tidak apa-apa, hanya terkilir," jawab Juliet sambil mengibaskan tangan.
"Sepertinya kakimu bengkak, dimana J?" Toddy kembali bertanya.
"Tadi dia pergi bersama Cherry," jawab Juliet, entah kenapa ada kecewa dalam ucapan wanita muda itu.
"Apa? Kau sakit tapi dia malah pergi, dasar pria dingin," ucap Toddy yang ditanggapi senyum oleh Juliet
"Urusan bisnis," ujar Juliet sambil tersenyum.
"Oh, begitu? Ya sudah ayo kubantu!" Toddy menggandeng tangan Juliet tanpa rasa ragu.
"Eh? Tidak perlu, aku bisa sendiri!" ucap Juliet sambil melepaskan tangan Toddy, kenapa pria manis itu tidak mengerti bahwa keadaan tersebut bisa membuat kesalah pahaman untuk orang yang melihat.
Toddy yang tidak peka malah menatap heran pada Juliet. "Hey, kau itu istri J, jadi kau temanku juga," ujarnya.
"Tapi aku- …."
"Sudah, tidak perlu malu! Kau temanku juga jadi jangan sungkan!" ucap Toddy sambil tetap membantu Juliet untuk berjalan.
Toddy adalah pria yang tulus, Juliet sangat menghargai niat baik pria muda tersebut. Juliet memutuskan untuk menerima kebaikan Tody, tetapi bukan karena dia menyukainya.
"Baiklah! Terima kasih, tapi sekali ini saja," ucap Juliet sambil menggandeng tangan Toddy. Tanpa mereka ketahui salah seorang teman kampus melihat bahkan merekamnya.
Flashback End
Tangan Juliet terulur dan mengusap kepala bagian belakang J. Kepala pria muda itu masih tertunduk di pundaknya.
"J?" ucap lirih Juliet. Dia merasa ada gejolak di dalam perutnya.
"Bersabarlah! Aku hanya ingin kau melahirkan bayiku, setelah itu pergilah kemana pun yang kau inginkan," ucap J, dia mengangkat kepala kemudian menjauhkan wajah dari Juliet.
Juliet merasa tidak rela saat suaminya itu menjauh. Entah kenapa dia merasa takut J akan salah paham padanya, dia merasa perlu menjelaskan pada pria itu bahwa semua adalah kesalah pahaman, tetapi Juliet tidak tahu harus mulai dari mana karena selama ini mereka tidak pernah banyak berbicara satu sama lain.
Waktu terasa mencekik, memaksanya menghirup udara dengan sulit. Sesuatu terasa mengganjal dalam tenggorokan sehingga sulit sekali bahkan hanya untuk menarik napas.
Rasanya begitu sakit saat mengingat kembali semua yang sudah dilewati. Juliet hanya menatap punggung J yang berjalan menjauhinya. Semua karena J yang tidak pandai mengekspresikan dirinya.
Pria itu tidak pandai bicara sehingga membuat ketidak jelasan yang berarti. Juliet kembali mengingat isi surat J, dua kata yang tidak pernah pria itu katakan.
Seandainya J bisa sedikit santai dan lebih banyak ekspresi, Juliet akan lebih menghargai semua yang dilakukan J untuk dirinya.
…
Setelah mengetahui tentang perasaan J, hubungan mereka bukannya membaik, Juliet justru merasa sikap pria itu semakin dingin, J sulit untuk dijangkau dan tidak tersentuh.
Juliet hanya bisa menghela napas, apa yang harus dia lakukan? J tidak memberikan satu kesempatan pun untuk dia berbicara, membuat Juliet merasakan sakit di dadanya.
Kenapa rasanya sakit saat diabaikan? Juliet merasa tidak suka, ketika hatinya dipenuhi nama J, pria itu malah berpaling dan tidak melihat ke arahnya.
…
Juliet kembali mengunjungi perpustakaan pribadi di rumah suaminya, dia meneruskan kegiatan membacanya setelah satu minggu kedatangan Diaval.
Sebelum mengambil buku yang diinginkan, wanita itu kembali berkeliling untuk mencari buku lain yang mungkin bisa dia baca. Di bagian rak buku paling belakang dia melihat ada beberapa kotak usang yang sepertinya diisi buku rusak dan bingkai foto.
'Bingkai foto?'
Juliet memutuskan untuk membuka kotak yang sedikit terbuka, ternyata benar isinya hanya buku-buku yang sudah tidak terpakai. Ada bingkai foto itu pun hanya foto bangsawan terkenal Amerika dan putrinya yang sudah lama tidak terdengar kabar beritanya.
"Archibald King dan putrinya Meredith Monroe," ucap Juliet sambil tersenyum, ternyata J juga punya idola, dia menyimpan gambar orang-orang terkenal seperti seorang penggemar.
"Maaf, Nyonya. Sebaiknya Anda menyimpan kembali ke tempat semula!" pinta Marive yang kebetulan sedang menemaninya.
"Kenapa? Foto ini tidak rusak dan masih bisa dipajang," ucap Juliet.
"Tidak bisa, saya mohon!" Marive terdengar memohon.
"Baiklah! Tidak perlu memohon, Marive!" pungkas Juliet sambil menyimpan kembali foto dengan bingkai indah tersebut.
Juliet segera pergi untuk mengambil buku-buku yang sudah dia siapkan di atas meja baca. Dia merasa sedikit kesal, apa dirinya begitu terlarang menyentuh apapun di rumah suaminya.
Itu hanya foto bangsawan Archibald King dan putri kesayangannya Meredith Monroe yang sudah lama meninggal. Kenapa Marive bersikap seolah foto itu adalah foto keramat?
'Archibald King?'
Langkah Juliet yang sudah sampai lorong luar perpustakaan segera terhenti saat menyadari sesuatu. Apakah J punya hubungan dengan kedua orang yang berada di dalam foto? Mengingat nama belakang mereka juga sama.
Apakah itu bagian dari misteri hidup suaminya? Juliet merasa degupan jantungnya semakin keras. Sebenarnya rahasia apa yang J simpan dalam hidupnya?
TBC
Ini adalah novel kesayangan aku banget ... hanya ingin kalian tahu 😁😁😁
Nah bocoran chap depan, J memang ada hubungan sama dua orang di dalam foto ...
See you next chap ...
I Love you all 🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Aba Bidol
Karya yang sangat keren thor. Nyesel baru nemu ceritanya di sini. Tetap semangat berkarya.....👍👍👍💪💪💪🎉🎉🎉
2022-02-17
0
Yohana Putri
sama...ini kesayangan aku banget 😍
2021-03-11
0
Angely
Ayolah J... beri juliet kesempatan tuk menjelaskan
2020-09-11
0