Berbicara tentang orang yang kau pikirkan, apakah itu mengubah pemikiran tentang dirinya? Setiap saat, setiap waktu tidak akan pernah ada habisnya, baik atau buruk segala tentangnya tertanam dalam kenangan.
…
Juliet bisa tersenyum bahagia, akhirnya dia bisa kembali ke kampus untuk melanjutkan pendidikan. J mengijinkannya pergi kuliah supaya dia tidak jenuh dan merasa terpenjara di rumah sang suami.
Ya, walaupun tujuan J hanya demi pertumbuhan janin yang dikandung Juliet. Setidaknya itu membuat Juliet berterima kasih. Suasana hati yang bagus akan sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang sang bayi.
Juliet memang datang ke kampus dengan sang suami, tetapi mereka terpisah karena kelas dan jurusan kuliah yang berbeda, itu lebih baik karena Juliet tidak bisa terus berdekatan dalam waktu yang lama dengan J.
"Mm, selamat datang, Sayang!" seru Molly saat bertemu sang sahabat yang sudah lama tidak bertemu.
"Aku merindukanmu, Molly!!" ucap Juliet dengan tatapan haru.
Ada sedikit hal yang mengejutkan bagi Juliet, hampir semua penghuni kampus memberi ucapan selamat atas pernikahannya dengan J. Dia pikir tidak ada yang tahu tentang pernikahannya. Ah dia lupa kepopuleran seorang J King setara dengan selebriti terkenal.
Berbeda dengan selebritis, J terkenal karena kekayaan juga jati dirinya sebagai seorang pembalap liar dan jangan lupakan ketampanan pria itu yang menjadi daya tarik utama.
Ada yang sedikit mengganjal. Juliet melihat adik J--Diaval, berada di kampus. Untuk apa pria muda itu berada di sana? Terlebih dia terlihat begitu akrab dengan Cherry. Si gadis cantik penggemar nomor satu suami dinginnya.
Juliet juga merasakan tatapan Cherry yang menyimpan rasa tidak suka padanya. Entahlah, tatapan gadis berambut pendek itu seperti wanita yang cemburu. Itu benar, Cherry pasti marah pada karena J menikahinya.
"Selamat datang, Nona Juliet!" Juliet sedikit terkejut saat mendengar suara seseorang.
Toddy Muller menyapa Juliet, pria muda tersebut bersama dua temannya yang lain, Roman dan Fablo. Wajah Juliet terasa memanas, dia merasa gugup karena bertemu lagi dengan pria yang pernah disukainya. Ah tidak, sebenarnya Juliet masih menyukai Toddy, perasaannya tetap sama seperti dulu.
Juliet merutuk, walaupun tidak ada yang tahu dia tetap merasa malu karena menyimpan perasaan kepada pria lain. Dia wanita bersuami, dia juga mengandung benih dari sang suami.
Semua terasa rumit. Apa sebaiknya dia tidak kembali kuliah? Juliet hanya khawatir pertumbuhan bayi kecilnya tidak berjalan dengan baik jika suasana hatinya selalu buruk.
...
Seperti biasa Juliet dan Molly berjalan bersama untuk menuju kelas. Dulu sebelum masuk kelas Molly suka sekali mengoceh tentang idola kampus yang tidak lain adalah J.
Semua sudah berubah dalam waktu yang begitu singkat. Nama J sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang diperdebatkan karena nama Juliet sudah bersanding dengan semua yang berhubungan dengan pria itu.
Takdir memang tidak pernah bisa diketahui. Juliet masih tidak percaya bahwa dia sudah terikat dengan pria yang tidak dia kenal sebelumnya.
"Julie!!!" Merasa dipanggil Juliet segera mengalihkan perhatian pada sumber suara. Seorang gadis yang merupakan teman kampus selain Molly menyapa Juliet dengan ramah.
"Tammy?!" seru Juliet sambil menghampiri teman kampusnya tersebut.
"Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" Gadis bernama Tammy bertanya sambil memeluk Juliet. "Selamat atas pernikahanmu, aku tidak menyangka J benar-benar melamarmu malam itu?"
Juliet terdiam, apa yang sedang dikatakan Tammy? J melamar dirinya? Gadis itu pasti bercanda. Jangankan melamar J bahkan meninggalkan dirinya setelah kejadian malam itu.
"Aku ingat saat J membawa buket bunga dan ternyata tebakanku benar. Kupikir dia ingin melamarmu. Kau memang beruntung." Gadis bernama Tammy terus berbicara, sementara Juliet semakin kebingungan.
"Malam itu aku pulang lebih dulu saat dosen memberi tugas tambahan karen ibuku sedang sakit," ucap Tammy dengan tatapan menerawang seolah mengingat sesuatu. Iya malam itu Juliet, Molly dan Tammy berada di perpustakaan untuk mengerjakan tugas dari dosen. Tammy pulang lebih dulu dan meninggalkan Juliet berdua dengan Molly.
"Aku berpapasan dengan J di depan pintu perpustakaan, aku tidak sempat menyapa karena terburu-buru," tambah Tammy.
Juliet merasakan kepalanya berdenyut. Ucapan Tammy seperti membuka kembali luka yang ingin dia kubur. Malam dimana bencana itu terjadi.
"Julie, apa kau baik-baik saja?" Molly berkata khawatir pada Juliet.
"Baiklah, aku ke kelas duluan, ya?!" Tammy berpamitan setelah menyapa Juliet, tanpa disadari dia sudah membuat Juliet teringat kembali pada kejadian yang membuat takdir hidupnya berubah.
"Aku tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan," ucap Molly tanpa menyadari wajah Juliet yang sudah pucat.
"Ayo, Julie! Kita ke kelas!" ajak Molly dan menggandeng tangan Juliet.
Jantung Juliet berdebar kencang, ucapan Tammy seperti membuka kebenaran dan misteri di balik kekejaman J pada malam itu. Apakah itu jawaban dari pertanyaannya selama ini?
"Mo-Molly, kau duluan saja, a-aku ada urusan sebentar!" Juliet pamit dengan suara yang terbata.
"Begitu, ya? Baiklah, tapi hati-tapi dan jangan sampai terlambat masuk kelas!" ucap Molly dan Juliet hanya mengangguk dengan gerakan kaku.
…
Langkah Juliet sedikit cepat dengan nafas yang terputus-putus, dia juga tidak mampu menahan laju air mata yang sudah turun membasahi pipinya. Pikirannya berkecamuk dengan banyak pertanyaan.
Langkahnya sedikit melambat dan ragu serta tatapan yang menyiratkan rasa takut. Juliet menatap pintu gudang kampus yang tidak pernah dikunjungi siapapun.
Dia ingat tempat itu adalah neraka yang diciptakan J untuk dirinya. Kisah pahit hidupnya bermula dari tempat itu sampai dia harus terikat dengan pria tidak berperasaan seperti J.
Kriet …
Suara engsel pintu berderit karena sudah lama tidak berpelumas. Langkah Juliet sedikit limbung. Gambaran itu kembali berputar dalam ingatannya. Tatapan wanita muda memindai seisi ruangan yang hanya diterangi cahaya matahari menembus jendela kotor dan usang.
Mata Juliet menemukan benda dan tergeletak di lantai yang berdebu. Dua kalung hitam dan emas putih dengan inisial yang sama. Juliet memejamkan mata dan cairan bening kembali terjatuh.
Dia ingat J menarik kalung itu dari lehernya saat kesuciannya juga direnggut paksa. Rasa perih di seluruh tubuhnya juga seperti menggores kembali luka lama yang belum sembuh.
Tatapan Juliet kini beralih pada sudut ruangan dengan tumpukan buku usang, dia melihat tumbuhan yang sudah mengering. Juliet melangkah dan mendekati gundukan tersebut.
Tangan Juliet bergetar saat menyentuh tumbuhan bekas bunga yang berbentuk mawar yang terikat pita putih yang masih utuh. Juliet tergugu saat melihat sebuah kotak kecil beludru hitam serta sebuah amplop putih yang juga ditutupi debu.
Juliet mengambil kotak hitam dengan ragu kemudian membukanya, sebuah cincin emas putih sederhana dengan permata kecil di tengahnya. Juliet menutup mulutnya tidak percaya, benda cantik itu bersinar karena pantulan cahaya dari jendela.
Juliet juga mengambil amplop berdebu dan membuka isinya, sebuah kalimat seperti menghancurkan perasaannya. Tulisan tangan dengan inisial nama si penulisnya.
'Aku mencintaimu.'
'J'
Juliet tersedu, hatinya terasa begitu sakit. Jadi inikah alasan J melakukan kegilaan pada dirinya? Mungkin J mendengar semua percakapan dirinya dengan Molly di perpustakaan.
Itu benar, J pasti mengetahuinya, dia kecewa karena dengan jelas Juliet dan Molly sedang membicarakan pria yang tidak lain adalah Toddy Muller sahabat J. Pria yang disukai Juliet.
"Oh, J!" Juliet meremat kertas berisi satu kalimat tersebut. Sekarang Juliet sadar semua memang kesalahannya. J tersakiti karena kebohongannya. Pria itu sakit hati, cemburu dan kecewa.
Dia tidak tahu jika perasaan pria dingin itu begitu tulus pada dirinya. J yang tidak banyak bicara membuat Juliet merasa ragu, tetapi sekarang dia tahu di balik sikapnya J punya sanubari yang indah.
Juliet masih menangis seperti menghabiskan sisa air matanya. Dia merasa bersalah karena perasaan J tidak dia balas selama ini. Hatinya tertutupi oleh pesona seorang Toddy Muller dan segala keramahannya.
…
Setelah menangisi takdir yang tidak diharapkan, tangisan Juliet akhirnya mereda, dia melewatkan satu jam mata pelajaran. Molly pasti menunggu dan mencemaskannya.
"Ayolah, Cherry! Kakakku tidak akan suka padamu."
Langkah Juliet terhenti saat tidak sengaja melewati pintu ruang kelas musik yang kosong karena mata pelajaran tersebut hanya di akhir minggu.
"Aku tidak peduli, kau harus membantuku, Diaval!"
Tidak perlu bertanya, Juliet tahu siapa mereka. Apa yang mereka rencanakan? Kenapa Diaval dan J tidak seperti kakak dan adik? Rahasia apalagi yang disimpan J?
"Juliet sedang hamil, mereka sudah terikat," jawab Diaval.
"Itu pasti karena dia dirayu," ketus Cherry.
Dari balik pintu Juliet hanya bisa mengeratkan pegangan pada tas selempang yang menggantung bahunya. Pembicaraan Cherry dan Diaval membuat emosinya sedikit tidak stabil.
"Kau pikir kakakku bisa menyentuh sembarang wanita? Kau tahu kakakku itu begitu dingin pada semua orang," ucap Diaval, "tapi tenanglah aku juga punya rencana untuk menghancurkan hidupnya."
Juliet hanya bisa mendengar semuanya. Kenapa Diaval tega melakukan hal buruk pada kakaknya sendiri.
"Aku tidak tahu dendam apa yang kau miliki padanya, tetapi jangan pernah menyakiti J, ingat itu, Diaval!"
Juliet tidak mampu lagi mendengar semua percakapan Cherry dan Diaval. Pikirannya semakin kacau, dan dia tidak bisa mundur karena dia sudah masuk dalam lingkaran hidup si pria dingin.
Langkahnya pelan dan tidak tertuju, Juliet bahkan tidak memperhatikan jalanan yang dia pijak. Sampai di sebuah tangga yang menuju ruang kelas, tanpa sengaja kakinya tersandung dan hampir terjatuh.
Juliet memejamkan mata karena pasti tubuhnya akan menghantam lantai dengan keras.
Wanita muda itu membuka mata dan merasakan tubuhnya melayang. Dia terkejut karena dia berada dalam gendongan seorang pria.
"J!" Wanita muda itu memanggil nama sang suami. Ternyata pria itu sudah menolongnya terhindar dari rasa sakit.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya J dengan nada suara yang dingin, tetapi terlihat kecemasan pada tatapannya. Tubuh Juliet masih berada dalam gendongannya.
Juliet hanya menatap tanpa berniat menjawab pertanyaan pria itu. Ada debaran aneh dalam hatinya, tetapi Juliet berusaha mengenyahkan pikiran itu.
"Kalau kau terjatuh itu akan sangat beresiko untuk bayinya," ucap J kembali. Dia bersumpah melihat sedikit senyuman di bibir sang istri.
"Maaf, aku kurang berhati-hati, terima kasih karena menolongku," ucap Juliet dengan wajah yang memerah.
"Kakimu terkilir, akan aku obati," ucap J, seperti biasa ucapannya selalu tidak jelas bagi Juliet. Wanita muda itu hanya mengangguk dan melingkarkan tangan di pundak suaminya.
Entah apa yang terjadi, sebuah perasaan baru muncul di hati Juliet. Apa itu karena dia tahu perasaan J yang sebenarnya? Juliet masih berpikir dia hanya terbawa suasana hanya karena sebuah kalimat di dalam surat.
Tanpa J sadari, Juliet sedang menatapnya. Pria itu membawa sang istri ke ruangan kesehatan yang letaknya cukup jauh dari kelas wanita yang sedang digendongnya.
TBC
Siapa yang kangen J & J hayooo ...
Sudah siap untuk sweet scene pasangan ini? Santai, ya? Kisah mereka masih panjang kok, masih banyak rahasia J yang belum Juliet ketahui, jadi sabar ya all??
Adegan² mengharukan akan muncul di chap² selanjutnya ... Stay untuk story ini ...
Oh iya aku juga buat MV untuk cerita ini IG ... kunjungin klo kalian penasaran _if7_queen ...
See you next chap
I Love you all 💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
MMM 🥰
J akuu padamu 😍😍
2021-07-06
0
Angely
akhirnya sikap J terungkap, juliet pasti menyesal dan merasa bersalah slma ini
2020-09-11
0
Mmh Elsa
lama amat thor, nanti keburu lupa ceritanya
2020-07-11
1