" Santi, kau rapihkan semua dokumen itu." Suruh Yoga sambil menunjuk dokumen yang berserakan di lantai
" Baik pak Yoga."
Santi mengambil seluruh dokumen yang berserakan
" Kau mau istrimu ingin di sentuh?"
" Apa, katakan?"
" Kasih obat perangsang di minuman dia, pasti jadi malam pertama kalian, jangan lupa juga kasih obat penyubur." Ucap Yoga sambil cengengesan
" Aku tidak habis pikir, kau berpikir gila seperti itu."
" Tidak ada alasan untuk meninggalkanmu, setelah dia hamil, aku hanya mengasih solusi yang baik."
" Tapi bukan begitu caranya, kau gila, apa kau sudah sering hingga tau hal seperti itu?
" Hahaha, pernah, Ardi kita itu bukan anak SMA, yang tidak tau hal seperti itu." Jawab Yoga sambil tertawa
Santi sambil merapihkan dokumen bergidik ngeri dengan perkataan Yoga
" Apa dia sudah sering, wajah polos seperti pak Yoga paham dengan hal itu." Batin Santi
...****************...
Lisa pulang di antar oleh Ria, karena paginya dari bandara langsung ke rumah sakit Harapan.
" Lis, boleh tanya sesuatu?" Tanya Ria dengan ragu-ragu
" Boleh, mau bertanya apa, tapi nanti saja, kau pokus saja dulu menyetir."
" Tapi ini penting Lisa."
" Tentang apa, kenapa wajahmu bingung seperti itu?"
" Apa kau tidak ada perasaan dengan Livino, atau kau masih mencintai Ardi?"
" Tidak ada." jawab Lisa dengan ketus
" Kau tau, sendainya aku tidak memiliki hubungan darah dengannya, siapa yang tidak tertarik dengannya, wajah tampan, murah senyum, ramah, perhatian, penyang, semuanya ada dalam diri kak Livino, termasuk aku yang tertarik padanya dari pertama bertemu, tapi rasa itu harus aku kubur dalam-dalam, hingga aku bertemu dengan si brengsek Ardi." Batin Lisa
Karena Ria setiap melihat Lisa dengan Livino, Lisa seperti menemukan kebahagiaan yang tidak ada putusnya senyum manis di bibirnya tidak pernah pudar, Ria bertanya lagi meski sudah di jawab oleh sahabatnya
" Yakin, kau tidak menyukainya, tidak memiliki perasaan dengannya?"
" Yakinlah, kenapa kau bertanya seperti itu terus sih, jangan-jangan kau suka sama kak Livino?"
" Hahaha, hanya orang yang bermata buta yang tidak menyukai Livino, wajah tampan, kepribadian baik, lembut, ramah, perhatian, penyang, yang terakhir senyumnya sangat manis." Jawab Ria sambil tertawa
" Eh buset, jadi kau bener-bener menyukai kak Livino?"
" Becanda Lis, kenapa matamu melotot seperti itu, bukankah kau tidak menyukai Livino?"
" Sebenarnya sih, sudah suka dari kau mengenalkan Livino padaku." Batin Ria
" Oh, kirain, tapi jika benar kau menyukai kak Livino, aku sangat setuju, kau orang yang pantas untuk mendampinginya."
" Jawaban apa yang Lisa katakan, dirinya bener-bener tidak menyukai Livino, lalu selama 1 tahun ini mereka hubungan seperti apa, kemesraan yang mereka perlihatkan seperti nyata, seperti Livino itu kekasihnya." Batin Ria
" Sudah, kau fokus saja menyetir."
" Hahaha, siap nyonya Ardi." Jawab Ria sambil tertawa
" Jangan terlalu mimpi, aku tidak akan menyukai pria dingin seperti Ardi."
" Baiklah."
Setelah menempuh perjalanan 37 menit Lisa sampai di rumah, lalu Lisa langsung turun dari mobil
" Ria, terimakasih."
" Iya, langsung istirahat ya, kau sangat lelah hari ini, ya sudah aku pulang dulu."
" Iya, hati-hati."
" Siap Lisa."
Lisa berjalan masuk dengan wajah yang masih sedikit pucat
" Sore nona muda." Sapa Bi Minah dengan ramah
" Sore juga Bi." Jawab Lisa sambil tersenyum manis di bibirnya. Lisa langsung melanjutkan langkah nya
" Mimpi apa, nona muda menjawab sapaan aku dan tersenyum, pantas saja tuan muda sangat tergila-gila sama nona muda. Jika tersenyum sangat manis, aku saja yang wanita sangat tergoda dengan senyuman nona muda." Batin Bi Minah
" Sore sayang." Sapa Mirna sambil tersenyum
" Sore juga mah." Jawab Lisa sambil tersenyum
Mirna merasa sapaannya di respon dirinya langsung mendekati Lisa
" Sayang, kenapa kau sakit?" Tanya Mirna dengan wajah kuatir
" Tidak mah, Lisa hanya terlalu lelah, Lisa masuk kamar dulu ya mah." Jawab Lisa masih tersenyum
" Iya sayang."
Lisa langsung menaiki tangga
" Apa Lisa sudah menerima Ardi. Jika memang seperti itu, aku sangat bersyukur, aku selalu ingin melihat Lisa seperti dulu." Batin Mirna
Tidak lama Ardi pun datang
" Sore mah." Sapa Ardi dengan wajah di tekuk
" Sore juga sayang." Jawab Mirna sambil tersenyum
" Mah, kenapa seperti menemukan sesuatu yang hilang, wajah mamah terlihat bahagia."
" Oh, tadi Lisa menjawab sapaan mamah sambil tersenyum, mamah sangat bahagia melihat Lisa tersenyum."
" Mamah, hanya di jawab sapaannya oleh Lisa, sangat bahagia." Batin Ardi
" Mah, Ardi masuk kamar dulu."
" Iya sayang."
Ardi langsung menaiki tangga lalu langsung masuk ke dalam kamar. Ardi melihat istrinya yang bersandar di sofa dengan wajah pucat. Ardi langsung mendekati istrinya
" Apa kau sakit?"
Ardi bertanya karena dirinya tidak pernah tau jika istri memiliki trauma jika mendengar bantingan barang-barang. Lisa langsung mengambil surat perjanjian lalu mengasihnya pada suaminya tanpa menjawab pertanyaan suaminya. Ardi langsung mengambilnya, lalu dirinya langsung di buka. Surat itu surat perjanjian dirinya bersama Lisa. Ardi membaca pihak A ,Ardi Setiawan. Pihak B, Lisa Ayunda. Jika pihak A melakukan kekasaran dan ikut campur urusan pihak B, pihak B boleh meminta gugat cerai. pihak B tidak boleh ikut campur masalah kepribadian pihak A termasuk hubungan dengan wanita lain. Itu lah yang tertulis di surat perjanjian. Ardi langsung menatap tajam pada mata istrinya
" Aku tidak akan pernah menandatangani surat perjanjian konyol seperti ini, aku juga ingin lihat berapa lama kau akan bertahan dengan si brengsek itu, dan perlu kau ingat aku sampai kapan pun tidak akan pernah menceraikanmu."
Ardi langsung merobek-robek surat perjanjiannya lalu membuang di lantai
" Apa dia bilang Livino brengsek, bukankah kau yang brengsek, kak maafkan Lisa, kau selalu terlibat dalam masalahku." Batin Lisa
Lisa langsung membaringkan tubuhnya dirinya tidak ingin berbicara karena tubuhnya masih sedikit getar jika mengingat kejadian semalam. Ardi menatap istrinya dengan tatapan kosong
" Apa iya, aku harus mengikuti saran Yoga agar aku bisa mempertahan rumah tangga kita, tapi jika aku melakukan itu apa kau akan semakin membenciku Lisa, sudah 10 hari kita menikah jangankan tidur satu ranjang, berbicara denganku saja susah sekalih, mamah tadi bahkan sangat bahagia saat kau menjawab sapaannya, aku pikir kau akan baik juga padaku setidaknya mau berbicara denganku, tapi ternyata tidak." Batin Ardi
Ardi langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. Setelah Ardi masuk ke dalam kamar mandi Lisa langsung merenung
" Kenapa kau tidak ingin melepaskan aku, bukankah dulu kau meninggalkan aku, apa kau menyesal telah meninggalkan aku, hingga kau ingin mempertahankan hubungan yang sudah berakhir, kita memang sudah menikah, tapi bagi aku pernikahan kita sudah tidak ada artinya." Batin Lisa
Dert...dert..
Suara ponsel Lisa berbunyi WhatsApp dari Livino. Lisa mengambil ponselnya, lalu langsung membuka chat dari Livino
Temui kaka besok siang sayang, di restoran 99, kaka ingin menyelesaikan masalah ini
" Apa maksud Kaka, masalah apa, sudahlah lebih baik aku tidar, kemarin malam aku hanya tidur sebentar."
Lisa langsung berbaring lalu dirinya menarik selimut untuk menyelimuti tubuh sendiri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Nyai iia
aku mampir nih, yuk saling dukung..
like buat kamu thor..
jangan lupa feed back nya ya..
"i will die in love"
2021-03-23
1
👑Meylani Putri Putti
semangat thor
2021-03-13
1
Dea Relita
15 like mendarat, aku nyicil hehe
semangat selalu buat kak author, di tunggu feedback nya
2021-03-08
1