Ardi dan Lisa sudah ada di rumah, kerena akan pindah ke rumah Mirna
" Lisa apa barang-barang sudah tidak yang tertinggal?"
" Tidak ada Ayah."
" Loh, anak mamah mukanya di tekuk gitu?"
" Mah Lisa sudah senyum yang paling manis nih." Jawab Lisa sambil tersenyum
" Sudah, sekarang sudah sore kalian berangkat."
" Baik Ayah."
" Ardi, Ayah nitip anak Ayah satu-satunya. Jika susah di atur tolong di didik yang benar, Ayah tau, Lisa orang yang sangat kasar, persisnya bukan kasar tapi pendiam."
" Iya Ayah, Ardi pasti akan menjaganya sebisa Ardi."
" Lisa, kau harus jadi istri yang baik, harus patuh apa kata suami, sekarang Lisa sudah menjadi istri Ardi. Jangan mempermalukan keluarga karena tingkah lakumu."
" Lisa ngerti yah."
Lisa langsung menatap suaminya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Ardi yang di tatap istrinya mengerti maksudnya, tapi tetap tersenyum.
" Mamah, Ayah, kalau begitu Ardi sama Lisa pamit dulu." Ucap Ardi
" Iya, Hati hati nak."
" Iyah mah" Jawab Ardi dan Lisa berbarengan
Lisa dan Ardi berjalan mendekati mobil. Ardi membuka pintu mobil depan, tapi istrinya masuk di belakang. Ardi tidak bertanya langsung masuk mobil dirinya langsung melajukan mobilnya. Kedua orang tuanya sangat kecewa melihat tingkah anaknya
" Ayah apa Lisa akan seperti dulu lagi, aku tau Lisa dulu seperti ini, tapi semenjak kenal Ardi, Lisa berubah menjadi ceriah dan hangat?"
" Semoga saja mah, Ayah tidak tau, tapi yang Ayah tau, Ardi orang yang sabar, jadi kita hanya bisa berdo'a saja."
"Iya yah."
Di mobil Lisa dan Ardi hanya diam. Lisa sibuk balas chat, yang Ardi tidak tau chat dari siapa hanya terdengar getaran ponselnya. Ardi melihat dari kaca spion, bahkan Lisa tidak sedikit pun tersenyum. Wajahnya memasang wajah yang serius
" Gimana hari ini, apa melelahkan?"
Lisa tidak menjawab pertanyaan dari suaminya, masih tetap fokus dengan ponselnya. Ardi diam lagi, tapi tidak bisa di bohongi pikirannya sudah sangat kacau. Sampai sekarang Lisa masih bungkam dengan dirinya
" Apa Lisa sangat membenci ku." Batin Ardi
Setelah menempuh perjalanan 26 menit mereka sampai. Ardi turun dari mobil bersama Lisa. Mirna yang sedang di taman melihat anak dan menantunya, hatinya sangat sakit, pernikahan itu harusnya bahagia, tapi sekarang menjadi tambah kacau. Mirna tidak menemukan sosok seorang Lisa, Gadis yang selalu ceria dan banyak bicara
" Sore Tuan muda, sore Nona muda." Sapa asisten rumah tangganya yang bernama Bi Minah
" Iya Bi." Jawab Ardi sangat ramah
Sedangkan Lisa jangankan bersuara mengangguk saja tidak
" Tuan muda, biar Bibi saja yang bawa kopernya."
" Tidak perlu Bi."
" Ayo masuk." Ajak Ardi
Lisa masuk mengikuti suaminya langsung menaiki tangga
Bi Minah mengelus dadanya dirinya melihat Nona muda tanpa suara, tapi tatapan matanya membuat bi Minah merinding
" Istri tuan muda, sepertinya sangat galak, tatapan mata yang tidak bisa di artikan dan aura yang sangat dingin."
"Siapa yang dingin bi?"
" Eh nyonya, saya minta maaf nyonya, saya tidak bermaksud berbicara seperti itu." Jawab Bi Minah sambil menunduk
" kenapa nyonya jalan tidak terdengar, ini mulut main jeblak saja." Batin Bi minah
" Tidak apa-apa Bi, tadi menantu saya, wajar belum terbiasa di rumah ini."
" Iya nyonya, saya ke belakang dulu."
" Iya."
Ardi dan Lisa sudah di kamar.
" Lemari ini kosong, kau boleh pakai dan meja rias yang itu juga untuk menyusun alat kecantikanmu."
Lisa membuka kopernya
" Apa perlu aku bantu?"
Lisa tidak menjawab
" Apa perlu Bi Ira yang beresin?"
Lisa masih diam sambil menyusun barang-barangnya
" Ya sudah kalau begitu. Jika kau perlu apa-apa tekan tombol ini, nanti Bi Ira kesini, yang membersihkan kamar ini tugasnya Bi Ira."
Lisa masih tetap tidak menjawab
" Baiklah, aku mandi dulu."
Ardi jalan ke dalam kamar mandi. Lisa menatap sekelilingnya. Semuanya penuh dengan foto dirinya, mau pun foto saat dengan Ardi atau foto saat dirinya masih SMA. di saat dirinya menolak Ardi setiap hari. Lisa berdiri langsung berjalan mendekati foto dirinya yang memakai seragam Sekolah
" Apa kau masih mencintaiku? Lalu kenapa kau tidak datang saat sudah wisuda, atau foto ini memang belum sempat kau buang?"
Lisa berbicara dengan fotonya sendiri. Tidak terasa air mata Lisa langsung menetes. Lisa menaro fotonya kembali, dirinya langsung melanjutkan menyusun pakaian lagi. Setelah selesai mandi Ardi langsung keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk dirinya berjalan mendekati lemari
" Apa kau gila, disini ada seorang wanita?Ucap Lisa sambil menutup mata dengan kedua telapak tangannya
" Aku lupa, tidak membawa baju."
Ardi mengambil baju, lalu melirik istrinya, dirinya langsung berjalan ke dalam kamar mandi. Setelah mengganti baju. Ardi bercermin sambil tersenyum, meski istrinya tadi marah, tapi ini pertama kalinya istrinya berbicara
" Dasar bajingan, sudah tau di kamar ada wanita, dia dengan santainya berjalan hanya pakai handuk."
Ardi yang mendengar perkataan istrinya yang berbicara sendiri dirinya tersenyum lagi
" Apa kau tidak sadar, kalau kau sudah menjadi istriku." Batin Ardi
Ardi langsung keluar dari kamar mandi
" Mandi dulu, biar aku bereskan sisanya."
Lisa tidak menjawab dirinya langsung berjalan sambil membawa baju ke dalam kamar mandi. Ardi menyusun baju dan alat kecantikan istrinya.
" Sudah 5 tahun berlalu, dia masih seperti dulu yang selalu memakai bandu kelinci."
Setelah selesai Ardi menunggu istrinya. Lisa keluar dari kamar mandi
" Cinta, ayo makan."
Deg , detak jantung Lisa sangat kencang setelah di panggil Cinta
" Jangan sampai aku menyukai dia lagi." Batin Lisa
"Ayo makan, Mamah sama Ayah sudah menunggu."
Ardi tau istrinya tidak akan bersuara dirinya langsung keluar, di ikuti oleh istrinya
" Malam Mah, malam Ayah." Sapa Ardi
Lisa masih tidak ada suara
" Sayang, duduk anggap saja, seperti mamah dan Ayah sendiri." Ucap Mirna
Lisa duduk masih tidak ada suara. Mirna mengambil makanan untuk menantunya. Lisa masih membisu. semuanya makan tanpa suara, tapi tidak bisa di bohongi kedua orang tua Ardi sangat kecewa dengan perubahan sikap Lisa. Mirna sangat mengenal sosok Lisa, tapi kali ini dirinya juga seperti orang asing. Bukan hanya sama Ardi, tapi keluarga Ardi juga sama. Hingga mereka selesai makan. Lisa langsung berjalan menaiki tangga. Tinggal Ardi dan kedua orang tuanya
"Ardi, Mamah harap kau bisa sabar, ini memang salah mamah, menyuruh kalian putus."
" Tidak apa-apa mah, tidak perlu menyalahkan diri sendiri, kalau begitu Ardi masuk kamar dulu mah."
" Iya sayang."
Ardi menaiki tangga mengikuti istrinya yang lebih dulu ke kamar. Ardi melihat istrinya yang akan tidur di sofa
" Cinta, biar aku yang tidur di sofa, kau tidur di ranjang saja."
Lisa langsung tidur di sofa tanpa menjawab ucapan suaminya, tapi detak jantung Lisa selalu kencang setiap di panggil Cinta. Ardi menarik nafas dengan pelan lalu langsung melangkah ke tempat kerja. Melanjutkan kerjaan untuk besok. Tidak bisa di bohongi hati Ardi sangat sakit, tapi Ardi tetap sabar, tidak ingin semakin di benci oleh orang yang Ardi cintai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Aysel
nyicil bacanya yaa 🤗
2021-03-29
1
Winda Saha
yuhuu
2021-03-16
1
👑Meylani Putri Putti
up lanjt thor
2021-03-12
0