Sehari Bersamamu (1)

Seminggu sudah Suci bekerja sebagai sekretaris Nico. Kini ia sudah menguasai sistem di perusahan Karya Abadi Garment ini yang memiliki tiga pabrik garmen. Pandangannya fokus ke layar laptop dengan berkas-berkas yang menumpuk tinggi menunggu untuk di kerjakan. Suci menempati meja kerja yang sebelumnya ditempati Yola.

Suci melirik jam tangannya, ia akan menemani Nico meeting bersama klien di restoran jepang.

"Pak Nico, sudah waktunya berangkat meeting. Saya sudah siapkan berkas yang akan dibawa." ujar Suci saat memasuki ruangan Nico.

Nico memdongak, memandang jam di dinding "Oh iya, hampir lupa. Ayo kita berangkat!" Nico bergegas memakai jas yang tersampir di kursi kebesarannya. Rasa kaku pada dirinya mulai mencair, setelah terbiasa berinteraksi selama seminggu ini.

"Tunggu Pak Nico!" Suci menahan Nico sebelum mencapai pintu. Nico membalikkan badannya dan mengerutlan kening, seolah bertanya ada apa.

"Dasinya kurang rapi Pak, boleh saya bantu betulin?" tawar Suci. Nico sekian detik berpikir lalu menganggukan kepalanya, biar lebih cepat apa salahnya menerima bantuan Suci. Kalau harus bercermin di lorong kamar mandi akan mengulur waktu lagi.

Suci menaruh mapnya di atas meja sofa. "Maaf ya Pak," Suci meminta ijin lagi saat dirinya akan menyentuh simpul dasi yang miring.

Nico mencoba menahan nafas saat jemari lentik suci menyentuh dadanya. Padahal bukan sentuhan skin to skin, hanya gerakan jari saat memperbaiki dasinya. Tapi mampu menghasilkan desiran halus mengaliri seluruh tubuhnya.

"Sudah Pak..." Suci mengulas senyum tipis selesai membantu bossnya itu.

"Terima kasih." sahut Nico yang baru tersadar setelah mendengar Suci bicara.

Suci berjalan di belakang Nico melewati deretan kubikel staf marketing yang sedang bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Suci mengembangkan senyum ramah saat melewati mereka.

"Gue baru lihat sekretaris baru Pak Nico, busyet dah bening banget...." celetuk Bayu dengan suara keras ditengah suasana hening ruangan itu. Ia sudah memastikan orang yang dibicarakannya sudah memasuki lift.

"Akankah Pak Nico terpikat ya ? Selama kerja disini gue belum dengar si boss punya pacar." Dina menyahut sambil berdiri dari kubikelnya.

"Nggak tau lah selera si boss kayak apa. Padahal sempurna banget, ganteng, kaya, anak direktur, pewaris perusahaan ini. Andainya dia mau sama aku ulala...." Rere menyandarkan punggungnya di kursi dengan pikiran melayang, membayangkan dirinya dilamar oleh Nico dengan seikat bunga dan cincin berlian terikat pita di tangkai bunga."

"Woi sadar...ngelamun jorok ya..." Dina melempar Rere yang sedang senyum-senyum sendiri dengan bulatan kertas. Membuat Rere mendengus sebal, lamunanya buyar padahal selangkah lagi ia akan meraih buket bunga.

"Kalian berisik banget sih...kerja kerja kerja !" Rinto yang dari tadi diam saja, mulai bersuara karena konsentrasinya terganggu dengan obrolan unfaedah rekan-rekannya. Langsung saja suasana kembali senyap, kembali ke dunia.kubikelnya masing-masing.

****

"Pak Nico, saya duduknya dimana ?" Suci berdiri bingung didepan mobil saat Nico membuka pintu kemudi. Ini kali pertama mereka pergi keluar dan hanya berdua.

"Duduk didepan saja..." sahut Nico. Ia terlebih dulu masuk ke dalam mobil kemudian diikuti Suci. Satu jam lagi meeting akan diadakan disebuah restoran Jepang. Perjalanan normal hanya membutuhkan waktu 30 menit tapi tahu sendiri, bagaimana padatnya jalanan ibukota. Lebih baik datang lebih awal daripada telat datang karena meeting ini sangat penting, akan membicarakan kerjasama export pakaian olahraga dengan salah satu brand olahraga dunia yang perwakilannya ada di Indonesia.

Hening.

Sepanjang perjalanan belum ada yang memulai obrolan. Suci memilih diam karena sungkan, sebagai karyawan baru ia sangat menjaga imej jangan sampai dikira sok akrab dengan atasannya itu. Tapi hanya diam juga nggak nyaman, rasanya jadi mengantuk. Duh, galau.....batin Suci.

Nico, ia bingung harus bicara apa. Dengan tangan tetap diatas stir, sesekali ia melirik dengan sudut matanya, melihat Suci yang hanya memandang lurus ke depan. Mau membuka obrolan membahas pekerjaan rasanya tidak pas, bolehkah bertanya soal pribadi....pikirannya berkecamuk menimang-nimang etis tidaknya bertanya hal pribadi.

"Suci."

"Pak Nico."

Mereka saling menoleh dan bersamaan mengucap nama. Keduanya terkekeh, karena tak sengaja berbarengan bicara. "Pak Nico dulu deh..." Suci mempersilakan dengan gestur tangannya.

"Kamu aja dulu..." Nico balik mempersilakan. Sudut bibirnya tertarik, ia senang melihat Suci saat sedang tersenyum.

"Hm. Benarkah Pak Nico putranya Pak Direktur ? Maaf bukan kepo, maksud saya bertanya, sebagai sekretaris saya harus tahu garis besar informasi Pak Nico sebagai atasan saya.

Mobil berhenti saat lampu merah menyala. Nico menatap Suci, "Iya. Aku anak kedua, kakak aku perempuan dan sudah menikah ikut suaminya tinggal di Bali."

Suci menganggukan kepalanya. "Dan aku jomblo abadi...." entah kenapa kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Nico tanpa beban.

"He he nggak mungkin Pak Nico tidak disukai perempuan. Anda punya segala yang diimpikan kaum perempuan. Tampan, mapan, juga baik. Paling juga Pak Nico nya yang selektif..." Suasana perjalanan mulai hangat dengan perbincangan santai keduanya.

Nico hanya tersenyum tipis tanpa menanggapi ucapan suci. Kembali ia melajukan mobilnya saat lampu lalu lintas menyala hijau. Tinggal satu belokan lagi akan sampai ke lokasi."Giliran Pak Nico, mau bicara apa tadi?" Suci menoleh ke arah Nico yang fokus memperhatikan jalan.

"Suci, apa kamu sudah punya pacar?"

Sayangnya, pertanyaan itu hanya terucap di hati. Sepersekian detik otaknya menahan kalimat itu meluncur dari bibirnya. Terlalu dini untuk menanyakan hal sepribadi itu. "Jangan sampai Suci salah faham terhadapku, meski aku sangat ingin tahu," batin Nico.

Mobil telah tiba di parkiran restoran. Nico yang sedang berpikir untuk mengganti pertanyaan, akhirnya terputus. "Nanti kita sambung lagi..." Nico melepas sabuk pengamannya. Suci pun mengangguk, ikut melepas sabuknya.

"Pak Nico, ini pertama saya makan di restauran Jepang. Secara etiket, saya sudah memahaminya dari gugling. Tapi untuk menu makan, jangan kasih saya menu dengab ikan mentah ya..." Permintaan Suci dengan wajah memelas sebelum mereka keluar dari mobil, membuat Nico terkekeh dan langsung mengiyakan.

****

Pertemuan berlangsung lancar dan membuahkan hasil kerjasama saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Pukul 13.30 meeting selesai setelah diselingi makan siang bersama di ruang private yang sudah di reseve sebelumnya.

"Pak Nico, saya mau ke mushola dulu mau sholat Duhur..." ujar Suci minta ijin sebelum keluar meninggalkan restoran. Nico mengangguk, ia yang juga muslim tapi sholatnya sangat jarang dan malas. "Aku tunggu di taman samping, sekalian mau merokok dulu..." Nico dengan dagunya menunjuk taman asri dekat mushola.

"Suci, kita nggak usah ke kantor lagi, aku mau beli setelan kerja dulu. Tolong bantu pilihkan ya..." pinta Nico saat mobil keluar meninggalkan parkiran.

"Baik Pak."

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

modus dimulai 😁😁😁

2024-04-24

0

Rahayu

Rahayu

dasar kang modus

2022-04-23

2

Mbah Edhok

Mbah Edhok

kok bolong-bolong bang, sholatnya.

2022-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 2. Mencari Tahu
3 3. Operasi
4 4. Keputusan
5 5. Tanggungjawab Nico
6 6. Janjimu Dusta
7 7. Persiapan
8 8. Jakarta
9 9.Terungkap
10 10. Kenalan
11 11. Surat Kesembuhan
12 12. Lowongan Sekretaris
13 13. Kini Kau Mendekat
14 Sekretaris Suci
15 Sehari Bersamamu (1)
16 Sehari Bersamamu (2)
17 Kopi Less Sugar
18 Maafkan Caraku Memilikimu
19 Perubahan
20 Kok Aku Kesel
21 Pesonamu
22 Dua Perempuan
23 Lampu Hijau
24 Hati Dua Pria
25 Cara Halus
26 Cara Halus (2)
27 Ujian
28 Pendekatan
29 Mengungkapkan
30 Minta Pendapat
31 Tamu Malam Minggu
32 Minggu Kita
33 Kasmaran
34 Taman
35 Taman (2)
36 Lega
37 Akal
38 Akal (2)
39 Percaya Padaku Saja
40 Ultimatum
41 Ultimatum (2)
42 Persiapan
43 Jangan Menolak Takdir
44 Jangan Menolak Takdir (2)
45 Ijab Kabul
46 Sentuhan Hangat
47 Bertahap Dong
48 Memulai Hidup Baru
49 Secercah Bukti
50 Secercah Bukti (2)
51 Smart Way
52 Malam Pengukuhan
53 Jangan Salah Faham
54 Aku Baik-Baik Saja
55 Malam Aksi
56 Malam Aksi (2)
57 Kejutan Dari Ayah
58 Saatnya Memikirkan Diri Sendiri
59 Liburan
60 Liburan (2)
61 Liburan (3)
62 Bersamamu
63 Bersamamu (2)
64 Galau
65 Skenario
66 Perpisahan
67 Perpisahan (2)
68 Pulang Tanpa Beban
69 Lon Galak Gata??
70 Meraba Hati
71 Meraba Hati (2)
72 Khodijah atau Fatimah?
73 Tabungan Rindu
74 Kau Mencuri Hatiku
75 Kau Mencuri Hatiku (2)
76 Di Tengah Keluarga Besar
77 Cinta Kan Menemukan Jalannya
78 Cinta Tlah Temukan Jalannya
79 Cinta Tlah Temukan Jalannya (The End Ss1)
80 S2 - Hidup Baru
81 S2 - Kabar Duka
82 S2 - I'm Yours
83 S2 - Tentang Istri
84 S2 - Syarat dan Makna
85 S2 - Kejutan Manis
86 S2 - Semoga Kita Berjodoh
87 S2- Ujian Cinta
88 S2- Sambutan Tak Terduga
89 S2- Sambutan Tak Terduga (2)
90 S2- Ketetapan Hati
91 S2- Bidadari Surgaku
92 S2- Suasana Pesta
93 S2- Suasana Pesta (2)
94 S2- Makan Dulu!
95 S2- Pernikahan Harus Dibatalkan
96 S2- Mari Jalani Hidup Masing-Masing
97 S2- Gelagat Ipar
98 S2- Rahasia Ipar
99 S2- Tragedi di Rumah Besar
100 S2- Menenangkan Diri
101 S2- Papa Sang Pelindung
102 S2- Rencana Pindah
103 S2- Goodbye Kemewahan
104 S2- Amplop Apa?
105 S2- Rebutan
106 S2- Masa Depan
107 S2- Menentukan Pilihan
108 S2- Akhir Bahagia (The End)
109 Extra Part 1
110 Extra Part 2
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Awal
2
2. Mencari Tahu
3
3. Operasi
4
4. Keputusan
5
5. Tanggungjawab Nico
6
6. Janjimu Dusta
7
7. Persiapan
8
8. Jakarta
9
9.Terungkap
10
10. Kenalan
11
11. Surat Kesembuhan
12
12. Lowongan Sekretaris
13
13. Kini Kau Mendekat
14
Sekretaris Suci
15
Sehari Bersamamu (1)
16
Sehari Bersamamu (2)
17
Kopi Less Sugar
18
Maafkan Caraku Memilikimu
19
Perubahan
20
Kok Aku Kesel
21
Pesonamu
22
Dua Perempuan
23
Lampu Hijau
24
Hati Dua Pria
25
Cara Halus
26
Cara Halus (2)
27
Ujian
28
Pendekatan
29
Mengungkapkan
30
Minta Pendapat
31
Tamu Malam Minggu
32
Minggu Kita
33
Kasmaran
34
Taman
35
Taman (2)
36
Lega
37
Akal
38
Akal (2)
39
Percaya Padaku Saja
40
Ultimatum
41
Ultimatum (2)
42
Persiapan
43
Jangan Menolak Takdir
44
Jangan Menolak Takdir (2)
45
Ijab Kabul
46
Sentuhan Hangat
47
Bertahap Dong
48
Memulai Hidup Baru
49
Secercah Bukti
50
Secercah Bukti (2)
51
Smart Way
52
Malam Pengukuhan
53
Jangan Salah Faham
54
Aku Baik-Baik Saja
55
Malam Aksi
56
Malam Aksi (2)
57
Kejutan Dari Ayah
58
Saatnya Memikirkan Diri Sendiri
59
Liburan
60
Liburan (2)
61
Liburan (3)
62
Bersamamu
63
Bersamamu (2)
64
Galau
65
Skenario
66
Perpisahan
67
Perpisahan (2)
68
Pulang Tanpa Beban
69
Lon Galak Gata??
70
Meraba Hati
71
Meraba Hati (2)
72
Khodijah atau Fatimah?
73
Tabungan Rindu
74
Kau Mencuri Hatiku
75
Kau Mencuri Hatiku (2)
76
Di Tengah Keluarga Besar
77
Cinta Kan Menemukan Jalannya
78
Cinta Tlah Temukan Jalannya
79
Cinta Tlah Temukan Jalannya (The End Ss1)
80
S2 - Hidup Baru
81
S2 - Kabar Duka
82
S2 - I'm Yours
83
S2 - Tentang Istri
84
S2 - Syarat dan Makna
85
S2 - Kejutan Manis
86
S2 - Semoga Kita Berjodoh
87
S2- Ujian Cinta
88
S2- Sambutan Tak Terduga
89
S2- Sambutan Tak Terduga (2)
90
S2- Ketetapan Hati
91
S2- Bidadari Surgaku
92
S2- Suasana Pesta
93
S2- Suasana Pesta (2)
94
S2- Makan Dulu!
95
S2- Pernikahan Harus Dibatalkan
96
S2- Mari Jalani Hidup Masing-Masing
97
S2- Gelagat Ipar
98
S2- Rahasia Ipar
99
S2- Tragedi di Rumah Besar
100
S2- Menenangkan Diri
101
S2- Papa Sang Pelindung
102
S2- Rencana Pindah
103
S2- Goodbye Kemewahan
104
S2- Amplop Apa?
105
S2- Rebutan
106
S2- Masa Depan
107
S2- Menentukan Pilihan
108
S2- Akhir Bahagia (The End)
109
Extra Part 1
110
Extra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!