"Masuk!"
Nico bersuara setelah mendengar pintu ruangannya diketuk. Ia tidak mengalihkan perhatiannya dari layar laptop, membaca grafik pertumbuhan perusahaan yang menunjukkan adanya peningkatan selama dirinya serius bekerja.
"Ehm. Pak Nico, apa saya mengganggu waktunya ?" Yola sekretaris Nico, dengan ragu mendekat ke arah meja kerja.
Nico mendongak menatap sang sekretaris dengan perut yang membuncit besar. "Duduk Yola, ada apa ?"
Yola menarik kursi, lalu duduk berhadapan dengan sang boss. "Begini pak, kandungan saya sudah menginjak 8 bulan dan saya memutuskan untuk resign. Saya akan segera menyiapkan surat resignnya."
Nico terkejut mendengar keputusan Yola yang baginya sudah cocok menjadi sekretarisnya. "Kenapa harus resign La ? Kamu kan bisa cuti melahirkan saja...." Nico berusaha membujuk agar Yola berubah pikiran.
"Saya mau fokus mengurus baby, mau full jadi ibu rumah tangga, Pak Nico. Saya sudah cukup mengejar mimpi, sudah 5 tahun menjadi sekretaris di perusahaan ini. Dan sekarang saatnya mewujudkan mimpi membentuk karakter anak-anak IMTAK dan IPTEK. Menurut saya, semua itu akan terwujud jika saya fokus menjadi ibu rumah tangga. Hal ini sudah menjadi komitmen saya dengan suami." Yola menjelaskan dengan tenang, sama sekali tidak ada raut kesedihan melepaskan karirnya.
Nico manggut-manggut mendengar penjelasan Yola. "Aku respect dengan pemikiranmu, Yola. Baiklah aku akan menyetujui keputusanmu meskipun berat. Tapi sebelum resign, kamu harus bantu saya memilih calon sekretaris penggantimu. Dan nanti ajari tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Saya akan menghubungi HRD untuk membuka lowongan baru."
"Siap Pak, saya akan bantu. Semoga dalam seminggu ini ada calonnya ya Pak, karena saya ingin segera undur diri. Sudah berat ini perut, jadi mudah cape...." Yola terkekeh sambil mengusap perut buncitnya. Ia kemudian permisi meninggalkan ruangan bosnya.
*****
Jam istirahat, Candra keluar dari ruang kerjanya melenggang tegap melewati meja sekretarisnya. "Pak Candra, mau makan siang di kantin ?" Salma sekretarisnya menyapa, membuat Candra menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Kamu mau ikut bareng ?" Candra menautkan kedua alisnya menatap Salma.
"Kalau boleh, saya mau bareng...." sahut Salma tersenyum malu.
"Ayo! Tapi saya mau ke Mushola dulu, kamu tolong pesenin menu buatku ya..." kemudian Candra melanjutkan langkahnya yang segera disusul Salma. Mereka bersama memasuki lift yang sudah ada tiga orang didalamnya, Salma sigap menekan tombol no 2.
"Menu biasa kan Pak ?" Salma meyakinkan dulu sebelum mereka berpisah arah di lantai 2.
"Ya."
Salma dengan semangat menuju antrian yang belum banyak orang. karena sebagian karyawan ada yang memilih melaksanakan sholat Duhur dulu.
"Hai Yola..." Salma menepuk bahu Yola yang berdiri di depannya. Membuat Yola menoleh ke belakang.
"Hai Salma, kebetulan nih bertemu. Aku mau ngasih kabar, seminggu lagi aku akan resign." Yola berkata setengah berbisik.
"Lho lho...kok mendadak gini ada apa...? Ah bukan resign tapi cuti melahirkan ya...?" Salma memastikan lagi dugaannya.
"Beneran resign, Salma. Aku mau fokus jadi Ibu RT.." jawab Yola terkikik pelan. Aku sudah konfirmasi HRD untuk mencari sekretaris baru, maunya besok sudah ada pelamar..." lanjut Yola lagi, sambil mengambil nasi dan lauk yang tersaji prasmanan.
"Yaaah aku bakalan kesepian dong beb...nggak ada lagi teman curhat..." wajah Salma menjadi sendu, bibirnya ikut cemberut.
"Moga aja nanti penggantiku orangnya asyik dan kamu cocok berteman dengannya..." Yola menghibur Salma dengan harapannya.
"I hope so, Yola. Aku kesana dulu ya, menyiapkan dulu buat Pak Candra..." Salma dan Yola berpisah menuju meja masing-masing.
Setelah menunggu 15 menit, Candra menghampiri meja Salma dan mulai menyantap menu favoritnya, nasi plus gado-gado dan ikan goreng. Dalam diam, Salma selalu mengagumi atasannya itu yang selalu tampil cool, tampan blasteran indo arab tampak jelas terpahat di wajahnya.
"Ehm. Oh ya Pak, ada berita terhangat hari ini. Pak Nico mencari sekretaris baru, Yola sudah mengajukan resign, setelah melahirkan ia mau fokus mengurus anak, katanya." Salma memecah kesunyian selesai mereka menghabiskan makannya. Tinggal dua jus yang belum tersentuh.
"Oh ya!" Candra sedikit mengulas senyum mendengar berita itu. Ia teringat adiknya yang sudah punya pengalaman menjadi sekretaris saay di Aceh.
"Kenapa senyum Pak ?" Salma mengerutkan keningnya. Rupanya ia memperhatikan Candra yang tiba-tiba melamun.
"Eh, nggak kok. Sal, coba cek HRD sudah membuat iklan rekrutmennya belum !"
Salma mengangguk, ia meraih hapenya yang tersimpan di saku celana. Ia membuka website perusahaan untuk mencari info lowongan kerja. "Iya pak, sudah terpasang." Salma mengangkat kepalanya menatap netra Candra sesaat, sorot mata yang selalu membuat hatinya berdesir.
"Ok. Makasih infonya. Saya duluan ke ruangan ya, ada pekerjaan yang terpending tadi," Candra menyeruput es jeruknya sampai tandas sebelum beranjak.
"Silakan Pak, saya mau pergi ke mushola dulu," dengan sopan Salma membungkukkan badannya.
"Diterima tidaknya tergantung qualified. Abang nggak akan bantu hanya karena kamu adik abang. Kamu harus berhasil karena skillmu. Jangan lupa kirim CV via email ya. Assalamualaikum" Candra mengakhiri pembicaraan panjangnya. Ia sudah menghubungi Suci memberitahukan adanya peluang untuknya kembali bekerja.
****
Hari kedua setelah mengajukan lamaran, hape Suci berdering. Ia yang sedang sarapan pagi bersama Umi dan abangnya, mengernyit melihat layar hape. Nomer tak dikenal memanggilnya.
"Angkat saja, siapa tahu panggilan interview..." ujar Candra yang faham melihat gestur sang adik.
Dan Suci pun terlibat pembicaraan serius dengan sang penelepon. Wajahnya nampak sumringah menanggapi setiap pertanyaan penelepon.
"Baik Pak, saya akan datang tepat waktu. Terimakasih untuk pemberitahuannya."
"Selamat pagi Pak." Suci menyudahi obrolan,nmenyimpan hapenya kembali di samping piringnya.
"Alhamdulillah Umi, abang, aku bersama 9 orang lainnya dipanggil untuk interview hari ini...." Suci tersenyum lebar, kedua tanggannya mengusap wajahntanda syukur.
"Umi doakan, semoga kamu lolos nak..." Umi ikut tersenyum simpul.
"Aamiin Umi..." sahut Suci dan Candra.
"Kamu siap-siap gih....kita berangkat bareng. Kalau kamu keterima, kita bisa tiap hari bareng."
"Semoga ya bang. Oke, aku ganti pakaian dulu..." dengan semangat 45 Suci menuju kamarnya. Pakain formalnya masih lengkap karena ia pernah bekerja. Ini hari interview, kesan pertama harus good looking. Semua harus terlihat perfect, batin Suci saat menjatuhkan pilihan setelan baju kerjanya.
**********
Dear netizen,
dukung karya ini yup ! kasih Like Komen Vote agar story bergerak ramai lancar 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Aira Azzahra Humaira
semangat 💪
2024-12-01
0
Ida Farida
Siap teh Nia🥰🥰
2023-03-13
1
Reiva Momi
aq suka karya mu thor 👍👍
2022-06-20
1