4. Keputusan

Syiah Kuala - Banda Aceh

Sucita duduk di kursi roda di teras samping, memandang langit senja yang berwarna jingga. Anak-anak terlihat bermain bola di lapangan rumput hijau. Mereka bermain lima lawan lima, saling tertawa lepas meskipun terjatuh berkali-kali saat mengejar bola.

"Suci, kenapa tak mengabariku selama 2 minggu ini ? Dan tiba-tiba kau pulang dalam keadaan seperti ini. Apa yang terjadi ?" Rafa, calon suami Suci memandandang dengan rasa khawatir.

"Aku kecelakaan saat liburan di Medan, bang. Sekarang kakiku belum bisa berjalan. Maaf....aku tak mengabari.. " Suci menundukkan wajahnya, ada perasaan bersalah hinggap di hatinya.

"Aku khawatir sekali sama kamu. Mana sebentar lagi kita akan menikah, segala persiapan sudah 90 % beres," ujar Rafa.

"Bang, aku harus terapi selama 6 bulan untuk normal kembali. Apa abang gak keberatan dengan keadaanku ini atau haruskah diundur pernikahannya ?" tanya Suci dengan tatapan lembutnya.

"Nanti aku akan bicarakan dulu dengan Mama dan Papa. Kita masuk yuk....sebentar lagi adzan magrib," Rafa mendorong kursi roda Suci, masuk ke dalam rumah.

"Umi, aku pamit dulu. Besok Mama akan kesini menengok Suci," Rafa mencium tangan Umi.

"Iya nak Rafa, hati-hati di jalan...." sahut Umi. Rafa meninggalkan rumah Suci setelah berucap salam.

Suara deburan ombak dari pantai Alue Naga samar-samar terdengar. Jarak rumah ke pantai cukup dekat sekitar 400 meter. Biasanya setiap sore, Suci menghabiskan waktu di pantai menyaksikan sunset. Mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan.

****

"Jadi Suci sekarang lumpuh ?" Mama Nur terlonjak kaget mendengar cerita Rafa, anaknya.

"Waduh gimana ini Pa...pernikahannya 2 minggu lagi..." Mama Nur tampak berpikir sambil jalan bolak balik.

"Gimana kalau diundur saja sampai dia sembuh ?" saran Papa Ishak.

"Nggak gak....ga boleh diundur, pernikahan harus tetap berlangsung. Kita sudah keluar uang banyak Pa....kalau dibatalkan uang gak akan kembali...kita rugi dong udah buang-buang uang..." jelas Mama Nur.

"Jadi Mama gak masalah ya dengan keadaan Suci seperti itu ?" mata Rafa berbinar.

"Tidak Rafa ! Kamu tetap akan menikah tapi bukan dengan Suci. Mama gak mau punya mantu cacat. Kita ini orang terpandang di wilayah ini. Mama gak mau malu...."

"Mama gak bisa seperti itu Ma....aku mencintai Sucita," Rafa langsung berdiri, kaget mendengar keputusan Mama nya.

"Sudah, kamu jangan membantah ! Kamu lebih baik menikah dengan Nisa, dia juga cantik dan selalu mengejarmu. Dia juga dari keluarga terpandang. Kita hanya rugi ganti kartu undangan saja."

"Aku gak mau Ma, aku tetep ingin menikah dengan Suci !" kali ini Rafa berteriak.

"Owh...silahkan menikah dengan Suci. Semua fasilitasmu akan Mama cabut. Kamu tidak akan bisa apa-apa !" Mama Nur pergi menuju kamar.

"Pa, tolong bujuk Mama." Rafa memelas.

"Papa tidak bisa berbuat apa-apa. Kita adalah pria-pria lemah, hdup kita diatur oleh Mama mu...." Papa menarik.nafas berat.

****

Umi Afifah menghidangkan minuman untuk tamunya, Mama Nur dan Rafa.

"Silahkan diminum dulu Bu Nur..." ucap Umi.

"Bu Afifah, langsung saja, kedatangan saya kesini mau membicarakan tentang pernikahan anak-anak kita. Pernikahan tetap akan berlangsung sesuai tanggal yang sudah ditentukan," ujar Mama Nur.

Umi dan Suci saling berpandangan, tersenyum bahagia.

"Tapi, jika Suci belum bisa normal maka saya.akan menikahkan Rafa dengan perempuan pilihan saya." lanjut Mama Nur.

Deg. Senyuman bahagia itu mendadak luruh, memudar berganti rasa kaget.

"Bagaimana Suci, apakah bisa berjalan normal lagi sebelum hari H?"

Suci menggelengkan kepalanya. "Itu tidak mungkin tante....butuh terapi berbulan-bulan untuk normal lagi."

"Kalau begitu saya mohon maaf bu Afifah...terpaksa pernikahan anak kita batal !" tegas Mama Nur. Tak ada raut empati sedikitpun tersirat di wajahnya.

Suci menundukkan wajahnya, hatinya tiba-tiba perih, lidahnya kelu. Dia mencoba menahan air mata yang mendesak turun.

"Baiklah, kalau itu sudah keputusannya, saya tidak bisa memaksa Bu Nur. Mungkin anak kita tidak berjodoh." Umi terlihat tenang, tangannya menggenggam tangan anak gadisnya yang berkeringat dingin.

Mama Nur langsung pamit setelah menyampaikan maksud kedatangannya. Yang tersisa tinggal Rafa yang dari tadi hanya diam tak membantah. Umi memilih meninggalkan mereka berdua, memberi kesempatan untuk bicara.

"Suci, maafkan aku...aku tak berdaya menolak keputusan Mama," Rafa duduk bersimpuh didepan kursi roda Suci, dengan tatapan sendu.

Akhirnya, air mata yang dicoba ditahannya itu mengalir tak terbendung membasahi pipi mulusnya. Suci menangis terisak, Rafa menjulurkan tangan untuk menghapus air mata kekasihnya itu, tapi tangan Suci menepisnya.

"Pergilah bang, mulai saat ini diantara kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Ya, mungkin kita tak jodoh. Semoga abang bahagia dengan pilihan Mama abang...," Suci memutar kursi rodanya, meninggalkan Rafa yang tak berkutik, seorang diri di ruang tamu.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Wahyu tampan sempurna

Wahyu tampan sempurna

ilmu baru ini 😊 Syukron ilmunya kakak author
kepala rumah tangga ternyata bisa perempuan juga

2024-09-03

2

Ihza

Ihza

bagus sih suci g brjodoh drpd tr py mertua Kya gt....

2024-07-13

0

Erna Masliana

Erna Masliana

baguslah tidak berjodoh.. mereka tidak baik buat Suci

2024-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 2. Mencari Tahu
3 3. Operasi
4 4. Keputusan
5 5. Tanggungjawab Nico
6 6. Janjimu Dusta
7 7. Persiapan
8 8. Jakarta
9 9.Terungkap
10 10. Kenalan
11 11. Surat Kesembuhan
12 12. Lowongan Sekretaris
13 13. Kini Kau Mendekat
14 Sekretaris Suci
15 Sehari Bersamamu (1)
16 Sehari Bersamamu (2)
17 Kopi Less Sugar
18 Maafkan Caraku Memilikimu
19 Perubahan
20 Kok Aku Kesel
21 Pesonamu
22 Dua Perempuan
23 Lampu Hijau
24 Hati Dua Pria
25 Cara Halus
26 Cara Halus (2)
27 Ujian
28 Pendekatan
29 Mengungkapkan
30 Minta Pendapat
31 Tamu Malam Minggu
32 Minggu Kita
33 Kasmaran
34 Taman
35 Taman (2)
36 Lega
37 Akal
38 Akal (2)
39 Percaya Padaku Saja
40 Ultimatum
41 Ultimatum (2)
42 Persiapan
43 Jangan Menolak Takdir
44 Jangan Menolak Takdir (2)
45 Ijab Kabul
46 Sentuhan Hangat
47 Bertahap Dong
48 Memulai Hidup Baru
49 Secercah Bukti
50 Secercah Bukti (2)
51 Smart Way
52 Malam Pengukuhan
53 Jangan Salah Faham
54 Aku Baik-Baik Saja
55 Malam Aksi
56 Malam Aksi (2)
57 Kejutan Dari Ayah
58 Saatnya Memikirkan Diri Sendiri
59 Liburan
60 Liburan (2)
61 Liburan (3)
62 Bersamamu
63 Bersamamu (2)
64 Galau
65 Skenario
66 Perpisahan
67 Perpisahan (2)
68 Pulang Tanpa Beban
69 Lon Galak Gata??
70 Meraba Hati
71 Meraba Hati (2)
72 Khodijah atau Fatimah?
73 Tabungan Rindu
74 Kau Mencuri Hatiku
75 Kau Mencuri Hatiku (2)
76 Di Tengah Keluarga Besar
77 Cinta Kan Menemukan Jalannya
78 Cinta Tlah Temukan Jalannya
79 Cinta Tlah Temukan Jalannya (The End Ss1)
80 S2 - Hidup Baru
81 S2 - Kabar Duka
82 S2 - I'm Yours
83 S2 - Tentang Istri
84 S2 - Syarat dan Makna
85 S2 - Kejutan Manis
86 S2 - Semoga Kita Berjodoh
87 S2- Ujian Cinta
88 S2- Sambutan Tak Terduga
89 S2- Sambutan Tak Terduga (2)
90 S2- Ketetapan Hati
91 S2- Bidadari Surgaku
92 S2- Suasana Pesta
93 S2- Suasana Pesta (2)
94 S2- Makan Dulu!
95 S2- Pernikahan Harus Dibatalkan
96 S2- Mari Jalani Hidup Masing-Masing
97 S2- Gelagat Ipar
98 S2- Rahasia Ipar
99 S2- Tragedi di Rumah Besar
100 S2- Menenangkan Diri
101 S2- Papa Sang Pelindung
102 S2- Rencana Pindah
103 S2- Goodbye Kemewahan
104 S2- Amplop Apa?
105 S2- Rebutan
106 S2- Masa Depan
107 S2- Menentukan Pilihan
108 S2- Akhir Bahagia (The End)
109 Extra Part 1
110 Extra Part 2
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Awal
2
2. Mencari Tahu
3
3. Operasi
4
4. Keputusan
5
5. Tanggungjawab Nico
6
6. Janjimu Dusta
7
7. Persiapan
8
8. Jakarta
9
9.Terungkap
10
10. Kenalan
11
11. Surat Kesembuhan
12
12. Lowongan Sekretaris
13
13. Kini Kau Mendekat
14
Sekretaris Suci
15
Sehari Bersamamu (1)
16
Sehari Bersamamu (2)
17
Kopi Less Sugar
18
Maafkan Caraku Memilikimu
19
Perubahan
20
Kok Aku Kesel
21
Pesonamu
22
Dua Perempuan
23
Lampu Hijau
24
Hati Dua Pria
25
Cara Halus
26
Cara Halus (2)
27
Ujian
28
Pendekatan
29
Mengungkapkan
30
Minta Pendapat
31
Tamu Malam Minggu
32
Minggu Kita
33
Kasmaran
34
Taman
35
Taman (2)
36
Lega
37
Akal
38
Akal (2)
39
Percaya Padaku Saja
40
Ultimatum
41
Ultimatum (2)
42
Persiapan
43
Jangan Menolak Takdir
44
Jangan Menolak Takdir (2)
45
Ijab Kabul
46
Sentuhan Hangat
47
Bertahap Dong
48
Memulai Hidup Baru
49
Secercah Bukti
50
Secercah Bukti (2)
51
Smart Way
52
Malam Pengukuhan
53
Jangan Salah Faham
54
Aku Baik-Baik Saja
55
Malam Aksi
56
Malam Aksi (2)
57
Kejutan Dari Ayah
58
Saatnya Memikirkan Diri Sendiri
59
Liburan
60
Liburan (2)
61
Liburan (3)
62
Bersamamu
63
Bersamamu (2)
64
Galau
65
Skenario
66
Perpisahan
67
Perpisahan (2)
68
Pulang Tanpa Beban
69
Lon Galak Gata??
70
Meraba Hati
71
Meraba Hati (2)
72
Khodijah atau Fatimah?
73
Tabungan Rindu
74
Kau Mencuri Hatiku
75
Kau Mencuri Hatiku (2)
76
Di Tengah Keluarga Besar
77
Cinta Kan Menemukan Jalannya
78
Cinta Tlah Temukan Jalannya
79
Cinta Tlah Temukan Jalannya (The End Ss1)
80
S2 - Hidup Baru
81
S2 - Kabar Duka
82
S2 - I'm Yours
83
S2 - Tentang Istri
84
S2 - Syarat dan Makna
85
S2 - Kejutan Manis
86
S2 - Semoga Kita Berjodoh
87
S2- Ujian Cinta
88
S2- Sambutan Tak Terduga
89
S2- Sambutan Tak Terduga (2)
90
S2- Ketetapan Hati
91
S2- Bidadari Surgaku
92
S2- Suasana Pesta
93
S2- Suasana Pesta (2)
94
S2- Makan Dulu!
95
S2- Pernikahan Harus Dibatalkan
96
S2- Mari Jalani Hidup Masing-Masing
97
S2- Gelagat Ipar
98
S2- Rahasia Ipar
99
S2- Tragedi di Rumah Besar
100
S2- Menenangkan Diri
101
S2- Papa Sang Pelindung
102
S2- Rencana Pindah
103
S2- Goodbye Kemewahan
104
S2- Amplop Apa?
105
S2- Rebutan
106
S2- Masa Depan
107
S2- Menentukan Pilihan
108
S2- Akhir Bahagia (The End)
109
Extra Part 1
110
Extra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!