Nico pulang dini hari setelah clubbing bersama Malik. Perlahan membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang dibawa. Lampu sudut menyala di ruang keluarga memberi sinar temaram. Dia berjalan mengendap-ngendap seperti maling agar tidak mengeluarkan suara dari langkahnya.
"Baru pulang ?" suara Bunda di kesunyian membuat Nico terkaget. Dia melihat Bundanya duduk di kursi makan.
Nico menghampiri Bunda dan berdiri dibelakang kursi, memijit bahunya. "Bunda sedang apa disini...?"
"Bunda haus, habis ambil minum," Bunda memperlihatkan gelas kosong yang dipegangnya. "Kamu sampai kapan keluyuran malam terus hmm ?" ucap Bunda dengan lembut.
Nico berpindah posisi, menarik kursi ikut duduk di sisi Bunda. "Aku kan cowok Bun, masa harus diam di rumah saja, suntuk Bun...butuh hiburan. Aku habis clubbing sama teman, tapi aku nggak minum Bun. Sumpah !" ujar Nico mengangkat dua jarinya.
"Bunda percaya. Tapi kamu nggak boleh seperti ini terus. Ada cara agar kamu betah di rumah..." Bunda menatap lembut anaknya itu.
"Apa Bun ?" Nico mengerutkan keningnya.
"NIKAH !" sahut Bunda penuh tekanan.
Nico meremas rambut dengan kedua tangannya. Menghela nafas berat, "Tidak mudah mencari perempuan yang baik Bun," ujarnya lemah.
Bunda mengusap rambut Nico dengan sayang. "Besok ada teman Bunda mau main kesini dengan anaknya. Bunda tidak akan menjodoh-jodohkan, kamu kenalan saja dulu siapa tahu suka. Kalau kamu tidak membuka diri, bagaimana bisa ketemu wanita yang cocok. Usiamu sudah matang untuk menikah, nak." Bunda terus berkata dengan lembut.
"Aku ngantuk Bun, aku ke kamar dulu ya..." Nico meninggalkan Bunda nya yang hanya bisa geleng-geleng kepala.
****
Seperti apa yang dikatakan Bunda, siang ini rumahnya kedatangan tamu teman pengusaha. Security membuka gerbang setelah mendapat konfirmasi dari nyonya rumah. Sebuah sedan mercy hitam perlahan parkir di depan teras yang bertangga dua titian.
Bunda menyambut dengan senyum kedatangan dua orang perempuan yang tampil modis dan cantik. Bunda dengan ramah menyapa Bu Siska dan saling berpelukan.
"Bu Devi..perkenalkan ini Winda anak saya.." Bu Siska, wanita anggun dengan tatanan rambut coklat dicepol rapih hasil karya salon langganannya, memperkenalkan anak semata wayangnya.
"Hai tante...aku Winda--" ujar gadis cantik dengan tampilan modis dari atas sampai bawah memakai brand luar ternama. Bunda tersenyum lembut dan memeluknya, ia mempersilakan kedua tamunya masuk.
Bunda menemani mereka mengobrol santai di ruang tamu berdesain modern nan elegan. Dari arah tangga Nico tergesa turun dengan pakaian santainya, tampak segar sepertinya habis mandi.
"Nico kebetulan...sini kenalkan sama tamu Bunda..." Bunda berseru memanggil Nico yang akan berbelok ke dapur. Nico menghentikan langkahnya menoleh, dengan enggan dia menuju ruang tamu.
"Wah ini anaknya Bu Devi...ganteng sekali." sahut Bu Siska. "Kenalkan ini anak saya...." Bu Siska tampak antusias, dia memberi kode dengan ekor mata, menyuruh Winda untuk berkenalan.
"Hai...aku Winda." Winda mengulurkan tangannya dengan seulas senyum manis tersungging di bibirnya.
"Nico!" balasnya. Singkat dan datar menerima uluran tangan Winda. "Maaf, tante, Winda, aku tinggal dulu ke belakang," ujar Nico membungkuk sopan. Dia berlalu cepat tanpa menunggu jawaban.
****
"Mas Nico, boleh aku duduk disini?" Winda menghampiri Nico yang sedang duduk selonjoran di kursi santai menghadap kolam renang yang airnya beriak tertiup angin sepoy. Sinar matahari serta pantulan dasar kolam yang biru, menghasilkan warna air ikut membiru. Menyegarkan.
Nico sedang menikmati musik dengan haadset di telinganya. Ia mendongak mendengar sapaan seseorang, ia lalu melepaskan headsetnya dan memperbaiki duduknya menjadi tegak.
"Duduk Winda!" Nico mempersilakan dengan isyarat tangannya ke arah kursi disampingnya.
"Hmm, Mas Nico bisakah kita berteman...aku baru pulang dari Singapura baru lulus kuliah. Di Indo aku nggak punya teman..." ujar Winda dengan malu-malu.
"Usiamu berapa Winda ?" tanya Nico menoleh ke Winda yang ada disampingnya.
"Aku 24 Mas--" ujar Winda tersenyum lebar menatap Nico. Pria di sampingnya ini menyenangkan juga diajak bicara, batinnya.
"Kamu baru lulus S2 ya ?" tebak Nico.
"Lulus S1 Mas, aku banyak main-main jadi tamat kuliahnya molor hehe--" dengan tersipu malu, gadis itu menjawab sambil terkekeh manja.
"Owh" hanya itu tanggapan yang keluar dari mulut Nico. Selanjutnya obrolan basa basi mengalir. Lebih banyak Winda yang bicara, Nico sekadar menaggapi dengan kalimat-kalimat pendek.
"Dia memang cantik dan menarik, tapi tingkahnya masih kekanakan untuk seusia itu. Sepertinya dia anak manja. Aku mencoba saja saran Bunda untuk membuka diri mengenal wanita lain. Selama ini hati ini ini dipenuhi oleh cinta pertama yang kandas. Aku tidak mau lagi membuang waktu dengan sia-sia. Baiklah, aku harus move on. " Nico membatin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
titiek
apakah keluarga suci?? klo emang bnr betul betul jodoh ini 😁😁
2025-02-05
0
titiek
ternyata bukan
2025-02-05
0
Yanti Linggar
diyan clubbing ko pengin pny istri yg sempurna. perbaiki drimu dulu bang niko,bru request pengin istri yg baik🙄🙄
2022-02-19
5