Perubahan

"Bro, aku tunggu di club!"

Nico terdiam saat membaca chat dari Malik. Malam minggu clubing adalah rutinitas dua orang jomblo, dirinya dan Malik. Tapi saat ini ia merasa enggan pergi ke tempat itu. Nico melihat Bundanya ada di ruang keluarga sedang ber video call dengan Anita kakaknya dan Naura cucunya. Mereka sekeluarga tinggal di Bali karena suaminya punya bisnis perhotelan disana.

"Aku nggak bisa, ada urusan keluarga." Nico mengirimkan balasan kepada Malik.

Nico duduk di sisi Bunda yang masih asyik bercanda dengan cucunya yang memenuhi layar hape. Ia ikutan gabung dalam obrolan jarak jauh itu.

"Hai...Om Nico..." Naura sang keponakan berusia 5 tahun tampak melambaikan tangannya dengan tersenyum lebar.

"Hai si cerewet..." balas Nico yang membuat Naura cemberut. Ia paling tidak suka dengan panggilan om nya itu. Langsung saja bibir yang dari tadi riang berceloteh menjadi diam dalam mode ngambek.

"Naura keponakan om yang cantik, kapan mau ke Jakarta hmm. Nanti om ajak ke wahana Ice Skating..." rayuan Nico membuat Naura kembali ceria. Mereka larut dalam obrolan penuh canda sampai satu jam lamanya.

"Mbak akan ke Jakarta kalau Nico menikah Bun...." kini Anita sang kakak yang muncul di layar. Bunda mengharap Anita sekeluarga mau datang ke Jakarta tapi ternyata dia meminta syarat

"Kamu denger kan, jadi kapan mau nikah? Bunda kangen semuanya berkumpul..." Bunda melirik anak bungsu di sisinya itu yang hanya melengos.

"Mbak syaratnya ganti aja, itu terlalu berat..." Nico merayu sang kakak dengan tatapan mengiba.

"Ok. Mbak ganti syaratnya. Mbak akan pulang kalau kamu sudah punya calon istri!"

"Ck, itu sama aja." Nico berdecak kesal melihat kakaknya yang tertawa penuh kemenangan.

"Mau kemana...?" Bunda menahan Nico yang akan beranjak dari kursi. Bunda memberi isyarat mata agar jangan pergi dulu. Panggilan video pun tak lama berakhir. Bunda menyimpan hapenya di atas meja.

"Tumben tidak keluar malam minggu ?" Bunda menaikkan kedua alisnya. Beberapa hari ini ia melihat adanya perubahan pada sikap anaknya itu.

"Bun, aku keluar ditanyain, ada di rumah ditanyain juga. Jadi maunya Bunda apa..." ujar Nico dengan intonasi lembut, ia memijat bahu wanita paruh baya itu dengan sayang.

"Bunda senang kalau kamu ada di rumah, apalagi kalau kamu segera menikah. Bunda akan ada teman ngobrol, teman shoping, teman ke pengajian, te...."

"Kalau pengen seperti itu gampang, Bunda ajak bibi aja lah...nggak usah nunggu aku menikah." Nico segera memotong kalimat Bunda yang masih saja mengabsen daftar rencananya.

"Ya beda dong..." Bunda menjewer telinga Nico dengan gemas. Anaknya itu selalu saja memotong atau mengalihkan pembicaraan jika membahas soal menikah.

****

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Nico beranjak dari duduk lesehannya di karpet. Ia sedang membuat marketing planning di laptopnya ditemani alunan musik saxophone yang mampu membantu konsentrasinya. Sungguh, malam minggu ini ia menjadi malas untuk hang out tapi sangat bersemangat untuk bekerja. Ia merasa punya energi baru untuk mengukir masa depan lebih terarah. Entahlah untuk malam minggu berikutnya.

"Seperti inikah urusan keluarga ?" Malik bersidekap memicingkan mata menatap Nico yang berpenampilan santai, hanya memakai kaos dan celana pendek.

"Sudah beres urusan keluarganya tadi..." elak Nico. Ia masuk kembali ke dalam kamarnya diikuti Malik.

"Aku nggak bisa clubing tanpamu, takut tergoda cewek-cewek seksi yang terus melilit kayak ular..." Malik menjatuhkan tubuhnya di ranjang dengan merentangkan kedua tangan. Terlalu besar godaan yang harus dihadapinya jika dirinya duduk sendiri, kalau ada Nico, perempuan-perempuan club tak akan berani mendekat hanya dengan isyarat jari Nico untuk mengusirnya.

Nico yang sedang mematikan laptopnya, tertawa lepas mendengar keluhan sahabatnya itu. "Lo lemah juga sama cewek..." Nico mengejek Malik yang kemudian melemparinya dengan bantal.

"Bro, Suci sekarang jadi sekretaris aku. Nggak nyangka... takdir membawanya mendekat padaku..." Mereka kini duduk di balkon kamar, menikmati pemandangan malam kota Jakarta yang padat, hanya gemerlap titik-titik cahaya lampu yang nampak dikegelapan.

"Really ?"

Nico menjawab dengan anggukan kepala. Kepulan asap rokok dari mulutnya mengepul ke angkasa, lalu membias tersapu angin.

"Hm. Sorot matamu menunjukan mulai ada ketertarikan pada gadis itu...." Malik dengan muka serius menelisik ke dalam mata Nico.

"Ck. Lo, anak buah Limbad atau Roy Kiyoshi?" Nico menonjok lengan Malik sampai membuatnya mengaduh.

****

"Nggak ngopi dulu, nak?" Bunda menatap Nico yang menyudahi sarapan nasi gorengnya. Biasanya ia suka meminta bibi membuatkan kopi sebelum berangkat kerja.

"Nanti aja di kantor Bun. Ada kopi yang lebih enak buatan sekretarisku..." Nico tersenyum menaikkan kedua alisnya. "Aku berangkat dulu ya Bun." Nico mencium tangan Bundanya dan segera melesat meninggalkan meja makan.

Bunda terpaku sesaat karena kaget. Cium tangan hanya dilakukan anaknya itu dari kecil sampai masa SMA, sekarang ia melakukannya lagi.

"Nico belum turun Bun?" Ayah duduk di sisi Bunda yang masih bengong memikirkan perubahan Nico.

"Sudah berangkat Yah, barusan. Malah Bunda kaget, sebelum pergi dia mencium tangan Bunda dulu....sudah lama sekali dia tak melakukan itu..." lapor Bunda sambil menuangkan teh hijau untuk Ayah.

"Baguslah kalau dia berubah..." Ayah menimpali sambil menyesap teh hijaunya.

"Tunggu!" Nico menahan pintu lift yang akan menutup. Ia buru-buru masuk ikut gabung bersama lima karyawan yang sudah ada di dalam. Di lantai dua, empat orang keluar sambil membunggkuk ramah ke arah Nico. Pintu lift pun kembali tertutup menyisakan dua orang di dalamnya.

"Anteng sekali, lagi chatingan sama pacar ya?" Suci merasa kenal dengan suara itu, ia membalikkan badannya menatap Nico yang tampak datar menatapnya. Sejak masuk lift, fokusnya hanya pada hape, membalas pesan dari Rahma yang mengabarkan tentang kegiatan Uminya yang sudah kembali ke Aceh.

"Eh, ma-maaf kok aku eh saya nggak tahu kalau Pak Nico ada disini.." Suci menggeser badannya hingga berdiri sejajar dengan Nico. "Maaf Pak, saya tadi lagi berkirim pesan dengan sepupu di Aceh,"

Entah kenapa, jawaban Suci membuat hati Nico menjadi mengembang. Ia menarik sudut bibirnya tipis, tak mau terlihat oleh gadis di sampingnya itu. Pintu lift terbuka di lantai empat, mereka berjalan bersama melewati staf marketing yang sudah duduk manis di mejanya masing-masing.

Kegaduhan melanda, setelah Nico yang mengenakan kemeja biru muda dengan jas yang hanya disampirkan di lengan kiri sudah melewati ruangan mereka.

"Awww si boss ganti style ya....kok makin cool sih!" seru Rere mulai membuat kebisingan dengan suara cemprengnya itu. "Gue makin betah dah kerja di Divisi ini"

"Bener Re, si boss makin terlihat muda. I love monday deh gue jadinya..." Dina menimpali. Rinto segera saja menghentikan kegaduhan keduanya. "Kalian selalu saja heboh lihat cowok ganteng. Gue aja biasa-biasa..." ujar Rinto datar.

"Lah iya, kalau elo yang heboh, ih amit-amit takuut...." Rere berkomentar sambil bergidik.

"Hai Suci, ke pantry ya ?" Bayu memanggil Suci yang tersenyum saat melewati mereka.

"Iya, biasa bikin kopi buat pak boss." Suci segera pamit setelah mengobrol basa-basi sebentar dengan rekan-rekannya itu.

****

Suci PoV

Aku menyimpan kopi di meja kerja Pak Nico. Saat sekilas menatapnya, aku baru menyadari baju kemeja yang dipakainya adalah baju yang kupilihkan waktu itu. Pak Nico terlihat fresh look dengan warna biru muda itu. Sampai tak sadar aku tersenyum melihatnya, ternyata pilihanku cocok untuknya.

"Kenapa tersenyum melihatku ?" teguran Pak Nico membuatku tersadar sudah menatapnya begitu lama.

"Saya pangling melihat penampilan Pak Nico, makin ganteng he he..." aku menjawab jujur aja. Memang seperti itu yang terlihat, ia tampak segar dan lebih ganteng dari sebelumnya.

"Suci, kita nggak usah formal bicaranya. Pakai aku kamu lebih enak didengarnya, lebih santai. Okee ?" Pak Nico mengangkat jari kelingkingnya untuk membuat deal.

Aku terkekeh pelan melihat kelakuannya, seperti anak kecil saja. "Okee deh..." Aku tersenyum menyambut tautan jari kelingkingnya. Ia tampak sumringah saat mendapat sambutan jari kelingkingku.

...………………...

...Jangan lupa :...

...☆ Like tiap babnya...

...☆ Komen biar rame...

...☆ Vote seikhlasnya...

... 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

Nazwha Hqku Min

Nazwha Hqku Min

senyum senyum sendiri bacanya. alur ceritanya menarik

2023-05-29

0

Ida Farida

Ida Farida

tambah suka' ceritanya

2023-03-13

0

Oyah Karlinaa

Oyah Karlinaa

aku suka Thor,,,alur cerita nya pokonya yng nyambung 4 sekawan,,yes 😍

2022-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 2. Mencari Tahu
3 3. Operasi
4 4. Keputusan
5 5. Tanggungjawab Nico
6 6. Janjimu Dusta
7 7. Persiapan
8 8. Jakarta
9 9.Terungkap
10 10. Kenalan
11 11. Surat Kesembuhan
12 12. Lowongan Sekretaris
13 13. Kini Kau Mendekat
14 Sekretaris Suci
15 Sehari Bersamamu (1)
16 Sehari Bersamamu (2)
17 Kopi Less Sugar
18 Maafkan Caraku Memilikimu
19 Perubahan
20 Kok Aku Kesel
21 Pesonamu
22 Dua Perempuan
23 Lampu Hijau
24 Hati Dua Pria
25 Cara Halus
26 Cara Halus (2)
27 Ujian
28 Pendekatan
29 Mengungkapkan
30 Minta Pendapat
31 Tamu Malam Minggu
32 Minggu Kita
33 Kasmaran
34 Taman
35 Taman (2)
36 Lega
37 Akal
38 Akal (2)
39 Percaya Padaku Saja
40 Ultimatum
41 Ultimatum (2)
42 Persiapan
43 Jangan Menolak Takdir
44 Jangan Menolak Takdir (2)
45 Ijab Kabul
46 Sentuhan Hangat
47 Bertahap Dong
48 Memulai Hidup Baru
49 Secercah Bukti
50 Secercah Bukti (2)
51 Smart Way
52 Malam Pengukuhan
53 Jangan Salah Faham
54 Aku Baik-Baik Saja
55 Malam Aksi
56 Malam Aksi (2)
57 Kejutan Dari Ayah
58 Saatnya Memikirkan Diri Sendiri
59 Liburan
60 Liburan (2)
61 Liburan (3)
62 Bersamamu
63 Bersamamu (2)
64 Galau
65 Skenario
66 Perpisahan
67 Perpisahan (2)
68 Pulang Tanpa Beban
69 Lon Galak Gata??
70 Meraba Hati
71 Meraba Hati (2)
72 Khodijah atau Fatimah?
73 Tabungan Rindu
74 Kau Mencuri Hatiku
75 Kau Mencuri Hatiku (2)
76 Di Tengah Keluarga Besar
77 Cinta Kan Menemukan Jalannya
78 Cinta Tlah Temukan Jalannya
79 Cinta Tlah Temukan Jalannya (The End Ss1)
80 S2 - Hidup Baru
81 S2 - Kabar Duka
82 S2 - I'm Yours
83 S2 - Tentang Istri
84 S2 - Syarat dan Makna
85 S2 - Kejutan Manis
86 S2 - Semoga Kita Berjodoh
87 S2- Ujian Cinta
88 S2- Sambutan Tak Terduga
89 S2- Sambutan Tak Terduga (2)
90 S2- Ketetapan Hati
91 S2- Bidadari Surgaku
92 S2- Suasana Pesta
93 S2- Suasana Pesta (2)
94 S2- Makan Dulu!
95 S2- Pernikahan Harus Dibatalkan
96 S2- Mari Jalani Hidup Masing-Masing
97 S2- Gelagat Ipar
98 S2- Rahasia Ipar
99 S2- Tragedi di Rumah Besar
100 S2- Menenangkan Diri
101 S2- Papa Sang Pelindung
102 S2- Rencana Pindah
103 S2- Goodbye Kemewahan
104 S2- Amplop Apa?
105 S2- Rebutan
106 S2- Masa Depan
107 S2- Menentukan Pilihan
108 S2- Akhir Bahagia (The End)
109 Extra Part 1
110 Extra Part 2
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Awal
2
2. Mencari Tahu
3
3. Operasi
4
4. Keputusan
5
5. Tanggungjawab Nico
6
6. Janjimu Dusta
7
7. Persiapan
8
8. Jakarta
9
9.Terungkap
10
10. Kenalan
11
11. Surat Kesembuhan
12
12. Lowongan Sekretaris
13
13. Kini Kau Mendekat
14
Sekretaris Suci
15
Sehari Bersamamu (1)
16
Sehari Bersamamu (2)
17
Kopi Less Sugar
18
Maafkan Caraku Memilikimu
19
Perubahan
20
Kok Aku Kesel
21
Pesonamu
22
Dua Perempuan
23
Lampu Hijau
24
Hati Dua Pria
25
Cara Halus
26
Cara Halus (2)
27
Ujian
28
Pendekatan
29
Mengungkapkan
30
Minta Pendapat
31
Tamu Malam Minggu
32
Minggu Kita
33
Kasmaran
34
Taman
35
Taman (2)
36
Lega
37
Akal
38
Akal (2)
39
Percaya Padaku Saja
40
Ultimatum
41
Ultimatum (2)
42
Persiapan
43
Jangan Menolak Takdir
44
Jangan Menolak Takdir (2)
45
Ijab Kabul
46
Sentuhan Hangat
47
Bertahap Dong
48
Memulai Hidup Baru
49
Secercah Bukti
50
Secercah Bukti (2)
51
Smart Way
52
Malam Pengukuhan
53
Jangan Salah Faham
54
Aku Baik-Baik Saja
55
Malam Aksi
56
Malam Aksi (2)
57
Kejutan Dari Ayah
58
Saatnya Memikirkan Diri Sendiri
59
Liburan
60
Liburan (2)
61
Liburan (3)
62
Bersamamu
63
Bersamamu (2)
64
Galau
65
Skenario
66
Perpisahan
67
Perpisahan (2)
68
Pulang Tanpa Beban
69
Lon Galak Gata??
70
Meraba Hati
71
Meraba Hati (2)
72
Khodijah atau Fatimah?
73
Tabungan Rindu
74
Kau Mencuri Hatiku
75
Kau Mencuri Hatiku (2)
76
Di Tengah Keluarga Besar
77
Cinta Kan Menemukan Jalannya
78
Cinta Tlah Temukan Jalannya
79
Cinta Tlah Temukan Jalannya (The End Ss1)
80
S2 - Hidup Baru
81
S2 - Kabar Duka
82
S2 - I'm Yours
83
S2 - Tentang Istri
84
S2 - Syarat dan Makna
85
S2 - Kejutan Manis
86
S2 - Semoga Kita Berjodoh
87
S2- Ujian Cinta
88
S2- Sambutan Tak Terduga
89
S2- Sambutan Tak Terduga (2)
90
S2- Ketetapan Hati
91
S2- Bidadari Surgaku
92
S2- Suasana Pesta
93
S2- Suasana Pesta (2)
94
S2- Makan Dulu!
95
S2- Pernikahan Harus Dibatalkan
96
S2- Mari Jalani Hidup Masing-Masing
97
S2- Gelagat Ipar
98
S2- Rahasia Ipar
99
S2- Tragedi di Rumah Besar
100
S2- Menenangkan Diri
101
S2- Papa Sang Pelindung
102
S2- Rencana Pindah
103
S2- Goodbye Kemewahan
104
S2- Amplop Apa?
105
S2- Rebutan
106
S2- Masa Depan
107
S2- Menentukan Pilihan
108
S2- Akhir Bahagia (The End)
109
Extra Part 1
110
Extra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!