Sepuluh orang calon sekretaris sudah duduk di ruang tunggu dengan setelan rapi. Mereka terdiri dari tiga orang pria dan 7 orang wanita. Ada yang saling berkenalan tapi ada juga yang apatis, hanya asyik memainkan hapenya. Tak dipungkiri, Suci merasakan jantungnya berdegup lebih kencang merasakan ketegangan. Ia merasa rivalnya punya kemampuan lebih baik dari dirinya.
Pandangannya tertuju pada robekan kertas yang tercecer di bawah tempat sampah. Suci beranjak memunguti robekan sampah itu dan memasukannya ke tempat sampah sampai tidak tersisa.
Tring.
Suci membuka chat saat mendengar bunyi notif. Seakan tersadar ia belum mematikan hapenya, untung interview belum dimulai.
"Jangan gugup! Adik abang yakin bisa. Semangat Dek 💪"
Suci merasa lega setelah mendapat motivasi dari sang kakak. Ia pun mematikan hapenya agar dirinya lebih fokus. Dipejamkan matanya, mengulang kembali merafalkan sebait doa Nabi Musa.
Robbish rohlii sodrii wayasirlii amrii wahlul 'uqdatam millisaani yafqohu qoulii...
"Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lisanku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS. Thaha 25-28)
Satu persatu kandidat mulai dipanggil, Suci mendapat giliran ke enam. Dengan pembawaan yang tenang ia melakukan wawancara, menjawab semua pertanyaan penguji dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dilanjutkan tes keterampilan penguasaan microsoft dan lainnya. Semua kandidat mendapat ujian yang sama.
Seleksi ketat telah menyisakan tiga orang terbaik, satu diantaranya Sucita. Tujuh orang yang gagal terpaksa harus pulang dengan lunglai. Penentuan siapa yang akan lolos akan ditentukan setelah jam istirahat.
****
"Pak Nico, tiga kandidat terbaik sudah dipilih. Sekarang waktunya Pak Nico memberikan ujian akhir." Sekretaris Yola menyampaikan laporan hasil tes kepada Nico.
"Baiklah, kamu harus ikut temani saya. Karena saya akan butuh pertimbanganmu juga."
Nico meninggalkan ruang kerjanya diikuti Yola, mereka menuju ruang interview. Kini diruangan itu bertambah menjadi empat penguji ditambah Yola yang mendampingi Nico. Mereka duduk berjajar dalam meja panjang berhadapan dengan tiga calon sekretaris terbaik yang kembali akan diuji.
Kandidat kesatu dan kedua telah dipanggil, tes terakhir lebih cepat karena hanya menjawab pertanyaan penguji. Mereka langsung duduk di sisi kanan dan kiri, tidak lagi keluar ruangan. Karema selesai interview calon terakhir akan langsung diumumkan.
Pandangan Nico terpaku saat kandidat terakhir masuk, wanita itu tersenyum manis dan membungkukkan badannya memberi hormat ke semua penguji.
Nico merasa ada yang salah dengan penglihatannya. "Nggak mungkin dia disini..." Nico membatin, berkali-kali mengerjapkan matanya merasa mungkin ini halusinasi.
"Saudari Sucita, jika anda terpilih menjadi sekretaris, berapa gaji yang diinginkan ?" satu penguji melemparkan pertanyaannya.
"Terima kasih untuk pertanyaannya Pak. Saya tidak akan menyebutkan angka, tapi saya akan meminta pihak perusahaan memberi saya nominal gaji sesuai performace, ability, and loyality." Suci menjawab dengan penuh percaya diri.
"Pertanyaan selanjutnya dari Pak Nico, silakan Pak..." Yola mengingatkan Nico yang sedang fokus membaca berkas CV milik suci.
Nico menegakkan badannya, sejenak menetralkan desiran halus yang merambat saat matanya bersitatap dengan mata indah nan jernih di depannya.
"Saudari Suci, kenapa anda mengundurkan diri dari perusahaan sebelumnya ? Padahal hasil rekomdasi mengatakan nilai anda A." tanya Nico dengan suara khasnya penuh wibawa.
"Baik, saya jelaskan Pak. Saya terpaksa harus resign karena saya mengalami kecelakaan yang membuat mobilitas saya terhambat dan tidak produktif. Dan sekarang kondisi saya sudah normal kembali setelah masa pengobatan dan terapi selama kurang lebih lima bulan. Saya memilih melamar disini karena domisili saya sekarang di Jakarta." Suci menyampaikan alasannya dengan pandangan mata yang sulit diartikan oleh Nico.
Jawaban Suci membuat Nico sesaat tercekat dan gelisah. Ia meraba tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin. "Andainya dia tahu, akulah penyebabnya, dia bakalan apa..." batin Nico resah.
Nico, Yola, dan penguji lainnya terlibat diskusi untuk menentukan siapa yang terpilih. Semua pertimbangan diutarakan, karena ketiga kandidat memiliki kapabilitas yang sama.
Suci dan dua kandidat lainnya saling lempar senyum menunggu keputusan. Mereka tampak santai setelah melampui tahap-tahap ujian.
"Saudari Nanda, Maya, dan Suci, anda semua compatible untuk menjadi sekretaris di perusahaan ini. Tapi yang kami butuhkan hanya satu orang." Penguji senior mulai memaparkan hasilnya.
"Dan dari anda bertiga ada satu orang yang mempunyai nilai plus. Dia mempunyai rasa empati yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Dia mau memungut sampah di dekatnya, yang sebenarnya sengaja kami taburkan sebagai salah satu bentuk ujian responsibility. Untuk itu, selamat kepada saudari CUT SUCITA YASMIN AL KATIRI anda terpilih menjadi sekretaris, mendampingi marketing manager Bapak Nico melviano."
Suci berdiri menganggukan kepalanya dan menyalami semua penguji termasuk Nico. Perasaan Suci biasa-biasa saja, ia hanya menjabat tangan tanda hormat dan ucapan terima kasih telah memilihnya.
Tapi lain dengan rasa yang sampai ke hati Nico, desiran halus kembali merambat ke dada saat tangannya saling bersentuhan dalam jabat tangan.
...Saat yang terencana tak kunjung tergenggam meski hingga lelah.......
...Justru yang tak terpikir, kini mendekat lebih indah...
...Itulah rencana Allah......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Aira Azzahra Humaira
klu jodoh gak bakal kemana
2024-12-01
0
titiek
🥰🥰🥰🥰
2025-02-05
0
werdi kaboel
semoga berjodoh
2024-09-10
0