11. Surat Kesembuhan

"Paket !" teriak kurir dari balik pintu pagar rumah Umi. Dengan tergopoh-gopoh Umi yang sedang menyiram tanaman menghampiri kurir itu.

"Untuk siapa pak ?" tanya Umi heran, karena dirinya baru 2 hari menginjakkan kaki di Jakarta.

"Ini ada surat untuk Ibu Sucita Yasmin, alamatnya benar ini kan Bu..." tanya kurir meyakinkan lagi. "Iya betul, saya ibunya," jawab Umi, lalu menandatangani resi penerimaan.

Umi masuk ke dalam rumah, menghampiri Suci yang sedang membaca buku. "Suci, ada surat untukmu..." Umi menyerahkan surat yang dibawanya.

Suci mengernyit, dia memperhatikan sampul surat yang memang tertulis namanya. Penasaran, Suci membuka amplop itu. Kertas putih dengan kop surat Klinik Ortho Medika, isi garis besarnya memberikan perawatan dan terapi gratis sampai sembuh untuk Cut Sucita Yasmin.

Suci mendongak menatap Uminya, merasa kaget campur bingung. "Umi, apakah abang yang memberi rekomendasi kliniki ini ?" ujar Suci memberikan suratnya ke Umi. Umi membacanya dengan seksama. "Biar yakin, kamu telepon saja abangmu..."

Suci segera menghubungi Candra, meminta penjelasan mengenai surat klinik yang diterimanya. Tapi ternyata Candra pun tidak tahu menahu, bukan dia yang merekomendasikan. "Ci, kirim fotonya via chat, nanti abang cari tahu dulu...." ujar Candra sebelum menutup teleponnya.

Selepas magrib Candra baru pulang dari kantor. Bersama Suci dan Umi, mereka duduk bersama di meja makan. "Aku mampir dulu ke klinik itu untuk memastikan kebenarannya. Memang betul, ada donatur yang mau mendanai pengobatanmu sampai sembuh. Hanya saja pihak klinik merahasiakan namanya sesuai permintaan donatur itu." Selesai makan malam Candra menceritakan hasil penyelidikannya

"Menurut abang, aku harus bagaimana ?" Suci meminta pendapat sang kakak. Apakah tawaran itu diterima atau jangan.

"Hm, kita memang tidak tahu motif orang itu kenapa mau menolongmu. Tapi mengingat klinik itu bonafid, biayanya sangat mahal sesuai dengan pelayanan dan peralatan medisnya yang lengkap, keuangan abang nggak akan cukup untuk membantumu. Jadi, sebaiknya kamu terima saja, Suci. Semoga orang itu tulus membantumu...." Candra menatap Suci yang termenung memikirkan perkataan dirinya.

"Baiklah bang, aku akan terima. Aku sudah bosen duduk di kursi roda ini. Aku ingin segera sembuh dan bekerja lagi. Perkara nanti orang itu minta balas budi, aku akan menabung setelah mendapat pekerjaan..." Suci berkata penuh semangat.

"Umi sependapat sama kamu nak...." sahut Umi menimpali obrolan kedua anaknya.

*****

Esoknya, Candra mengantar Suci dan Umi ke klinik Ortho Medika. Mereka berangkat pagi sekalian Candra berangkat ke kantor.

"Abang nggak bisa ikut ke dalam ya, nanti pulangnya pakai taksi onlen nggak apa-apa...?" Candra mengusap kepala Suci yang herbalut hijab, mereka sedang di ruang tunggu menunggu panggilan setelah sebelumnya mendaftar.

"Nggak apa-apa, abang berangkat aja ke kantor...nanti kesiangan lho..." ujar Suci mengingatkan. Candra pun pamit menyalami tangan Uminya.

"Mbak Sucita Yasmin ya...." dokter Ojak, spesialis orthopedi menyapanya dengan senyuman ramah. Kini Suci bersama Umi berada di ruang pemeriksaan.

"Iya Dok." Suci mengangguk dengan tersenyum tipis. Dirinya masih tegang karena berada di tempat perawatan baru yang masih asing baginya.

Lelaki berumur setengah abad itu memeriksa riwayat pengobatan yang dilampirkan Suci sambil manggut-manggut.

******

Empat bulan berlalu, kondisi kaki Suci mengalami perkembangan yang baik. Dengan disiplin, Suci mematuhi setiap arahan yang diberikan dokternya. Sekarang ini, Fisioterapis membimbing Suci melatih otot-otot kaki kanan yang baru dioperasi pengangkatan pen dua minggu yang lalu. Kaki yang kiri lebih awal sembuhnya karena kondisi fraktur lebih ringan dibanding kaki kanan.

"Saya sudah tidak perlu jangka lagi kan dok ?" dengan wajah berbinar Suci menoleh ke dokter Ojak yang ikut mengawasi di samping terapis, selama latihan jalan di treadmil.

"Mbak Suci sungguh bersemangat ya untuk sembuh. Ini hari terakhir mbak Suci melakukan terapi. Tapi dilarang membawa beban berat dan memakai sepatu hak tinggi dulu ya, untuk enam bulan ke depan." Dokter Ojak memberikan wejangan yamg dibalas Suci dengan anggukan.

Terapi dilanjutkan dengan berjalan kaki di area belakang klinik dengan fasilitas track joging mengitari taman yamg asri. Suci berjalan penuh semangat dengan terus mengembangkan senyum cerianya, secerah matahari pukul 9 pagi yang menghangatkan tubuhnya. Setiap pertanyaan yang dilayamgkan terapis mengenai adanya keluhan nyeri atau tidak, ia jawab sejujurnya. Yang ia rasakan semuanya baik-baik saja, tak ada sakit lagi yang dirasakan di kakinya.

Dari balik kaca ruangan pribadi dokter Ojak, empat pasang mata nampak mengawasi kegiatan Sucita. "Dia makin cantik kalau tersenyum...." lirih Nico yang memandang di balik kaca tak sadar dirinya tersenyum tipis.

"Ehm, sepertinya ada yang mulai tertarik nih..." sahut Malik yang berdiri di sisi Nico, tanpa menoleh ke arah orangnya. Ia dengan santai meminum soft drinknya dengan pandangan terpusat ke objek luar.

Nico yang mengabadikan beberapa foto Suci dengan kamera hapenya, menoleh ke arah Malik. "Memangnya kelihatan seperti itu ?"

"Tanya hatimu sendiri...." Malik menepuk dada kiri Nico.

Nico termenung sesaat, kemudian mengedigkan bahunya. "Biarkan takdir yang bicara...." Ia kembali memfokuskan pandangan ke luar, tapi sang objek sudah tak ada.

"Ha ha, seorang Nico bisa sepasrah ini gara-gara gagal mengejar cinta..." Malik tertawa meledek mendengar bahasa Nico yang seolah pesimis.

"Aku hanya nggak mau kembali patah hati. Biarkan mengalir seperti air, Tuhan pasti akan memberi jodoh yang terbaik," balas Nico dengan menaikkan kedua alisnya.

Mereka terdiam saat merdengar percakapan di ruangan pemeriksaan dokter Ojak, yang ruangannya tersekat pintu dengan sedikit kaca bagian atasnya. Nico mengintip di balik kaca pintu, terlihat Suci bersama Umi duduk berhadapan dengan sang dokter. Suci nampak lebih segar setelah berganti pakaian dengan gamis warna marun dan hijab segi empat cream.

Kembali Nico mengulas senyum, menatap gadis berhidung mancung dengan bibir tipis nan ranum yang sedang berbicara sambil sesekali tersenyum. Nico tak mendengar jelas apa yang sedang dibicarakan. Ia hanya tertarik dengan gesture bibir mungil yang sedang berucap penuh aura bahagia, sesekali menampakkan deretan gigi putihnya. Menggemaskan! (batin Nico)

Nico dan Malik keluar dari tempat persembunyiannya setelah Suci dan Umi keluar ruangan dokter. Tadi sudah menyaksikan mereka berjabat tangan dengan sang dokter, menandakan perpisahan.

"Sepertinya gadis itu akan menjadi milik salah satu diantara kalian," ujar dokter Ojah terkekeh memandangi dua pemuda jomblo dihadapannya.

"Bukan aku Om, tapi dia...." Malik yang merupakan keponakan sang dokter menunjuk dengan dagunya ke arah Nico.

"Dokter bisa aja..." Nico tersenyum tipis menanggapi yang menurutnya sebuah candaan.

"Makasih banyak ya dok atas bantuannya, saya akan transfer untuk administrasinya.

"Semoga kalian jodoh....." dokter menjawab lain dari yang di sampaikan Nico.

Terpopuler

Comments

titiek

titiek

Aamiin

2025-02-05

0

Aira Azzahra Humaira

Aira Azzahra Humaira

Amiin

2024-12-01

0

werdi kaboel

werdi kaboel

aamiin

2024-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 2. Mencari Tahu
3 3. Operasi
4 4. Keputusan
5 5. Tanggungjawab Nico
6 6. Janjimu Dusta
7 7. Persiapan
8 8. Jakarta
9 9.Terungkap
10 10. Kenalan
11 11. Surat Kesembuhan
12 12. Lowongan Sekretaris
13 13. Kini Kau Mendekat
14 Sekretaris Suci
15 Sehari Bersamamu (1)
16 Sehari Bersamamu (2)
17 Kopi Less Sugar
18 Maafkan Caraku Memilikimu
19 Perubahan
20 Kok Aku Kesel
21 Pesonamu
22 Dua Perempuan
23 Lampu Hijau
24 Hati Dua Pria
25 Cara Halus
26 Cara Halus (2)
27 Ujian
28 Pendekatan
29 Mengungkapkan
30 Minta Pendapat
31 Tamu Malam Minggu
32 Minggu Kita
33 Kasmaran
34 Taman
35 Taman (2)
36 Lega
37 Akal
38 Akal (2)
39 Percaya Padaku Saja
40 Ultimatum
41 Ultimatum (2)
42 Persiapan
43 Jangan Menolak Takdir
44 Jangan Menolak Takdir (2)
45 Ijab Kabul
46 Sentuhan Hangat
47 Bertahap Dong
48 Memulai Hidup Baru
49 Secercah Bukti
50 Secercah Bukti (2)
51 Smart Way
52 Malam Pengukuhan
53 Jangan Salah Faham
54 Aku Baik-Baik Saja
55 Malam Aksi
56 Malam Aksi (2)
57 Kejutan Dari Ayah
58 Saatnya Memikirkan Diri Sendiri
59 Liburan
60 Liburan (2)
61 Liburan (3)
62 Bersamamu
63 Bersamamu (2)
64 Galau
65 Skenario
66 Perpisahan
67 Perpisahan (2)
68 Pulang Tanpa Beban
69 Lon Galak Gata??
70 Meraba Hati
71 Meraba Hati (2)
72 Khodijah atau Fatimah?
73 Tabungan Rindu
74 Kau Mencuri Hatiku
75 Kau Mencuri Hatiku (2)
76 Di Tengah Keluarga Besar
77 Cinta Kan Menemukan Jalannya
78 Cinta Tlah Temukan Jalannya
79 Cinta Tlah Temukan Jalannya (The End Ss1)
80 S2 - Hidup Baru
81 S2 - Kabar Duka
82 S2 - I'm Yours
83 S2 - Tentang Istri
84 S2 - Syarat dan Makna
85 S2 - Kejutan Manis
86 S2 - Semoga Kita Berjodoh
87 S2- Ujian Cinta
88 S2- Sambutan Tak Terduga
89 S2- Sambutan Tak Terduga (2)
90 S2- Ketetapan Hati
91 S2- Bidadari Surgaku
92 S2- Suasana Pesta
93 S2- Suasana Pesta (2)
94 S2- Makan Dulu!
95 S2- Pernikahan Harus Dibatalkan
96 S2- Mari Jalani Hidup Masing-Masing
97 S2- Gelagat Ipar
98 S2- Rahasia Ipar
99 S2- Tragedi di Rumah Besar
100 S2- Menenangkan Diri
101 S2- Papa Sang Pelindung
102 S2- Rencana Pindah
103 S2- Goodbye Kemewahan
104 S2- Amplop Apa?
105 S2- Rebutan
106 S2- Masa Depan
107 S2- Menentukan Pilihan
108 S2- Akhir Bahagia (The End)
109 Extra Part 1
110 Extra Part 2
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Awal
2
2. Mencari Tahu
3
3. Operasi
4
4. Keputusan
5
5. Tanggungjawab Nico
6
6. Janjimu Dusta
7
7. Persiapan
8
8. Jakarta
9
9.Terungkap
10
10. Kenalan
11
11. Surat Kesembuhan
12
12. Lowongan Sekretaris
13
13. Kini Kau Mendekat
14
Sekretaris Suci
15
Sehari Bersamamu (1)
16
Sehari Bersamamu (2)
17
Kopi Less Sugar
18
Maafkan Caraku Memilikimu
19
Perubahan
20
Kok Aku Kesel
21
Pesonamu
22
Dua Perempuan
23
Lampu Hijau
24
Hati Dua Pria
25
Cara Halus
26
Cara Halus (2)
27
Ujian
28
Pendekatan
29
Mengungkapkan
30
Minta Pendapat
31
Tamu Malam Minggu
32
Minggu Kita
33
Kasmaran
34
Taman
35
Taman (2)
36
Lega
37
Akal
38
Akal (2)
39
Percaya Padaku Saja
40
Ultimatum
41
Ultimatum (2)
42
Persiapan
43
Jangan Menolak Takdir
44
Jangan Menolak Takdir (2)
45
Ijab Kabul
46
Sentuhan Hangat
47
Bertahap Dong
48
Memulai Hidup Baru
49
Secercah Bukti
50
Secercah Bukti (2)
51
Smart Way
52
Malam Pengukuhan
53
Jangan Salah Faham
54
Aku Baik-Baik Saja
55
Malam Aksi
56
Malam Aksi (2)
57
Kejutan Dari Ayah
58
Saatnya Memikirkan Diri Sendiri
59
Liburan
60
Liburan (2)
61
Liburan (3)
62
Bersamamu
63
Bersamamu (2)
64
Galau
65
Skenario
66
Perpisahan
67
Perpisahan (2)
68
Pulang Tanpa Beban
69
Lon Galak Gata??
70
Meraba Hati
71
Meraba Hati (2)
72
Khodijah atau Fatimah?
73
Tabungan Rindu
74
Kau Mencuri Hatiku
75
Kau Mencuri Hatiku (2)
76
Di Tengah Keluarga Besar
77
Cinta Kan Menemukan Jalannya
78
Cinta Tlah Temukan Jalannya
79
Cinta Tlah Temukan Jalannya (The End Ss1)
80
S2 - Hidup Baru
81
S2 - Kabar Duka
82
S2 - I'm Yours
83
S2 - Tentang Istri
84
S2 - Syarat dan Makna
85
S2 - Kejutan Manis
86
S2 - Semoga Kita Berjodoh
87
S2- Ujian Cinta
88
S2- Sambutan Tak Terduga
89
S2- Sambutan Tak Terduga (2)
90
S2- Ketetapan Hati
91
S2- Bidadari Surgaku
92
S2- Suasana Pesta
93
S2- Suasana Pesta (2)
94
S2- Makan Dulu!
95
S2- Pernikahan Harus Dibatalkan
96
S2- Mari Jalani Hidup Masing-Masing
97
S2- Gelagat Ipar
98
S2- Rahasia Ipar
99
S2- Tragedi di Rumah Besar
100
S2- Menenangkan Diri
101
S2- Papa Sang Pelindung
102
S2- Rencana Pindah
103
S2- Goodbye Kemewahan
104
S2- Amplop Apa?
105
S2- Rebutan
106
S2- Masa Depan
107
S2- Menentukan Pilihan
108
S2- Akhir Bahagia (The End)
109
Extra Part 1
110
Extra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!