Perjodohan Sejak Kecil
Di suatu desa yang asri dan sejuk, banyak penduduk yang mulai melakukan aktivitas seperti bercocok tanam dan bekerja sebagai buruh perkebunan. Desa Linggarjati terkenal dengan perkebunan karet dan perkebunan cengkeh. Damar merupakan putra tunggal dari Andi dan Intan ( pemilik perkebunan karet ).
Andi dan Anton ( ayah Wulan pemilik perkebunan cengkeh) menjalin persahabatan sejak kecil, walaupun mereka hidup di pedesaan banyak masyarakat yang menyegani mereka. Andi dan Anton berniat menjodohkan Wulan dan Damar dari sejak kecil, Wulan dan Damar tumbuh bersama namun tanpa mereka sadari dalam lubuk hati Damar dan Wulan menyimpan rasa sayang satu sama lain, disamping itu rumah mereka pun berdekatan.
Pukul 05.15
Waktunya para kaum adam keluar dari Masjid setelah melaksanakan solat subuh berjamaah, salah satu dari mereka ada Damar . Ketika Damar melewati rumah Wulan hendak bertanya, tetapi Wulan lebih dulu menyapa -Nya.
" Pagi Mas Damar ..." sapa Wulan yang sedang bersiap - siap memakai sepatu di teras rumah untuk joging pagi.
" Pagi juga dek, berangkat joging nya pagi banget dek. Emang mau joging kemana ? " tanya Damar penuh dengan rasa selidik.
"Heeemm ... ke Curug ( air terjun ) desa sebelah mas, Mas Damar mau ikut ?" ajak Wulan.
" Boleh, tunggu sebentar ya dek ! mas ambil sepatu dulu " Damar.
Damar dan Wulan pun mulai berlari - lari kecil sambil menikmati pemandangan sawah yang terbentang luas nan hijau dan udara sejuk yang menusuk hidung. Banyak muda mudi yang melakukan joging begitupun dengan pagi ini.
" Mas ayo kejar Wulan !!! " tantang Wulan yang terlebih dulu lari di depan.
" Siapa takut, nanti kalau mas di depan kamu harus kejar yah ! " Damar
" Oke ! weee kejar sini " seru Wulan sambil menjulurkan lidahnya.
" Awas kamu ya dek, " jawab Damar.
Tidak lama kemudian Damar melewati Wulan.
" Wleeeeee duluan dek ayo kejar !!!" ucap Damar sambil menjulurkan lidahnya dan melambaikan tangan dengan memasang wajah yang tersenyum riang.
" Pelan saja mas, Wulan sudah capek " Wulan
Namun hanya dapat anggukan dari Damar yang masih berlari tanpa melihat Wulan yang ada dibelakang.
"Duh ni Mas Damar joging rasa maraton nyesel nantangin huuuuuhhh capek " batin Wulan sambil menghembuskan nafas kasarnya, dan memegangi lutut karena merasa lelah. Damar yang melihat tingkah Wulan dari kejauhan pun memutuskan untuk menunggu di jembatan sambil berlari - lari kecil di tempat dengan pandangan masih lurus ke depan.
"Aaaaakkkkhhhirnya ! " ucap Wulan tentunya dengan nafas yang masih belum beraturan dan kedua tangan Wulan memegangi baju Damar dari belakang tepatnya di atas pinggul.
" Mas pelan saja, lagi juga masih pagi " ajak Wulan sambil melepaskan baju Damar dan berjalan sejajar dengan Damar.
” Iya ya siap Tuan Putri !" jawab Damar sambil memberi hormat kepada Wulan. Wulan hanya tersenyum melihat tingkah Damar.
Setelah sampai di tempat tujuan, mereka pun duduk bersebelahan di batu besar yang ada di tepi air. Tiba - tiba ada salah satu teman dekat Wulan menyapa mereka.
" Hai Wulan... cowok di sebelah pacar kamu ya ? " tanya Anjani yang muncul dari arah belakang Wulan dan Damar yang sedang bermain air.
" Hehehe kalau iya kenapa ? jawab Wulan menatap Damar dengan kedipan dan tersenyum.
"Oh selamat ya... kalau gitu aku duluan Wulan " Anjani
"Bye Anjani sampai ketemu besok " Wulan
" Bye - bye Wulan eemmmuuuaacch " ucap Anjani sambil memberi kiss bye
" Isshhh jijik kesambet kamu ya !" seru Wulan dengan candanya.
" Mas ganteng jagain pacar aku ya hahahaha !!! " Anjani
" Ni anak benar - benar kesambet kali yah ! awas aja besok " ucap Wulan sambil memberi isyarat telunjuk miring di jidatnya. Anjani yang melihat kelakuan Wulan makin gencar meledek Wulan dengan menjulurkan lidahnya. Wulan yang melihat tingkah Anjani ingin rasanya melempar sepatu. Ketika Wulan hendak melepas sepatu Damar mencegah-Nya.
" Sudah - sudah adek sayaaaannggg !!! hahaha " Damar
"Apaan sih mas hehehe" ucap Wulan memalingkan wajahnya yang tersipu malu.
Tanpa mereka sadari di balik pohon besar ada sepasang mata yang memerhatikan Wulan dan Damar sedari tadi, yaitu Anggi perempuan yang merupakan sepupu Wulan yang sudah lama memendam hati kepada Damar, Anggi pernah mengungkapkan perasaannya namu Damar hanya menganggap teman.
"Sial ! aku tidak bisa melihat ini terjadi, lihat saja Wulan " geram Anggi sambil mengepalkan sebelah tangannya.
" Heii !! lagi ngapain lu ? lagi ngintip orang pacaran ya ! " sapa Inggrit seraya mendorong pelan bahu bahu Anggi.
" Huuussssttt jangan kencang - kencang " ucap Anggi sambil membekap mulut Inggrit, namun secara reflek Inggrit menjilat tangan Anggi.
" Iiiissshhh uweek tangan lu asin gi, " Inggrit
" Lagi siapa suruh datang - datang berisik ! lu enggak lihat tuh mereka berdua - duan " ucap Anggi menunjukkan ke arah Damar dan Wulan dengan wajah kesalnya.
" Kayanya ada yang lagi kebakaran nih, gimana kalau kita kasih pelajaran pas pulangnya " usul Inggrit sambil melipat kedua tangannya.
" Oh ide bagus " jawab Anggi sambil melakukan tos dengan Inggrit.
Kembali ke Wulan dan Damar yang masih duduk di atas batu.
" Oh iya mas setelah lulus nanti, Mas Damar mau lanjutin ke Universitas mana ?" tanya Wulan
" Mas belum tahu dek, mungkin ke luar negeri atau mungkin ke ibukota dek, " jawab Damar sambil menatap wajah Wulan yang berubah sendu. Ya sekarang Damar duduk di bangku kelas 3 SMA sedangkan Wulan duduk di bangku kelas 1 SMA. Rasa kehilangan tidak bisa di pungkiri dari hati Wulan karena waktu satu tahun sangat cepat.
" Jangan jauh-jauh ya mas, nanti Wulan enggak ada teman joging lagi " pinta Wulan masih dengan wajah sendu
"Kalau jodoh, garis takdir pun tidak ada yang mampu merubahnya dek" jawab Damar sambil mencubit pipi Wulan.
" Iissshhh sakit tau mas ! " keluh Wulan sambil mengusap pipinya yang sakit.
"Lagi juga aku masih kecil, jodohku masih jauh mas " canda Wulan
" Pulang yuk dek sudah mulai panas " ajak Damar, mendapat anggukan dari Wulan.
Damar dan Wulan pun beranjak dari duduknya. Di pertengahan jalan Wulan meraba saku celana, mencari uang untuk membeli air mineral. Kenyataannya Wulan tidak membawa uang sepeserpun. Damar yang melihat Wulan seperti mencari sesuatu pun bertanya .
" Cari apa dek ? " Damar
" Perasaan tadi Wulan bawa uang terus taruh di saku celana tapi kok enggak ada ya " Wulan
"Jangan pakai perasaan dek ,😀 emang mau buat apa dek ? " Damar
"Wulan haus mas " Wulan
" Oh, mas juga haus .... nanti sekalian mas beliin saja, kebetulan mas bawa uang. Kita mampir ke warungnya Bi Lastri ya " Damar
" Oke " Jawab Wulan
Tidak lama kemudian Wulan sampai di depan gang warung ( letak warungnya Bi Lastri agak masuk dari jalan raya ) Damar lebih dulu berjalan. ketika Wulan ingin menyusul Damar, Wulan di hadang oleh Anggi dan Inggrit.
" Eeeiiiit ! mau kemana cewek murahan, bisa gak sih lu jauhi Damar ! " bentak Anggi sambil melipat ke dua tangannya.
" Kak Anggi, jaga ucapannya kak . Kita itu saudara enggak pantas kakak bicara kaya gitu. Lagi pula aku enggak ada apa - apa sama mas Damar. " Wulan
"Alaaahh ! gak usah pura - pura lupa lu. Awas lu ya kalau gw lihat lu dekat - dekat lagi sama Damar ! ini pelajaran buat lu Wulan !" bentak Anggi dengan kedua tangannya mendorong Wulan hingga tersungkur.
" Aauuuwww ...." erang Wulan
" Uuupppsss .... Hahaha ini enggak seberapa Wulan, aku bisa berbuat lebih ingat kata-kata itu ! " ancam Anggi dengan tangan yang memegang dagu Wulan.
" Bye bye Wulan... " Anggi dan Inggrit melambaikan tangan dengan senyum liciknya dan berjalan meninggalkan Wulan yang masih terduduk.
"Ya Allah sadarkan mereka dengan apa yang mereka perbuat, hhmmmm rasanya tangan dan kaki ku perih sekali" batin Wulan sambil melihat tangan dan kaki yang terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Nadira Ayu
Halo kak.
Jangan lupa mampir juga di karyaku ya kak.
" DIA ISTRI PILIHAN NENEK "
Semangat kak.
2021-03-12
1
Genik_A.A
tinggalin jejak dulu
semngat kak😉
2021-03-02
2
Eypila
❤️❤️❤️❤️
2021-02-12
1