Andi dan Intan pulang bersama, ketika mereka memasuki rumah melihat Damar dan Wulan yang berada di taman belakang. Tanpa di sadari orang tua Damar menyaksikan kenakalan anaknya yang kini sudah tumbuh dewasa. Mereka pun mengambil kesempatan untuk memotret anaknya yang sedang mencium pipi Wulan.
" Anak kamu tuh pah main nyosor aja" ucap Intan
"Anak kamu juga bu" Andi
" Awas saja nanti ibu kasih pelajaran nak, " Intan
" Ibu kaya enggak pernah muda saja " Andi
" Jangan - jangan ayah juga dulu begini yah " Intan
" Enggak bu, enggak salah lagi " ucap Andi memelankan suaranya di kalimat terakhir. Mereka pun masuk kedalam kamarnya.
Kembali ke Wulan
Wulan meletakkan gitar di samping ia duduk. Mengingat dirinya ingin menjaga semuanya untuk calon suaminya kelak, kini raut wajah Wulan berubah menjadi sendu.
" Hiks hiks hiks, pipi Wulan sudah enggak perawan lagi mas. Ini juga kan aset Wulan untuk suami Wulan nanti " ucap Wulan sambil meraba pipinya dan menangis.
" Huuusstt sudah dek, kok kamu nangis, pipi mas juga engga perjaka lagi nih !" ucap Damar sambil menunjukkan pipinya yang telah di kecup Wulan.
" Dasar anak kecil hmmm " batin Damar
"Tapikan Wulan enggak sengaja " Wulan
"Mas juga enggak sengaja dek, " Damar
"Bohong banget sih " kesal Wulan sambil membelakangi Damar. Sedangkan Damar duduk di tangan bangku.
" Masih marah ? mas cium lagi yah " Damar
" Tuh kan niat banget !" Wulan memukul Damar.
" Aaaauuhh " seru Damar merasa sakit karena pukulan Wulan.
" Coba sini Wulan lihat " ucap Wulan. Damar yang sudah duduk di samping Wulan kini mengulurkan tangannya. Karena Wulan tidak tega, Wulan mulai mengelus tangan Damar.
" Ini tuh bekas nolongin kamu di sekolah, ada orang habis di pukul sekarang di elus- elus " Damar pura-pura marah
" Maaf ya mas Wulan enggak peka. Pikir Wulan tadi cuma merah biasa. " ucap Wulan
"Sudah enggak apa-apa, ini juga karena mas jarang olahraga sekalinya olah raga langsung angkat karung gede banget " Damar
" Mas Damar...! mulai ya nih " Wulan mulai mencubit kecil tangan Damar
" Aaaaauuuhhh dek, shhh sakit " Damar reflek menarik tangannya.
"Lagian Wulan juga bukan karung " Wulan
" Iya iya maaf " Damar
Mereka masih duduk di satu bangku menikmati indahnya langit di malam hari, Wulan pun teringat pesan dari ibunya yang tidak boleh pulang lewat jam sembilan malam, dilihatnya jam di tangan menunjukkan pukul 20.25 waktu setempat.
" Mas jam sembilan nanti Wulan mau pulang " Wulan
" Oh iya dek, kapan-kapan kita main gitar bareng yuk. Kamu bisa nyanyi kan ?" tanya Damar
" Insya Allah bisa mas," Wulan
"Kamu masih mau belajar main gitar ? " tanya Damar
"Sebenarnya Wulan sudah lama ingin belajar gitar, biar nanti minta ayah untuk beliin " Wulan
" Enggak usah dek pakai itu saja. Lagi pula mas juga jarang pakai. Apa lagi bulan - bulan besok pasti sudah sibuk untuk persiapan ujian. " Damar
" Oh kalau gitu Wulan pinjam ya mas, Mas Damar juga harus semangat belajarnya " Wulan
" Pasti dong, tunggu sebentar yah mas mau ambil case ( Tas gitar )" Damar pun berjalan ke kamar untuk mengambil tas gitar beserta perlengkapannya.
" Iyaa mas" Wulan
Tidak lama pergi Damar menenteng tas gitar dan buku panduan di ke dua tangannya.
" Buku apa itu mas ?" tanya Wulan dari kejauhan.
" Oh ini, buku panduan biar kamu lebih jago lagi main gitarnya dek" jawab Damar sambil mengangkat buku di tangannya.
"Wah, terimakasih ya mas " Wulan
" Iya, sini mas bantu masukin gitarnya biar nanti bawanya di motor engga susah di dalam juga udah ada strap nya " Damar
" Oh iya ini juga ada pick yang gunanya untuk memetik gitar, biar tangan kamu juga enggak sakit dek " imbuh Damar
" Oke lengkap banget ya mas ... Hmmm terimakasih untuk hari ini mas, " Wulan tersenyum sambil mengambil pick dari tangan Damar
" Terimakasih juga buat kissnya dek " Damar tersenyum jail
" Hmmm rugilah aku ..." Wulan memasang wajah cemberut.
"Sudah enggak usah cemberut gitu, jelek gitu " Damar
" Biarin wlee (Menjulurkan lidahnya ) sudah mas, Wulan mau pulang dulu. Oh iya mas besok Wulan berangkat sekolah sendiri " Wulan
" Iya .. Ya sudah yuk mas antar ke luar " Damar
Mereka pun berjalan masuk ke dalam rumah Damar ketika di ruang keluarga mendapati orang tua Damar yang sedang asik mengobrol.
" Ayah ... Ibu kapan pulang ? "tanya Damar
" Barusan bareng sama ibu " jawab Andi
"Wulan kamu enggak di apa apain kan sama Damar nak ? " Intan
" Eh enggak kok tan, Wulan mau pamit pulang tan. Takut di marahin ayah hehehe" Wulan menatap Damar.
" Semoga aja ayah sama ibu engga tau kejadian tadi " batin Damar
" Owh iya... kapan-kapan main lagi ya nak " Intan
" Iya tan, assalamualaikum " pamit Wulan mencium tangan ke dua orang tua Damar.
" Wa'alaikum salam " jawab mereka.
Damar mengantarkan Wulan sampai depan rumahnya. Dipandangi punggung Wulan yang semakin menghilang.
"Hmmm banyak cerita untuk hari ini " batin Damar seraya melangkahkan kakinya untuk masuk.
"Udah pulang Wulan nya nak ?" tanya ibu Damar yang melihat damar masuk ke dalam rumah.
" Udah bu " Damar
" Sini duduk dekat ibu, ibu mau bicara nak " Intan
" Iya bu" Damar menuruti perintah ibunya dan duduk di sebelahnya.
" Dasar anak nakal ini apa nak ?! main cium cium anak gadis orang !" ucap Intan sambil melihatkan foto dan menjewer telinga Damar.
" Aduh duh duh bu maafin Damar " Damar mengelus telinganya yang memerah. Andi hanya bisa tertawa kecil
" Ayah kok ketawa sih " Damar
"Kamu nak, tau ibu kamu galak kenapa main main hahaha" Andi
" Oh jadi selama ini ibu galak ya yah " Intan
" Duh salah ngomong " Andi sambil melirik takut ke istrinya.
" Hahaha ayah takut bu, maafin Damar ya bu.. cup cup cup " Damar memegangi dan mencium tangan ibunya.
" Damar khilaf " imbuh Damar
" Awas kalau di ulangi lagi " Intan
" Iya ibu cantik emmuuach (mencium pipi ibunya ) Damar ke kamar ya bu " pamit Damar beranjak dari duduknya.
" Ibu ayok ke kamar, " ajak Andi
" Enggak ada jatah ya malam ini"jawab jutek Intan berjalan ke kamar.
" Duh apes - apes" ucap Andi sambil menepuk pelan kelapanya dan berjalan mengekor istrinya.
Hari sudah larut mereka pun masuk ke dalam kamar. Sedangkan Wulan yang masih asik belajar memainkan gitar milik Damar di kamarnya dan mengingat apa yang terjadi di rumah Damar.
" Ceklek " suara pintu terbuka
" Cie cie yang habis pacaran " canda Rendi yang mendapat lemparan bantal dari Wulan
" Apa sih dek, bisa enggak sih ketuk pintu dulu " Wulan
" Kenapa mba Wulan lagi asik ngelamun Mas Damar ya " Rendi
" Kok kamu tahu dek," Wulan
"Taulah kan kelihatan dari mukanya Mba Wulan, malam malam gini masih ceria... " Rendi sambil mendudukkan dirinya di kursi belajar Wulan.
" Dek tadi siang mba hampir jatuh dari lantai atas sekolah " curhat Wulan
" Kok bisa mba ?" Rendi
" Iya mba di dorong Kak Anggi, tapi jangan bilang ayah sama ibu yah " pinta Wulan
" Hmm tapi ada syaratnya, Rendi boleh ya mba pinjam gitarnya " Rendi
" Iya iya... Awas loh kalau sampai ibu dan ayah tahu " Wulan
" Iya Rendi janji mba" Rendi
" Mba .. Rendi tidur dulu ya, Mba Wulan juga jangan malam-malam tidurnya." Rendi
" Iya adikku, udah sana tidur " Wulan. Rendi pun keluar dari kamar Wulan.
" Sabar ya mba, Rendi tau Mba Wulan orang yang baik. Besar nanti Rendi janji akan lindungi Mba Wulan " batin Rendi merasa iba dengan kejadian yang terjadi pada Wulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
like mendarat.mari qt slg dukung.
di tunggu feedbacknya
2021-02-17
1
MochiChangsubie
duh malunya kegep sma ortu pake acara difotoin segala lagi wkwkwk...
akhirnya pipi mereka brdua udh gk perawan n perjaka lagi, ngakak...😂
2021-01-09
1