Flash back on
Di suatu hari dimana Andi dan Intan tengah di selimuti rasa bahagia mereka karena telah di karuniai seorang anak laki-laki yang baru saja dilahirkan oleh Intan. Sebagai sahabat yang baik Anton dan Latifah ( Orang tua Wulan ) menjenguk untuk melihat keadaan sahabatnya. Mereka pun duduk di sofa dan berbincang dengan akrab di sebuah ruangan yang bernuansa baby boy, diantara mereka ada Ayah Andi. Ditengah obrolan mereka, Ayah Andi ikut berbicara.
" Andi anak kamu ayah panggil dengan nama Damar ya nak, terserah kamu ingin menggantinya atau enggak " ucap Wisnu kakek Damar
" Iya ayah, nama Damar juga bagus ya bu ?" tanya Andi ke Intan
"Iya ayah, nanti biar nama aktanya biar kami yang urus " ucap Intan
" Boleh ..." Jawab Wisnu
"Oh iya kalian kapan nyusul jangan di tunda - tunda ?" tanya Wisnu ke Anton dan Latifah
" Kita sudah berusaha pah, sedang menunggu pemberian yang di atas pah " jawab Anton sambil memegang tangan Latifah dan sudah menganggap Wisnu sebagai orang tua sendiri.
"Jika nanti anak kalian perempuan, tolong beri nama Wulan agar besok di nikahkan dengan Damar cucuku " ucap Wisnu
" Biarkan Damar dan Wulan hidup bersama untuk melanjutkan persahabatan kalian " imbuh Damar
" Aamiin.. ." ucap mereka bersama dengan raut wajah yang senang.
Flash back off
Ketika Anton dan Rendi sampai di depan rumahnya.
" Ayok Damar, Andi mampir ke rumah sudah lama kalian enggak kumpul bareng " ajak Anton
" Iya terimakasih, lain waktu saja." jawab Andi dan Damar hanya mengembangkan senyumnya. Anton pun masuk rumah terlebih dahulu kemudian di susul oleh Rendi. Rendi yang menyadari keberadaan Mang Ujang dan Pak Hasan pun bertanya.
"Eh Mang Ujang dan Pak Hasan, sudah solat ?" tanya Rendi ketika melihat Mang Ujang dan Pak Hasan yang sedang asik bermain catur di pos depan rumah.
" Sudah tadi mas " jawab Pak Hasan dan Mang Ujang.
" Oh, ya sudah kalau begitu Rendi masuk dulu pak " Rendi
" Iya mas Ren" ucap mereka bersama.
Setelah melepas baju koko nya Rendi dan ayahnya pun berkumpul di meja makan.
" Bi Ning dimana Yani ? " tanya Anton
" Yani... ada di rumah belakang pak " jawab Bi Ningsih
"Suruh dia kesini makan bareng kami bi, sekalian panggil Mang Ujang dan Pak Hasan " perintah Anton
" Baik pak .." jawab Bi Ningsih, lalu memanggil Yani.
" Ayo Yani sini, duduk di samping Wulan " ucap Wulan sambil menepuk kursi sebelahnya.
" Iya mba terimakasih, " jawab Yani seraya mendudukkan dirinya di sebelah Wulan. Bi Ningsih pun memanggil suaminya dan Pak Hasan yang sedang bermain catur.
" Pak ! ... Pak Hasan dan bapak di panggil Pak Anton katanya ada masalah urgent ! " bohong Bi Ningsih sambil berjalan cepat menuju meja makan.
Pak Hasan dan Mang Ujang pun berjalan tergesa-gesa , sesampainya di meja makan.
" Ada apa pak ? bapak memanggil kita ?" tanya Mang Ujang dengan nafas yang tidak beraturan.
" Ayo sini duduk makan bareng " ucap Anton
" Duh mah mah, kirain ada masalah " gumam Mang Ujang sambil duduk di sebelah Bi Ningsih. Tapi tidak dengan Pak Hasan
" Pak ... Anu pak saya, saya.... sedang tidak makan malam" ucap Pak Hasan sambil memainkan ke dua telunjuk di atas perutnya yang buncit, tumbuhnya yang gendut membuat baju kemeja yang ia gunakan terasa sempit terlihat dari kancing baju yang tidak rapih.
" Halah sekali ini saja pak, berat badan enggak langsung naik sepuluh kilo gram kan, setelah makan kancing kemejanya di lepas saja pak kasian ketarik tarik. " canda Rendi yang membuat semua orang tertawa kecil.
" Iya bener ya mas hehehe, ya sudah ayo makan semua. " ucap Pak Hasan.
"Sudah lengkap semua, mulai sekarang makannya bareng seperti ini setiap hari ya biar nikmat. " perintah Pak Anton
" Ayo Rendi pimpin doa " ucap Latifah
Rendi pun memimpin doa, mereka semua makan dengan lahap, hanya terdengar suara dentingan sendok pada piring. Meja panjang dan kursi yang dulunya kosong kini penuh dengan adanya Yani, Bi Ningsih, Pak Hasan, dan Mang Ujang. Mereka semua sudah di anggap seperti keluarga besar yang sedang berkumpul. Setelah selesai makan malam, mereka di sibukkan dengan tugas masing-masing.
" Terimakasih pak makan malamnya "ucap Pak Hasan yang sudah beranjak dari tempat duduknya dan menghadap ke Anton
" Tenang Hasan, besok jangan sungkan-sungkan lagi. Tenang untuk masalah kegendutan biar saya kasih latihan militer " ucap Anton
" Hehehe iya pak terimakasih, kalau begitu saya pamit ke depan pak " jawab Pak Hasan sambil berjalan dan mengernyitkan keningnya tentang latihan militer yang akan di berikan Anton kepadanya.
" Duh semoga saja latihan militernya enggak berat" batin Pak Hasan.
" Pak terimakasih sudah mau menampung orang miskin seperti kami " ucap Mang Ujang yang masih duduk di tempatnya. Tiba-tiba pandangan semua orang mengarah ke Mang Ujang dengan rasa haru.
" Jangan bicara seperti itu Ujang, kita ini saudara " ucap Latifah
" Iya baik Bi Ningsih, Yani dan termasuk Mang Ujang kalau butuh sesuatu tolong bicara jangan di tutup-tutupi. Ya sudah saya mau ke kamar dulu. " imbuh Anton
" Kalau begitu mari bu, saya mau ke depan nemenin Hasan" pamit Mang Ujang.
" Iya Rendi juga mau ngerjain tugas, duluan semua "susul dengan Rendi yang beranjak meninggalkan ruang makan.
" Iya, ... " Latifah
Kini tinggallah Wulan, Yani, Bi Ningsih dan Latifah.
" Terimakasih ya bu, semoga Allah membalas kebaikan kalian" ucap Bi Ningsih sambil peluk Latifah. Wulan dan Yani berpelukan dan tersenyum.
" Kamu sekarang jadi adik perempuan ku, jadi kalau ada masalah bicara ya" ucap Wulan sambil tersenyum.
" Iya mba terimakasih.. " jawab Yani
" Anak-anak ibu yang akur ya, maaf ibu enggak bisa bantu. Ibu mau bantuin ayah cek laporan." ucap Latifah sambil memegang pundak mereka berdua.
" Engga papa bu, biar Wulan sama Yani yang bereskan dapur. Bi Ning juga istirahat saja pasti capek seharian beresin rumah. " ucap Wulan.
" Ayo Ning kita pergi, biar anak perawan yang beresin ini semua " ajak Latifah.
" Iya Bu " Bi Ningsih pun pergi meninggalkan Yani dan Wulan yang sedang asik membersihkan meja makan.
" Terimakasih ya Allah, telah menghadirkan orang-orang yang baik di kehidupan kami." batin Bi Ningsih, Mang Ujang dan Bi Ningsih adalah penduduk setempat yang hidup dengan serba kekurangan. Hingga di suatu hari Anton mengetahui seluk beluk kehidupan mereka dan mempekerjakan mereka hingga saat ini.
"Sini dek, biar Mba Wulan yang cuci piring. Kamu lap meja makan aja ya dek." perintah Wulan yang tidak membiarkan adiknya bekerja berat.
" Iya mba " jawab Yani, batin Yani pun merasa senang karena memiliki seorang kakak perempuan yang cantik dan perhatian.
Di rumah Damar
Di ruang keluarga Damar, Andi dan Intan setelah selesai makan malam mereka duduk santai sambil menonton TV dan di temani potongan buah yang tersaji di atas meja, mereka bersama menikmati waktu malam yang tersisa. Tiba-tiba ayah Damar membuka pembicaraan.
" Bu Damar katanya ingin melanjutkan kuliah di luar negeri, " Ucap Andi
" Iya bu, Ibu jangan cemas insyaallah Damar bisa jaga diri." Imbuh Damar
" Heeeemmm...." Ibu Damar menarik nafas panjang.
" Jadi ini yang mau di bicarakan, apa ayah mengijinkan ?" tanya Ibu Damar. Ibu Damar yang masih sibuk dengan benang rajut dan jarum di tangannya pun berhenti dan meletakkan di atas meja.
" Ayah mengijinkan bu demi kebaikan Damar, dan ayah yakin, anak ayah mampu melindungi dirinya. " ucap Andi meyakinkan Intan.
" Ya udah kalau itu keputusan ayah, ibu juga mengijinkan dengan syarat setiap hari harus kasih kabar ke ibu." ucap Intan tersenyum sambil menatap wajah Damar.
"Benar bu, ibu mengijinkan Damar ?" tanya Damar, ibu Damar pun membalas dengan anggukan dan tersenyum pasrah.
" Iya nak disana harus jaga diri baik-baik ya" ucap Ibu Damar.
" Baik bu. Ayah, ibu jangan kasih tahu hal ini ke siapa pun bu. Terutama keluarga Wulan." pinta Damar
" Dan ada satu hal lagi yang ibu belum tahu rencana kita " ucap Andi melirik ke arah Damar. Damar hanya tersenyum malu mengingat akan niat baiknya.
🌺
🌺
🌺
🌺
🌺
🌺
🌺
Yuk dukung Author agar lebih semangat lagi berkarya dan jangan lupa vote, like dan komen ya.... 👌
Terimakasih 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
MochiChangsubie
Loh Damarnya mau kuliah keluar negeri toh...trus Wulan ?
Aku mampir lagi nih thor, lanjutin baca yg tadi hehe
2021-01-09
1