" Eh Yu, aku ke toilet bentar ya " Wulan
"Ya udah jangan lama-lama ya Lan, " Ayu
Wulan pun berjalan ke arah toilet, selesai buang air kecil Wulan bertemu dengan Anggi dan Inggrit yang sedang merapikan rambut di depan kaca. Anggi yang melihat Wulan pun langsung membalikkan badannya.
" Kak Anggi " sapa Wulan yang baru keluar.
" Aduh ada Duo Mak Lampir nih " batin Wulan.
" Apa ! kaget lu ada gue ! ? " bentak Anggi
" Enggak " jawab Wulan yang hendak berjalan keluar toilet
" Eh mau kemana lu, ayo Grit kita kasih pelajaran anak ini biar kapok ! " ucap Anggi yang mencengkram tangan kiri Wulan dan berjalan keluar toilet sambil menarik tangan Wulan membawa ke atas gedung sekolah.
" Kak Anggi lepasin Wulan kak ! " pinta Wulan sambil berusaha melepaskan diri namun hanya di acuhkan Anggi.
"Udah ikut kita aja " Inggrit
Anggi dan Inggrit pun berjalan ke arah roof top untuk melancarkan aksinya. Tanpa mereka sadari tindakan mereka di lihat oleh siswa siswi yang hendak ke toilet . Sedangkan di kantin Ayu dan Anjani menunggu Wulan.
" Ayu ... Wulan kemana ?" tanya Anjani yang baru saja datang membawa pesanan Ayu dan Wulan.
"Oh Wulan, tadi bilangnya sih ke toilet kok lama yah...?" jawab Ayu
" Ya udah kita tunggu disini sampai jam istirahat habis " Anjani.
Damar yang duduk tidak jauh dari Ayu dan Anjani pun mendengar percakapan mereka.
" Kemana perginya Wulan yah, sepertinya ada yang engga beres. kenapa perasaan ku jadi engga enak gini ya" batin Damar sambil melamun dan mengaduk aduk minuman yang di gelas.
" Hey bro ngelamun aja " tegur Dafa sambil memukul pelan lengan Damar
" Eh engga apa-apa, gue cabut duluan ya " Damar
"Tumben cepet" Rama
" Iya aneh tuh anak, engga kaya biasanya " timpal Hendi
" Udahlah biarin mungkin lagi ada masalah sama ceweknya " Dafa
Keluar dari kantin Damar pun berlari ke arah toilet perempuan. Sesampainya di depan pintu toilet, Damar pun ragu untuk masuk ke toilet perempuan.
" Duh masuk enggak ya ?" batin Damar sambil mondar-mandir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Tidak lama keluarlah Fani, teman satu kelas Damar yang kenal sejak SMP.
" Ceklek " suara pintu terbuka
" Damar, ngapain kamu di depan pintu toilet perempuan ? " tanya Fani
" Eh Fan, kebetulan banget ada kamu. Di dalam toilet ada Wulan enggak ?" Damar
" Oh, Wulan... tadi pas aku mau masuk toilet lihat Wulan naik ke roof top bareng Anggi sama Inggrit. Sepertinya mereka...." belum selesai Fani bicara sudah di selah Damar.
" Oke thanks ya... " ucap Damar sambil menepuk pelan pundak kanan Fani.
"Huh dasar pasti masalah buyutan yang enggak kelar-kelar " tebak Fani yang sudah lama tahu masalah Wulan dan Anggi.
Damar pun berlari menaiki tangga, sesampainya di atas Damar berjalan pelan. Damar menyaksikan kejadian yang tidak diinginkan. Tanpa basa-basi Damar ingin mengungkap hal ini kepada kepala sekolah.
" Oh ternyata ini yang di maksud Wulan Duo Mak Lampir, maaf ya dek mas nonton dulu" batin Damar
Damar pun tersenyum miris dan dengan sembunyi Damar merekam semua yang terjadi untuk bahan bukti. Sedangkan Anggi yang tersulut emosi tidak bisa mengendalikan amarahnya.
" Dengar ya Wulan, mungkin kita saudara jauh. Tapi gue engga sudi punya saudara kaya elu ! dan gue engga akan rela apa yang gue inginkan dimiliki orang lain!!. " ucap Anggi sambil memegang ke dua tangan Wulan dari belakang.
" Kak Anggi ngomong apa ? Wulan engga ngerti ! " Wulan
" Kamu lupa kejadian hari libur kemarin hah ! ?" tanya Anggi
" Apa tentang mas Damar ? maaf kak Wulan engga bisa jauhi mas Damar" ucap Wulan jujur memang sulit baginya jauh dari Damar.
" Apa kamu bilang ! ! " ucap Anggi yang semakin marah. Anggi semakin kencang mencengkeram ke dua tangan Wulan dan menjambak rambut Wulan.
" aahhhhh sakit kak lepasin Wulan hiks hiks hiks ! " pinta Wulan yang mulai menangis.
" Jangan harap ya ! " Anggi
" Maaf ya dek, mas enggak bisa bantuin kamu demi menyingkirkan mereka dari sekolah " batin Damar terasa sedih melihat Wulan.
" Anggi lepas, ingat ini saudara lu juga. Jangan kelewatan Anggi ! " ucap Inggrit sambil melepaskan cengkraman Anggi karena dirasa sudah melewati batas.
" Lu itu sahabat macam apa hah ! " Anggi
" Bukan itu maksud gue Gi, lu udah kelewatan Anggi ! lu bisa di keluarin sekolah kalau kaya gini Gi " Inggrit yang merasa kasihan melihat Wulan menangis, namun ucapan Inggrit membuat Anggi semakin emosi. Tanpa melihat sekitar Anggi mendorong dan melepaskan Wulan begitu saja. Wulan yang tidak jauh dari tepi gedung dengan pembatas besi pun hilang kendali membuatnya menggantung berpegangan di pagar besi. Damar yang melihat kejadian ini pun tidak bisa tinggal diam dan keluar dari persembunyiannya. Inggrit yang menyadari kejadian tersebut berusaha membantu Wulan.
" Wulan ayo bertahan Wulan " ucap Inggrit sambil menarik tangan Wulan.
" Kak tolong Wulan kak ...." mohon Wulan yang sudah di basahi air mata.
" Wulaaaannn " teriak Damar sambil berlari.
" Keterlaluan ! " ucap Damar di samping Anggi. Anggi hanya terpaku melihat kedatangan Damar.
Sedangkan di bawah gedung sudah ramai pelajar dan para guru yang berhamburan keluar menyaksikan Wulan yang masih bergelantung.
Di kantin
" Yu ada apa sih mereka kok ramai banget " tanya Anjani
" Iya yah, coba Jan kita ke sana " ajak Ayu. Sesampainya di tempat Ayu dan Anjani melihat ke atas.
" Astaghfirullah itu Yu ... Yu itu Wulan kenapa bisa di sana " ucap Anjani
" Ayo kita ke sana Jan... bantuin Wulan " Ayu
Ayu dan Anjani pun menyusul Wulan.
" Ayo cepat, cepat taruh sini " ucap salah seorang guru yang memberikan petunjuk untuk menaruh matras tepat di bawah Wulan.
Kembali ke Wulan
" Mas Damar ! mas Wulan takut, tolongin Wulan mass ! " Wulan.
" Iya dek, ayo pegang tangan mas dek" Damar pun mengulungkan tangan kanannya
" Ayo Grit kita tarik Wulan " Damar
" Ayo Wulan kamu pasti bisa !" Inggrit. Sedangkan Anggi duduk lemas menyadari apa yang terjadi itu kesalahannya.
" Ayo dek berusaha satu... dua...., tiga..... ahhh !" teriak Damar yang berhasil membawa Wulan selamat dari maut. Wulan pun terduduk karena sekujur tubuhnya terasa lemas. Terasa Wulan aman Damar menghampiri Anggi.
" Urusan kita belum selesai !" ucap Damar dengan wajah penuh penekanan dan berjongkok di depan Anggi.
" Wulan lu enggak apa-apa ?" tanya Inggrit sambil memegang tangan Wulan yang gemetar. Wulan pun menggelengkan kepalanya.
" Wulaaaannn ! Alhamdulillah kamu selamat " ucap Ayu yang baru saja tiba di tempat.
" Minggir ...!" ucap Anjani mengalihkan Inggrit. Inggrit yang merasa di acuhkan pun pergi bersama Anggi ke kelas.
" Dek ayo berdiri " pinta Damar.
" Enggak bisa mas, kaki Wulan lemas " Wulan
" Ya udah biar kita aja yang bawa Wulan ke UKS kak" ucap Ayu
"Iya kak biar kita yang nemenin Wulan." tambah Anjani
" Ya sudah kalau begitu, saya titip Wulan. Nanti biar saya jemput di jam pulang sekolah ." Damar
Ayu dan Anjani pun memapah Wulan sampai di ruang UKS, sedangkan Damar pergi ke ruang Lab komputer berniat memindahkan file yang ia rekam ke flashdisk miliknya. Setelah selesai Damar menuju ruang kepala sekolah.
" Tok tok tok... " Damar mengetuk pintu kepala sekolah
" Silahkan masuk " jawab kepada kepala sekolah
" Selamat siang pak, .." Damar
" Siang ... silahkan duduk " kepala sekolah
" Terimakasih pak, saya ingin menyerahkan bukti kejadian yang barusan terjadi di lingkungan sekolah kita pak. Saya harap bapak bisa menindak lanjut permasalahan ini, mengingat tidak seharusnya pelajar melakukan hal tersebut." Damar pun duduk dan menyodorkan flashdisk untuk di putar di laptop milik pak kepsek.
"Silahkan di buka file sekolah disitu bapak lihat videonya." imbuh Damar. Kepala sekolah pun mengambil flashdisk Damar untuk di sambungkan ke laptopnya.
" Oke .... biar nanti saya yang akan memutuskan " Kepada Sekolah
" Terimakasih pak,saya izin masuk kelas " Damar
" Oh iya sama-sama nak, silahkan " jawab pak kepsek. Damar pun meninggalkan flashdisk miliknya dan bergegas untuk masuk kelas.
Di UKS
" Maaf ya jadi ngerepotin kalian " ucap Wulan sambil duduk di ranjang tidur UKS.
" Sudah engga apa-apa Lan, kita temani kamu di sini ya " Ayu
" Enggak usah Yu, kalian masuk kelas aja nanti guru nanyain kita loh, disini juga ada dokter Windy yang jaga. Iyakan dok ?." tanya Wulan ke dokter Windy. Dokter Windy pun tersenyum dan mengangguk. Ia memang sudah bertugas di sekolah sejak lama.
" Ya udah ayo Yu kita ke kelas, nanti aku bawain tas kamu ya Lan, " Anjani
" Dok, nitip teman kita ya dok" Ayu
" Sip...." ucap Dokter Windy. Ayu dan Anjani pun masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
" Wulan, sebaiknya kamu istirahat karena badan kamu terlalu shock" ucap Dokter Windy
" Baik dok, terimakasih " Wulan pun merebahkan tubuhnya.
" Sama-sama " ucap Dokter Windy tersenyum dan Wulan pun tidak lama merasakan kantuk yang membuatnya terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
q mampir kk
2021-02-11
1
누나 슈가 🖤
Wulan pke hijab atau nggk Thor?
2021-02-03
1
Salsa.W
Anggi.....😡
2021-01-18
1