4. Mengobati luka

Damar pun melepas jaketnya yang basah lalu ia letakkan di bangku luar rumah Wulan, Damar duduk di sofa dan menunggu Wulan di ruang tamu. Sekilas melihat foto tiga anak kecil bergandeng tangan, membuatnya tersenyum simpul.

"Bi tolong taruh es ini kedalam gelas ya, sisanya buat bibi, mang Ujang, dan satu lagi taruh lemari es ya bi" perintah Wulan sambil meletakan tentengan plastik di atas meja makan.

" Baik Mba Cantik, wah es kelapanya mantap. Ngomong - ngomong dari siapa mba ?" tanya Bi Ningsih

"Dari Mas Damar bi nanti kalau sudah tolong taruh di depan ya bi, baju Wulan sudah basah kuyup mau mandi sebentar " Wulan

"Siap anak manis " jawab Bi Ningsih sambil mengacungkan jempolnya.

( Singkat cerita Mang Ujang adalah salah satu orang kepercayaan orang tua Wulan, Mang Ujang merupakan suami dari Bi Ningsih. Dari pernikahan mereka di karuniai seorang anak perempuan yang di sekolahkan oleh keluarga Wulan. Bi Ningsih dan Mang Ujang pun mendapatkan tempat tinggal yang berada di belakang rumah Wulan )

Wulan pun masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan badannya. Sedangkan Bi Ningsih menyiapkan es kelapa muda untuk Damar dan Wulan.

" Eh ada Mas Bagus " ucap Bi Ningsih sambil membawa nampan.

Damar sering di panggil Mas Bagus oleh orang - orang yang kerja di rumah Wulan maupun di rumahnya.

" Eh ada bibi, assalamualaikum bi... gimana sehat bi ? " salam Damar dan mencium tangan Bi Ningsih.

" Wa'alaikum salam, Alhamdulillah sehat Mas Bagus" jawab Bi Ningsih sambil meletakkan gelas ke meja.

Damar selalu menghormati orang yang lebih tua dan tidak pernah membedakan status sosial, bagi Damar orang yang membantu pekerjaannya sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Tidak lama Bi Ningsih dan Damar berbincang, datanglah Wulan dengan memakai baju merah muda lengan pendek dan rok di bawah lutut membuatnya terlihat anggun.

"Hayo lagi ngobrolin apa ?" ucap Wulan sambil jalan menghampiri Damar dan Bi Ningsih lalu duduk di sebelah Damar.

" Enggak ngobrolin yang aneh-aneh kok Mba Cantik hehehe... Oh iya mba tadi ibu pesan tanyain ke Mba Wulan kalau sudah bangun tidur, Mba Wulan sudah beli obat belum soalnya kalau belum beli nanti biar bibi belikan " Bi Ningsih

" Sudah bi, ni dari Mas Damar" ucap Wulan sambil menunjukkan obat yang masih di dalam kantong plastik.

"Cie ... Mas Damar perhatian ya mba, " goda Bi Ningsih

"Iya dong bi, apa sih yang enggak buat adik ku yang manis." ucap Damar sambil tersenyum menyentuh dagu Wulan dengan jari telunjuknya.

" Isssshhhh apaan sih mas ! enggak mempan tau mas gombalan mu " kilah Wulan tersenyum sambil mengusap dagunya dengan kasar.

" Ayok di minum dulu esnya nanti keburu enggak enak loh " Bi Ningsih

"Iya bi terimakasih. " ucap Damar dan Wulan. Mereka pun menikmati es kelapa bersama.

" Eh Mba Wulan, tadi bibi enggak lihat Mba Wulan pulang joging. Mba Wulan jatuh dimana kok bisa memar begini ? " tanya Bi Ningsih ketika melihat tangan Wulan yang biru lebam.

" Ini nih gara-gara Duo Mak Lampir ! " ceplos Wulan tanpa menghiraukan keberadaan Damar di sampingnya.

"Uhuk... uhuk..." Damar pun tersedak mendengar pengakuan Wulan.

" Pelan-pelan dong mas " ucap Wulan sambil menepuk pelan punggung Damar dan meletakkan gelas ke meja.

"Apa kamu bilang dek ?! katanya tadi pagi tersandung " tanya Damar menatap Wulan dengan penuh tekanan

" Hehehe maaf mas, Wulan enggak bermaksud bohong sama Mas Damar " ungkap Wulan dengan senyum terpaksa

" Aduh kenapa aku jadi bodoh gini sih, " batin Wulan dengan mengarah ke Bi Ningsih, Wulan pun memberi isyarat ke pada Bi Ningsih dengan mengedipkan matanya.

" Sudah - sudah Bi Ning merasa jadi penonton film, pantes aja lukanya kayak di gebukin " ucap Bi Ningsih

" Eh beneran kok bi, ini jatuh " jawab Wulan

" Beneran jatuh ? terus apa hubungannya dengan Duo Mak Lampir yang kamu sebut ? dan siapa yang kamu maksud Duo Mak Lampir ?" cerocos Damar

" Sudah jangan berantem, bibi pamit ke dapur ya mba, mas... mau masak buat makan malam. Nanti kalau butuh sesuatu panggil bibi aja ya mba " pamit Bi Ningsih

"Iya bi ..." ucap Wulan

" Dek jawab pertanyaan mas tadi !" ucap Damar pelan dengan penuh tekanan

" Yang mana mas, kalau nanya satu - satu. Wulan bingung mau jawab yang mana dulu" kilah Wulan.

" Kamu di apain sama Duo Mak Lampir ? dan yang kamu maksud Duo Mak Lampir itu siapa ?"tanya Damar

" Iya iya Wulan ceritain .... tapi Mas Damar janji ya jangan marah " Wulan

"Iya adikku yang manis, sudah ayok cerita " bujuk Damar.

" Tadi pagi pas Wulan mau ngejar Mas Damar ke Warung Bi Lastri, Wulan di cegah sama Anggi dan Inggrit terus Anggi yang dorong Wulan mas. " jawab Wulan, di kalimat terakhir Wulan memelankan suaranya.

"Sepertinya ada Yang tidak beres" batin Damar

" Heemmm ... besok - besok jangan bohong lagi ya dek " ucap Damar sambil mencubit hidung Wulan.

" Aduh duh duh sakit tau mas ! iiiihhh lama-lama kaya Pinokio hidung Wulan " jawab Wulan sambil mengelus hidungnya yang merah karena ulah Damar.

" Sini mas obati lukanya " pinta Damar

" Ini ..." ucap Wulan sambil menyodorkan obat yang masih terbungkus kardus kecil.

" Pelan-pelan mas tangan Wulan bukan beton " imbuh Wulan

" Iya bawel ! " Damar

Damar pun mengolesi obat ke tangan Wulan dengan hati - hati. Setelah selesai Damar beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Bi Ningsih di dapur.

" Mau kemana mas ? " tanya Wulan

" Udah duduk disitu aja, mas mau ke dapur " Damar

Sesampainya di dapur

" Bi tolong ambilkan kotak P3K " perintah Damar.

" Iya tunggu sebentar mas " Bi Ningsih, tidak lama kemudian Bi Ningsih membawa kotak kecil yang di cari Damar.

" Ini mas " Bi Ningsih

" Terimakasih ya bi " ucap Damar sambil berjalan menghampiri Wulan kembali.

" Buat apa ini mas " tanya Wulan melihat ke arah kotak obat miliknya.

" Kaki kamu juga belum di obati kan ? " Damar

" Belum mas hehe, udah biar Wulan saja " Wulan

" Sini biar mas aja sekalian obati " Damar pun mulai membuka tutup Betadine dan menuangkan sedikit ke kapas lalu berjongkok di depan Wulan untuk menempelkan kapas dengan pelan ke luka yang ada di kaki Wulan.

" Ssstttt aaww pelan mas jangan di tekan " protes Wulan

" Iya maaf dek engga sengaja , tahan ya sebentar lagi selesai " Damar

" Ehem ... ehem Assalamualaikum !!! " suara batuk dari arah pintu.

" Eh baru sampai om, tante, .... Wa'alaikum salam " jawab Damar berdiri menghampiri ayah dan ibu Wulan sambil mencium tangannya.

" Iya baru saja, kamu kenapa Wulan kok luka-luka seperti ini ?" tanya Ayah Wulan sambil duduk nimbrung sedangkan ibu Wulan membereskan tempat nasi ke dapur.

" Iya mba sampai lebam begitu, untung ada dokter cinta " goda Rendi yang muncul dari arah pintu dan memergoki kakaknya yang sedang di obati.

" Apaan si dek, " ucap Wulan hendak melempar bantal kecil di Sofanya. Rendi yang melihat tingkah kakaknya pun lari ke dalam rumah.

" Ini tadi Wulan jatuh pah " kilah Wulan tersenyum paksa sambil menatap Damar, Damar hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mengembuskan nafas kasarnya.

" Ya sudah ayah mau bersihin badan dulu nak, " ucap ayah Damar sambil beranjak dari tempat duduknya

" Oh iya om, Damar juga mau pamit pulang sudah sore. Assalamualaikum om" salam Damar mencium tangan Ayahnya Wulan.

"Wa'alaikum salam..." jawab Ayah Wulan. Wulan pun mengantarkan Damar ke Depan pintu rumah.

" Mas kapan-kapan Wulan boleh ajarin gitar ya," Wulan

" Boleh banget, mau kapan ? belajar di taman rumah mas saja ya ...." Damar

" Oke, nanti Wulan kabari lagi mas " Wulan

" Sippp, pulang dulu ya " ucap Damar sambil mengacungkan jari jempolnya, tanpa di sadari jaket yang ia letakkan di bangku depan rumah Wulan tertinggal. Saat Wulan hendak masuk ke dalam rumah, Wulan melihat jaket Damar yang basah lalu membawa masuk dan berniat untuk mencucinya.

Terpopuler

Comments

Genik_A.A

Genik_A.A

semangat kakak 😉

2021-03-07

1

MochiChangsubie

MochiChangsubie

Wkwkwk ngakak duo mak lampir...

2021-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Lari pagi
2 2. Kuli panggul
3 3. Membeli obat
4 4. Mengobati luka
5 5. Rencana Damar
6 6. Perjodohan sejak kecil
7 7. Pesan Damar
8 8. Abang ojek
9 9. Kejahatan Anggi
10 10. Rumah rajut 1
11 11. Rumah rajut 2
12 12. Mencium Wulan
13 13. Ketahuan mencium Wulan
14 14. Terungkapnya kejahatan Anggi
15 15. Penjual es krim
16 16. Kebun Cengkeh
17 17. Baju Damar sobek
18 18. Wulan kecelakaan
19 19. Wulan koma
20 20. Wulan siuman
21 21. Rencana Rafa
22 22. Pasar malam
23 23. Keberangkatan Damar 1
24 24. Keberangkatan Damar 2
25 25. Pulang ke rumah
26 26. Wulan ke kantor ayahnya
27 27. Menginap di rumah Damar 1
28 28. Menginap di rumah Damar 2
29 29. Anjani terkencing di celana
30 30. Kepergian orang tua Damar
31 31. Hari duka cita 1
32 32. Hari duka cita 2
33 33. Membuka lembaran baru
34 34. Makan siang bersama
35 35. Alex
36 36. Rendi masuk rumah sakit
37 37. Tawaran Menikah
38 38. Wulan hilang 1
39 39. Wulan Hilang 2
40 40. Rumah Rakha
41 41. Perjanjian Pranikah
42 42. Pesan Damar Melalui Radio
43 43. Mengubur Kenangan Damar
44 44. Ziarah
45 45. Pernikahan Wulan
46 46. Malam Pertama
47 47. Salah Ritual
48 48. Perhatian Wulan
49 49. Kebenaran
50 50. Terlambat pulang
51 51. Kejutan dari Dita
52 52. Kepergian Rakha
53 53. Salah Paham
54 54. Merindukan Rakha
55 55. Terobati
56 56. Kejutan
57 57. Malam Yang Indah
58 58. Kembalinya Damar
59 59. Terungkap
60 60. Malam pengakuan
61 61. Hanya milikku
62 62. Menanyakan Rendi
63 63. Kedatangan Rendi, Laras dan Desi
64 64. Istri Pertama Rakha
65 65. Membuka kenangan lama
66 66. Rendi Bermimpi
67 67. Pengorbanan Rakha
68 68. Panji Dan Dita
69 69. Melunasi Hutang
70 70. Sweet Dreams
71 71. Dua Permen
72 72. Mengunjungi Panti
73 73. Dafa Panji Laksana
74 74. Menikah Dadakan
75 75. Hal Yang Tak Terduga
76 76. Penyebab
77 77. Kembalinya Anggi
78 78. Hasrat Panji
79 79. Nyi Blorong
80 80. Menjebak Anggi
81 81. Menjenguk
82 82. Rencana Pulang Kampung
83 83. Pulang Kampung
84 84. Gara-gara Rakha
85 85. Kecerobohan Rakha
86 86. Wanita Untuk Rendi
87 87. Gagal Bikin Anak
88 88. Menggoda Rakha
89 89. Perhatian Panji
90 90. Reuni Sekolah
91 91. Resepsi 1
92 92. Resepsi 2
93 93. Malam Panjang
94 94. Kepergian Laras
95 95. Burung Rakha
96 96. Rendi Mengurung Diri
97 97. Merekrut
98 98. Surat Perjanjian
99 99. Istri Itu Ratu
100 100. Cubitin
101 101. Ingin Honeymoon
102 102. Memilih tempat Honeymoon
103 103. First Kiss di Kapal
104 104. Lampion Terbang
105 105. Malam Penuh Peluh
106 106. Snorkeling di Komodo
107 107. Kembang api
108 108. Kehamilan Dita
109 109. Kesedihan Wulan
110 110. Test Pack
111 111. Kehamilan Wulan
112 112. Cek Kandungan
113 113. Pendarahan
114 114. Titik Terang Keberadaan Laras
115 115. Pengorbanan Seorang Ayah
116 116. Pesan Terakhir Rakha
117 117. Arumi Nasha Razeta
118 118. Hari - Hari Tanpa Rakha
119 119. Hari Wisuda Wulan
120 120. Figur Seorang Ayah
121 Pengumuman
122 121. Happy Ending Together
123 Extra Part
124 Extra Part
Episodes

Updated 124 Episodes

1
1. Lari pagi
2
2. Kuli panggul
3
3. Membeli obat
4
4. Mengobati luka
5
5. Rencana Damar
6
6. Perjodohan sejak kecil
7
7. Pesan Damar
8
8. Abang ojek
9
9. Kejahatan Anggi
10
10. Rumah rajut 1
11
11. Rumah rajut 2
12
12. Mencium Wulan
13
13. Ketahuan mencium Wulan
14
14. Terungkapnya kejahatan Anggi
15
15. Penjual es krim
16
16. Kebun Cengkeh
17
17. Baju Damar sobek
18
18. Wulan kecelakaan
19
19. Wulan koma
20
20. Wulan siuman
21
21. Rencana Rafa
22
22. Pasar malam
23
23. Keberangkatan Damar 1
24
24. Keberangkatan Damar 2
25
25. Pulang ke rumah
26
26. Wulan ke kantor ayahnya
27
27. Menginap di rumah Damar 1
28
28. Menginap di rumah Damar 2
29
29. Anjani terkencing di celana
30
30. Kepergian orang tua Damar
31
31. Hari duka cita 1
32
32. Hari duka cita 2
33
33. Membuka lembaran baru
34
34. Makan siang bersama
35
35. Alex
36
36. Rendi masuk rumah sakit
37
37. Tawaran Menikah
38
38. Wulan hilang 1
39
39. Wulan Hilang 2
40
40. Rumah Rakha
41
41. Perjanjian Pranikah
42
42. Pesan Damar Melalui Radio
43
43. Mengubur Kenangan Damar
44
44. Ziarah
45
45. Pernikahan Wulan
46
46. Malam Pertama
47
47. Salah Ritual
48
48. Perhatian Wulan
49
49. Kebenaran
50
50. Terlambat pulang
51
51. Kejutan dari Dita
52
52. Kepergian Rakha
53
53. Salah Paham
54
54. Merindukan Rakha
55
55. Terobati
56
56. Kejutan
57
57. Malam Yang Indah
58
58. Kembalinya Damar
59
59. Terungkap
60
60. Malam pengakuan
61
61. Hanya milikku
62
62. Menanyakan Rendi
63
63. Kedatangan Rendi, Laras dan Desi
64
64. Istri Pertama Rakha
65
65. Membuka kenangan lama
66
66. Rendi Bermimpi
67
67. Pengorbanan Rakha
68
68. Panji Dan Dita
69
69. Melunasi Hutang
70
70. Sweet Dreams
71
71. Dua Permen
72
72. Mengunjungi Panti
73
73. Dafa Panji Laksana
74
74. Menikah Dadakan
75
75. Hal Yang Tak Terduga
76
76. Penyebab
77
77. Kembalinya Anggi
78
78. Hasrat Panji
79
79. Nyi Blorong
80
80. Menjebak Anggi
81
81. Menjenguk
82
82. Rencana Pulang Kampung
83
83. Pulang Kampung
84
84. Gara-gara Rakha
85
85. Kecerobohan Rakha
86
86. Wanita Untuk Rendi
87
87. Gagal Bikin Anak
88
88. Menggoda Rakha
89
89. Perhatian Panji
90
90. Reuni Sekolah
91
91. Resepsi 1
92
92. Resepsi 2
93
93. Malam Panjang
94
94. Kepergian Laras
95
95. Burung Rakha
96
96. Rendi Mengurung Diri
97
97. Merekrut
98
98. Surat Perjanjian
99
99. Istri Itu Ratu
100
100. Cubitin
101
101. Ingin Honeymoon
102
102. Memilih tempat Honeymoon
103
103. First Kiss di Kapal
104
104. Lampion Terbang
105
105. Malam Penuh Peluh
106
106. Snorkeling di Komodo
107
107. Kembang api
108
108. Kehamilan Dita
109
109. Kesedihan Wulan
110
110. Test Pack
111
111. Kehamilan Wulan
112
112. Cek Kandungan
113
113. Pendarahan
114
114. Titik Terang Keberadaan Laras
115
115. Pengorbanan Seorang Ayah
116
116. Pesan Terakhir Rakha
117
117. Arumi Nasha Razeta
118
118. Hari - Hari Tanpa Rakha
119
119. Hari Wisuda Wulan
120
120. Figur Seorang Ayah
121
Pengumuman
122
121. Happy Ending Together
123
Extra Part
124
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!