Wulan memasuki rumah dan menghiraukan orang yang ada di sekitarnya, Wulan menaruh es krim dari pemberian Damar di meja makan.
" Bi Ning ini tolong masukin ke lemari es" ucap Wulan tanpa mendengar jawaban Bi Ningsih Wulan langsung berjalan ke kamarnya. Di kamar Wulan masih menangis, entah kenapa mata ini sulit berhenti mengeluarkan cairan bening dan tak terasa Wulan pun tertidur hingga sinar mentari bersembunyi di balik petang.
Di meja makan keluarga Wulan.
" Nak, Mba Wulan kemana kok enggak ada ?" tanya Latifah ke Rendi
" Tadi Mba Wulan pulang mukanya kusut bu, kaya habis nangis " jawab Rendi yang memang melihat Wulan masuk rumah tanpa salam tidak seperti biasanya.
" Oh biar nanti ibu yang bicara dengan Mba Wulan, Bi Ning,Mang Ujang dan Pak Hasan silahkan makan. Ayo Yani makan yang kenyang, suami saya sedang ada kerjaan di luar jadi enggak bisa makan bareng"ucap ramah Latifah
" Silahkan makan saya mau ke Wulan" imbuh Latifah
" Baik bu" jawab Bi Ningsih, Mang Ujang, dan Pak Hasan.
Latifah meninggalkan mereka yang sedang makan dan pergi ke kamar Wulan.
****
" Ceklek" suara pintu terbuka, terlihat Wulan yang masih tertidur pulas dan masih mengenakan seragam sekolah.
" Hmmm sebenarnya apa yang terjadi nak " batin Latifah
" Nak ayo bangun ini sudah jam tujuh malam, " ucap Latifah sambil menggoyang pelan tubuh Wulan, perlahan Wulan membuka matanya.
" Ada apa bu ? " Wulan bangun
" Ayok bangun ini udah jam tujuh nak, " Latifah
" Duh kepala Wulan sakit bu " keluh Wulan menyandarkan kepalanya.
" Sebenarnya apa yang terjadi tadi siang dengan Damar nak ? " tanya Latifah
" Tadi Wulan ke taman sama Mas Damar dan memborong es krim yang di jual oleh bapak tua yang sedang mencari rupiah kata Mas Damar mereka sulit untuk mendapatkan uang bu, tapi Wulan sering mengabaikan mereka bu.. Mas Damar bilang kita bisa membeli dagangan mereka meskipun bukan kita yang makan. Bu... Selama ini Wulan lupa untuk bersyukur" ucap Wulan dengan mata berkaca kaca dan memeluk ibunya.
" Sudah jangan nangis, sekarang Wulan harus banyak bersyukur yah " jawab Latifah sambil memandangi wajah Wulan.
" Iya bu, Wulan mau mandi dulu bu " ucap Wulan beranjak dari tempat tidurnya.
"Iya mandi pakai air hangat nak, biar nanti Bi Ning ibu suruh antarin makanan ke kamar" Latifah
" Iya bu terimakasih " Wulan tersenyum seraya berjalan ke kamar mandi.
Di kamar Damar
Di lihatnya jam dinding menunjukkan pukul 21.00. Damar teringat akan melanjutkan pendidikan ke Luar Negeri, disisa waktu satu tahun ini Damar ingin mengukir kenangan manis bersama Wulan. Damar mencoba menghubungi Wulan melalui video call, Wulan yang tengah belajar menyadari hpnya berdering.
" Tumben enggak biasanya video call" batin Wulan. Wulan pun menerima video call dari Damar, dilihatnya wajah Damar sedang merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
" Hai Dek... kamu lagi belajar ya maaf ya ganggu..." ucap Damar di balik layar
" Oh engga apa-apa mas, ada apa tumben mas VC ? " Wulan
"Hari libur besok kita ke Kebun Om Anton yuk, udah lama mas enggak main" Damar
" Ke Kebun ayah, kebetulan sekali mas ayah sedang panen Minggu ini " Wulan
"Oh bagus makin seru Dek, ya sudah kalau begitu lanjutin lagi belajarnya sayang " ucap Damar tanpa sadar.
" Iya mas bye..." jawab Wulan mengakhiri video call.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Wulan membereskan buku-buku di meja belajarnya, karena merasa ngantuk Wulan mulai merebahkan tubuhnya dengan memeluk guling Wulan tersenyum mengingat kata sayang yang di ucapkan Damar tidak menunggu lama Wulan mulai memejamkan matanya.
*****
Hari berganti hari kini tiba saatnya hari libur dimana Wulan dan Damar sering membantu orang tuanya. Tapi tidak dengan Damar hari ini ia akan ikut orang tua Wulan memetik cengkeh di Kebun.
Di rumah Damar tepatnya Damar dan keluarganya sedang menikmati sarapan,
" Pah pagi ini Damar mau bantuin Om Anton panen di Kebun .... boleh ya yah" Damar
" Boleh hati-hati yah, jangan menyusahkan mereka " pesan ayah Damar
" Baik yah, " Damar
"Kamu bawa bekal yah nak, nanti ibu siapkan " tawar Intan
"Terimakasih bu, bentar Damar ambil ranselnya " Damar pergi ke kamar untuk mengambil ransel dan topinya. Sesampainya di meja makan sudah tersedia kotak bekal, air minum serta lotion anti nyamuk. Melihat lotion anti nyamuk Damar pun bertanya ke Bi Darmi yang sedang membersihkan meja makan.
" Bi yang menyiapkan ini semua ibu ?" tanya Damar
" Oh iya mas, ibu yang menyiapkan ini sebelum berangkat ke Rumah Rajut" jawab Bi Darmi
" Damar pamit ya bi, assalamualaikum " salam Damar mencium tangan Bi Darmi
"Wa'alaikum salam mas," Bi Darmi
Damar yang sudah siap untuk berangkat ke rumah Wulan dengan style baju lengan pendek berwarna kuning dan celana pendek cargo tidak lupa memakai sepatu hiking, karena untuk menempuh jalan menuju kebun harus menaiki bukit. Damar berangkat menggunakan mobil orang tua Wulan. Hari ini Anton mengemudi mobilnya sendiri di samping Anton ada Latifah dan di bangku belakang ada Wulan dan Damar.
"Rendi kemana om ?" tanya Damar ke Ayah Wulan
" Oh Rendi dia enggak ikut, dia sedang ada les tambahan dari sekolahnya " jawab Anton
"Owhh..... oh iya dek kamu sudah pakai lotion anti nyamuk ?." tanya Damar
" Belum mas untung saja Mas Damar ingetin ?" jawab Wulan. Damar pun mengeluarkan lotion anti nyamuk dari tasnya.
" Loh emang mau ke kebunnya ?" tanya Latifah menengok belakang.
" Iya buk, Wulan mau naik pohon ikut panen cengkeh. Boleh ya bu ? " Wulan
" Boleh asal hati-hati ya " Latifah
Kini mereka sampai di lereng bukit terdapat sebuah pabrik pengolah daun cengkeh ( Penyulingan ) yang akan di jadikan minyak dan untuk cengkehnya sendiri digunakan sebagai rempah-rempah, obat tradisional dan campuran bahan untuk rokok kretek. Wulan dan Damar sejak duduk di bangku SD sering memanjat pohon bersama, bagi mereka menikmati ke indahan alam dari atas dengan angin sepoi-sepoi membuat mereka merasa tenang. Setelah turun dari mobil mereka bergabung dengan para pekerja untuk menaiki bukit.
" Yuk kita jalan ke Kebun sekarang " ajak Ayah Wulan
" Ayok om" jawab Damar dengan semangat
"Semangat banget mas " Wulan
"Hehehe pengen cepat manjat pohon " Damar
" Mungkin hari ini, adalah hari aku terakhir bisa memanjat pohon dengan mu dek..." batin Damar
Jalan setapak mereka lalui, Damar jalan di belakang Wulan. Melihat area kepala Wulan diikuti banyak nyamuk Damar berinisiatif memangkas pucuk pohon untuk di kibas kibaskan guna mengusir nyamuk. Wulan merasa ada yang menyentuh di bagian kepala menengok ke arah belakang.
"Kenapa mas ? " tanya Wulan berhenti sejenak
" Kamu manis dek, tuh lihat nyamuk aja ngikutin kamu " gombal Damar
"Terus aja gombalnya sampai mempan ya mas " sahut Wulan tersenyum berjalan mengarah ke depan. Damar mendengar jawaban Wulan pun tersenyum. Tidak lama mereka sampai di tempat tujuan Damar meletakkan tasnya di bawah pohon kemudian Damar duduk untuk mengatur nafasnya.
" Huuuuuuhhhfftt" Damar menghembuskan nafas panjang.
" Lumayan juga yah" ucap Wulan yang duduk di sebelah Damar
" Kenapa dek kamu capek ?" tanya Damar
" Lumayan mas, udah lama ga ke kebun " jawab Wulan dengan wajah menghadap ke arah Damar.
Kebun cengkeh milik Ayah Wulan terkenal luas di kampungnya, jajaran pohon cengkeh terlihat rapih selain cengkeh Anton juga memanfaatkan lahan yang kosong di tanami buah nanas dan kelapa. Tidak sulit bagi Wulan dan Damar memanjat pohon cengkeh karena pohon cengkeh memiliki banyak anak cabang jadi mudah untuk berpegangan. Setelah sampai di atas pohon mereka duduk sejajar di bambu yang sudah lama disusun untuk memudahkan saat memetik cengkeh. Mereka tidak lupa membawa karung yang berukuran kecil dan pengait untuk menjangkau ranting yang jauh serta tidak lupa membawa minum dan makanan ringan.
🍂
🍂
🍂
🍂
🍂
🍂
🍂
Terimakasih sekali untuk yang sudah mampir di karya saya yang pertama...
jangan lupa like, vote dan komentar untuk membangun semangat saya menulis ya 😘😘😘😘 big Love untuk kalian❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Salsa.W
gombal woy gombal🤣
2021-01-18
1
MochiChangsubie
Uhh...Damar gombal teyuss deh...wkwkwk...😂
2021-01-10
1