17. Baju Damar sobek

Di atas pohon Wulan mengayunkan kakinya, menikmati angin yang berhembus.

" Dek minum dulu " Tawar Damar mengulurkan termos kecil

" Inikan minumnya Mas Damar, punya Wulan masih di bawah " Wulan

" Udah yang ini saja, biar nanti mas pakai tutupnya aja," Damar

" Tapi ini bekas Wulan loh mas, " Wulan

" Kemarin kamu juga makan es krim bekas sendok mas dek, "Damar

" Hah, " Wulan terkejut karena ia tidak pernah memakai bekas orang lain.

" Sudah ini makan, tadi ibu yang siapin bekal makanan ringan" Damar mulai membuka kotak bekal yang ia bawa. Sejenak mereka menikmati bersama.

" Mas coba lihat disana, kalau Mas Damar ada di sana apa mungkin Wulan bisa bertemu dengan Mas Damar lagi ?" tanya Wulan sambil menunjukkan ke arah nan jauh dan hanya terlihat atap rumah yang terlihat kecil.

" Degh "hati Damar tersentuh dengan pertanyaan Wulan, teringat ia akan pergi jauh.

" Mungkin bisa, di dunia ini apa yang enggak mungkin. Temui aku dengan doa dek, karena doa di sepertiga malam bagai anak panah yang melesat tepat pada sasaran." jawab Damar

" Apa benar mas ?" tanya Wulan kembali

"Coba saja " jawab Damar santai sambil memetik cengkeh.

"Baik Wulan akan mencobanya, jika suatu saat nanti Wulan jauh dari Mas Damar." sahut Wulan dengan pandangan lurus . Di situasi seperti ini Damar mengambil ponselnya untuk mengambil foto Wulan dari arah samping. Terlihat wajah yang tenang, bibir tipis, bulu mata lentik, hidung mancung dan anak-anak rambut yang tertiup angin.

" Lagi ngapain mas ?" tanya Wulan

" Oh enggak ini lagi ambil foto pemandangan disana " kilah Damar yang telah mengambil beberapa gambar.

" Ayo dek isi karungnya, " ajak Damar yang sudah mulai lagi memetik cengkeh

" Lihat bunga ini dek, " Damar memegang bunga cengkeh yang mekar berwarna merah lalu di berikan ke Wulan.

" Cantik ya mas " jawab Wulan.

" Iya cantik ... cantik seperti kamu dek, tapi cantik saja tidak cukup dan akan lebih cantik lagi jika hidup kita berguna untuk orang lain " ucap Damar tersenyum. Mendengar ucapan Damar Wulan tersipu.

" Kamu benar mas " Jawab Wulan singkat

Anton melihat Damar dan Wulan dari bawah pohon." Mereka masih sama seperti dulu" batin Anton tersenyum simpul. Ayah Wulan tidak setiap hari ke Kebun hanya pada saat tertentu saja. Biasanya Ayah Wulan mengerahkan Kebun ke Pak Amir atau Mang Ujang, Anton lebih fokus ke bagian kantor.

" Pak Amir tolong petikka kelapa muda, pohon yang atas ya pak " perintah Anton

" Baik pak" jawab Pak Amir

Sinar matahari sudah menyengat kulit tandanya jam sholat Dzuhur akan datang. Semua pekerja bersiap siap untuk turun bukit begitu pula dengan Damar dan Wulan.

" Dek karungnya sudah penuh yuk kita turun " Damar

" Iya mas, kotak bekalnya biar Wulan yang bawa" Wulan

" Oke, ladies first" ucap Damar menyuruh Wulan untuk turun terlebih dulu. Ketika Wulan sudah sampai di bawah kini tinggal Damar yang menyusul dari atas. Wulan melihat Damar turun ke bawah.

" Lihat dek mas loncat ya, awas dek mas mau lempar karungnya dulu " Damar sudah dengan posisi jongkok akan meloncat dari atas pohon yang tidak terlalu tinggi.

" Ayo mas satu, dua, tiga " Wulan menghitung di hitungan ke tiga Damar loncat dari atas pohon namun nahas bajunya sempat tersangkut di anak cabang, membuat baju Damar robek di bagian belakang.

"Baju kamu mas " ucap Wulan melihat baju Damar robek di bagian belakang

"Oh enggak apa-apa dek, cuma baju " Damar

Kini mereka memakan buah kelapa muda yang tadi di petik oleh Pak Amir. Airnya kepala rasanya seperti soda dan daging buah yang terasa manis. Tiba saatnya pulang untuk turun dari bukit, butuh kewaspadaan walaupun jalan tidak terlalu curam.

" Hati - hati dek" ucap Damar mengulurkan tangannya Wulan pun menyambut tangan Damar. Melihat perhatian Damar, Anton semakin percaya kalau Damar bisa menjaga putrinya kelak.

Sampainya di rumah Damar mulai mencetak foto Wulan di ruangan khusus dengan lampu kamar berwarna merah redup Damar menggantungkan foto hasil jepretannya. Dilihatnya satu persatu untuk bahan ia melukis besok dipilihlah foto Wulan yang ia foto di atas pohon.

Keesokan harinya dimana kelas Damar mendapatkan tugas untuk membawa alat lukis.

"Pagi anak-anak sekarang kita belajar melukis, silahkan membawa peralatannya ke ruang seni " ucap Pak Raka

"Pagi pak ..." jawab siswa siswi dikelas

Semua berbondong-bondong membawa perlengkapan lukis milik masing-masing termasuk Damar. Damar duduk di sebelah Dafa dan tidak lupa membawa hasil jepretannya untuk mengingat sketsa wajah Wulan.

" Oke anak-anak silahkan mulai saya ingin tahu dari keterampilan tangan mengahasilkan seni yang diciptakan dari tangan kalian sendiri " Pak Raka

" Saya beri waktu empat puluh menit dari sekarang " imbuh Pak Raka.

" Baik pak" jawab semua murid yang sudah siap melukis

Damar dengan segera memulai ia tidak ingin hasilnya mengecewakan. Karena setelah selesai, lukisannya akan ia berikan ke Wulan. Dafa melirik hasil Damar yang masih abstrak, tapi dengan melihat Damar memegang foto Wulan, Dafa sudah tahu apa yang akan di buat Damar.

" Damar aku kalah, silahkan kamu ambil Wulan dari hati ini aku yakin kamu pasti menyayanginya lebih dari apapun" batin Dafa mengalah karena ia tahu jika dibandingkan dengan Damar ia tidak mampu bersaing dengannya.

Empat puluh menit berlalu, Damar sudah selesai sebelum waktu habis. Ya karena Damar suka dengan seni lukis membuatnya terbiasa memainkan kuas.

" Bagi yang sudah selesai silahkan bawa ke depan " perintah Pak Raka. Damar pun maju ke depan untuk melihatkan hasil karyanya.

" Ini pak " ucap Damar

"Wah karyamu sangat bagus nak, semoga kelak bisa membuka galery " puji Pak Raka

" Aamiin pak" Jawab Damar tersenyum

" Silahkan boleh istirahat " ucap Pak Raka

" Pak saya boleh ambil gambarnya, mau saya berikan ke seseorang? " Damar

" Oh silahkan boleh .." Pak Raka

"Terimakasih pak" jawab Damar dengan senyum ramahnya dan kembali untuk membereskan peralatannya.

" Huuusst gue duluan Daf ..." pamit Damar

" Oke mar ..." Dafa

Damar pergi meninggalkan pelajaran seni yang telah usai di jalan menuju kelas ia bertemu dengan Wulan.

" Sangat kebetulan sekali." batin Damar

" Dek ..." panggil Damar melihat Wulan jalan tertunduk memainkan ponselnya.

" Eh Mas Damar ... " Wulan pun mengangkat wajahnya

" Ini buat kamu, kalau lagi jalan jangan main HP " ucap Damar menyerahkan lukisan wajah Wulan dan berlalu pergi.

" Apa ini, dasar enggak jelas " gumam Wulan. Wulan mulai membuka kertas yang diberikan oleh Damar.

" Wah .... berarti orang yang di maksud kemarin " Hati Wulan bersorak kegirangan mengingat ucapan Damar saat menemani Damar membeli peralatan lukis.

Di rumah Anggi

" Ahhh rasanya bosan sekali enggak masuk kelas ini semua gara-gara Wulan ! " teriak Anggi di dalam kamarnya.

" Lebih baik aku cari udara segar, makan es krim sepertinya enak" ucap Anggi sambil beranjak dari tempat tidurnya bergegas mencari kunci mobil milik ibunya.

" Mau kemana ? " tanya Rani singkat

" Mau beli es krim bu, pinjam mobilnya" ucap Anggi seraya mengambil kunci mobil.

" Jangan buat ulah lagi !" sahut Rani dengan penuh tekanan.

"Yaaaa" jawab Anggi malas.

Terpopuler

Comments

MochiChangsubie

MochiChangsubie

Waduh takut si Anggi buat ulah lagi😁

2021-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Lari pagi
2 2. Kuli panggul
3 3. Membeli obat
4 4. Mengobati luka
5 5. Rencana Damar
6 6. Perjodohan sejak kecil
7 7. Pesan Damar
8 8. Abang ojek
9 9. Kejahatan Anggi
10 10. Rumah rajut 1
11 11. Rumah rajut 2
12 12. Mencium Wulan
13 13. Ketahuan mencium Wulan
14 14. Terungkapnya kejahatan Anggi
15 15. Penjual es krim
16 16. Kebun Cengkeh
17 17. Baju Damar sobek
18 18. Wulan kecelakaan
19 19. Wulan koma
20 20. Wulan siuman
21 21. Rencana Rafa
22 22. Pasar malam
23 23. Keberangkatan Damar 1
24 24. Keberangkatan Damar 2
25 25. Pulang ke rumah
26 26. Wulan ke kantor ayahnya
27 27. Menginap di rumah Damar 1
28 28. Menginap di rumah Damar 2
29 29. Anjani terkencing di celana
30 30. Kepergian orang tua Damar
31 31. Hari duka cita 1
32 32. Hari duka cita 2
33 33. Membuka lembaran baru
34 34. Makan siang bersama
35 35. Alex
36 36. Rendi masuk rumah sakit
37 37. Tawaran Menikah
38 38. Wulan hilang 1
39 39. Wulan Hilang 2
40 40. Rumah Rakha
41 41. Perjanjian Pranikah
42 42. Pesan Damar Melalui Radio
43 43. Mengubur Kenangan Damar
44 44. Ziarah
45 45. Pernikahan Wulan
46 46. Malam Pertama
47 47. Salah Ritual
48 48. Perhatian Wulan
49 49. Kebenaran
50 50. Terlambat pulang
51 51. Kejutan dari Dita
52 52. Kepergian Rakha
53 53. Salah Paham
54 54. Merindukan Rakha
55 55. Terobati
56 56. Kejutan
57 57. Malam Yang Indah
58 58. Kembalinya Damar
59 59. Terungkap
60 60. Malam pengakuan
61 61. Hanya milikku
62 62. Menanyakan Rendi
63 63. Kedatangan Rendi, Laras dan Desi
64 64. Istri Pertama Rakha
65 65. Membuka kenangan lama
66 66. Rendi Bermimpi
67 67. Pengorbanan Rakha
68 68. Panji Dan Dita
69 69. Melunasi Hutang
70 70. Sweet Dreams
71 71. Dua Permen
72 72. Mengunjungi Panti
73 73. Dafa Panji Laksana
74 74. Menikah Dadakan
75 75. Hal Yang Tak Terduga
76 76. Penyebab
77 77. Kembalinya Anggi
78 78. Hasrat Panji
79 79. Nyi Blorong
80 80. Menjebak Anggi
81 81. Menjenguk
82 82. Rencana Pulang Kampung
83 83. Pulang Kampung
84 84. Gara-gara Rakha
85 85. Kecerobohan Rakha
86 86. Wanita Untuk Rendi
87 87. Gagal Bikin Anak
88 88. Menggoda Rakha
89 89. Perhatian Panji
90 90. Reuni Sekolah
91 91. Resepsi 1
92 92. Resepsi 2
93 93. Malam Panjang
94 94. Kepergian Laras
95 95. Burung Rakha
96 96. Rendi Mengurung Diri
97 97. Merekrut
98 98. Surat Perjanjian
99 99. Istri Itu Ratu
100 100. Cubitin
101 101. Ingin Honeymoon
102 102. Memilih tempat Honeymoon
103 103. First Kiss di Kapal
104 104. Lampion Terbang
105 105. Malam Penuh Peluh
106 106. Snorkeling di Komodo
107 107. Kembang api
108 108. Kehamilan Dita
109 109. Kesedihan Wulan
110 110. Test Pack
111 111. Kehamilan Wulan
112 112. Cek Kandungan
113 113. Pendarahan
114 114. Titik Terang Keberadaan Laras
115 115. Pengorbanan Seorang Ayah
116 116. Pesan Terakhir Rakha
117 117. Arumi Nasha Razeta
118 118. Hari - Hari Tanpa Rakha
119 119. Hari Wisuda Wulan
120 120. Figur Seorang Ayah
121 Pengumuman
122 121. Happy Ending Together
123 Extra Part
124 Extra Part
Episodes

Updated 124 Episodes

1
1. Lari pagi
2
2. Kuli panggul
3
3. Membeli obat
4
4. Mengobati luka
5
5. Rencana Damar
6
6. Perjodohan sejak kecil
7
7. Pesan Damar
8
8. Abang ojek
9
9. Kejahatan Anggi
10
10. Rumah rajut 1
11
11. Rumah rajut 2
12
12. Mencium Wulan
13
13. Ketahuan mencium Wulan
14
14. Terungkapnya kejahatan Anggi
15
15. Penjual es krim
16
16. Kebun Cengkeh
17
17. Baju Damar sobek
18
18. Wulan kecelakaan
19
19. Wulan koma
20
20. Wulan siuman
21
21. Rencana Rafa
22
22. Pasar malam
23
23. Keberangkatan Damar 1
24
24. Keberangkatan Damar 2
25
25. Pulang ke rumah
26
26. Wulan ke kantor ayahnya
27
27. Menginap di rumah Damar 1
28
28. Menginap di rumah Damar 2
29
29. Anjani terkencing di celana
30
30. Kepergian orang tua Damar
31
31. Hari duka cita 1
32
32. Hari duka cita 2
33
33. Membuka lembaran baru
34
34. Makan siang bersama
35
35. Alex
36
36. Rendi masuk rumah sakit
37
37. Tawaran Menikah
38
38. Wulan hilang 1
39
39. Wulan Hilang 2
40
40. Rumah Rakha
41
41. Perjanjian Pranikah
42
42. Pesan Damar Melalui Radio
43
43. Mengubur Kenangan Damar
44
44. Ziarah
45
45. Pernikahan Wulan
46
46. Malam Pertama
47
47. Salah Ritual
48
48. Perhatian Wulan
49
49. Kebenaran
50
50. Terlambat pulang
51
51. Kejutan dari Dita
52
52. Kepergian Rakha
53
53. Salah Paham
54
54. Merindukan Rakha
55
55. Terobati
56
56. Kejutan
57
57. Malam Yang Indah
58
58. Kembalinya Damar
59
59. Terungkap
60
60. Malam pengakuan
61
61. Hanya milikku
62
62. Menanyakan Rendi
63
63. Kedatangan Rendi, Laras dan Desi
64
64. Istri Pertama Rakha
65
65. Membuka kenangan lama
66
66. Rendi Bermimpi
67
67. Pengorbanan Rakha
68
68. Panji Dan Dita
69
69. Melunasi Hutang
70
70. Sweet Dreams
71
71. Dua Permen
72
72. Mengunjungi Panti
73
73. Dafa Panji Laksana
74
74. Menikah Dadakan
75
75. Hal Yang Tak Terduga
76
76. Penyebab
77
77. Kembalinya Anggi
78
78. Hasrat Panji
79
79. Nyi Blorong
80
80. Menjebak Anggi
81
81. Menjenguk
82
82. Rencana Pulang Kampung
83
83. Pulang Kampung
84
84. Gara-gara Rakha
85
85. Kecerobohan Rakha
86
86. Wanita Untuk Rendi
87
87. Gagal Bikin Anak
88
88. Menggoda Rakha
89
89. Perhatian Panji
90
90. Reuni Sekolah
91
91. Resepsi 1
92
92. Resepsi 2
93
93. Malam Panjang
94
94. Kepergian Laras
95
95. Burung Rakha
96
96. Rendi Mengurung Diri
97
97. Merekrut
98
98. Surat Perjanjian
99
99. Istri Itu Ratu
100
100. Cubitin
101
101. Ingin Honeymoon
102
102. Memilih tempat Honeymoon
103
103. First Kiss di Kapal
104
104. Lampion Terbang
105
105. Malam Penuh Peluh
106
106. Snorkeling di Komodo
107
107. Kembang api
108
108. Kehamilan Dita
109
109. Kesedihan Wulan
110
110. Test Pack
111
111. Kehamilan Wulan
112
112. Cek Kandungan
113
113. Pendarahan
114
114. Titik Terang Keberadaan Laras
115
115. Pengorbanan Seorang Ayah
116
116. Pesan Terakhir Rakha
117
117. Arumi Nasha Razeta
118
118. Hari - Hari Tanpa Rakha
119
119. Hari Wisuda Wulan
120
120. Figur Seorang Ayah
121
Pengumuman
122
121. Happy Ending Together
123
Extra Part
124
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!