Di parkiran sekolah Damar sudah menunggu Wulan. Dari pintu gerbang sekolah Wulan sudah melihat Damar yang sedang duduk di motornya.
" Arjuna kamu udah nungguin tuh Lan " ucap Ayu
" Iri ya hehehe ... " tunjuk Wulan pada muka Ayu
" Iya deh yang punya gebetan iya enggak Yu, " Anjani
" Makannya cari cowok, bye duluan ya " sahut Wulan
" Bye sayang sampai jumpa besok hahaha " Anjani
" Gila yah "jawab Wulan. Wulan berjalan ke pos jaga parkiran yang ada di sekolahnya.
" Pak Hadi nanti motor saya menginap disini, dan akan diambil besok pulang sekolah. Nitip ya pak !" ucap Wulan tersenyum
"Baik nak " jawab Pak Hadi
"Terimakasih pak, mari " ucap Wulan ramah
" Mari ... " jawab Pak Hadi dengan tersenyum.
Di sepanjang jalan Damar mengendarai motor, tepat di sebuah taman Damar melihat seorang bapak tua yang sedang berjualan es krim menggunakan sepeda.
" Semoga jualan bapak laris " batin Damar berdoa untuk bapak tua itu.
Damar memberhentikan motornya di parkiran sebuah Swalayan. Mereka turun dari motor...
" Kamu sudah izin ibu belum dek ?" tanya Damar
" Belum mas," jawab Wulan
" Telepon Tante Latifah, biar mas yang bicara " perintah Damar. Wulan pun mengambil ponselnya dan memencet deal panggilan.
" Ini..." Wulan memberikan ponselnya yang telah terhubung
" Hallo assalamualaikum tante, ini Damar "
Damar
" Wa'alaikum salam nak, ada apa nak ?" Latifah
"Sebelumnya minta maaf tan, Damar minta izin untuk mengajak Wulan ke Swalayan sebentar" Damar
" Iya enggak apa-apa nak, pulangnya jangan terlalu sore ya " Latifah
" Baik tan, terimakasih ... assalamualaikum " Damar
" Wa'alaikum salam " Latifah.
******
" Ini hpnya, yuk masuk " ajak Damar menggandeng tangan Wulan dan menyelipkan jarinya dengan jari Wulan. Kini mereka memasuki Swalayan dan mencari toko yang mereka tuju. Toko peralatan lukis yang mereka singgahi, Damar pun mulai memilih apa yang ia butuhkan.
" Bukanya Mas Damar punya ini semua ?" tanya Wulan yang memang mengetahui hobi Damar.
"Iya punya, tapi udah enggak layak pakai dek" jawab Damar yang masih memilih
"Emangnya Mas Damar mau lukis apa di sekolahan nanti ? " tanya Wulan
" Hmmm apa yah ? mas mau lukis wajah perempuan yang selalu ada di hati mas dek " Damar
"Ohhh " jawab Wulan singkat
" Apa Mas Damar sudah punya pacar ya ?" batin Wulan bertanya penasaran.
" Sudah yuk, mas beli yang ini aja" ucap Damar menunjukkan paket lengkap untuk melukis.
Setelah membayar di kasir Damar dan Wulan berjalan ke luar toko. Damar melihat Wulan yang terus memandangi kedai es krim.
" Dek kamu mau es krim ?" tanya Damar yang tahu keinginan Wulan
" Boleh mas, rasa vanila coklat " jawab Wulan dengan senyuman
"Kalau gitu kamu tunggu di sana, mas mau antri dulu " ucap Damar menunjukkan meja bulat dan dua kursi.
" Iya " Wulan. Wulan pun duduk dan memandangi damar dari kejauhan yang sedang mengantri.
"Hmmm coba punya pacar seperti Mas Damar pasti aaahh .... Apa si Wulan menghayal nya kejauhan " batin Wulan sambil menopang dagu.
Tidak lama Damar datang membawa dua mangkuk kecil es krim di tangannya. Damar tidak langsung memberikan es krim milik Wulan ia lebih dulu menyendok dan memakan es krim Wulan baru kemudian dikasihkan ke Wulan.
" Issh mas Damar curang " kesal Wulan.
"Hehehe nyicip dikit dek " Jawab Damar santai
Mereka pun menikmati es krim masing-masing, sekilas Damar mempunyai niat jahil.
" Dek coba kamu lihat anak kecil itu lucu banget "ucap Damar mengalihkan pandangan Wulan, Wulan yang tidak menyadari pun mencari keberadaan anak kecil tersebut. Sedangkan Damar menikmati es krim milik Wulan sampai habis.
" Mana enggak ada mas" pandangan Wulan kembali dan melihat es krim miliknya telah habis.
" Mas Damar enggak ikhlas ya, beliin Wulan es krim ? " tanya Wulan dengan wajah cemberut
"Ikhlas kok nih aaaa " Damar menyuapi Wulan es krim milik Damar dengan sendok yang telah digunakan oleh Damar. Damar pun menyuapi Wulan sampai habis.
" Tapi mas, Wulan masih mau yang rasa tadi " rengek Wulan
"Dek kamu lihat itu, antriannya panjang " tunjuk Damar melihat antrian.
" Ya udah kalau gitu kita pulang aja mas " jawab Wulan dengan wajah tanpa ekspresi.
Di sepanjang jalan pulang, Wulan masih terdiam kesal karena merasa tidak puas menikmati es krim dan sifat Damar yang enggan mengantri. Tepat di sebuah taman Damar menyapu pandangan mencari bapak tua yang sejak berangkat ia pandangi tersirat rasa kasihan dalam hati Damar. Damar pun menepikan motornya.
" Kenapa berhenti mas ?" tanya Wulan
" Yuk turun, kita duduk di taman " ajak Damar. Wulan pun turun dari motor dan duduk di salah satu bangku panjang yang ada di taman.
" Pak es krimnya dua, " ucap Damar
" Silahkan pilih mau yang mana nak ? "tanya bapak tua penjual es krim.
" Yang ini saja pak " Damar mengambil dua es krim corn dan melihat dagangan bapak tua yang masih sedikit lagi.
" Dari jam berapa bapak mulai jualan ? " tanya Damar sambil mengeluarkan uang.
" Dari jam delapan nak, maaf nak ini terlalu banyak " ucap bapak tua yang menerima uang dari Damar.
" Oh engga pak, saya tambahin uangnya dan saya borong es krim bapak biar cepat pulang istirahat di rumah " ucap Damar karena merasa iba melihat perjuangan seorang ayah.
" Terimakasih nak, Alhamdulillah" ucap bapak penjual es bersyukur karena jualannya habis.
" Iya pak tapi tunggu yah nanti saya ambil, saya mau habiskan ini dulu" ucap Damar mengarah ke es krim di tangannya
" Oh iya, saya tunggu disini nak"
Di lihatnya suasana sore yang mulai ramai dan mata Wulan kini mengarah ke Damar yang kembali membawa dua es krim corn di tangannya.
" Ini dek es krimnya " tangan Damar mengulurkan es krim
"Terimakasih mas, " jawab Wulan.
" Maaf ya dek bukannya enggak mau antri buat beli es tadi, kamu lihat bapak tua itu ? " tanya Damar mengarah ke penjual es krim.
" Maksud Mas Damar, bapak tua penjual es krim ini ? " tanya Wulan
"Iya kamu benar, kalau tadi mas antri untuk beli es krim mungkin kita enggak bisa beli es krim milik bapak itu dan artinya, bapak itu enggak bisa pulang awal karena dagangannya belum habis. Seenggaknya kita membeli dagangannya walaupun kita enggak bisa membantu secara materi atau mungkin kita tidak memakan jualannya dan bisa di bagikan untuk orang lain." ucap Damar panjang lebar.
" Maafin Wulan, Wulan sempat berburuk sangka ke Mas Damar " jawab Wulan tertunduk.
" Dengerin mas dek, jangan pernah menundukkan kepala kalau kamu enggak salah " ucap Damar sambil mengangkat dagu Wulan. Mata mereka pun beradu pandang.
" Mereka adalah pejuang keluarga dek, enggak mudah untuk mereka mendapatkan rupiah. Jadi kita harus bersyukur " perkataan Damar membuat hati Wulan tersentuh, Wulan hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Mas mau kesana dulu ya dek " Damar menghampiri penjual es krim.
" Maaf menunggu lama ya pak, ini uangnya pak " ucap Damar memberikan uang
"Tidak apa-apa tapi ini uangnya terlalu banyak nak,"
" Sisanya untuk bapak" Damar
"Ini es krimnya. Terimakasih sudah membeli dagangan saya " jawab penjual es krim sambil memberikan es krim yang ada di kantong plastik sisa jualannya.
" Sama-sama pak" Damar
****
" Ayo pulang dek, ini di bawa ya buat Rendi dan Yani di rumah" ucap Damar memberikan kantong plastik yang berisi es krim dan Wulan pun menerima.
Di perjalanan pulang Wulan teringat perkataan Damar yang menyadarkan Wulan. Sering kali Wulan acuh dengan nenek-nenek yang berjualan tanpa membeli dagangan mereka. Teringat ucapan Damar bahwa mereka sulit untuk mendapatkan rupiah. Membuat hati Wulan bersedih, tanpa sadar Wulan memeluk erat Damar dan meneteskan air mata. Damar yang menyadari Wulan menangis mengusap lembut kepala Wulan.
" Huuussssttt jangan menangis, maafin mas kalau kata-kata mas menyinggung mu dek," ucap Damar. Wulan hanya membenamkan wajahnya di punggung Damar dan hanya mampu menggelengkan kepala.
Sesampainya di depan rumah Wulan, Damar memberhentikan motornya. Terlihat jelas wajah Wulan yang sendu.
" Tuh kan hidungnya merah, jangan menangis lagi dek. Mas enggak bisa lihat kamu menangis " ucap Damar sambil mengelus pipi Wulan, Wulan terpaku diam.
" Ya udah sana masuk gih, jangan lupa es krimnya taruh di lemari es. Besok berangkat bareng " ucap Damar dan hanya di angguki oleh Wulan.
Jangan lupa like, vote dan komentar ya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
MochiChangsubie
hai thor aku dtg lagii...selalu setia bawa like n baca ceritamu yuhuu...😍
2021-01-10
1
MochiChangsubie
Damar hatinya baik bgt, tukang es krim aja diperhatiin smpai segitunya apalagi..ehemm..☺, beruntung dah yg jd istrinya nanti
2021-01-10
1