Di warung
" Assalamualaikum bi " Damar
" Wa'alaikum salam, eh ada Mas Damar, sendiri aja mas ?" tanya Bi Lastri
" Enggak bi, sama Wulan " jawab Damar
" Lah mana mba Wulan nya, kok gak ada ? Bu Lastri
" Tadi di belakang saya, kok enggak ada ya. Tunggu sebentar ya bi" pamit Damar yang berniat mencari keberadaan Wulan. Ketika Damar hendak keluar dari warung, Wulan sudah sampai di depan pintu. Tentunya dengan jalan tertatih karena luka di kaki dan tangan terasa perih, sontak membuat Damar kaget.
" Dek ! kamu kenapa bisa seperti ini ? " cemas Damar sambil memapah Wulan untuk duduk. Bi Lastri yang melihat langganannya terluka langsung mengambil kotak P3K .
" Enggak papa kok mas ini tadi Wulan pas mau ngejar mas Damar, Wulan tersandung batu " kilah Wulan
" Tapi lengan kamu juga terluka dek ! kamu kok bisa ceroboh gini dek ! " cerocos Damar
" Sudah - sudah mas, kasian Mba Wulan nya Sudah sakit kena omel pula. Ini obati saja lukanya mba Wulan takut infeksi " pungkas Bi Lastri sambil menyodorkan kotak P3K.
" Terimakasih bi.." ucap Damar dan Wulan bersamaan. Bi Lastri hanya membalas dengan anggukan dan tersenyum.
" Sakit enggak ?" tanya Damar menatap Wulan, Wulan hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya.
" Kalau sakit bilang ya " ucap Damar sambil meniup luka Wulan.
Lima menit berlalu, selesai sudah Damar membersihkan luka baret di tangan dan kaki putih bersih milik Wulan.
" Ya ampun mas sampai lupa dek, ini di minum " ucap Damar berjalan mendekati lemari es dan mengambilkan air mineral untuk Wulan.
"Gara - gara Wulan Mas Damar jadi lupa ya " Wulan
"Enggak papa asal jangan pikun akut saja, sayang.." bisik Damar dengan suara pelan.
"Apaan sih, ada - ada saja Mas Damar " Wulan dengan wajah yang cantik merah merona di pipi.
" Sudah yuk pulang takut di cariin tante" Damar.
Damar pun merogoh kantong saku celana, mengeluarkan selembar uang kertas warna biru.
" Ini bi, Enggak usah kembalian. Sisanya untuk bibi saja " ucap Damar sambil menyodorkan uang.
" Terimakasih Mas Damar, bibi jadi terharu setiap melihat Mas Damar bibi jadi ingat anak bibi" ucap Bi Lastri
( Sudah satu tahun Bi Lastri wanita paruh baya hidup sebatang kara. Kecelakaan yang menimpa anak dan suaminya menjadikan ia bekerja keras untuk mencukupi kehidupannya dengan jualan kopi, nasi uduk dan gorengan di warung )
" Tidak usah sedih bi yang lalu biarlah berlalu, kan masih ada Damar. Doain Damar ya bi biar sukses." Damar
" Aamiin, " jawab Bi Lastri dan Wulan dengan senyum yang mengembang dari wajah mereka.
" Dan semoga semoga kalian bisa hidup bersama, Mba Wulan dan Mas Damar cocok. Lekas sembuh ya mba Wulan .... " Bi Lastri
" Aamiin bi, jika Allah menghendaki " jawab Damar dengan senyum manisnya.
" Aamiin ya Allah semoga kita tetap bersama mas " batin Wulan dengan penuh harap dan tersenyum
Awal melihat Wulan terluka dan jalan tertatih membuat Damar meras iba, seketika Damar berjongkok di depan kursi Wulan. Wulan yang mendapat perlakuan tersebut membuatnya bingung.
" Mas Damar mau ngapain ?" Wulan
"Ayo mas Damar gendong saja dek, hitung-hitung olah raga " Damar
" Cie ternyata Mas Damar selain ganteng bisa perhatian juga ya " goda Bi Lastri
Wulan yang mendapat perlakuan pun tersipu malu.
" Bibi bisa saja" Damar
" Kita pamit pulang dulu ya bi, terimakasih obatnya, assalamualaikum " pamit Wulan yang sudah ada di punggung Damar.
" Sama - sama Mba Wulan... wa'alaikum salam " Bi Lastri
Jarak warung Bi Lastri tidak terlalu jauh dengan rumah Wulan dan Damar.
Di pertengahan jalan....
" Mas ... Wulan berat mas, turunin saja ya " pinta Wulan
" Mas masih kuat kok dek, gendong sampai Monas. Mas juga masih mampu" ucap Damar sambil menengok Wulan ke belakang.
Tidak di pungkiri badan kekar Damar dapat membawa badan Wulan yang ramping dengan mudah.
" Izinkan hamba mu bersanding dengan-Nya di kelak nanti ya Allah" batin Damar
"Terimakasih mas buat semuanya" ucap Wulan yang hanya di angguki oleh Damar.
" Assalamualaikum bu ! " salam Wulan sambil mengetuk pintu rumah, tentu dengan posisi yang masih di gendong oleh Damar.
"Wa'alaikum salam .... sebentar nak " sahut Ibu Wulan yang terdengar dari dalam rumah.
Ketika pintu terbuka....
" Loh kenapa kaki dan lengan kamu nak, ? tanya Ibu Wulan.
" Tadi Wulan jatuh bu " jawab Wulan, sedangkan Damar mendudukkan Wulan di sofa ruang tamu. Tanpa di sengaja Damar menggerakkan badan ke kanan dan ke kiri karena lelah 🤭
"Kamu sudah besar masih saja terjatuh nak, sebentar ya ibu ambil minum dulu. Kasian kuli panggulnya gendong kamu pasti capek." goda Ibu Wulan sambil tersenyum.
" Eh enggak papa kok tante, kamu emang berat dek " canda Damar dengan senyum manisnya.
" Iiihhh tuh kan mas Damar sama ibu sama saja. Emang Wulan gendut banget apa !"
jawab Wulan dengan wajah cemberut
" Engga kok kamu cantik dek " puji Damar dengan berbisik ke Wulan.
Wulan yang mendengar perkataan Damar hatinya berbunga-bunga. Pipinyanya jelas tersipu malu seperti buah tomat. Tidak lama kemudian ibu Wulan datang membawa nampan.
" Diminum dulu nak Damar, maaf ya merepotkan dan terimakasih sudah jadi kuli panggulnya Wulan " goda Ibu Wulan sambil meletakan jus ke meja dan duduk di sebelah Wulan
" Ibuuu...emang Wulan beras " timpal Wulan
" Hehehe engga papa bu, Damar siap jadi kuli panggulnya Wulan " ucap Damar seketika Wulan memukul pelan tangan Damar
" Mas sudah ya dari tadi godain Wulan terus" Wulan.
Setelah meneguk minuman yang telah disuguhi, Damar pun berpamitan untuk pulang ke rumah.
"Tante Damar pamit pulang dulu ya... " pamit Damar
" Terimakasih Nak Damar, maaf merepotkan ya... " ibu Wulan
" Engga apa-apa tante, Damar senang bisa bantu Wulan. Assalamualaikum tan " salam Damar sambil mencium tangan ibu Wulan.
"Wa'alaikum salam " ucap ibu Wulan dan Wulan
Setelah Damar pulang, ibu Wulan dan Wulan pun masuk ke dalam rumah. Setelah membersihkan diri dan sarapan, Wulan membatu ibunya memasak untuk para pekerja di perkebunan.
" Ibu apa ayah sudah berangkat ? tanya Wulan menghampiri ibunya.
"Sudah nak, tadi pagi bareng sama adik " ibu Wulan
( Adik Wulan bernama Rendi, dia masih duduk di bangku kelas 1 SMP )
" Kok tumben ayah berangkat pagi bu ? " tanya Wulan
"Iya nak hari ini sudah musim panen cengkeh" Ibu Wulan
" Oh, Alhamdulillah ya bu semoga hasil panennya melimpah " Wulan
"Aamiin .... " Ibu Wulan
" Wulan bantu ibu masak ya, biar Wulan jago masak. " Wulan
" Sudah Wulan perhatikan ibu dulu, besok baru Wulan praktekkan. " ibu Wulan
"Siap ibu ku tersayang !!! hehehe " ucap Wulan tersenyum dengan memberi hormat kepada ibunya. Ibu Wulan hanya menggelengkan kepalanya
"Duh anak ibu yang cantik, sini duduk bantu siapin tempat buat lauk pauknya " Ibu Wulan
Wulan memang dijuluki sebagai kembang desa dan si cantik tanpa pensil alis. Paras yang cantik, kulit putih, hidung mancung, bulu mata lentik, alis tebal dan tentunya sikap sopan santun yang membuatnya banyak di sukai para kaum Adam. Setelah selesai membantu ibunya Wulan pun masuk ke dalam kamar merebahkan tubuhnya di kasur sedangkan ibunya pergi ke perkebunan mengantarkan makan siang.
Pukul 11.00 di kamar Wulan
" Heeeemmm, ganteng sih tapi aku gak rela kamu di bagi - bagi " mengingat kejadian pagi Wulan membuang nafas kasarnya. Wulan memandangi dan meraba foto Damar yang berada di ponsel milik Wulan.
"Pagi ini aku harus ucap syukur Alhamdulillah bisa joging bersama mas Damar atau ucap innalilahi karena aku terjatuh ya ..." batin Wulan tersenyum sambil mengingat perhatian yang diberikan oleh Damar. Tidak terasa Wulan pun terlelap dalam tidurnya dengan posisi menggenggam ponsel miliknya.
Jangan lupa like yah ....
Dan tolong beri kritik serta saran untuk memperbaiki kesalahan penulis 😘😘😘
Terimakasih ^°^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Genik_A.A
semangat berkarya kak
2021-03-02
1
🌻Ruby Kejora
q hadir thor. .
2021-02-07
1
SShetyaw_
Wulan dan Damar bikin keinget masa kecil😪😪
Bikin baper tu dua mahluk🤣🤣
2021-02-05
1