Disekolah Vira langsung berjalan menuju kelasnya. Mang Udin sudah kembali ke rumah, Setelah dia masuk kedalam gerbang.
"Pagi cantik..." sapa Joe anak XII IPS.
"Pagi kak." jawab Vira sambil berlalu.
"Vira...." panggil Joe lagi. Dia berlari ke arah Vira.
"kenalkan namaku Joe, anak XII IPS." ucap Joe mengulurkan tangannya.
Joe anak yang tampan sama seperti Ken,tinggi, hidung mancung, kulit sawo matang, dan pemain basket.
Sudah pasti terkenal dan banyak di kagumi cewek cewek di sekolah, namun tidak dengan Vira, dia lebih tertarik membaca buku daripada pacaran. Cita citanya sederhana hanya ingin segera bekerja agar
tidak membebani om Bram lagi.
"Vira" jawab Vira tanpa menyambut uluran tangan Joe.
"Vira, aku dengar semalam Ken nembak kamu, dan kamu menolaknya?" tanya Joe.
Vira tak menanggapinya kembali berjalan menuju kelasnya.
"Vira,.." ucap Joe dan menarik tangannya. "Dengarkan, aku Joe, menyatakan dengan jujur dari lubuk hati aku yang paling dalam, aku suka ma kamu". ucapnya.
"Gila..." ucap Vira tertawa dan melepaskan cengkraman tangan Joe.
"Aku serius. Dan akan aku buktikan jika aku benar benar menyukai mu." ucapnya lagi.
"Kamu salah orang Joe. Aku tidak mengenalmu, apalagi bisa menyukai mu. Dengar ya, aku tidak tertarik dengan pacaran. Aku datang kesini untuk sekolah, jelas se-ko-lah bukan untuk pacaran ." ucap Vira tegas menolak Joe.
Joe terkekeh pelan."Dengar cantik, aku pastikan akan mendapatkan mu, itu janji ku." ucap Joe berlalu dari hadapan Vira.
"Sinting" ucap Vira pelan.
Di depan kelasnya, Ken sudah menunggu.
"Pagi Vira..." ucap Ken menyapa.
"Pagi kak Ken." jawab Vira.
"Vira, nanti pulang bareng yuk?" ajak Ken.
"Maaf kak, tapi aku nggak bisa, kan aku sudah bilang, jika aku tidak mau pacaran dulu" jawab Vira.
"Setidaknya kau mau kan berteman dengan ku?" ucap Ken. Menaikkan jari kelingking nya kearah Vira.
"ya, aku mau" jawab Vira. Mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Ken.
"Ya udah aku masuk dulu ya,," ucap Vira.
"Ok," ucap Ken mengacak rambut Vira.
aku akan sabar menunggu mu Vira, semoga kau mau membuka hatimu untukku. bathinnya.
Bell berbunyi, semua anak masuk kedalam kelas. Tak lama guru yang mengajar pun masuk ke dalam kelas. Dan pelajaran dimulai.
Triiiiing......
Bell istirahat berbunyi. Semua anak keluar dari kelas. Vira membuka bekal makanan yang dia bawa.
"Vira ke kantin yuk?" ajak Cici.
"Makasih, tapi aku makannya disini aja." jawab Vira.
"Kita makan di kantin aja. Aku traktir deh." ucap Cici lagi.
"Tidak, makasih." jawab Vira.
"Ya udah aku ke kantin dulu ya." ucapnya dan berlalu meninggalkan Vira.
Vira selalu membawa bekal ke sekolahnya. Karena Bram tidak memberinya uang saku. Dia tidak memiliki uang untuk jajan. Ada sedikit uang tabungannya, itupun uang beasiswa yang dia dapatkan karena dia mendapat peringkat pertama dan terbaik di kelasnya.
Vira kembali menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Dan mulai melanjutkan makannya. Sambil makan dia teringat kembali ucapan Bram yang membuatnya sedih. "Mengapa om Bram sangat membenciku? bahkan sudah delapan tahun berlalu, om Bram tidak juga berubah. Aku tetap salah dimatanya." bathin Vira.
Beberapa menit kemudian Cici balik membawa makanan dan dua gelas jus di tangannya.
"Kamu ngelamun, ntar makanannya pindah loh?" ucap Cici mengagetkan.
"Kamu nggak makan?" tanya Vira. mengalihkan pembicaraan tanpa menjawab pertanyaan Vira
"Aku kan mau makannya bareng kamu." jawabnya.
Cici meletakkan makanannya diatas meja dan mulai ikut memakannya bersama dengan Vira.
Cici membeli siomay.
"Vira, aku boleh minta makanan mu nggak, kayaknya enak banget.". ucapnya.
"Kamu mau, nih ambil." ucap Vira menyodorkan makanannya kepada Cici.
"Oh, ya. Kamu mau nggak nyobain siomay ku ini." ucapnya menawarkan siomay miliknya.
"Nggak terima kasih. Nih, cobain. Ini semua masakan aku. Enak nggak?" ucap Vira.
Cic mengambil makanan di kotak bekal Vira dan mulai memakannya.
"Euhm...enak nya. Bener ini kamu yang masak? sumpah, enak banget. Besok bawa bekal yang banyak ya, sekalian bagi dengan ku." ucapnya masih terus memakan masakan Vira.
Vira tersenyum, "Ok, besok aku bawa yang banyak." ucapnya.
Mereka berdua makan dengan lahap hingga makanan mereka habis.
"Tak lama bell berbunyi, tanda istirahat telah berakhir dan pelajaran kemudian di lanjutkan.
Siang hari bell pulang berbunyi. Vira segera bergegas keluar kelas, menuju parkiran. Mang Udin sudah menunggunya disana.
"Vira..." panggil Joe.
Vira menoleh, dan mendapati Joe yang mengejarnya.
Namun bukannya berhenti Vira semakin berjalan terus meninggalkan Joe.
"Vira....Vira....." ucap Joe
namun Vira tidak mau mendengarkan nya, dan meminta mang Udin untuk terus melajukan mobilnya.
"Pacarnya ya non?" tanya mang Udin.
"Nggak mang, cuma temen.' jawab Vira.
"Kok di tinggal non? kasihan." tanya nya lagi.
"Nggak apa apa mang, oh ya mang, ntar berhenti bentar di makam papa. Vira pengen jiarah sebentar." ucap Vira.
"Baik non." jawab mang Udin.
Mobil melaju kencang menuju pemakaman. Vira turun dan segera menuju makam papanya.
Vira duduk bersimpuh didepan makam, mengusap nisannya lembut dan perlahan.
"Assalamualaikum pa, Vira datang. Pa, Vira nggak kuat lagi, Om Bram masih membenci Vira dan terus menyalahkan vira, Vira nggak kuat pa. Vira.... nggak sanggup lagi." ucap Vira terisak.
"Semua yang Vira lakukan salah Dimata om Bram, mengapa papa nggak bawa Vira sekalian, Vira mau ikut papa aja." ucapnya menangis.
Satu jam kemudian mang Udin datang menghampirinya, " non mari kita pulang non. ini sudah sore. Nanti tuan marah." ucap mang Udin.
"Vira nggak mau pulang mang, Vira mau sama papa dan mama aja". ucap Vira.
"Non, jangan buat papa dan mama non sedih, mamang yakin non Vira bisa meluluhkan hati tuan, sebenarnya tuan Bram sayang sama non Vira, cuma dia nggak tahu cara mengungkapkan nya, non Vira sabar ya,,,kita pulang non." bujuk mang Udin.
Vira menyerah dan akhirnya mereka pulang ke rumah. Sepanjang jalan Vira masih menangis, walau tak bersuara, airmatanya terus saja mengalir.
mang Udin yang melihat coba menghibur Vira. Dia merasa tidak tega melihat Vira yang bersedih. Vira sudah dia anggap seperti anaknya.
"Non Vira, sabar ya non. Mamang yakin, tuan Bram akan berubah suatu hari nanti. Sabar ya non." ucap mang Udin.
"Mungkin memang nasib Vira ya mang, harus menderita seumur hidup Vira." ucapnya lagi.
Tinggalkan jejak ya, dengan like, vote dan komen.
Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Neulis Saja
please yome, don't sand and cry
2023-03-23
0
Hani Ekawati
Ya ampun udah kerja dirumahnya kaya dijadikan pembantu, sekolah ga dikasih uang saku 😂 dasar om pelit gendeng 😂
2023-01-18
0
Selasar Langit
di part ini aku benar2 terbawa arus.. nangis aku, thor.. hiks hiks
2022-10-08
1