Vira sudah diantar oleh salah satu pengawal Bram. Kepala pelayan memanggil salah satu pelayan dirumah mereka.
"Nancy" panggil Paman Danu kepala pelayan rumah Bram.
"Ya,tuan" jawab nancy segera menghadap.
"Bawa gadis ini, dan tempatkan dia di kamar belakang. Jika kau tidak keberatan, kau bisa menempat kannya di kamarmu." ucap pak Danu.
"Siap Tuan." jawab Nancy.
Nancy adalah pelayan senior yang sudah belasan tahun tinggal dan mengabdi pada keluarga Bramantyo. Sejak tadi masih kecil, hingga sekarang. Nancy tidak menikah, seumur hidupnya dia mengabdikan nya dengan melayani keluarga Bramantyo.
"Mari, saya antar kekamar mu." ucap nancy menarik tangan Vira.
Vira bagai kerbau dicucuk hidungnya. Dia mengikuti langkah nancy yang membawanya masuk ke dalam rumah dan terus berjalan kebelakang.
Dia terus melihat sekitarnya. Rumah yang besar dan megah lengkap dengan segala interior yang mewah membuat nancy jadi terpesona.
Seperti istana begitulah Vira menyimpulkannya. Netra nya terus memperhatikan sekeliling samabil mengikuti langkah Nancy yang terus menariknya.
"Kamu sudah makan?" tanya nancy memperhatikan raut wajah Vira.
Matanya bulat bening, hidungnya mancung, pipinya tirus dan rambutnya panjang. Kulit tidak begitu putih namun juga tidak gelap. Gadis yang cantik. bathin Nancy
Vira menggeleng sebagai jawaban. Nancy tersenyum dengan jawaban Vira.
Sebenar dia sudah yakin jika gadis kecil di hadapannya ini belum makan. Lihat saja penampilannya, bahkan dia masih menggunakan seragam sekolahnya.
Nancy mendekat dan membelai lembut rambut Vira."Jangan takut, aku tidak jahat. Kau bisa memanggilku Nancy. Gadis kecil siapa.namami?" tanya nya lembut.
Sikap lembut dan penuh kasih sayang yang di tunjukkan Nancy, mampu membuat Vira mengatasi rasa takutnya. Perlahan dia mulai membuka mulutnya.
"Namaku Vira, bi" jawabnya pelan.
"Nama yang bagus." ucap nancy lagi dengan lembut.
Nancy meminta Vira untuk duduk di meja makan. Dia berjalan ke lemari pendingin, mengambil makanan dan memanaskannya di dalam Microwave sebelum memberikannya kepada Vira.
"Makanlah, dan habiskan semuanya." ucap nancy. Dia sengaja mengambil tempat duduk dekat dengan Vira.
Vira yang memang merasa sangat lapar segera melahap makanan yang ada di hadapannya. Dalam waktu singkat Vira sudah menghabiskan semua makanan diatas meja. Nancy tersenyum melihatnya.
Baru saja Nancy ingin mengangkat piring kotor dan meletakkan nya di tempat cucian piring, Bram datang bersama Dimas.
"Wah, hebat sekali..." ucapnya bertepuk tangan.
Vira ketakutan melihat sikap Bram yang dianggapnya aneh.
"Maaf" ucapnya pelan.
"Kakakku baru saja meninggal dan kau....kau enak enakan makan disini. Kau bahagia kan bisa menjadi bagian dari keluarga ku. Tapi asal kau tahu, aku akan menjadikan istana ini neraka bagimu. Camkan itu." ucap Bram meninggalkan Vira.
Vira beringsut ketakutan, Nancy yang merasa kasihan mendatanginya dan memeluknya.
"Tenanglah nona, kau akan baik baik saja. Jangan takut ada aku disini. Tuan Bram sedang marah, jangan dipikirkan. Besok jika dia sudah tidak marah lagi, dia pasti akan bersikap baik." ucap nancy.
"Ayo aku antar ke kamarmu." ucapnya.
Vira mengikuti Nancy masuk ke kamar kecil dibelakang. Bersebelahan dengan kamar nancy.
"Kau silahkan masuk dan mandi. Nanti aku bawakan baju ganti untukmu. Kau beranikan sendirian?" tanya nancy.
Vira mengangguk. Ya, dia bukan gadis penakut. Dia terbiasa tidur sendiri saat bersama mamanya.
...****************...
Di kamarnya Bram tampak masih sangat sedih dan marah. Dia menyalahkan Vira atas semua yang menimpa kakaknya. Jika tidak menikah dengan Zelia, mungkin saat ini kakaknya masih hidup. Dan Vira lah yang harus membayar semaunya.
Bram sudah berpikir untuk membalas dendam kepada Vira.
"Dimas" panggilnya.
"Ya, tuan." ucap Dimas.
"Belikan pakaian dan semua perlengkapan untuk anak itu, besok daftarkan dia ke sekolah.
Setelah pulang sekolah, suruh dia membersihkan ruangan ku ini. Ingat tidak ada yang boleh membantunya. Aku ingin dia yang membersihkan nya sendiri. Jika ada yang coba membantunya, aku akan memecatnya. Jangan lupa ambil barang barangnya dirumah lamanya " ucap Bram.
"Baik tuan." jawab Dimas.
kasihan nona Vira, tuan Bram pasti ingin menyiksa nya. maafkan aku nona, karena tak bisa membantumu. bathin Dimas.
Dimas menyuruh anak buahnya ke rumah lama Vira, mengambil barang barangnya dan membawanya kesini
Vira benar benar diperlakukan seperti pembantu, dan Bram selalu marah jika sampai dia melakukan sedikit saja kesalahan.
Bram sungguh kejam. Dia memang menciptakan neraka untuk Vira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Neulis Saja
don't undestand with your mind Bram
2023-03-23
0
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Yea ampyun thorrr ikutan nangis dahh... Mau bgaimna pun jua vira khan keponakan mu bram... Sungguh tegany dirimu tak pya hati😭😭😭
2022-04-04
0
Tiah Sutiah
😭😭😭😭
2022-03-05
0