Setiap pagi Vira harus segera menyiapkan air hangat, pakaian ganti lengkap dari celana panjang, kemeja dengan dasinya, kaos kaki, sepatu, jam dan aksesoris lainnya.
Dulu Vira selalu mendapat amukan karena pilihannya tidak sesuai, namun lama kelamaan Vira bisa memahami keinginan Bram. Hingga Bram jarang memarahinya lagi. Ini semua tak luput dari bantuan nancy yang selalu membimbing dan mengajari Vira.
Sikap dingin Bram masih sama, pandangan matanya tajam dan menusuk saat melihat Vira.
Didalam hati Bram, dia masih belum bisa memaafkan Vira dan ibunya. Padahal sebenar Vira juga sama menderita dengannya, bahkan sebenarnya Vira lah yang lebih menderita karena kehilangan orangtuanya.
Vira tumbuh menjadi gadis cantik dan ceria. Wajahnya selalu tersenyum bahagia. Tiada beban dalam dirinya menjalani semua pekerjaan nya saat ini.
Bram menempatkan seorang mata mata untuk mengawasi Vira. Bram takut jika Vira berusaha lari.
Namun seperti nya usaha nya itu tak berguna, karena dari hasil pantauan mata matanya Vira tak pernah berniat untuk kabur. Bahkan dia selalu menolak ketika teman temannya mengajaknya hang out keluar.
Saat ini Vira duduk di kelas tiga SMA. Bram memasukkannya ke sekolah elite di Ibukota. Entah mengapa pikiran Bram berubah. Mungkin karena dia melihat prestasi yang membanggakan dari Vira.
Walau dia harus bekerja di luar sekolah dengan menjadi pembantu di rumah Bram, namun prestasi sekolahnya sangat membanggakan. Vira selalu meriah peringkat pertama di sekolahnya.
Pagi ini seperti biasa, Vira selalu bangun pagi dan menyiapkan semua kebutuhan Bram.
Vira selalu bangun pagi pagi sekali, dan masuk ke dalam kamar Bram. Menyiapkan air hangat, membuka horden dan menyiapkan pakaian yang akan dipakai Bram ke kantor. Setelah semuanya siap, Vira akan membangunkan bram.
"Om,,,,bangun om." ucap Vira
Namun Bram masih tak bergerak.
Om..bangun... Vira mengguncang lembut bahu Bram.
Jam sudah menunjukkan pukul enam, jika dia telat membangunkannya, nanti Bram akan marah.
Euh ...Bram menepis tangan Vira.
Vira tak putus asa. Dia kembali mengguncang bahu Bram.
"Om...bangun om ini sudah siang." kembali Vira berucap.
Bukan menjawab, Bram malah menarik Vira kuat, hingga Vira terjatuh ke dalam dekapannya. Dan Bram memeluknya erat seperti guling.
Vira terkejut dan terkesiap. Seluruh tubuhnya menegang. Bagaimana dia bisa berada di posisi sedekat ini dengan Bram.
Bram masih memejamkan mata nya dan memeluk erat vira.
Vira yang tersadar, segera berontak dan hal itu membuat mata Bram terbuka.
Bram sendiri kaget karena posisinya bisa sedekat itu,Dia masih memeluk erat tubuh Vira. Wajahnya berhadapan tepat dengan wajah Vira.
Matanya membulat seketika, menatap tak percaya. Namun bukannya melepaskan pelukannya, Bram masih menatap bola mata indah keponakannya itu.
Hidung mancung, mata bulat bening dengan manik mata hitam pekat. Rambutnya panjang, alis tebal, bibirnya merah muda, tipis tanpa make up.
Sial, kenapa dia terlihat sangat cantik. bathin Bram
"Om...lepas Om." ucap Vira
Bram tersadar dan merenggangkan pelukannya. Dengan cepat Vira bangun dan berjalan keluar kamar.
Sebelum sampai di pintu, Vira kembali berucap
" Om, air panasnya dah aku siapkan, baju om juga sudah aku letakkan ditempat biasa." ucap vira berlalu dari hadapan Bram.
Bram masih diam dan berpikir, mengapa tadi dia memeluknya, dan mengapa aku baru sadar jika Vira itu cantik." bathinnya.
Sementara Vira memegang kuat dadanya Setelah menutup pintu kamar. Jantungnya berdetak sangat cepat.
Bayangan wajah Bram yang menatapnya dengan tajam. Posisinya yang sangat intim dengan Vira membuatnya semakin takut dan bingung.
Vira gadis muda yang lugu. Diusianya yang masih menginjak delapan belas tahun, ini pengalaman pertama nya dekat dengan seorang laki laki.
Vira menuruni tangga dan memasuki kamarnya. Segera mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Dan bersiap berangkat dengan mang Udin.
Disepanjang jalan Vira diam, sesekali memegang dadanya yang masih saja tak mau berkompromi.
"Kenapa non?" tanya mang Udin heran.
"Nggak apa apa mang." jawab Vira.
"Kok dadanya di pegangin terus, sakit ya non. Kalau sakit biar saya antar ke rumah sakit." ucap mang Udin lagi.
"Nggak papa mang. Saya nggak sakit kok. Saya sehat." jawab Vira.
"Mang Udin, buruan gih, kita dah telat nih."
"Baik non" jawab mang Udin.
jangan lupa klik like, vote dan koin seikhlasnya. Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Neulis Saja
looks like someone fell in love 😊
2023-03-23
0
Lusia Tania
Om seperti pagar makan tanaman
2022-05-30
0
SOO🍒
paman laknat tuh yg nyiksa anak yatim piatu
2022-03-26
1