"Bik....apakah mungkin paman akan berubah? Aku takut berharap lebih, yang nantinya akan membuat ku sedih dan menyesal karena berharap lebih." ucap Vira.
"Sayang, satu yang harus kau ingat, bibi selalu mencintaimu dan menyayangimu. Kamu sudah bibi anggap seperti anak kandung bibi." ucap Nancy memeluk erat tubuh Vira.
"Bi, bibi mau nggak bantu Vira?" tanya Vira serius.
"Aku mau mengakhiri ini semua bi. Aku sudah nggak kuat." ucap Vira masih terus terisak.
"Bibi akan membantu mu lari dari sini. Tapi setelah itu kau harus pergi jauh, sejauh mungkin agar tuan Bram tidak bisa menemukan mu. Bibi akan membebaskan mu dari neraka ini. Kau berhak bahagia nak." ucap nancy sedih.
"Tapi Vira takut bi, Vira takut om Bram akan menangkap Vira." ucapnya.
"Tenanglah nak, kita akan memikirkan caranya agar kau bisa lari tanpa bisa di temukan oleh tuan muda. Sekarang istirahat lah. Kau harus berpura pura tetap sakit di depan Bram. Agar dia tidak mencurigai mu sampai kita menemukan cara yang tepat." ucap nancy menenangkan.
Vira mengangguk setuju.
Klek....
Suara pintu kamar Vira terbuka.
Didepan pintu dokter berjalan masuk diikuti oleh perawat di belakangnya.
"Pagi Zavira..Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya dokter Niko.
"Pagi dokter, saya merasa lebih baik." ucap Vira.
"Baik sekali. Apa yang kau rasakan sekarang?" tanya dokter Niko lagi.
"Tidak ada dokter, saya cuma merasa lemas." jawab Vira
"Saya cuma mau bilang kamu masih muda dan cantik, masa depan kamu masih panjang, jangan pernah berpikiran pendek. Semua masalah ada jalan keluarnya. Yakinlah, Allah selalu ada bersama hambanya yang sabar. Apapun agama nya , saya yakin ajarannya sama. Ingatlah, sayangi dirimu." ucap dokter Niko.
"Baik dokter." jawab Vira.
"Jika kau sudah merasa lebih baik, kau sudah bisa pulang. Satu pesan saya, cintai dirimu, jangan sia sia kan hidupmu yang indah ini." ucap dokter Niko lagi.
Setelah memeriksa Vira, dokter Niko keluar ruangannya.
...****************...
Di kantornya Bram duduk bersandar dan termenung.
Hari ini dia tidak fokus dengan pekerjaannya. Ucapan dokter Barus dan juga nancy terus berputar di kepalanya.
Beberapa ingatan tentang kekejaman terhadap Vira bermunculan.
Bram duduk melamun dan termenung sendiri.
Bram POV On
Entah apa sebenar yang terjadi padaku. Saat ini aku sendiri merasa galau dan bingung.
Sebagian hatiku membenci anak kecil.itu. Karena dia adalah oenyeba meninggal nya kakak ku satu satunya, Rafi Bramantyo. Dan dia adalah satu satunya keluarga ku yang masih hidup.
Kini karena nya, aku menjadi sebatang kara. Setelah orangtua ku meninggal ketika aku berusia dua tahun, aku hidup bersama nenek dan kakak ku Rafi yang saat itu berusia delapan tahun.
Nenek ku meninggal saat aku berusia delapan belas tahun, meninggalkan aku dan kakakku satu satunya.
Aku kecewa, aku marah, kesal dan sedih. Aku menyalahkan nya.
Sebelum meninggal kakak ku berpesan jika aku harus menjaga dia, gadis kecil yang saat Ini sedang menangis di depan jenazah ibunya yang juga meninggal dunia.
Kak Rafi meninggal sesaat aku menyetujui permintaan terakhir nya.
Aku berniat membawa jenazah ka Rafi ke Jakarta dan saat aku melewati anak tersebut dia menarik ku dan memohon agar kau mau menguburkan jenazah ibunya.
Aku teringat janji ku kepada kak Rafi, Akhirnya aku menyetujuinya dan menyuruh Dimas segera menguburkan mayat ibunya. Aku terkejut saat dia mencium pipiku dan mengucapkan terima kasih.
Aku melihat dia menangis di depan makam ibunya. Awalnya aku ingin meninggalkannya di Surabaya, namun aku teringat akan janjiku pada kak Rafi. Aku pun menyuruh Dimas membawanya bersama ku kembali ke Jakarta.
Pikiran jahat merasuki ku, aku menyalahkannya atas kematian kakakku. Setiap hari aku menyiksa dan memakinya. Namun gadis kecil selalu tersenyum saat melihat ku dan menyambutku dengan ceria.
Bahkan dia mengingat hari ulang tahunku. Aku senang, namun rasa kesal dan amarah ku kerap muncul saat aku melihat dia. Bayangan kematian kak Rafi muncul tiap kali aku melihatnya.
Tak terasa waktu berlalu, dia tumbuh menjadi gadis cantik, baik dan polos. Dia selalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Namun aku selalu saja mencari kesalahannya, agar aku bisa menghukumnya.
Hingga kemaren malam amarah ku memuncak dan aku mengurungnya di kamar mandi, setelah sebelumnya kau mengguyurnya dengan air shower
Aku kembali tengah malam dan aku mendapatinya sedang duduk di bath up dengan tubuh dingin, sedingin es.
Aku panik, dan segera mengangkatnya. Aku memanggil dokter dan merawatnya.
Entah apa yang terjadi pada diriku, aku merasa takut kehilangannya. Seharusnya aku senang melihatnya menderita, namun hatiku sakit melihat nya terkapar dan sakit.
Aku kira dia akan berterima kasih padaku, lalu memeluk ku erat. Namun salah, dia malah menyalahkan aku karena aku menolongnya. Dia memilih mati dan meninggalkan aku. Aku marah, kesal dan kecewa . Aku membanting nya di kasur dan lagi lagi aku menyakitinya dengan kata kata ku yang kasar. Aku mengancamnya.
Sebenarnya ada rasa bersalah telah melakukan Itu semua, apalagi saat melihat airmatanya menetes. Namun kekesalan ku muncul tiap kali aku melihat nya.
Dan tadi saat aku mendengar laporan dia pingsan, aku segera ke rumah sakit tanpa menunggu waktu. Aku mengkhawatirkan keadaannya.
Dokter mengatakan jika dia depresi akibat kekejaman ku selama ini. Dia merasa lebih baik mati daripada hidup dengan ku! aku semakin kesal dan marah.
Tapi seharusnya kan aku bahagia melihat dia menderita dan tergeletak dengan selang infus di tangannya.
Namun ini justru sebaliknya, hatiku sakit melihat tubuh mungilnya tergeletak tak berdaya.
Bram POV end
Suara pintu di ketuk, membuyarkan lamunan Bram.
Henry masuk membawa beberapa dokumen di tangannya.
"Tuan, ada pertemuan dengan Mr. Alex di Bali selama dua hari. Kita akan berangkat besok siang. Dan satu lagi tuan, Mr Alex meminta anda membawa calon istri anda untuk menemani istrinya selama berada disana." ucap Henry panjang lebar.
"Tapi siapa yang akan menemani ku?. Mr. Alex bukan orang sembarang. Apalagi dia membawa serta istrinya. Aku tidak mau membawa sembarangan orang menemui mereka. Ini adalah klien penting. Dan aku tidak mau rugi milyaran rupiah jika kerjasama ini gagal. Tapi siapa yang mau aku bawa." gumannya pelan
Bram menghela nafas berat. " Nanti saja aku pikirkan kembali." ucapnya pelan.
Bram kembali fokus pada kertas yang ada di depannya.
Berharap bisa mengurangi pikirannya dan dia bisa kembali fokus pada pekerjaan nya.
Di tengah kesibukannya pengawal nya melaporkan sesuatu yang membuat Bram yang awalnya membaik berubah menjadi kesal. Radit tidak mengatakan apapun, tapi dia membanting kertas dan pennya diatas meja.
Melangkah keluar ruangannya. "Santi, batalkan semua janjiku hati ini. Aku tidak akan kembali ke kantor.
Henry segera mengikuti langkah bossnya. Mereka naik lift dan turun di lantai dasar.
Mobil sport berwarna merah menunggu. Bram meminta kunci mobilnya dan melangkah masuk ke dalam mobil.
"Henry aku percayakan kantor padamu. Aku akan keluar. setelah selesai dari kantor , kau bisa pulang. Malam ini aku tidak membutuhkan bantuanmu. Kau bisa beristirahat".
Tinggalkan jejak. Vote sebanyak banyak nya. Mami akan crazy up.ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Neulis Saja
what happen with you Bram?
2023-03-23
0
Man Cian
apa yang akan di lakukan bram 🤔🤔🤔
2022-06-16
0
Tiah Sutiah
apa vira sdh kabor ya bagus kalau vira sdh pergi jauh dari bram
2022-03-05
0