Kecelakaan

Bram kembali menyadari kekeliruannya.

Aku tidak boleh memikirkan anak kecil itu. Ingat Bram dia keponakan mu. Dan dia adalah penyebab kematian kakakmu. Jangan kau lupakan itu. kata Bram dalam hatinya

Pikiran Bram melayang pada peristiwa beberapa tahun silam, saat pertama dia bertemu dengan Vira di rumah sakit.

Flash back On

"Ma...bangun ma.....bangun...."

"Mama....jangan tinggalin Ririn ma....."

"Maaaa...bangun mam........"

seorang gadis kecil berteriak di sisi jenazah ibunya yang sudah terbujur kaku.

Gadis kecil itu terus saja berteriak dan membangun kan ibunya yang sudah tak bernyawa. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan dan menyayat hati siapapun yang melihatnya.

Gadis kecil malang itu bernama Zavira Anggraini. Umurnya sembilan tahun dan dia adalah anak satu satunya.

Ibunya baru saja meninggal karena kecelakaan yang terjadi bersama dengan papanya. Kini gadis itu hanya bisa menangis disisi mayat ibunya, sementara papanya terbaring lemah di ruang ICU .

Ibunya bernama Zelia dan papa nya bernama Rafi Bramantyo, seorang pengusaha kaya raya dari Jakarta.

Naas keduanya meninggal pada saat kecelakaan terjadi, meninggalkan Vira sendiri hidup sebatang kara.

Flash back On

Zelia sedang hamil anak keduanya, saat ini usia kandungannya memasuki bulan kelima. Sesuai jadwal hari ini dia dan suaminya, Rafi berencana memeriksa kandungannya ke dokter.

Sementara Vira sedang berada di sekolahnya.

Mobil yang mereka tumpangi oleng karena tiba tiba ada truk dari arah yang berlawanan melaju kencang kearah mereka.

Walau sempat menghindar, namun semuanya terlambat, truk tersebut menghantam mobil mereka hingga mereka ikut terdorong menabrak pembatas jalan dan kecelakaan tersebut tidak dapat di hindarkan.

Orang disekitar tempat kejadian menolong mereka dan membawa nya ke rumah sakit. Namun di dalam perjalanan Zelia meninggal. Dan kini suaminya terbaring lemah di dalam ruang ICU.

Vira di jemput Dimas dari sekolahnya. Membawanya ke rumah sakit. Dan kini Vira menangis di sisi jenazah ibunya.

Tak ada sanak keluarga Zelia disana, karena mereka tidak memiliki siapapun di kota ini, dan mereka baru pindah dan tinggal selama tiga bulan.

Zavira terus saja menangis, dia bingung harus melakukan apa.

Tak Lama kemudian datanglah seorang pria muda dan tampan. Usianya dua puluh dua tahun. Berlari dengan kencang hingga menabrak beberapa orang yang berpapasan dengannya. Terus berlari hingga sampai ke ruang operasi.

Rizky Ade Bramantyo, biasa di panggil Bram, adalah adik kandung dan adik satu satunya dari Rafi Bramantyo.

Bram yang masih kuliah di kejutkan dengan berita kecelakaan kakaknya, hingga dia segera berlari kesini dengan Jet Pribadinya.

Bram selama ini tinggal di Singapura, dia melanjutkan pendidikannya nya disana sekaligus mengurus bisnis keluarganya.

Sementara kakaknya memilih tinggal di Jakarta bersama istri dan anaknya.

Bram baru tau jika kakaknya sudah pindah ke Surabaya.

Bram tidak begitu mengenal kakak iparnya, dia sibuk dengan dunia nya sendiri di Singapura.

Lagipula keluarganya tidak menyetujui kakaknya menikah dengan Zelia yang berasal dari keluarga sederhana, berbeda dengan mereka yang kaya raya.

"Dimas, dimana Kakak?" ucap Bram dengan wajah khawatir.

"Tuan ada di dalam" ucap Dimas.

Bram masuk ruang ICU, langkahnya melambat dan tertatih. Di depannya terbujur tubuh kakak kesayangan. Penuh perban dan berbagai alat bantu untuk menunjang kehidupannya.

Bram terduduk dan menangis disamping kakaknya. Di raihnya pelan tangan kakaknya.

"Kak, aku datang.." ucapnya lirih.

Rafi membuka matanya perlahan. "Bram...." panggilnya pelan.

Bram terkejut sekaligus senang kakaknya sudah sadar. "Bram.... tolong kakak..." ucap Rafi terputus putus.

"Tolong...ja..jaga ...Vira...kakak mohon berjanjilah untuk menjaganya..." ucap Rafi terbata bata.

Bram tak menghiraukannya, dia memanggil dokter.

Pegangan tangan Rafi kuat, nafasnya tampak tersengal dan detak jantungnya memacu cepat. Genggaman tangannya melemah seiring dengan detak jantungnya yang juga melemah.

"Kak....kakak...." panggil Bram panik.

"Dokter....dokter...." teriaknya.

"berjanjilah..." ucap Rafi terakhir kalinya...

"Aku berjanji, tapi kakak harus kuat, kak..kak..."

Tut.......

Rafi telah pergi bersama dengan istri nya untuk selama lamanya. Menyisakan Bram dengan kesedihan yang mendalam. Kini dia tidak memiliki siapapun lagi. Ayah ibu, nenek dan kini kakaknya semua telah pergi meninggalkannya.

Setelah mampu menguasai dirinya. Bram berucap.

"Dimas, urus segera jenazah kakak dan bawa pulang ke Jakarta." ucap Bram kepada Dimas asisten pribadi Rafi, kakaknya.

Bram berjalan keluar ruangan dan berpapasan dengan Vira yang masuk dan menangis di sisi mayat Rafi.

"Baik, tuan" jawab Dimas membungkuk dan segera melangkah untuk melaksanakan perintah boss nya.

Baru dua langkah berjalan, pertanyaan Bram menghentikan langkahnya. "Siapa gadis kecil itu?" tanya nya.

"Itu adalah putri nyonya Zelia, namanya Vira tuan." jawab Dimas.

'Baik, terima kasih. Kau boleh pergi sekarang." ucap Bram.

Anak buahnya dengan sigap mengangkat jasad Rafi dan bersiap membawanya ke Jakarta.

Melihat jasad mamanya dibiarkan begitu saja, Vira berlari mengejar Bram.

"Kak Dimas, mau dibawa kemana jasad papa?" tanya Vira polos.

"Tuan Bram akan membawanya ke Jakarta." jawab Dimas.

"Lalu jenazah mama?" tanya vira heran.

"Maafkan saya nona." ucap Dimas. Dia merasa bersalah, tapi mau bagaimana lagi Bram akan memarahinya.

Vira melihat Bram yang melangkah menjauh. Dengan langkah kecilnya dia berlari mengejar Bram. "Tuan, tolong bantu saya." ucapnya memohon.

Dengan pandangan remeh, Bram menatap tajam kearah Vira.

"Siapa kau, berani memanggilku?" tanya nya.

"Tuan, tolong kuburkan jasad ibuku. Aku tidak memiliki siapapun disini. Aku bingung mau membawanya kemana? tolong aku tuan " ucap Vira sambil menyeka airmatanya.

"Membantu mu!" ucap Bram terkejut dan tersenyum mengejek penuh keangkuhan.

"Siapa dirimu, hingga aku harus membantumu. Kau tahu, kau dan ibumu hanyalah pembawa sial. Sejak kakakku menikah dengan ibumu, dia selalu saja sial dan akhirnya ibumu membawa kakak ku pergi bersama nya." ucap Bram pedas dan menyakitkan.

Jika dia pergi,gimana dengan mama. Siapa yang akan menguburkan mama? Hanya om ini yang akan menolongku.

Vira berlutut dan memohon."Tolong aku om?" ucapnya lagi.

Bram tak menanggapinya, dia kembali berjalan, baru beberapa langkah Vira memeluk kakinya, membuat Bram hampir saja jatuh jika tidak segera menguasai dirinya.

"Apa apaan kau akan ini, lepaskan" teriaknya.

"Tolong aku, om. Aku akan melakukan apapun, tapi tolong kuburkan jasad ibuku." ucapnya memohon masih memeluk erat kaki Bram, walau Bram menyepak dan menendangnya.

Bram berjongkok, mendorong Vira dengan kasar untuk melepaskan pelukan Vira di kakinya. Vira terkejut namun dia tak bergeming tetap memeluk erat kaki bram. Tubuhnya bergetar karena Bram menedangnya dengan sekuat tenaga nya.

Akhirnya Bram diam, dan memerintahkan anak buahnya segera menguburkan jasad wanita itu.

"Dimas, segera urus mayat wanita ini juga. Dan kuburkan dengan layak." ucapnya.

Mata mungil Vira berbinar mendengar ucapan Bram. Dia langsung melompat berdiri dan berterima kasih kepada Bram.

"Terima kasih, Om. Aku tak akan melupakan semua kebaikan, Om" ucapnya membungkuk hormat.

Bram terkejut dan terpesona melihat wajah bahagia Vira, sungguh polos anak itu, begitu mudahnya dia berubah, padahal aku sudah menyakitinya. Dia masih menyempatkan diri mengucapkan terima kasih. bathinnya.

Vira berjalan beberapa langkah, namun kembali berbalik dan berlari kearah Bram.

Cup... Vira berjinjit mencium Vivi Bram yang masih berjongkok dan terdiam menatapnya.

Kemudian Vira berlari mengikuti anak buah Dimas yang membawa jenazah ibunya.

Di pemakaman, vira masih menangisi jasad ibunya. Yang sudah di kuburkan.

Seluruh anak buah Dimas sudah pergi untuk membawa jasad Rafi ke Jakarta.

Namun entah mengapa hati kecil Bram tergerak untuk melihat gadis itu sekali lagi. Dia melihat Vira yang masih menangis di pemakaman ibunya.

"Ma.... mengapa mama pergi meninggalkan aku? Aku harus kemana ma? aku bingung ma....." tangis Vira di depan makam ibunya.

"Dimas, apakah tidak ada keluarga lain yang dimiliki wanita itu?" tanya Bram yang enggan menyebutkan nama kakak iparnya.

"Siapa tuan?" tanya Dimas bingung. Tatapan matanya mengikuti pandangan Dimas dan akhirnya dia paham maksud ucapan Bram.

"Tidak tuan, nyonya tidak memiliki keluarga lain. Dia sebatang kara." jawab Dimas.

Jika dia tidak memiliki kerabat lainnya, berarti gadis kecil itu sebatang kara, sama seperti diriku yang sudah tak memiliki siapapun. Aku sudah berjanji kepada kak Rafi untuk menjaganya, huh dasar merepotkan. Tapi aku sudah berjanji. bathinnya.

"Ayo, kita harus segera sampai di Jakarta." ucap Bram beranjak naik ke mobilnya diikuti Dimas dan beberapa anak buah mereka.

"Aku akan membuatmu tinggal di neraka, gadis kecil." ucapnya pelan.

"Dimas, jemput gadis kecil itu dan bawa ke Jakarta bersama kita , sekarang." perintah Bram.

Dimas segera memerintahkan anak buahnya menjemput dan membawa Vira bersama mereka ke Jakarta.

Vira yang di jemput paksa, bingung dan berontak. "Siapa kalian, aku tidak mau ikut?" ucapnya meronta.

"Ini perintah tuan, Bram. Dan kau harus patuh." ucap salah satu pengawal Bram.

Akhirnya Vira menyerah, percuma melawan dia hanyalah anak kecil yang tak berdaya. Dengan langkah kecilnya dia ikut anak buah Dimas yang membawanya ke Jakarta.

Didalam Jet pribadinya, Bram tampak murung dan diam. Kepergian Rafi yang begitu cepat dan dengan cara tragis benar benar menggangu hati dan jiwanya.

Sesampainya di Jakarta, Bram langsung membawa jasad Rafi kepemakaman dan menyuburkan jasadnya. Tak banyak yang datang. Karena Bram sengaja menutupi beritanya.

Sementara salah satu anak buah Bram membawa Vira ke rumah besarnya.

.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

why do you hate Vira while she is your brother's daughter?

2023-03-23

0

emak e Rainnathan

emak e Rainnathan

vira itu ank kandung kakak nya bram, atw ank sambung? klu itu ponakan kandung mana boleh dinikahi, apalagi perempuan bpk nya mati, otomatis wali nikah nya nanti itu om nya, dr pihak bpk,, jgn ngaco ah bikin judul, wlupun hy cerita fiktif,,,

2022-07-26

0

Nuris Wahyuni

Nuris Wahyuni

apa yg dibenci dr Vira ,kok Bram sampai segitunya benci

2022-05-09

1

lihat semua
Episodes
1 Kesal
2 Tugas Vira
3 Visual
4 Kecelakaan
5 Rumah baru
6 Sekolah
7 Andin
8 Insiden
9 Kesalahan vira
10 Ke makam
11 Amarah Bram
12 Gelisah
13 Bersalah
14 Masuk rumah sakit
15 Bimbang
16 Mencari Vira
17 Menjenguk vira
18 Kenyataan terungkap
19 Pernikahan
20 Bimbang
21 Ke Bali
22 Kiss
23 Dinner
24 Kesal
25 Menyuapi vira
26 Panas
27 Pulang
28 Perhatian
29 Sekamar
30 Usaha Ken
31 Perhatian
32 Mulai ada rasa
33 Manis
34 Yakin
35 Kencan Pertama
36 Gagal
37 Pacaran
38 Sarapan spesial
39 Ketemu Andin
40 Dia istriku
41 Ke Pantai
42 Wisuda
43 Pergi
44 Tempat baru
45 Penyesalan
46 Pekerjaan Baru
47 Ulangtahun Bagas
48 Dia Putriku
49 Miss You
50 Mengejar vira
51 Aku Menemukan Mu
52 Cobaan
53 Ketakutan Bagas
54 Pengakuan
55 Awal hubungan baru.
56 Saling memahami
57 Menemui Bagas
58 Bendera perang
59 Rumah eyang.
60 Pengakuan
61 Bertemu Mertua
62 Terbongkar
63 Rencana Fitria
64 Bahagia
65 Es krim
66 Makan siang
67 Kembali ke jakarta
68 Memasak makan malam
69 Pengganggu
70 Fitting baju
71 Penculikan
72 Kesedihan Bram.
73 Titik Terang
74 Penjelasan Fitria
75 Penyerangan
76 Tertembak
77 Selamat
78 Menjenguk Bagas
79 Jujur
80 Ziarah
81 Sadar
82 Gemeeees
83 Ijab kabul
84 Bukan Malam Pertama
85 Malam Bahagia
86 Manis
87 Honeymoon
88 Honeymoon (2)
89 Ke rumah nenek
90 Tim sepak bola
91 Lelah
92 Akmal
93 Hamil
94 Kejutan
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Kesal
2
Tugas Vira
3
Visual
4
Kecelakaan
5
Rumah baru
6
Sekolah
7
Andin
8
Insiden
9
Kesalahan vira
10
Ke makam
11
Amarah Bram
12
Gelisah
13
Bersalah
14
Masuk rumah sakit
15
Bimbang
16
Mencari Vira
17
Menjenguk vira
18
Kenyataan terungkap
19
Pernikahan
20
Bimbang
21
Ke Bali
22
Kiss
23
Dinner
24
Kesal
25
Menyuapi vira
26
Panas
27
Pulang
28
Perhatian
29
Sekamar
30
Usaha Ken
31
Perhatian
32
Mulai ada rasa
33
Manis
34
Yakin
35
Kencan Pertama
36
Gagal
37
Pacaran
38
Sarapan spesial
39
Ketemu Andin
40
Dia istriku
41
Ke Pantai
42
Wisuda
43
Pergi
44
Tempat baru
45
Penyesalan
46
Pekerjaan Baru
47
Ulangtahun Bagas
48
Dia Putriku
49
Miss You
50
Mengejar vira
51
Aku Menemukan Mu
52
Cobaan
53
Ketakutan Bagas
54
Pengakuan
55
Awal hubungan baru.
56
Saling memahami
57
Menemui Bagas
58
Bendera perang
59
Rumah eyang.
60
Pengakuan
61
Bertemu Mertua
62
Terbongkar
63
Rencana Fitria
64
Bahagia
65
Es krim
66
Makan siang
67
Kembali ke jakarta
68
Memasak makan malam
69
Pengganggu
70
Fitting baju
71
Penculikan
72
Kesedihan Bram.
73
Titik Terang
74
Penjelasan Fitria
75
Penyerangan
76
Tertembak
77
Selamat
78
Menjenguk Bagas
79
Jujur
80
Ziarah
81
Sadar
82
Gemeeees
83
Ijab kabul
84
Bukan Malam Pertama
85
Malam Bahagia
86
Manis
87
Honeymoon
88
Honeymoon (2)
89
Ke rumah nenek
90
Tim sepak bola
91
Lelah
92
Akmal
93
Hamil
94
Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!