...🌾Episode Selanjutnya 🌾...
...🌾Selamat Membaca 📖🌾...
...Maap jika banyak typo 🙏🏻...
...🌼Di kantor🌼...
Pras sibuk dengan setumpuk file yang ada di mejanya, bahkan sampai tidak sempat makan siang.
Waktu menunjukkan jam 4 sore, Pras masih berkutat di depan komputer lipat nya dengan serius.
tok...
tok...
"Masuk" ~Pras
"Pak, sudah jam 4 apa bapak tidak sebaiknya istirahat dulu? Saya lihat bapak belum makan sejak siang tadi."
*Dewi, sekertaris Pras*
"Begini saja, telpon ke rumah minta seseorang dari rumah mengantarkan makanan ke sini, soal nya saya mau tidur disini saja!"
*Pras, tanpa menoleh dia terus saja berkutat dengan komputer nya.*
"Iya baik pak"
~ Dewi
not:
D**ikantor Pras sudah dilengkapi sebuah kamar pribadi yang biasa di gunakan oleh Pras jika malas pulang atau karena banyak kerjaan. Pras lebih suka makanan rumahan dan tidak suka makanan luar kecuali makanan restoran.
Dewi pun segera menelpon ke rumah Pras untuk minta di kirimkan makanan rumahan.
...🌾🌾🌾🌾🌾...
...🌼Di rumah 🌼...
"Sekar!"~ Bu Mila memanggil.
"Iya Bu"~ Sekar menyahuti, lalu menghadap Bu Mila.
"Sekar tolong kamu antar makanan untuk Pras di kantor nya ya."
"Untuk makanan apa yang harus di bawa bi Diah lebih tahu." Perintah Bu Mila.
"Tapi bu, saya gak tahu dimana kantor nya pak Pras" jawab Sekar.
"Nanti kamu akan di antar pak Maman" ujar Bu Mila.
"Baik Bu" Sekar pun segera pergi menuju dapur.
"Wa, aku di suruh ke kantor pak Pras mengantarkan makanan. Katanya pak Pras mau menginap di kantornya." Ucap Sekar dengan mencebikkan bibir nya karena tidak suka dengan tugas nya.
"Ya udah anterin, nih udah uwa siapin semua nya." Diah memberikan tas plastik berisi makanan untuk Pras.
"Iya, nanti di sana aku gimana wa ? aku gak tahu ruangan nya? nanti aku celingukan gak tentu arah." Sekar seperti orang kebingungan, raut mukanya tampak kusut.
"Kamu tenang aja, nanti ke sana kan di antar sopir, terus sesudah sampai di sana kamu bisa tanya resepsionis atau satpam minta di antar ke ruangan pak Prasetya Wijaya. Gimana paham?" Ujar Diah, sambil menepuk pundak Sekar.
Sekar hanya mengangguk lesu, mengingat semua hal yang telah terjadi antara dirinya dengan Pras.
Ada rasa takut, rasa malu, rasa kesal semuanya bercampur aduk menjadi satu.
"Sekar Pastikan makanan nya sampai di tangan Pras ya,"
"Kamu jangan titipkan kepada siapa pun
harus tangan kamu sendiri yang memberikan nya kepada Pras."
"Mengerti!" tegas Bu Mila.
"Iya Bu saya mengerti" Jawab Sekar, dengan agak lesu.
"Lebih baik kamu mandi dulu, walau kamu cuma pembantu bukan berarti kamu harus kucel begitu. Sejak pagi saya lihat baju kamu masih tetap itu - itu saja!"
Bu Mila mendelik ke arah Sekar dengan muka yang sedikit sinis.
"Iya bu, saya mandi dulu" ~ Sekar merasa agak malu dengan perkataan Bu mila.
Sekar segera kembali ke belakang menuju kamar nya dengan Segera dia mandi,
dan mengganti pakaiannya. Sekar mengenakan rok panjang warna abu dengan atasan kaos lengan pendek warna putih, rambutnya di biarkan tergerai Karena masih basah.
Dengan hanya memakai sedikit pelembab dan polesan lipglos tanpa warna. Namun membuat nya tampak cantik natural.
Melihat penampilan Sekar, bu mila geleng-geleng kepala.
"Ada apa Bu apa ada yang salah?" Sekar melihat dirinya sendiri, takut kalau ada yang salah.
"Iya, ada yang salah" jawab Bu Mila.
"Kamu terlihat seperti model bukan nya pembantu meski tanpa riasan, mengingatkan diriku waktu masih muda dulu." Lanjut Bu Mila.
"Ya sudah cepat pergi kasian Pras pasti sudah kelaparan" Lanjut Bu Mila masih dalam mode datar.
Mendengar perkataan Bu mila itu, Sekar jadi sangat malu dan bahagia.
Dengan segera dia pamit dan pergi menuju mobil yang sudah ada pak Rahman di dalam nya.
Di perjalanan Sekar merasa gugup, membayangkan akan bertemu dengan Pras pria muka tembok yang tidak tahu malu dan dingin seperti sebongkah es.
Sesampainya di kantor Sekar turun, sementara pa Rahman langsung pulang karena ada panggilan darurat dari Bu Mila.
Saat Sekar menginjakan kaki di kantor untuk pertama kalinya, Sekar merasa gugup dan takut dia hanya berdiri membawa tas berisi makanan dan celingukan. Maklum dari kampung, belum pernah masuk perkantoran sama sekali.
Hingga seorang satpam menyapa nya.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" ~ Tanya satpam.
"I iya...saya mau bertemu pak Prasetya Widjaya" Sekar menjawab dengan sedikit gugup.
"Apa sudah ada janji ?" ~Tanya satpam kembali.
"Janji, oh ada, ya saya di suruh nganter makanan ke ruangan nya. Tapi gak boleh dititipkan harus saya sendiri yang masuk kata ibu nya." Sekar menjawab dengan terbata-bata karena gugup.
"Ooh, kalau gitu mari saya antar ke ruangan nya. ~ Jawab satpam sambil berjalan terlebih dahulu, sedang Sekar mengekorinya dari belakang.
"Baik...baik... terima kasih" jawab Sekar.
Sekar benar benar gugup, sampai berjalan saja serasa melayang.
Ada beberapa pasang mata pria melirik ke arah nya, mereka kagum akan kecantikan Sekar yang alami tanpa perlu riasan makeup tebal.
"Ayo nona masuk" Ajak satpam sambil menunjuk ke arah pintu lift yang terbuka.
Sekar semakin takut karena hanya ada mereka berdua di sana.
"Gak mau, kenapa saya harus masuk ke sana?"
"Ruangan apa itu?" Sekar sedikit takut.
"Ini lift nona, kalau lewat tangga jalan nya jauh karena ruangan pak Pras ada di lantai 25"
"Coba nona bayangkan kita jalan di anak tangga yang jumlah nya 21 x 25 lantai berapa banyak kita jalan?"
Pak satpam mulai kesal, "ni cewek cantik-cantik kok udik huuuh" pikir nya.
"Maklum pak, saya baru pertama ke kota dan belum pernah naik yang beginian. Saya kan jadi takut."
Sekar mukanya mulai memerah karena malu ketahuan udik nya.
"Ya udah ayo masuk gak usah takut, saya banyak pekerjaan yang lain." Bujuk satpam, dengan wajah yang mulai tampak jengkel.
Karena takut di bilang kampungan akhirnya Sekar masuk lift.
Lift mulai berjalan,Sekar semakin ketakutan ketika lift semakin naik kelantai atas.
"Pak, kok gini rasanya saya takut. Boleh saya meluk bapak?" Rengek Sekar pada satpam, untung saja si satpam sudah tua dan melihat Sekar seperti melihat anak nya sendiri, akhirnya si satpam memeluk Sekar tamat sampai lift hampir berhenti.
"Udah sampai neng, ayo"
"Untung gak ada orang kalau ada nanti bisa malu saya, di kira cari kesempatan"
"Hadeeuh"
Ujar si satpam menepuk dahi nya sendiri.
"Iya maap pak ,maap ,maap" Sekar hanya tersenyum kecil karena malu.
Dari lift berjalan sedikit ada ruangan di ujung gedung, lalu satpam berhenti di depan sebuah pintu yang terdapat papan nama bertulis kan
"PRASETYA WIDJAYA"
"Nah sudah sampai neng, bapa cuma nganter sampai di sini ya." Ujar pak satpam lalu pergi.
"Iya, terima kasih pak satpam!"
Teriak Sekar, karena tadi bengong belum sempat menjawab.
"Huuuuh...."
"Aku harus bisa mengendalikan keadaan, tidak boleh gugup"
"Atau tampak bersalah karena kejadian tadi pagi"
"Huuuuh"
Sekar bergumam sambil menghela nafas nya panjang.
tok...tok....tokkk
"Masuk "~ Pras
"Huuuh"
"*A**yo kamu bisa, jangan gugup, jangan takut,
bertemu manusia muka tembok itu. eeeh malah ngatain lagi. Dia kan bos kamu, majikan mu Sekaaaar!"
Sekar bergumam sendiri dalam hati nya dan berusaha untuk menasehati dirinya sendiri*.
...🌾🌾🌾🌾🌾...
...🌼 Bersambung.......
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
🌹🌹🌹
Penasaran kelanjutan nya....😁
Tunggu up berikutnya ya
Jangan lupa untuk like& vote
...Terima kasih...
...mirastory...
...🙏🏻😊🙏🏻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments