...Paginya...
...****************...
Hari bersinar cerah, Ami sudah berada di sawah membantu ibu nya menanam padi.
Tampak seorang pria berusia 2 tahun lebih tua dari Ami sibuk memandangi Ami.
Ami yang mulai menyadari ada mata menatap nya mulai balik menatap pria itu lalu tersipu malu.
Sebuah perasaan yang belum pernah di rasakan nya, meski sudah 2x menikah tapi itu di usia muda dan bukan karena cinta.
deg....
Jantung Ami berdebar kencang, apalagi si pria menghampiri nya. dengan badan yang kotor karena lumpur di sawah.
Si pria mengumpulkan sejuta keberanian untuk menyapa Ami. Pria tersebut bernama Andi teman sepengajian Ami yang diam -diam menyukai nya sejak 2 tahun yang lalu.
"Mi...!" Sapa nya lembut.
"I...iya" Jawab Ami gugup, Ami jadi salah tingkah, karena dia sendiri menyimpan sejuta rasa yang terpendam untuk pria yang tampan menurutnya itu.
...****************...
Jika di kota pertemuan antara dua insan dilakukan di mall atau bioskop dengan berdandan cantik dan wangi parfum di balut dres yang indah, lain hal nya dengan Ami yang bertemu dalam keadaan kotor, bau lumpur dan muka cemong kena lumpur karena sesekali tangan kotornya menyentuh pipinya.
"Setelah beres menanam padi gimana kalau kita ngobrol?" Ajak Andi dengan tatapan penuh harap.
Ami terdiam sejenak.
Lalu mengangguk kan kepalanya sedikit tanda setuju.
"Di...di...!" Ada yang memanggil Andi.
"I...iya, Udah dulu ya paman memanggil." Andi pun berlalu meninggalkan Ami.
Sepeninggal nya Andi, Ami senyam - senyum sendiri merasa senang.
...****************...
... Jam 4 sore...
Suasana sore di desa yang begitu sejuk jauh dari kebisingan kota. Pepohonan kokoh berdiri dengan daun nya yang melambai tertiup angin, sesekali tampak orang lewat untuk sekedar pergi ke warung.
Tampak seseorang di bawah pohon yang rindang sedang duduk. Sesekali pemuda itu menengok ke sebelah kanan melihat apakah ada yang datang menghampiri nya.
Sejam sudah dia menunggu di sana, tapi pujaan hati yang di tunggu sejak tadi belum juga kunjung datang. Mimik wajah nya sesekali tampak kusut.
huuuuh....
Pemuda tersebut menghela napas panjang sambil menunduk dan menutupi wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.
"A" Terdengar suara lembut seorang gadis yang tidak asing di telinganya menyapa.
Pemuda tersebut terperanjat karena kaget, lalu berdiri. Tampak raut wajah yang tadi nya muram dan kusut berubah berbinar - binar dan ceria. Tersungging senyuman lebar di bibir nya, melihat gadis pujaan yang di tunggu-tunggu nya telah datang.
"Ami, a'a kira gak bakalan datang." Ucap pemuda tersebut yang tidak lain adalah Andi, tetangga sekaligus pemuda yang naksir Ami.
"A'a udah nunggu dari tadi ya? maap ya lama tadi saya bantu- bantu ibu dulu." Ucap Ami dengan nada merasa bersalah.
"Enggak, enggak kok a'a juga baru datang." Andi sedikit berbohong supaya gadis pujaannya tidak sedih.
Ami tersenyum, ia tahu kalau Andi sedang berbohong demi menjaga perasaannya.
"Ayo mi duduk!" Ajak Andi sambil menepuk - nepuk rumput di samping nya, sebagai isyarat kalau Ami di minta duduk di samping nya
...****************...
Tempat itu memang di kelilingi pepohonan, rerumputan dan bunga. Sungguh sedap di pandang dan nyaman di rasakan.
Terkadang orang kampung bisa sampai ketiduran di rerumputan di bawah pohon yang rindang itu.
...****************...
Ami pun duduk di samping Andi dengan kepala tertunduk malu, meski pun Ami sudah pernah menikah 2x tapi saat itu dia masih terlalu kecil untuk menyukai seseorang, sehingga tidak ada perasaan apapun di hati nya.
Berbeda dengan kali ini usia nya sudah menginjak 20 tahun, Ami sudah lebih dewasa dan mengerti apa artinya cinta.
"Mi, boleh aku menanyakan sesuatu?" tanya Andi.
"Ya tentu saja boleh," Jawab Ami.
"Aku sebenarnya suka sama kamu sejak lama, apa kamu punya perasaan yang sama?" Tanya Andi to the poin.
Ami tidak bisa menjawab, tubuh nya seakan membeku akan pertanyaan pemuda yang di sukai nya itu.
Ami semakin tertunduk malu, Andi memegang kedua pipi Ami dan mengangkatnya sehingga saling bertatapan.
deg...
deg...
Perasaan Ami semakin tak karuan, antara merasa bahagia dan malu semuanya bercampur aduk.
"Mi, kenapa diam saja?" Tanya Andi penasaran.
"Hemm." Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Ami tetap diam dan membeku, lidah nya terasa Kelu tak sanggup berkata apa -apa.
"Aku tahu kamu malu, Aku tidak memaksa kok jika kamu sudah punya jawaban aku tunggu kamu di tempat ini 2 hari lagi di jam yang sama. " Andi berbicara dengan nada suara lembut sambil memegang tangan Ami.
Ami masih tetap diam tak berkata- kata karena merasa malu dan bingung akan status nya yang sudah janda 2x.
"Sudah mau Magrib kita pulang yuk, aku anter kamu sampai rumah ya."
Andi kemudian berdiri dengan memegang tangan Ami.
Ami Segera melepaskan tangannya.
"Di maap ya, kita masih belum muhrim. Kamu gak usah antar aku pulang, karena aku takut jadi gunjingan tetangga apalagi mengingat status ku." Jawab Ami dengan sedikit gugup.
"Baiklah kalau begitu saya tunggu jawaban kamu di sini 2 hari lagi, karena itu akan sangat menentukan kehidupan saya nantinya." Ujar Andi dengan sorot mata penuh harap, Ami akan menerima lamaran nya.
Ami hanya menganggukkan kepalanya sedikit sambil tersenyum. Mereka pun pulang ke arah yang berlawanan.
...****************...
...Di rumah Ami ...
Di teras rumah tampak bapak nya mondar mandir karena cemas dan ibunya duduk di lantai rumah sambil sedikit-sedikit tengok kanan melihat ke arah jalan, karena putrinya tidak biasanya sudah mau magrib belum datang juga.
"Kemana yah Ami, kok jam segini belum pulang. Katanya ijin sebentar ke warung tapi udah hampir sejam belum pulang juga." Gerutu bapak nya.
Ibunya hanya diam tapi terlihat kecemasan yang besar dari raut wajah nya.
Dari kejauhan orang tua Ami melihat kedatangan Ami,
"Akhirnya pulang juga tuh anak!" Ujar bapak dengan ketus nya.
Melihat gerak - gerik orang tuanya yang seperti itu, Ami tahu kalau mereka cemas dan bapak nya pasti marah.
Dengan menunduk takut Ami menghampiri orang tuanya.
"Bu, pak, maap Ami terlambat." Ucap ami dengan rasa takut nya.
"Udah, ayo masuk dulu." Bapak berkata dengan nada ketus dan mimik yang garang.
"Aduh gawat ini, aku harus jawab apa kalau bapak nanya." Gumam Ami sambil memutar - mutar ujung bajunya.
Sementara ibu nya menggandeng Ami masuk ke rumah, ia tahu kalau suami nya akan menghakimi Ami.
"Duduk!" Perintah bapa k nya.
Ami pun duduk dengan kepala tertunduk karena takut dan tidak mampu menatap mata ayah nya karena dia sudah berbohong.
"Bu, ambilkan air minum bapak haus sekalian untuk Ami juga!" titah bapak.
"Iya pak!" Jawab ibu singkat sambil beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke dapur.
"Mi, kamu kemana tadi? Pasti bukan ke warung kan? Karena kamu pulang gak bawa apa -apa." Tanya bapaknya bertubi -tubi.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Terima kasih telah membaca karya saya, tunggu up selanjutnya.......
...jika belum ada episode baru berarti masih masa reviuw......
...🌼🌼🌼🌼🙏🏻🙏🏻🙏🏻🌼🌼🌼...
...bantu like & vote ya.......
...Terima kasih...
...Salam...
...mirastory...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔
Beri jarak setiap selesai tanda baca biar ngk seperti kereta apa. Misalkan begini, beri jarak
2021-02-05
3