"Mi, ayo bangun sudah sampai." Diah menggoyang-goyangkan badan Ami.
Ami pun membuka matanya yang bulat bersinar seperti bintang di langit.
"Udah sampai wa?" tanya Ami.
"Iya, ayo masuk kita ketemu nyonya dulu biasa nya jam segini ada di rumah." Ajak Diah, sambil menuntun Ami masuk ke kedalam rumah.
Pintu depan terbuka, karena nyonya nya sudah tahu kedatangan Diah dari suara mobil yang di bawa pak Maman.
Lalu menyuruh Marni untuk membuka pintu.
Marni adalah salah satu pembantu di rumah besar ini, yang bertugas mencuci piring, baju dan nyetrika.
"Wah bi, ini rumah apa kerajaan sih gede banget!" Ujar Ami, sambil melihat ke sana kemari merasa takjub akan kemegahan rumah majikan uwa nya.
"Iya namanya juga rumah orang kaya, udah udah itu ada nyonya!" Diah segera menarik tangan Ami untuk menghampiri nyonya nya.
"Apa kabar bi Diah?" Sapa Mila Maharani Widjaya nyonya besar di rumah ini.
"Baik Bu, terima kasih ijin pulang nya." Diah sambil manggut hormat.
"Ini siapa?" Tanya nyonya Mila, melirik ke arah Ami.
"Ini ponakan saya, yang mau ikut kerja disini yang pernah saya ceritakan waktu itu." jawab Diah.
"Oooh, sini kamu!" Seru nyonya Mila kepada Ami.
Ami melihat ke arah Diah, setelah Diah mengangguk Ami Segera menghampiri nyonya.
"Nyonya" Sapa Ami sambil tersenyum dan manggut hormat.
"Nama Lengkap kamu siapa ?" Tanya nyonya Mila.
"Nama saya Aminah Sekar Ayu, biasa dipanggil Ami." Jawab Ami dengan suara pelan karena gugup.
Oooh,
Terdiam sejenak...
"Aku gak suka dengan nama panggilan mu, aku akan memanggil mu Sekar saja lebih bagus." ujar nyonya.
"Iya terserah nyonya saja." Jawab Aminah sambil menghela napas.
"Pendidikan mu sampai mana?" tanya nya lagi.
"Sampai SD" Jawab Ami/Sekar, dengan pelan.
"Hah, kok cuma SD kenapa? Apa biaya kendala nya?" Tanya nyonya Mila kembali dengan heran.
"Bu, bukan. Di desa kami usia 13 harus sudah menikah nyonya." Jawab Sekar, masih dengan mode gugupnya.
"Whatt?"
"Masih anak -anak udah di nikahkan? Apa nggak gila!" Nyonya hanya geleng -geleng kepala.
Ami hanya menunduk malu dengan pipi bersemu merah.
"Ya udah bi Diah ajak masuk aja Sekar, bawa dia ke kamar belakang bekas pembantu lama." Suruh nyonya kepada Diah.
"Baik bu" Lalu Diah pun mengajak Sekar masuk ke kamar nya, setelah pamit kepada Bu Mila.
...Di kamar...
"Waw, uwa! Gak salah nih, ini kamar aku bagus banget, walau kamar pembantu!" Sekar kegirangan melihat kamar nya. Ya, bagi Sekar termasuk bagus di banding dengan kamar nya di desa.
"Iya, namanya juga orang kaya, nyonya itu orang nya baik. Meski kaya dia gak sombong, cuma agak tegas aja." Diah menjelaskan sedikit tentang majikan nya.
"Tugas aku apa wa? Biar aku cepet kerja" Sekar tidak sabar.
"Besok, nah sekarang istirahat dulu kamu kan capek baru sampai di sini." ujar uwa nya.
"Tapi wa, rumah ini gede banget apa gak kewalahan kerja di sini?" Tanya Sekar, mengerutkan dahinya.
"Nggak, karena asisten rumah tangga di sini banyak ada tugas nya masing -masing
nah nanti uwa kenal kan satu -persatu dengan para asisten rumah tangga supaya kamu kenal dan bisa bekerja sama dengan baik." Uwa nya menjelaskan.
"Sekarang uwa ke kamar uwa dulu ya, kamu istirahat saja dulu." Diah, membelai rambut Sekar kemudian berlalu keluar kamar setelah menutup pintu.
Ami yang mulai saat ini di panggil Sekar, menghela napas panjang. Dia merasa asing di tempat ini sehingga dia tidak bisa sedikitpun tidur.
Dilihat nya jam yang terpampang di dinding, menunjukkan jam 7 malam.
"Ah masih sore juga, sebentar lagi shalat isya kamar mandinya di mana ya?" gumam Sekar.
Sekar celingukan keluar kamar mencari kamar mandi di rumah besar itu,
hingga
"Brak" Dia menabrak seseorang yang kebetulan sedang berjalan.
"Hah.!"
"Maap -maap pak.!"
Sekar kaget dan ketakutan ketika melihat siapa yang di tabrak nya.
Seorang pria berusia -+ 30 tahunan berwajah tampan, tinggi, tegap dan begitu mempesona.
"Ya ampun, di desa mana ada yang seganteng ini. Inimah 3x lebih ganteng dari a'a Andi." Bisik Sekar dalam hatinya"
"Siapa ? Kamu siapa? Mau nyuri ya?" Tanya pria itu ketus, dalam mode siap menerkam meskipun tidak bersuara kencang.
"Hah ,enggak...enggak .... pak. Saya cuma cari kamar mandi aja kok." jawab Sekar gugup.
"Hah! Kamar mandi? Kamu siapa? Kamu belum menjawab pertanyaan ku?" Tanya pria itu kembali, dengan diiringi mata yang melotot.
"Aduh, kok di tambah melotot lagi. Di desa mana ada pria segalak ini,huuuuh!" Bisik kembali Sekar dalam hati nya sambil menghela napas panjang.
"Jawab! ayo jawab! apa kamu tuli ya!" Pria itu bertambah kesal.
Tapi Sekar yang ketakutan malah tak bergeming, badan nya gemetaran, badan serasa panas dingin dan kepala jadi pusing.
Mana pernah dia di marahin seperti itu di desa karena semua orang nya ramah -ramah,
sehingga membuat nya terkulai lemah lalu jatuh kelantai.
"Bruk" Sekar pingsan, membuat pria itu jadi panik.
"Wah, gawat kok pingsan! kan gak aku apa -apain, cuma nanya doang!" Pria itu kaget.
"Gimana ini, siapa dia? harus aku apakan? nanti di sangka nya aku apa -apa in lagi!" Untuk sejenak pria itu berpikir.
"Aku bawa ke kamar pembantu saja dulu sampai dia sadar, di sana ada kamar kosong " gumam pria itu.
Dengan segera pria itu menggendong Sekar, membawanya ke sebuah kamar di pojokan yang ternyata memang kamar nya Sekar. Kemudian membaringkan nya, di tempat tidur.
Kemudian menutup pintu, pria itu berusaha menyadarkan Sekar dengan mengguncang-guncang kan badan nya. Namun gadis itu tetap tidak sadarkan diri.
Sekilas pria itu melihat wajah Sekar yang cantik jelita bak berlian yang tersembunyi. Pria itu menatap lembut ke arah Sekar, dan mencondongkan tubuh nya ke depan.
Entah apa yang terjadi dengan pria itu, dia membelai lembut pipi Sekar, di telusuri nya mulai dari pipi kanan, dagu, pipi kiri sampai ke dahinya lalu turun ke hidung Sekar hingga menuruni bibir Sekar yang berwarna pink segar tanpa lipstik .
Pria itu memandang dengan penuh gairah, wajah nya semakin condong ke depan. Hidung nya yang mancung mulai menyentuh hidung Sekar. Sedikit lagi maka jarak antara mereka akan semakin merapat, ******* nafas pria itu semakin tak beraturan.
Bibirnya yang sedikit bervolume akan segera mendarat di bibir segar Sekar yang sedang terbaring tak berdaya.
Entah perasaan apa itu, tapi terasa berbeda
jantungnya berdegup kencang. Sebuah perasaan yang belum pernah pria itu rasakan sebelumnya meski ia sering kali bercinta dengan banyak wanita.
Karena libido nya yang besar, pria itu selalu tak bisa menahan diri dari wanita yang wara wiri menggodanya. Namun tak pernah ada perasaan seperti ini sebelumnya.
Semakin kencang nafas nya menderu, aliran darah nya semakin deras, pria itu benar -benar sudah tidak tahan lagi melihat gadis cantik berkulit kuning Langsat yang halus, wajah berkilau bagai berlian yang kini terbaring di hadapan nya.
dan
Sedikit lagi bibirnya akan menyentuh bibir gadis itu,
dan
Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hehehe penasaran kelanjutan nya kaan?
Tunggu di episode berikutnya, ya.
Jangan lupa untuk like and vote nya, ya.
...Terima kasih...
...salam...
...mirastory...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments