"Hei....siapa diluar?"
"Tadi mengetuk pintu,di suruh masuk malah diam"
Semprot Pras merasa kesal karena sudah 3 menit dari mengetuk pintu masih tidak ada yang masuk ruangan.
"Ceklek..." Suara pintu di buka
Pras menatap ke arah pintu, di lihatnya seorang gadis cantik dengan wajah tertunduk berdiri di sana.
"Sekar!" Seru Pras.
"Kenapa kamu yang antar makanan, merusak selera makan ku saja"
"Hemmm"
Lalu Pras kembali melihat komputer lipat nya.
"Dasar es batu, tega sekali dia bilang begitu"
"Jauh - jauh aku nganter makanan, malah di hina"
"Kalau bukan Bu mila yang nyuruh mana mau aku kesini" Gumam Sekar yang kesal dengan tingkah majikan nya itu.
"Masuk, berdiri terus di sana!"
"Huuuh " Pras menghela nafas kasar, dirinya agak kesal.
"Iya pak maap." ~ jawab Sekar pendek
Dengan segera Sekar menyerah kan tas berisi makanan kepada Pras. Pras mengambilnya lalu duduk nya pindah ke sebuah Sofa yang ada di pojokan ruangan nya.
Dengan lahap Pras makan tanpa menoleh ke arah Sekar.
"Katanya hilang nafsu makan, tapi itu makan rakus banget jangan -jangan sendok nya mau di makan juga hehehehehe"
"Tapi melihat dia yang makan seperti itu aku jadi lapar"
Gumam Sekar dalam hatinya, yang di iringi menelan Saliva nya karena perutnya jadi lapar.
"Aduuuh dasar pelit gak nawarin apa, lagian untuk apa juga dia nawarin, aku kan cuma pembantunya, dasar bodoh kamu Sekar"
Gumam Sekar kembali, yang tanpa di sadari nya mimik wajah nya tampak lucu dan menggemaskan. Dengan salah satu sudut bibirnya yang naik dan sorot mata yang menatap makanan.
Diam - diam Pras melirik ke arah Sekar yang terlihat seperti ingin minta makanan nya.
"Kamu mau?"
"Heh jawab!" Pras berkata dengan ketus karena Sekar tidak menjawab pertanyaan nya.
"Nggak pak, nggak saya udah kenyang" jawab Pras.
"Nawarin ketus begitu mana ngaku mau, yang ada malah takut ih.... serem...hehehe" Gumam Sekar sambil tersenyum kecil.
Tapi hal itu tidak luput dari pandangan Pras yang jeli.
"Kamu ngetawain saya heuh!"
Pras dengan mata melotot nya, membuat Sekar gemetaran.
"Ah ...ketawa...mana ? kalau ketawa pasti mulut saya kebuka kan pak, ah bapak ngarang."
"Upsi" Sekar segera menutup mulutnya pakai kedua telapak tangan nya.
"Aduh nih mulut, Kok gak bisa amat di ajak kompromi pake keceplosan ngomong lagi"
Sekar semakin gelisah karena otak nya sudah di penuhi rasa takut.
Mendengar itu Pras semakin kesal dan mukanya memerah seperti udang goreng, karena merasa di ejek oleh pembantunya.
"Kamu mau saya pecat, berani sekali mengejek saya!" Pras semakin kesal dengan setiap jawaban Sekar.
"Nggak pak saya nggak ngejek, itu kan kenyataan nya."
"Glek " Sekar menelan Saliva nya
"Aduh mati aku ,nih mulut kok beneran gak bisa di ajak kompromi, keceplosan terus"
*Batin Sekar*
Perasaan Sekar semakin tidak enak dan gelisah.
"*I*bu, bapak, tunggu Sekar di rumah kayak nya Sekar bakalan pulang deh, Sekar bakalan di pecat"
"Huuh"
*Bisik Sekar dalam hatinya.*
"Huuuuh " Pras menghela nafas panjang-panjang dan menghembuskan nya secara kasar.
"Kemari!" panggil Pras
"Untuk apa pak?" jawab Sekar balik bertanya, dengan perasaan gelisah.
"Kamu mau membantah, saya majikan mu!"
*Pras dengan kesal.*
"Iya,maap"
Dengan perasaan yang takut dan gelisah Sekar menghampiri Pras.
"Emm, pak maap , karena saya suka keceplosan, jangan pecat saya, saya baru mau 2 hari di kota masa sudah mau pulang lagi."
* Sekar dengan wajah memelas nya.*
Melihat Sekar dengan wajah memelas nya Pras jadi ingin tertawa gemas, tapi bukan Pras kalau tidak jaim. Fia tetap datar dan tidak peduli.
Menyelesaikan makan nya lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan menggosok giginya.
"Huuuuh"
"Untung dia pergi, kacau sekali kenapa juga harus aku yang kesini."
"Bu Mila, kok tega sih harus nyuruh aku menghadap es batu ini"
*Gumam sekar sambil membereskan bekas makan pras.*
"Hei...!kenapa sih kamu suka sekali mengejekku!"
Pras sudah berdiri di belakang sekar dengan tatapan membunuhnya.
"Kok serem sih"
"Glek"
Gumam Sekar sambil menelan Saliva nya.
"Nggak tuan aku nggak ngejek."
Sekar dengan wajah takut.
"Kamu takut sama saya?"
Pras sambil mendekati Sekar.
"Tidak pak" Jawab Sekar sambil meremas ujung blouse nya.
"Benarkah?"
Pras semakin dekat
"Eh,emm, maksud saya kenapa harus takut bapak kan orang baik yang gak mungkin makan orang,heh"
Jawab Sekar polos.
"Oh begitu , tapi hari ini saya mau makan kamu." Jawab Pras dingin.
"Daging saya gak enak pak, lagian barusan bapak udah makan ayam apa belum kenyang?"
Jawab Sekar dengan polosnya, Pras ingin ketawa mendengar perkataan Sekar tapi dia menahan nya.
"Glek" ~ menelan Saliva nya
"Kenapa nih mulut, kok ngomong gitu nanti kalau dia marah besar gimana?"
Sekar mengutuki dirinya sendiri dalam hati.
Pras semakin dekat dengan Sekar dan akhirnya benar -benar dekat, Pras mengangkat dagu Sekar yang menunduk takut hingga mendongak dan sepasang mata nya bertatapan dengan mata Sekar, Sekar tidak tahan menatap mata pria itu dia berusaha memalingkan wajahnya.
"Kenapa? malu? takut? atau ingin aku cium?"
Pras berkata dengan berbisik pada kata -kata terakhir nya.
Mendengar itu Sekar semakin takut dan berusaha melepaskan dirinya, tapi Pras memeluk pinggang rampingnya dengan erat dan mulai mencium bibir Sekar dengan brutal.
"Pak lepaskan aku, Pak" Pekik Sekar setelah Pras melepaskan ciumannya itu.
Namun, Pras kembali mencium nya hingga Sekar kehabisan nafas.
Semakin kuat Sekar melawan sekian erat Pras memeluknya, bahkan Pras menggerayangi tubuh Sekar hingga tangannya usil masuk kedalam kaus yang dipakai Sekar dan menyentuh bagian dadanya yang menonjol.
"Ahh, pak! Sekar mendorong kuat Pras
tapi Pras semakin bernafsu entah setan apa yang merasuki nya saat itu dia terus saja dengan brutal nya menciumi wajah Sekar turun ke leher dan menyingkap kaus yang dipakai Sekar, menaikan penutup dadanya, hingga isinya menyembul dan menciuminya dan menghisap nya.
Hingga akhirnya,
tok...tok...
"Hah"
Pras terperanjat dengan cepat dia merapikan penampilan nya dan duduk di sopa, begitu pula dengan Sekar segera merapikan pakaian dan rambutnya dengan segera mengambil tas berisi bekas makanan Pras dan berdiri di samping sopa tempat Pras duduk dengan menundukkan wajah nya.
tok...tok
"Masuk " Jawab Pras dengan mode datar dan dingin.
Dewi, sekertaris Pras masuk dengan membawa beberapa file.
"Pak ini ada beberapa file yang harus bapak setujui" Ucap Dewi sambil menyerahkan file - file tersebut.
Baiklah bawa kemari, Dewi memberikan file tersebut kemudian Pras memeriksa nya.
" Okey, 20 menit lagi kamu ambil kesini. Saya harus memeriksa nya dengan teliti terlebih dahulu"
Pras masih berkata dengan mode datar dan dingin.
" Baik pak, lalu Dewi pun keluar dari ruangan Pras.
"huuh"
Pras menghela nafas nya lalu melihat ke arah Sekar yang menunduk.
"Sekar!" Panggil Pras dengan lembut.
"Duduk sini!" Perintah Pras.
Pras menepuk sopa tepat di samping nya,
tapi Sekar hanya diam seolah membeku mengingat kejadian tadi.
Pras berdiri dan menghampiri Sekar lalu mengangkat wajah nya
Sekar tampak sedang menangis.
"Sudah jangan cengeng, saya kan cuma mencium, santai saja" Pras berkata Dengan datarnya.
"Hah...! bapak seenak nya bilang begitu, hanya mencium! yang bapak lakukan itu lebih pak mungkin kalau tidak ada yang mengetuk pintu bapak akan...., Sudah lah, bapak itu kenapa jahat ya?"
Hik...hik....
Sekar menangis terisak.
Melihat Sekar yang menangis Pras jadi bingung.
"Diam, atau kalau kamu tidak diam saya akan makan kamu lagi, mau!"
gertak Pras.
Sekar langsung terdiam mendengar perkataan Pras dan mengusap air matanya.
"Bapak khilaf kan?"
"Bapak gak sengaja kan melakukan itu?" tanya Sekar polos.
Mendengar itu Pras menahan tawanya.
"ftttt"
"Tentu saja, aku sengaja"
Jawab Pras pendek dengan datar, dengan ada seringai kecil di sudut bibirnya.
"Hah sengaja maksud bapak?" Sekar terkejut.
"Itu adalah hukuman untuk kamu, jika kamu membuat saya kesal, mengerti!"
Pras masih dengan mode datar nya sambil memeriksa file.
"Saya mau pulang?"
Sekar dengan ketus, ada rasa takut di hati nya.
"Ya pergi saja"
Jawab Pras datar, tanpa menoleh sama sekali pada Sekar.
"Tapi saya gak tahu alamat rumahnya?" Jawab Sekar dengan ketus nya.
"Huuh, kan ada sopir"
Pras masih dengan mode datar nya. namun, sekarang dirinya menatap ke arah Sekar.
"Udah pulang dari tadi, ibu memanggil nya."
Jawab Sekar masih dengan ketus.
"Lalu...?"
Pras menatap Sekar dengan intens, ada rasa yang terasa aneh di dadanya. Dia melihat Sekar, yang begitu lucu dan polos menurutnya.
🌼 Bersambung...
...🌹🌹🌹...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Terima kasih semuanya masih setia menyimak, di tunggu up berikutnya maap ya cuma sedikit-sedikit up nya😁
Bantu like & vote ya supaya kak mira makin semangat nulis nya
mohon maaf jika banyak yang typo
...Terima kasih...
...mirastory...
...🙏🏻😊🙏🏻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments