*Masnaini Muslimah Rekayasa*
“Kamu naksir Masnaini?” tanya Marlina.
“Kamu keberatan?” tanya balik Ronin.
“Tidak!” jawab Marlina cepat dengan nada yang agak tinggi.
“Sementara ini saya suka Masnaini, karena dia itu unik dan manis, tapi belum naksir. Kamu lihat, kenapa Ketua Geng Kramat Oji Purnama bisa loyal membela dia saat di jam makan? Masnaini cukup mencurigakan. Bisa jadi dia itu anak mafia,” ujar Ronin.
“Terima kasih sudah peduli,” ucap Marlina seraya tersenyum, tapi tidak berani memandang wajah Ronin.
“Memangnya kamu baru sadar kalau saya selalu peduli kamu?” tanya Ronin menggoda.
Marlina hanya tertawa kecil. Jelasnya, saat itu hatinya berbunga-bunga, tetapi ia tidak mau terlalu unjukkan.
Sementara itu di kelas karate, Masnaini terdorong jatuh terduduk ke belakang saat ia menangkis tiga serangan kaki yang datang bersamaan. Namun, dengan gerakan yang unik, Masnaini bisa bergerak lincah dalam posisi berjongkok balas menyerang area kaki beberapa pengeroyoknya.
Tuk tuk tuk...!
Masnaini menekuk jari-jari tangannya sehingga membentuk lancip seperti mata tombak yang tumpul. Kekerasan tulang jari-jari itu menjadi senjata yang bergerak cepak menusuk titik-titik di kaki dan paha lawan.
“Akh! Akk! Akk!”
Dalam waktu singkat, tiga siswi karate tumbang dengan kaki yang menjadi lumpuh dan sakit. Dengan demikian, sudah enam siswi yang dilumpuhkan oleh Masnaini.
Semua memang dibuat terkejut oleh Masnaini. Ternyata Masnaini terlihat pakar dalam memainkan seni beladiri. Dari jenis gerakannya, mereka bisa menebak bahwa Masnaini ahli dalam silat. Namun, di sela-sela gerakan silatnya, terselip pula gerakan-gerakan tangan ala Wing Chun, beladiri yang mengandalkan kecepatan tangan dan sangat menjaga pertahanan. Tidak hanya itu, silat Masnaini juga memiliki karakter kung fu *** Chi yang mengandalkan kekuatan lawan untuk menyerang balik. Kombinasi itu membuat para pengeroyok Masnaini kelabakan. Namun, warna silat lebih mendominasi.
Tap tap!
Dua tinju yang datang bersamaan dengan sigap ditangkap oleh kedua tangan Masnaini. Kedua pergelangan tangan langsung ditekuk membuat keduanya kesakitan. Setelah itu, tendangan berulang Masnaini menghajar paha kedua lawannya.
Serangan kembali datang dari satu orang. Sigap Masnaini menghadapi dengan kecepatan gerak tangan ala Wing Chun. Gerakan cepat Masnaini membuat lawannya kelabakan.
Dakdak!
“Akk!” pekik lawannya yang tidak lain adalah Anri. Tahu-tahu serangan pamungkas Masnaini justru mendarat di kaki Anri.
Anri pun tak kuasa berdiri lagi. Ia tumbang dengan kaki terasa lumpuh.
Sembilan lawan Masnaini telah tumbang, sepuluh bersama Lucy. Yang masih berdiri tinggal dua orang.
“Tidak boleh masuk!” seru siswi berpakaian karate yang berdiri di depan pintu kelas karate, ketika Oji dan Sinta hendak menyentuh pintu yang ditutup.
“Heh, kamu tahu siapa saya kan? Minggir!” sentak Oji melotot.
“Atau mau ajak duel di sini?” tanya Sinta sambil kepalkan jari-jari tangan kanannya, siap kirim paket pukulan.
Akhirnya siswi penjaga pintu itu bergerak minggir. Oji dan Sinta segera membuka pintu dan masuk. Mereka berdua berhenti berlari saat tiba di dalam. Oji dan Sinta terkejut saat melihat sembilan murid karate tergeletak tidak berdiri. Tampak Masnaini berdiri gagah dengan kuda-kuda yang siap menerima serangan berikutnya.
Sementara itu, Lucy kini telah berdiri kembali, tapi dengan terpincang, karena pergelangan kaki kirinya terasa patah. Ia sudah bisa melihat kembali.
“Kalian berdua sekarang jangan ikut campur, ini urusan perebutan kursi ketua geng!” kata Masnaini kepada dua anak buah Lucy yang tersisa.
Melihat hingga saat ini Masnaini masih utuh tanpa luka sedikit pun, kedua teman Lucy itu mau tidak mau harus memilih menyerah, daripada harus bernasib mengenaskan seperti yang lainnya.
Masnaini melangkah mendekati Lucy.
“Bagaimana? Mengaku kalah?” tanya Masnaini.
“Saya belum kalah!” teriak Lucy dengan tatapan penuh kebencian.
“Baik, kamu masih punya dua tangan dan satu kaki, masih bisa bertarung,” kata Masnaini.
Dengan kaki yang cedera, Lucy memasang kuda-kuda.
“Hiaaat!” pekik keras Lucy sambil maju menyerangkan tinjunya dengan tenaga penuh.
Dak!
“Aaak!”
Saat itu pula, Masnaini maju sambil menendang keras, seperti seorang pesepakbola menendang bola sejauh-jauhnya. Sambil mengelaki tinju Lucy, tendangan kaki kanan Masnaini mengenai tulang kering kaki kanan Lucy. Tendangan itu bahkan membuat kedua kaki Lucy terlempar ke belakang, sementara badan atas tersungkur ke lantai.
Lucy menjerit tinggi lalu berguling-guling tidak karuan karena kesakitan pada kakinya.
“Ganas!” ucap Sinta mendesis yang didengar oleh Oji.
Plok plok plok!
Tiba-tiba Lukas bertepuk tangan tanda memuji. Tepuk tangan yang lain pun akhirnya diberikan oleh kelompok penonton. Senyum mereka menunjukkan kepuasan dengan apa yang tadi mereka saksikan. Oji dan Sinta pun bertepuk tangan. Melihat kedatangan Oji dan Sinta, Masnaini tersenyum kepada mereka, lalu membungkuk hormat.
“Sudah selesai?” tanya Oji.
“Alhamdulillah. Olahraga sore,” kata Masnaini seraya tersenyum.
Masnaini lalu menghampiri Lucy yang masih terbaring meringkuk kesakitan di lantai. Masnaini berjongkok di sisi Lucy.
“Saya minta maaf karena membuat kamu terluka, Lus. Tapi, mulai saat ini, sayalah Ketua Geng LC Girls,” kata Masnaini lalu menepuk-nepuk pelan bahu kanan Lucy.
Masnaini lalu berdiri dan memandang kepada para murid karate di ruangan itu. Ia berseru kepada mereka.
“Terima kasih atas dukungan kalian!”
Masnaini lalu membungkuk hormat beberapa kali ke beberapa arah.
“Putri Madu, ke lapangan bola, yuk!” ajak Oji yang sudah menghampiri Masnaini.
“Boleh,” kata Masnaini senang.
“Sayang, saya ketinggalan menonton,” kata Sinta mengeluh.
“Saya punya rekamannya kok, Sin,” kata Virna yang mendatangi mereka.
Oji hanya melambaikan tangan kepada Lukas yang membalas dengan anggukan dan senyuman.
Masnaini lalu menghampiri Rosa, anak buah Lucy. Rosa termasuk yang tidak terlalu parah, karena masih bisa berdiri, meski terpincang-pincang.
“Mulai sekarang saya ketua kalian,” tandas Masnaini.
“Iya,” ucap Rosa patuh.
Masnaini lalu kembali kepada Oji dan Sinta.
“Videonya jangan diunggah ke YouTube, ya,” kata Masnaini kepada Virna.
“Siiip!” jawab Virna seraya tersenyum akrab.
Masnaini, Oji dan Sinta pun berjalan keluar. Ketika melihat Masnaini keluar dari kelas karate itu, siswi karate penjaga pintu hanya bisa melongo terpaku. Selanjutnya ia cepat berlari masuk untuk memastikan kondisi teman-temannya. Di dalam ia lebih syock lagi.
Baru beberapa meter meninggalkan kelas karate, Masnaini dan lainnya berpapasan dengan Marlina dan Ronin.
“Kamu tidak apa-apa kan, Aini?” tanya Ronin segera.
Masnaini hanya menjawab dengan senyum.
“Hanya cukup berkeringat,” kata Masnaini.
“Putri Madu dilindungi Tuhan,” kata Oji.
“Bang Oji sudah dua kali menyebut saya Putri Madu?” tanya Masnaini.
“Itu sebutan kami anak 12E untuk kamu. Karena lu memang putri bagi kami yang semanis madu,” jelas Oji.
“Hahaha!” tertawalah Masnaini. “Nama itu terlalu berlebihan rasanya. Tidak pantas bagi saya.”
“Itu hadiah dari Oji, Ain. Jadi, harus dihargai,” kata Ronin.
“Baik, terima kasih, Bang Oji,” kata Masnaini. Ia lalu menyapa Marlina dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, “Oh ya, saya belum pernah bersalaman dengan kamu. Biar berkah.”
Dengan tersenyum, Marlina menjabat tangan Masnaini.
“Kalian jalan dulu, saya mau say hello sama Melisa sebentar. Nanti saya menyusul,” kata Masnaini lalu berbalik pergi ke kelas musik.
Marlina dan yang lainnya pun berjalan untuk kembali ke lapangan.
Masnaini merasa sangat perlu menyetor wajah kepada Melisa untuk menghilangkan rasa khawatir sahabatnya itu. Dan memang, ketika Masnaini muncul di kelas musik dan melambaikan tangan, Melisa tersenyum lega, rasa khawatirnya atas penculikan terhadap Masnaini sirna seketika.
Selanjutnya, Masnaini pergi ke stadion untuk menyaksikan tim sepakbola berlatih. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Bagus Effendik
tak terbayang punya cewek seperti masnaini si putri madu di dunia nyata😊😁🙏
2021-01-05
0
ARSY ALFAZZA
jejak boomlike baru sampai disini Thor 😂 Astaghfirullah 😭 crazy up 😂
mantap 🎉
2021-01-02
0
Nofi Kahza
hai thor..q mampir nih..semangat ya🤗🤗
salam hangat dari Cinta Yang Terlupakan😍
2020-12-06
2