Kelas 12A adalah kelas terunggul. Di kelas ini berkumpul siswa-siswa pilihan tingkat 12. Mereka terpilih karena prestasi mereka. Uniknya, siswa berkarakter buruk bisa masuk ke kelas 12A asalkan nilainya memuaskan untuk mata pelajaran tertentu atau memiliki prestasi khusus.
Contohnya Tony Ardana. Kepandaian siswa ini di setiap mata pelajaran biasa-biasa saja, bahkan beberapa kali tersangkut kasus perkelahian dengan siswa lain. Namun, karena ia adalah siswa terbaik di olahraga taekwondo, maka ia bisa bergabung di kelas 12A.
Setiap kelas di SMA Generasi Emas memiliki model, tatanan dan perlengkapan yang sama. Setiap kelas dilengkapi AC. Setiap siswa mendapat hak individu satu meja satu kursi yang letaknya dipaku dengan lantai menggunakan baut, sehingga posisi meja dan kursi tidak bisa digeser-geser sedikit pun, membuat tatanan meja dan kursi rapi dan lurus.
Ruang kelas yang luas dibuat agar bisa memiliki deretan loker mini bagi setiap siswa, fungsinya untuk menempatkan perlengkapan belajar yang tidak perlu dibawa pulang. Di langit-langit, selain memiliki delapan lampu yang wajib menyala, ada pula menggantung proyektor sebagai salah satu perlengkapan penunjang belajar.
Di sudut kelas, tidak jauh di belakang meja dan kursi guru, disediakan wastafel tempat cuci tangan lengkap dengan beberapa handuk lap kecil. Di dinding, di atas whiteboard, menempel sebuah monitor sebesar 24 inci. Monitor itu tersambung langsung kepada komputer yang ada di meja guru. Kelas itu memiliki dua pintu kaca geser, di depan untuk pintu masuk guru, di belakang untuk pintu masuk siswa.
Semua kelas, salah satu sisinya menghadap ke lapangan upacara. Sehingga guru dan para siswa bisa langsung memandang bebas keluar melalui jendela kaca yang tebal. Jendela sisi itu dilengkapi dengan tirai kain berwarna merah hati, yang akan ditutup jika matahari begitu menyilaukan atau ketika menyalakan proyektor untuk pembelajaran. Setiap kelas berjumlah 30 siswa. Maka bisa dibayangkan seluas apa ruang kelasnya.
Informasi tentang akan adanya murid baru hari itu sudah menyebar sejak kemarin. Info itu semakin dibenarkan dengan kemunculan siswi asing berjilbab yang bernama Masnaini.
Dugaan kuat para siswa di kelas 12A, murid baru akan masuk lewat pintu depan bersama guru yang akan mengisi mata pelajaran pertama di hari itu, yaitu Ibu Putri Surilah, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karenanya, sambutan untuk murid baru telah disiapkan di pintu depan kelas tersebut.
Seperti biasa, sesaat sebelum guru datang, para siswa ramai seperti pasar. Kejadian heboh mengacaukan yang terjadi saat upacara, jadi topik utama obrolan mereka. Meski hampir semua mempertanyakan kejadian yang tidak biasa itu, tapi satu pun tidak ada yang bisa menjawab pasti, kecuali hanya menduga-duga.
“Marlina!” sebut Virna agak keras mengandung nada khawatir, seraya memandang ke pintu kelas.
Seketika semua siswa berhenti dari kesibukannya dan beralih memandang ke pintu belakang. Tampak si cantik Marlina berjalan agak pincang didampingi oleh Sinta. Marlina berjalan sendiri tanpa dipegangi.
Virna dan siswa-siswa lainnya segera mengerumuni Marlina.
“Kamu kenapa-kenapa, Mar? Benar kamu dipatok ular?” tanya Virna cepat sambil memegangi lengan Marlina.
“Tidak apa-apa, tidak bahaya kok,” jawab Marlina tanpa senyum atau meringis kesakitan. Ia memilih duduk di kursi belajarnya.
Teman-temannya pada memandang ke pergelangan kaki kanan Marlina yang dibalut kain kasa.
“Oke teman-teman tercinta, Marlina perlu udara segar, dan terima kasih atas perhatian dan kekhawatirannya. Tidak akan ada conference pers dari Marlina!” kata Sinta agak keras agar teman-temannya bisa memberi ruang kepada Marlina.
“Saya kan belum puas lihat kaki Marlina!” protes Tony Ardana sambil tarik satu sudut bibirnya.
“Jangan mesum kamu, Tony!” hardik Ronin yang tidak suka dengan candaan Tony.
“Cie cieee, mbelain,” goda Tony lalu tertawa menyingkir.
Pembelaan Ronin membuat Marlina memandang pemuda tampan sekelasnya itu. Memang ada isu beredar bahwa Ronin diam-diam berusaha mendekati hati Marlina.
“Lucu lah ceritanya kalau putri jenderal langsung mati disosor ular!” celetuk seorang siswi cantik berambut ikal dengan dandanan cukup tebal. Ia bernama Lucy Frida, siswi cantik yang terbilang cerdas, tetapi merangkap ketua geng di sekolah itu.
Celetukan itu membuat sebagian siswa tertawa.
“Hei!” teriak Sinta dengan mata melotot kepada Lucy, tapi emosinya ia tahan karena Marlina sudah memegang tangannya sebagai tanda agar tidak menanggapi provokasi Lucy.
Lucy dan Marlina memang dua siswi yang tidak akur. Lucy punya kekuatan geng, sementara Marlina punya kekuatan pengawal.
“Saya saran nih, Mar, mendingan kamu pecat aja Sinta jadi bodyguard!” sahut Lucy lagi dari jarak tiga kursi dari posisi Marlina. Lucy bersama tiga siswi lain yang merupakan bagian anggota gengnya.
Sinta yang memiliki karakter mudah tersulut, tidak bisa menahan diri. Ia bergerak cepat merangsek ke posisi Lucy. Namun, beberapa siswa menghadang laju Sinta bertujuan melerai.
“Aduh! Kalau hanya karena masalahnya memperebutkan cinta Abang, tak perlu main fisik. Cukup cium Abang satu-satu, urusan selesai!” kata Tony yang paling terdepan tampil melerai keributan itu.
“Iya, sekali saya cium kamu langsung mati keracunan!” celetuk Lucy lagi yang kembali mengundang tawa.
“Murid baru datang!” teriak salah seorang siswa dengan keras.
Pintu yang terbuat dari kaca bening tebal membuat mereka bisa melihat kedatangan guru ketika tiba di luar pintu.
Para siswa kelas 12A segera bergerak ke kursi masing-masing. Kekisruhan yang terjadi, usai dengan sendirinya.
Marlina, Sinta, Virna dan beberapa murid yang sebelumnya menduga bahwa siswi berjilbablah anak barunya, jadi kerutkan kening. Sebab Bu Putri datang bersama seorang siswi bertubuh gemuk dan tidak memakai jilbab seperti yang mereka lihat tadi pagi di depan gerbang atau di lapangan upacara.
Ibu guru yang bernama Putri Surilah adalah seorang wanita berusia 40 tahun dengan model rambut panjang sepundak yang selalu disisir dibuang ke samping kanan, sehingga telinga kirinya akan tampak jelas putih bersih dengan anting-anting emas bermata biru kecil. Meski tidak begitu cantik, tapi kebersihan wajahnya membuat Bu Putri terlihat enak dipandang oleh siswa.
Murid-murid pria termasuk senang diajar olehnya, karena ia tipe guru wanita yang mudah digoda dan menganggap godaan murid kepada guru bukan tindak pidana. Hari ini ia mengenakan baju kemeja perempuan berwarna merah cerah yang dipasangkan dengan rok hitam yang mencapai betis. Ia memiliki postur tubuh yang sedang, tidak tinggi atau pendek, juga tidak gemuk atau kurus.
Siswi bertubuh gemuk bersamanya memiliki kulit yang putih bersih. Meski berlemak, tapi siswi itu memiliki wajah yang terbilang cantik dan halus. Rambut panjangnya dikepang tunggal. Rok putihnya agak panjang melampaui lutut ke bawah. Ia membawa tas merah yang menggantung di bahu kanannya.
Sreet!
Bu Putri membuka pintu depan kelas dengan cara menggesernya.
“Hati-hati ada ranjau, Bu!” teriak seorang siswa berkepala botak memperingatkan. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
bu guru kena ranjau? 😅😅
2023-10-20
0
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
beneran sekolah elite.. gue mah produk sekolah negeri 😅😅
2023-10-20
0
yutantia 10
10 like sudah berhasil mendarat thor
salam dari CINTA DIWAKTU YANG SALAH
ditunggu feed back nya.
2021-01-16
0