Iiiuuu...!
Satu lengkingan sirene terdengar hanya sekali tarik, tidak seperti suara sirene ambulans yang berputar-putar nadanya. Itu tandanya sudah waktunya jam makan siang dan istirahat bagi para warga SMA Gemas.
Itulah waktu yang sangat ditunggu oleh Melisa di hari ini, sebab ia sangat ingin makan bersama dengan sahabat sejilbabnya dan berbincang banyak dengannya. Selama ini, Melisa merasa sendiri di sekolah itu. Ia tidak memiliki sahabat dekat yang bisa diajak makan bersama, bicara bersama, dan bersenda gurau bersama. Karakternya yang cukup pendiam, menjadi kombinasi yang hampir sempurna dengan jilbabnya untuk membuatnya semakin terkucilkan di kelas dan sekolah. Ditambah fisiknya yang tidak ideal bagi seorang gadis.
Melisa langsung bangkit dari duduknya dan berbalik hendak pergi ke kursi Masnaini. Namun, ia hentikan niatnya ketika melihat Lucy dan teman-teman satu gengnya sudah mengerumuni Masnaini dan mejanya.
Masnaini kini dikerumuni oleh Lucy, Anri, Susan dan dua siswi lain yang bernama Rosa dan Leni, semuanya adalah anggota Geng LC Girls. Dengan seenaknya Lucy duduk di meja Masnaini, tepat di depan wajah gadis berjilbab itu.
“Anak baru, kalau kamu tepati janji beri kami dua juta di ruang makan, kamu selamat dari keusilan kita sampai pulang. Tapi kalau tipu, jangan harap bisa pulang tepat waktu!” ancam Lucy dengan suara pelan sambil letakkan tangan kanannya pada bahu kiri Masnaini.
“Tentu, saya tidak akan ingkar janji,” kata Masnaini tersenyum paksa melihat pengepungan terhadap dirinya itu.
“Oh oh oh! Ada apa nih ramai-ramai?!” seru seorang siswa sambil menyelip di antara pengepungan Geng LC Girls. Siswa itu tidak lain adalah Ronin. Lalu katanya kepada Lucy, “Lus, Aini dalam lindungan saya. Kamu dan gengmu ini, jangan coba berbuat yang macam-macam kepada Aini.”
“Kamu ngancam kita, Jaguar?” tanya Lucy mendelik cantik kepada Ronin yang punya julukan Jaguar. Mendadak dia berteriak memanggil Marlina, “Marlina! Cowok kamup!”
Teriakan Lucy tersumbat oleh gerak cepat tangan besar Ronin yang membekap mulutnya. Lucy hanya mendelik terkejut. Buru-buru ia menepis tangan Ronin dari wajahnya.
Sementara itu, Marlina bersama Sinta dan Virna yang sudah berada di pintu jadi menengok karena namanya disebut oleh Lucy. Ia melihat Ronin berada di tengah-tengah Geng LC Girls.
“Sudah, tidak usah pedulikan, yang naksir kamu bukan cuma Jaguar!” kata Virna.
“Jangan sembarangan kalau ngomong!” hardik Marlina lalu berlalu pergi meninggalkan kelas itu.
Lucy sudah turun dari meja Masnaini.
“Sembarangan kamu ngobok-ngobok muka cantik saya!” maki Lucy.
“Lucy sayang, ngapain ramah tamah sama playboy macam Ronin?” kata Tony tiba-tiba muncul di sisi Lucy sambil tangannya merangkul belakang bahu Lucy.
Duk!
“Hukh!” keluh Tony saat sikutan Lucy menusuk perutnya.
“Hahaha!” tawa anggota Geng LC Girls lainnya.
“Ayo!” ajak Lucy memberi komando sambil melangkah pergi.
Pengepungan terhadap Masnaini pun berakhir.
“Terima kasih,” ucap Masnaini kepada Ronin.
“Ahahaha! Tidak perlu sungkan,” kata Tony yang justru tertawa sambil merangsek hendak mendekat ke sisi Masnaini.
“Eit! Jangan dekat-dekat, bukan famili!” seru Ronin sambil menunjuk Tony.
Tony langsung berhenti yang membuat Masnaini tertawa.
“Bukan famili, bukan muhrim!” sungut Tony meralat salah kata Ronin, lalu berjalan pergi. Lalu dumelnya, “Selalu saja menghalangi.”
“Jaguar! Ayo makan!” teriak Afghan dari dekat pintu kelas.
Ronin menengok sebentar kepada Afghan. Lalu katanya kepada Masnaini, “Ayo makan bareng!”
“Jazakallahu, terima kasih,” ucap Masnaini seraya tersenyum manis. “Maaf, saya harus selesaikan satu urusan dahulu, baru ke ruang makan.”
“Oke, kami tunggu di ruang makan, ya?” kata Ronin.
Masnaini hanya tersenyum mengangguk. Ronin pun berbalik pergi meninggalkan Masnaini sendiri.
Ruang kelas itu pun berubah sepi, tapi masih ada Melisa yang sejak tadi berdiri menunggu.
Masnaini bangkit dan melangkah tersenyum mendatangi Melisa.
“Mau makan bareng?” tanya Melisa menawarkan.
“Maaf, saya sedang puasa,” jawab Masnaini.
“Oh ya? Yah, sayang sekali,” ucap Melisa kecewa.
“Tapi kalau Mely minta ditemani, saya bisa kok. Apa lagi saya ada urusan sama anak geng itu. Mely pergi dahulu, nanti saya menyusul. Oh ya, setahu saya di sini ada ATM?”
“Ada di dekat ruang makan. Ayo bareng!” jawab Melisa.
Dengan senyum persahabatan yang akrab, keduanya berjalan meninggalkan kelas.
“Aini, Jaguar naksir kamu, ya?” tanya Melisa.
“Jaguar siapa?” tanya Masnaini sambil tertawa kecil.
“Ronin, yang tadi bela kamu dari Geng LC,” jelas Masnaini.
“Oh, hahaha!” Masnaini tertawa agak keras. Lalu katanya, “Ya tidaklah, Sayang. Saya kan belum sehari sekolah, belum kelihatan wujud aslinya, hahaha!”
Melisa tertawa. Lalu katanya, “Tapi kan, kebanyakan cinta itu hadir saat pandangan pertama.”
Masnaini hanya tertawa.
“Kamu hebat, Mely,” puji Masnaini.
“Hebat apanya?” tanya Melisa dengan wajah melongo lucu.
“Bisa bertahan dengan jilbab seorang diri di sekolah sebesar ini. Pasti memerlukan ketahanan jiwa yang kuat untuk bisa melalui masa tiga tahun,” ujar Masnaini.
“Sebenarnya sejak kelas 10 saya sudah tidak tahan, tapi Mama selalu memberi dorongan spirit kepada saya. Setiap saya mendapat serangan verbal gara-gara jilbab saya, saya selalu mengadu ke Mama, dan selalu Mama menyemangati dan membela saya. Jika saya sampai tidak tahan dan memaksa lepas jilbab, Mama mengancam akan memindahkan saya ke sekolah lain. Meski saya menjadi siswi yang terkucilkan, tapi saya sangat bangga bersekolah di sini. Di sini saya bisa menyalurkan hobi saya dan bisa merakit jalan menuju ke cita-cita saya.”
“Apa hobi dan cita-cita kamu?” tanya Masnaini.
“Hobiku bermain gitar. Saya mau jadi gitaris berjilbab dan bisa mencipta lagu sendiri,” jawab Melisa.
“Masya Allah,” puji Masnaini.
Mereka memilih lewat tangga untuk sampai ke ruang makan yang ada di lantai dua.
SMA Gemas memiliki ruang makan yang luas. Ruang makan dikelompokkan menjadi lima ruang yang saling terhubung, yaitu ruang makan untuk jajaran Kepala Sekolah dan Dewan Guru, untuk murid kelas 10, kelas 11, kelas 12, dan ruang makan untuk satpam dan staf lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan makan itu, sekolah memiliki bagian dapur layaknya dapur restoran besar.
Untuk masuk ke ruang makan hanya melalui satu pintu besar. Tidak jauh dari pintu besar itu terdapat beberapa ATM bank yang berbeda.
“Tungguh sebentar, Mel,” kata Masnaini lalu pergi masuk ke salah satu ATM.
Melisa menunggu. Tidak berapa lama Masnaini telah selesai urusannya dan telah mengantongi segepok uang.
“Masya Allah!” ucap Masnaini ketika mulai memasuki ruang makan.
Ini pertama kalinya Masnaini melihat aktivitas makan yang ramai dan luas seperti itu.
Ketika pertama masuk ke ruang makan, siswa akan masuk ke ruang makan kelas 10. Di sisi kanan ruang makan kelas 10 adalah ruang makan untuk satpam dan staf lain, ke ruang paling kanan adalah untuk para guru yang memiliki fasilitas lebih bagus.
Di sebelah kiri ruang makan kelas 10 adalah ruang makan untuk kelas 11, lebih ke kiri lagi adalah ruang makan kelas 12. Setiap ruang disekat oleh dinding kaca tebal dan dihubungkan oleh dua pintu terbuka. Setiap ruang memiliki layanan penyediaan makanan dan minuman masing-masing. Jenis makanannya pun boleh dipilih.
“Seperti cara makan asrama,” bisik Masnaini.
“Ini mencontoh luar negeri,” kata Melisa.
Untuk sampai ke ruang makan kelas 12, Masnaini dan Melisa harus melewati ruang makan kelas 10 dan 11.
Biasanya, jika hanya Melisa yang lewat, tidak akan ada yang memperhatikannya. Namun, karena kali ini ada siswi baru nan cantik dan anggun dengan jilbabnya, maka nyaris semua mata memperhatikan keduanya berlalu.
“Semuanya melihat kita,” kata Melisa berbisik kepada Masnaini.
“Tidak apa-apa, nikmati saja,” kata Masnaini sambil pandangannya balas memandang kepada para siswa kelas 10.
Sambil berjalan mengikuti Melisa, Masnaini mencoba mencari wajah siswa yang dikenalinya. Namun, tidak ada di ruang makan itu.
Melisa sendiri merasa tidak nyaman karena hampir semua mata memandang kepada mereka. Karenanya ia berjalan lebih cepat dengan kepala tertunduk sambil tangannya menarik tangan Masnaini.
“Sepertinya tidak mungkin jika dilakukan oleh kelas 10. Kemungkinan besar ada di kelas 12,” membatin Masnaini.
Memasuki ruang makan kelas 11, Masnaini memperlambat langkahnya. Pandangannya mengitar. Ia melihat sebagian siswa tampak senyum-senyum memandangnya.
“Kamu mencari seseorang, Ain?” tanya Melisa heran.
“Iya,” jawab Masnaini singkat. “Tapi feeling saya orangnya ada di kelas 12.”
Tiba-tiba.
“Ya habibi, ya habibi, ya nurul ‘ain (Hai kekasihku, hai kekasihku, hai cahaya mata)!”
Seorang siswa kelas 11 tiba-tiba bernyanyi Arab sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah Masnaini.
“Hahaha!”
Ramailah tawa kelas 11 oleh tingkah teman mereka yang menggoda Masnaini yang berlalu. Sementara Masnaini hanya tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya yang membius mata lelaki.
Prank!
Seorang siswa yang bertemu pandang dengan Masnaini langsung tertusuk panah pandangan pertama, hingga-hingga jadi salah tingkah dan tak sengaja tangannya menyenggol piring makanannya. Piring dan makanannya pun jatuh berantakan.
“Hahaha!”
Semakin meledak tawa para siswa kelas 11 melihat teman mereka yang kehilangan kesadaran sejenak.
“Boy ngompol di pandangan pertama!” teriak teman semeja siswa tersebut kepada teman-temannya yang lain.
“Hahaha!”
Tawa mereka semakin menggila, sampai-sampai siswa kelas 10 dan 12 memandang ke ruangan itu, penasaran apa yang terjadi.
“Huuu...!” para siswi kelas 11 menyoraki teman mereka.
“Siapa yang ngompol?!” teriak siswa tadi sewot, karena dituding kencing di celana, padahal itu hoax.
Seiring gaduhnya kelas 11, Masnaini dan Melisa memasuki ruang makan kelas 12. Seketika keduanya pun menjadi pusat perhatian, semakin membuat Melisa gelisah dan malu. Sementara Masnaini memilih berhenti melangkah.
“Pergilah lebih dulu mengambil makanan!” bisik Masnaini kepada Melisa.
“Iya,” jawab Melisa lalu segera berlari kecil pergi ke tempat pelayanan makanan. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
eh.. meli hobby kita sama tp aku gak mahir2 amat sih standar aja 😅😅
2023-10-20
0
Bagus Effendik
ini yang aku dari dulu suka kalau masa SMA ada geng ceweknya hahaha
2021-01-05
0
Erniwati
visual nya dunk Thor.. biar semgat bacanya
2020-12-27
1