13. Siswi Baru yang Cantik

Dua mobil sedan hitam mewah berhenti di depan gerbang utama SMA Generasi Emas. Serentak satu pintu mobil yang depan dan tiga pintu mobil yang di belakang membuka. Empat lelaki gagah dengan pakaian rapi berjas hitam dan bercelana hitam turun serentak dari mobil. Mereka memakai dasi. Dua di antaranya mengenakan kacamata hitam. Meski mereka berpakaian resmi seperti orang kantoran, tapi pakaian itu tidak bisa menutupi perawakan tubuh mereka yang berisi penuh otot besar. Satu lubang telinga mereka dipasang alat komunikasi canggih. Mereka terlihat layaknya pengawal tingkat VVIP.

Pria yang tadi keluar sendiri dari mobil di depan berlari kecil memutari separuh mobil untuk membuka pintu lain mobil itu.

Maka turunlah sepasang kaki bersepatu cokelat mengkilat bercorak kulit ular. Celana panjang berwarna putih bersih dan berjas putih yang berbahan tebal dengan dua kantong di dada. Di atas posisi kedua kantong tersemat beberapa jenis pin bagus berkilau. Di saku kanan bahkan ada semacam medali kecil berbahan emas yang menggantung. Jas berbahan mahal itu memiliki pangkat di kedua bahunya. Di sana tersemat masing-masing empat bintang berwana merah berkilau, seolah terbuat dari besi merah.

Pria berpakaian seperti seragam perwira itu adalah seorang tua dengan usia sudah 61 tahun. Ia memelihara jenggot lebat tapi pendek berwarna uban, tanpa memelihara kumis. Sepasang alis tebalnya berwarna putih, tapi tidak mengurangi sorot mata tuanya yang tajam. Kepalanya memakai baret berwarna putih yang memiliki lencana kepala harimau emas di sisi kirinya. Ia membawa sebuah tongkat besi berwarna putih pula. Terlihat dua cincin bagus menghiasi jari tua kanannya. Ia adalah Jenderal (purn.) Bagas Danuarta. Meski sudah pensiun dari kemiliteran, tapi tetap ia disebut “Jenderal”.

Seorang pengawal Jenderal Bagas segera mengurus izin masuk. Tidak sampai setengah menit, satpam pintu gerbang segera membuka pintu.

Meski Jenderal Bagas memakai tongkat dalam berjalan, tapi dari geraknya dalam menaiki tangga dan berjalan dengan cepat, seolah orang tua itu masih sehat bugar. Seorang berjalan di depan untuk memperlancar jalan, tiga pengawal lain berjalan di belakang Jenderal Bagas.

“Apa?! Jenderal Bagas sudah masuk?!” kejut Kepala Sekolah Norman Milan terkejut ketika mendapat telepon pemberitahuan dari pos satpam di gerbang sekolah.

Pak Norman segera bangkit setelah meletakkan gagang teleponnya di meja. Dengan telepon selulernya, Pak Norman segera menelepon.

“Bu Risma, tolong segera temui saya di bawah, Jenderal Bagas sedang memasuki gedung sekolah!” kata Norman kepada wakilnya sambil berjalan keluar dari kantornya.

Sementara itu, di ruang kelas 12A yang sudah kembali bersih dan harum, terjadi kehebohan setelah Afghan berlari masuk ke kelas sambil berteriak-teriak.

“Jaguar! Jaguar!” panggil Afghan sambil berlari kecil mendatangi Ronin yang memiliki julukan Jaguar.

Ronin yang sedang diskusi dengan Andy Wei yang beretnis Tionghoa, seketika berpaling memandang kepada Afghan yang datang dengan senyum di bibir. Demikian pula sebagian siswa yang terusik dengan kebisingan Afghan.

“Kenapa? Ada ular?” tanya Ronin dengan pandangan serius.

“Anak baru, Bro!” jawab Afghan.

Kebisingan Afghan ternyata diperhatikan pula oleh Marlina dan Sinta. Sebenarnya yang Marlina perhatikan adalah lebih kepada Ronin.

“Apa hubungannya sama saya?” tanya Ronin sedikit sewot.

“Sebab cowok yang pertama dia kenal di sekolah ini adalah kamu,” kata Afghan sambil tertawa. “Coba kamu lihat tuh!”

Afghan menunjuk ke pintu depan.

Ronin dan Andy Wei, serta sebagian siswa, termasuk Marlina dan Sinta segera memandang ke pintu depan. Seiring pandangan mereka, pintu depan dibuka oleh seorang guru pria bertubuh agak pendek berpenampilan rapi dengan celana putih dan kemeja putih lengan panjang, plus dasi putih bergaris-garis hitam. Rambutnya yang agak bergelombang disisir rapi ke belakang. Pria berkumis itu memakai kacamata. Ia membawa tas hitam yang ia jinjing. Ia adalah Supoto, guru mata pelajaran matematika.

Bersama Supoto adalah seorang siswi cantik berjilbab yang tidak lain adalah Masnaini. Ia membawa tas ransel kuning dan memegang sehelain sapu tangan putih.

Melihat Masnaini masuk bersama guru matematika mereka, para murid pria terperangah, sebagian tersenyum dalam pandangan pertama. Ronin tertegun tanpa kedip memandang kedatangan Masnaini, siswi baru yang dijumpainya di tempat parkir motor.

“Kenapa jadi dia?” tanya Sinta berbisik kepada Marlina.

Marlina tidak menjawab, tapi ia sempat melirik melihat reaksi Ronin. Ia melihat Ronin telah tersenyum sendiri melihat kemunculan Masnaini.

“Aini!” teriak Mely girang sambil lambai-lambaikan tangan kepada Masnaini.

Masnaini hanya membalas dengan senyuman. Senyum itu ternyata langsung memanah hampir semua jantung siswa pria yang terus memandangi Masnaini. Senyum yang memunculkan lesung pipi begitu manis, menjadi panah tajam yang menembus mata para pria, terus berlanjut menusuk hati.

“Wah! Enggak kuat saya!” kata Tony merintih sambil menepuk kepala Udin yang duduk di depannya. “Aduh, lesung pipinya itu, Bro. Bisa-bisa enggak tidur malam ini saya!”

Udin yang berambut botak tipis hanya tertawa melihat tingkah Tony.

Kemunculan Masnaini juga ternyata membuat Anri dan Susan heboh. Ia langsung berbisik kepada Lucy yang sejak tadi memandang tajam kepada Masnaini.

“Dia yang tolong Mely di WC dan mau ngasih kita dua juta nanti pas makan siang!” kata Anri kepada Lucy, Ketua Geng LC Girls.

Laporan Anri itu membuat Lucy jadi naikkan alisnya.

“Assalamu ‘alaikum dan selamat pagi, anak-anak!” salam Pak Supoto memulai yang otomatis menertibkan para siswa. Ternyata guru bertubuh agak mungil itu memiliki suara yang lantang.

“Wa ‘alaikum salam dan selamat pagi, Pak!” jawab anak-anak serentak.

“Bapak tidak mau melihat ada telor yang dilempar. Karena ulah kalian yang keterlaluan, teman baru kalian yang pertama tidak mau ditempatkan di kelas ini, jadi dilakukan penyilangan. Masnaini....” Supoto menggerakkan tangannya menunjuk sopan kepada Masnaini yang berdiri di depan kelas mengahadap kepada murid-murid. “Yang awalnya ditempatkan di 12B, dipindahkan ke kelas ini.”

“Alhamdulillah!” ucap Afghan agak keras yang disusul oleh tawa riuh sebagian siswa.

Masnaini hanya tersenyum melihat Afghan yang sudah ia kenal di tempat parkir motor. Melihat kepada Afghan, berarti Masnaini otomatis melihat kepada Ronin, karena Ronin duduk di depan Afghan.

Melihat Masnaini memandang tepat kepadanya, Ronin segera angkat satu tangannya tanda isyarat menyapa tanpa kata. Masnaini membalas dengan gerakan yang serupa.

“Bapak tidak mau buang-buang waktu untuk basa-basi. Masnaini, silahkan perkenalkan nama dan sapa teman-teman barumu!” kata Supoto kepada Masnaini.

“Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuhu!” ucap Masnaini lalu ia membungkuk seperti orang Jepang.

“Wa ‘alaikum salam warahmatullahi wa barakatuhu! Hahaha!” jawab para siswa bercampur tertawa, karena hormat ojigi Masnaini lucu bagi mereka.

Namun, Masnaini tidak pernah masalah bila ada orang yang tertawa karena adatnya dalam membungkuk.

“Nama saya Masnaini. Bisa dipanggil Aini atau Ain. Terima kasih!” kata Masnaini singkat.

“Baik. Aini, kamu dapat duduk dengan nyaman di kursi kosong di belakang sana!” kata Supoto.

“Baik, Pak,” jawab Masnaini.

Di baris belakang, memang ada sebuah bangku dan kursi yang kosong. Masnaini melangkah pergi sambil melalui Mely dan menjabat tangan sahabat sejilbabnya itu.

“Gak sangka bisa sekelas,” kata Mely sambil tertawa kecil, ia senang.

Masnaini pergi ke kursinya. Ia melalui Tony yang menghadang langkahnya dengan mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

“Maaf,” ucap Masnaini tersenyum sambil mempertemukan kedua telapak tangannya di depan dada, tidak mau menyentuh tangan Tony.

“Hahaha!” tawa para siswi kelas 12A itu meledak melihat Tony harus menerima kekecewaan.

“Bukan mahram, ei! Seperti api sama es, seperti malaikat sama setan. Dia malaikatnya, kamu setannya!” seru Afghan.

“Hahaha!”

Kembali tawa mereka meledak. Sementara Masnaini telah berlalu ke kursinya.

Sebelum duduk, Masnaini lebih dulu memperhatikan kursinya. Rupanya ia menaruh siaga sebagai seorang anak baru, apalagi ia telah mendengar nasib siswi baru lainnya di kelas itu. Di sisi lain, tampak Lucy dan beberapa teman gengnya diam-diam memandangi Masnaini yang terlihat ragu untuk duduk.

“Kenapa, Aini?” tanya Pak Supoto.

“Tidak, Pak,” kata Masnaini seraya tersenyum.

Masnaini lalu mengulurkan tangan kanannya ke bantalan kursi dan mencabut beberapa benda yang nyaris tidak terlihat jika tidak fokus melihatnya. Ternyata Masnaini mencabut beberapa batang jarum yang ditancapkan di bantalan kursi yang terbuat dari busa yang padat.

“Sial!” maki Lucy pelan sambil memandang teman-temannya saat tahu Masnaini menemukan beberapa batang jarum yang tertancap dalam di bantalan kursi. (RH)

Terpopuler

Comments

🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

siswa baru yg sadar ranjau, 😅😅

2023-10-20

0

🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

menghunjam jantung ku.. kek lagu dr. tompi

2023-10-20

0

Bagus Effendik

Bagus Effendik

wah jendral ada jendral Bagas ya lain kali aku reques nama Bagus ding om biar jadi tokoh hehe

2021-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Penyergapan di Malam Ramadan
2 2. Di Mana Badar?
3 3. Muslimah Sapu Tangan Putih
4 4. Triple Band
5 5. "Saya Jatuh Hati"
6 6. SMA Generasi Emas (Gemas)
7 7. Masnaini
8 8. Ular di Tengah Upacara
9 9. Kelas 12A
10 10. Nasib Anak Baru
11 11. Jaminan dari Ketua Yayasan
12 12. Sahabat Sejilbab
13 13. Siswi Baru yang Cantik
14 14. Kemarahan Jenderal Bagas
15 15. Ruang Makan SMA Gemas
16 16. Ketegangan di Ruang Makan
17 17. Masnaini Ditodong
18 18. Gombalan Ronin
19 19. Ketua Baru Geng LC Girls
20 20. Pesan Serius di Parkiran
21 21. Masnaini, I Love You
22 22. Silva Monica
23 23. Rina Berjilbab atau Tidak?
24 24. Heboh Si Tomboy Berhijab
25 25. Serangan Silva yang Aneh
26 26. Memata-matai Barada
27 27. Operasi Ksatria Brussels
28 28. Tentara Ilusi
29 29. Operasi Cuci Putih
30 30. Keluarga Haji Luttu
31 31. Pertemuan Pertama Marlina-Masnaini
32 32. Operasi Besar
33 33. Menangkap Pemain Ular
34 34. Semua untuk Marlina
35 35. Masnaini Viral
36 36. Panggung Dadakan
37 37. Bidadari Mimpi
38 38. Ungkapan Cinta Norel
39 39. Jawaban Cinta dari Masnaini
40 40. Pelajaran Tentang Bulan
41 41. Kunci Teka-teki yang Bikin Tegang
42 42. Sahabat yang Merana
43 43. Petunjuk di Tengah Malam
44 44. Rapat Geng LC Girls
45 45. Pertarungan Singkat di Lift
46 46. Pemburu Misterius
47 47. Barada atau Masnaini?
48 48. Aksi Kejar-kejaran
49 49. Marlina Diculik
50 50. Pantauan dari Ruang Peri Data
51 51. Pertarungan Jalanan
52 52. Kunjungan Dadakan Jenderal Bagas
53 53. Hadiah untuk Pahlawan
54 54. Misi Terakhir
55 55. Pertemuan Penuh Air Mata
56 56. Kejutan Penuh Cinta
57 CSDN 1: Penyergapan
58 CSDN 2: Sandera Kelapa Muda
59 CSDN 3: Wina Auriel
60 CSDN 4: Keluarga Idris Efendi
61 CSDN 5: Pisang Bandung
62 CSDN 6: Operasi Pembuntutan Ksatria Rabat
63 CSDN 7: Fathul Akbar
64 CSDN 8: Salam untuk Bu Sarima
65 CSDN 9: Pengintaian
66 CSDN 10: Penangkapan Pengedar Sabu
67 CSDN 11: Pengintai Komodo Timur
68 CSDN 12: Informasi Mobil Biru
69 CSDN 13: Diamuk Massa
70 CSDN 14: Patah Hati di Pinggir Jalan
71 CSDN 15: Sopir Baru
72 CSDN 16: Malam Perkenalan
73 CSDN 17: Sopir Plus Bodyguard
74 CSDN 18: Kekesalan Wina
75 CSDN 19: Dikuntit
76 CSDN 20: Kabar Gembira Buat Dahlia
77 CSDN 21: Dihadang Preman
78 CSDN 22: Curhatan Mama Muda
79 CSDN 23: Bertemu Muslimah Cantik
80 CSDN 24: Garis Merah
81 CSDN 25: Badar
82 CSDN 26: Geng Bintang Tujuh
83 CSDN 27: Misi Baru
84 CSDN 28: Muslimah Jepang
85 CSDN 29: Jadi Sopir Neng Yeva
86 CSDN 30: Pegangan Tangan Pertama
87 CSDN 31: Kondangan
88 CSDN 32: Orderan Rocky
89 CSDN 33: Menculik Kekasih
90 CSDN 34: Pilih Gadis atau Janda?
91 CSDN 35: Pahlawan yang Panik
92 CSDN 36: Penyelamatan yang Gagal
93 CSDN 37: Melacak Ketidakwajaran
94 CSDN 38: Penyelamatan Sandera
95 CSDN 39: Yeva Nirwies Berjilbab
96 CSDN 40: Rahasia Dalam Buku Shalat
97 CSDN 41: Menyergap Kucing Garong
98 CSDN 42: Kasihan Bu Sarima
99 CSDN 43: Macan Sutra Tertangkap
100 CSDN 44: Curhatan Neng Wina
101 CSDN 45: Tangis Dua Nona
102 CSDN 46: Pamit Mau Nikah
103 CSDN 47: Tawaran Menikahi Yeva
104 CSDN 48: Tangis Dahlia Minta Papa
105 CSDN 49: Nasihat Orangtua
106 CSDN 50: Kesepakatan Cinta
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Penyergapan di Malam Ramadan
2
2. Di Mana Badar?
3
3. Muslimah Sapu Tangan Putih
4
4. Triple Band
5
5. "Saya Jatuh Hati"
6
6. SMA Generasi Emas (Gemas)
7
7. Masnaini
8
8. Ular di Tengah Upacara
9
9. Kelas 12A
10
10. Nasib Anak Baru
11
11. Jaminan dari Ketua Yayasan
12
12. Sahabat Sejilbab
13
13. Siswi Baru yang Cantik
14
14. Kemarahan Jenderal Bagas
15
15. Ruang Makan SMA Gemas
16
16. Ketegangan di Ruang Makan
17
17. Masnaini Ditodong
18
18. Gombalan Ronin
19
19. Ketua Baru Geng LC Girls
20
20. Pesan Serius di Parkiran
21
21. Masnaini, I Love You
22
22. Silva Monica
23
23. Rina Berjilbab atau Tidak?
24
24. Heboh Si Tomboy Berhijab
25
25. Serangan Silva yang Aneh
26
26. Memata-matai Barada
27
27. Operasi Ksatria Brussels
28
28. Tentara Ilusi
29
29. Operasi Cuci Putih
30
30. Keluarga Haji Luttu
31
31. Pertemuan Pertama Marlina-Masnaini
32
32. Operasi Besar
33
33. Menangkap Pemain Ular
34
34. Semua untuk Marlina
35
35. Masnaini Viral
36
36. Panggung Dadakan
37
37. Bidadari Mimpi
38
38. Ungkapan Cinta Norel
39
39. Jawaban Cinta dari Masnaini
40
40. Pelajaran Tentang Bulan
41
41. Kunci Teka-teki yang Bikin Tegang
42
42. Sahabat yang Merana
43
43. Petunjuk di Tengah Malam
44
44. Rapat Geng LC Girls
45
45. Pertarungan Singkat di Lift
46
46. Pemburu Misterius
47
47. Barada atau Masnaini?
48
48. Aksi Kejar-kejaran
49
49. Marlina Diculik
50
50. Pantauan dari Ruang Peri Data
51
51. Pertarungan Jalanan
52
52. Kunjungan Dadakan Jenderal Bagas
53
53. Hadiah untuk Pahlawan
54
54. Misi Terakhir
55
55. Pertemuan Penuh Air Mata
56
56. Kejutan Penuh Cinta
57
CSDN 1: Penyergapan
58
CSDN 2: Sandera Kelapa Muda
59
CSDN 3: Wina Auriel
60
CSDN 4: Keluarga Idris Efendi
61
CSDN 5: Pisang Bandung
62
CSDN 6: Operasi Pembuntutan Ksatria Rabat
63
CSDN 7: Fathul Akbar
64
CSDN 8: Salam untuk Bu Sarima
65
CSDN 9: Pengintaian
66
CSDN 10: Penangkapan Pengedar Sabu
67
CSDN 11: Pengintai Komodo Timur
68
CSDN 12: Informasi Mobil Biru
69
CSDN 13: Diamuk Massa
70
CSDN 14: Patah Hati di Pinggir Jalan
71
CSDN 15: Sopir Baru
72
CSDN 16: Malam Perkenalan
73
CSDN 17: Sopir Plus Bodyguard
74
CSDN 18: Kekesalan Wina
75
CSDN 19: Dikuntit
76
CSDN 20: Kabar Gembira Buat Dahlia
77
CSDN 21: Dihadang Preman
78
CSDN 22: Curhatan Mama Muda
79
CSDN 23: Bertemu Muslimah Cantik
80
CSDN 24: Garis Merah
81
CSDN 25: Badar
82
CSDN 26: Geng Bintang Tujuh
83
CSDN 27: Misi Baru
84
CSDN 28: Muslimah Jepang
85
CSDN 29: Jadi Sopir Neng Yeva
86
CSDN 30: Pegangan Tangan Pertama
87
CSDN 31: Kondangan
88
CSDN 32: Orderan Rocky
89
CSDN 33: Menculik Kekasih
90
CSDN 34: Pilih Gadis atau Janda?
91
CSDN 35: Pahlawan yang Panik
92
CSDN 36: Penyelamatan yang Gagal
93
CSDN 37: Melacak Ketidakwajaran
94
CSDN 38: Penyelamatan Sandera
95
CSDN 39: Yeva Nirwies Berjilbab
96
CSDN 40: Rahasia Dalam Buku Shalat
97
CSDN 41: Menyergap Kucing Garong
98
CSDN 42: Kasihan Bu Sarima
99
CSDN 43: Macan Sutra Tertangkap
100
CSDN 44: Curhatan Neng Wina
101
CSDN 45: Tangis Dua Nona
102
CSDN 46: Pamit Mau Nikah
103
CSDN 47: Tawaran Menikahi Yeva
104
CSDN 48: Tangis Dahlia Minta Papa
105
CSDN 49: Nasihat Orangtua
106
CSDN 50: Kesepakatan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!