2. Di Mana Badar?

Dua hari kemudian setelah malam penyergapan.

Sayup-sayup Rina mendengar suara kendaraan melintas yang terasa tidak begitu jauh darinya. Setelah suara mobil itu lenyap oleh kejauhan, datang suara kendaraan yang lain dan melintas cepat di pendengaran Rina.

Di saat yang sama, Rina merasakan tubuhnya terasa lelah dan ada sakit di beberapa otot anggota tubuhnya.

Dengan gigih ia coba membuka kelopak matanya yang terasa berat dan agak perih. Terangnya pagi membuat matanya harus beradaptasi setelah terpejam cukup lama.

Ketika matanya sudah bisa berfungsi normal, Rina pun bergerak bangun duduk dan memastikan suasana di sekitarnya.

Rina mendapati dirinya terduduk bersandar di bawah sebatang pohon yang tumbuh besar tidak jauh dari jalan raya. Daerah sekitarnya adalah hamparan berumput liar. Selain pohon besar yang disandarinya, ada beberapa pohon kecil lainnya. Posisi Rina terlindung dari penglihatan arah jalan raya.

Rina segera memeriksa dirinya. Ia masih mengenakan pakaian muslimah yang terakhir ia pakai di hari pertama bulan Ramadan. Di pangkuannya terpangku tas bagus miliknya.

“Badar, Badar mana? Badar mana?” tanya Rina tiba-tiba panik, tidak jelas ia bertanya kepada siapa.

Rina berusaha berdiri dengan ekspresi mengerenyit merasakan sakit di tubuhnya. Ia memandang lebih jauh ke daerah sekitar.

Rina melihat sebuah jalan raya yang tidak terlalu lebar, juga tidak terlalu ramai oleh kendaraan yang saling melintas dari dua arah. Di seberang jalan adalah sebuah tanah kosong yang dipagar tembok agak memanjang. Sementara sekitar ratusan meter di ujung sisi kanannya adalah perumahan warga. Di ujung sisi kiri sejauh puluhan meter adalah sebuah bangunan mirip gudang atau pabrik.

Matahari sendiri terlihat belum lama keluar dari balik peraduannya. Hawa segar alam pagi masih kental terasa.

“Badar di mana? Badar di mana?” sebut Rina panik sambil memandang mencari ke sekeliling, mungkin orang yang dicarinya ada tidak jauh darinya. Ia pun berteriak memanggil.

“Badaaar!”

Namun, tidak ada jawaban atas panggilan itu, kecuali lintasan beberapa kendaraan di jalan raya.

Tidak adanya tanda-tanda keberadaan sahabatnya itu, membuat Rina mulai menangis panik dan khawatir.

“Badaaarrr!” teriak Rina lebih keras dan panjang sambil menangis.

Rina berjalan sempoyongan ke pinggir jalan sambil terus menangis dan pandangannya terus mencari ke sana dan ke mari.

Rina yang berdiri di pinggir jalan sambil menangis serius membuat pengendara yang melintas sekilas memperhatikan, tapi mereka terus berlalu membawa pertanyaan yang tidak akan terjawab.

Rina tidak tahu mengapa ia berada di tempat asing itu. Ia tidak tahu sedang berada di mana. Seingatnya, terakhir ia bersama sahabatnya yang bernama Barada di malam kedua bulan Ramadan. Saat mereka berdua turun untuk melihat penyebab ban mobil Rina bocor, tiba-tiba muncul sejumlah orang berpakaian hitam-hitam bersenjata militer, menodong dan menculik mereka.

Mengingat Barada, yang ia kini tidak tahu nasib dan keberadaannya, membuat Rina sangat khawatir.

Ketika tersadar bahwa tasnya masih ada, Rina yang tidak peduli lagi sebanyak apa air matanya tumpah, buru-buru memeriksa isi tasnya.

Di dalam tas itu, Rina mendapati dompetnya masih ada, lengkap dengan uang dan berbagai macam kartu-kartunya. Telepon seluler (ponsel) miliknya juga ada. Rina segera menyimpulkan bahwa serangan yang melandanya bukanlah bentuk perampokan.

Rina berusaha mengendalikan tangisnya dan mencoba berpikir tenang. Ia memikirkan langkah awal yang harus ia lakukan untuk bisa mengetahui keberadaan Barada.

Rina membuka ponselnya yang masih berfungsi normal. Untuk mengetahui keberadaan sahabat karibnya itu, Rina hanya bisa bertanya kepada satu orang yang nomornya tercantum di daftar kontak, yaitu “Calon Suami”.

“Bang Gazza,” ucap Rina lirih dengan napas yang masih sesegukan oleh tangis yang sudah mereda.

Panggilan Rina terhadap Calon Suami terdengar masuk. Tak perlu menunggu waktu lama.

“Assalamu ‘alaikum, Rin?” salam seorang pria dari dalam ponsel, menyapa dengan lembut.

Belum lagi Rina menjawab, justru tangisannya yang mengemuka, sulit untuk bicara.

Tangisan itu seketika membuat pria bernama Fath Gazza di ujung sambungan telepon terdengar bernada panik.

“Rin! Kenapa, Rin?!” tanya Gazza setengah berteriak khawatir. “Tenang, Rin. Bicara saja dengan tenang, Abang akan mendengarkan!”

“Badar, Bang...,” ucap Rina sambil menangis. “Badar di mana?”

“Oh, Badar,” ucap Gazza lemah, seakan memberi tafsir yang tidak baik.

“Badar kenapa, Bang? Badar sekarang ada di mana?” tanya Rina kian khawatir terhadap sahabat yang baru kali ini ia tangisi sedemikian rupa.

“Badar belum pulang dan belum ditemukan,” jawab Gazza masih lemah.

“Terus, terus... nasib Badar bagaimana, Bang?” tanya Rina masih menangis.

“Insyaallah Badar baik-baik saja,” kata Gazza mencoba menenangkan gadis yang jatuh hati kepadanya itu.

“Tapi saya dan Badar malam itu diserang dan diculik, Bang!” kata Rina masih panik, tangisnya mulai surut.

“Seseorang mengirim pesan kepada keluarga kami yang mencoba meyakinkan kami bahwa Rina dan Badar kondisinya baik-baik saja, tapi orang itu tidak menjelaskan rincian kondisi kalian sebaik apa dan kini ada di mana. Rina sekarang ada di mana?” kata Gazza.

“Tidak tahu, Bang. Saya baru sadar di pinggir jalan raya, tapi saya enggak tahu ada di mana ini,” jawab Rina.

“Jadi Rina belum pulang?” tanya Gazza lembut, memberi sedikit kesejukan tersendiri bagi Rina yang memang sedang membutuhkan seorang pengayom dalam kondisi seperti itu.

“Belum.”

“Rina kondisinya baik-baik saja?”

“Iya, Bang. Saya hanya lemas, lapar dan haus. Saya sangat khawatir sama Badar,” jawab Rina lalu ingin menangis lagi.

Gazza yang menangkap suasana batin Rina segera berkata, “Jangan menangis, Rin. Allah akan bersamamu dan bersama Badar.”

“Iya, Bang.”

“Rina lebih baik sekarang cari tahu sedang berada di mana, lalu telepon Abang, mungkin Abang bisa menjemput Rina,” ujar Gazza.

“Iya, Bang,” jawab Rina seraya tersenyum samar dalam dukanya.

Kalimat terakhir Gazza menjadi kalimat pamungkas penenang dan pembahagia perasaannya. Dijemput oleh pemuda yang dicintai, meskipun pemuda itu belum menyatakan suka pula, adalah hal yang sangat Rina dambakan sejak ia benar-benar merasa jatuh cinta kepada Gazza.

“Saya tunggu Abang Gazza datang ya?” kata Rina.

“Iya, Abang akan datang, insyaallah,” janji Gazza.

“Assalamu ‘alaikum, Bang,” salam Rina menutup sambungannya dengan perasaan berbunga, meski kekhawatiran terhadap sahabatnya tidak akan hilang selama tidak jelas kabarnya.

“Wa ‘alaikumussalam,” jawab Gazza.

Rina memutuskan untuk berjalan menuju rumah warga yang dilihatnya. Langkahnya terlihat bahwa ia memang dalam kondisi lemah.

Namun, ketika melihat sebuah sepeda motor datang dari kejauhan, yang dari jauh sudah jelas bahwa pengendaranya adalah seorang wanita, Rina segera berlari tertatih sambil melambai tangan agar pengendara yang membonceng seorang anak lelakinya itu mau berhenti.

“Alhamdulillah,” ucap Rina begitu bersyukur ketika ibu-ibu bertubuh agak gemuk itu mau menghentikan motornya.

Wajah ibu berhelm biru berambut panjang itu tampak bertanya dan pandangannya separuh mengandung kesiagaan, tampaknya khawatir jika gadis berjilbab cantik yang menghadangnya adalah penipu yang bermaksud jahat.

Rina segera menghampiri seraya tersenyum kelelahan.

“Maaf, Bu!” ucapnya dengan wajah mengerenyit, menunjukkan bahwa dirinya sedang kepayahan.

“Ya?” taya ibu itu, agak tegang.

“Ini daerah mana, ya?” tanya Rina.

“Kebon Nanas, Neng,” jawab ibu itu.

“Kebon Nanas...” ucap Rina lalu diam berpikir. Lalu tanyanya lagi, “Kebon Nanas itu di Jakarta Timur ya, Bu?”

“Iya.”

“Terima kasih, Bu,” ucap Rina sambil tersenyum lemah.

Ibu itu pun segera pergi dengan membawa pertanyaan dalam hati yang ia juga tidak bisa jawab.

Rina kembali menelepon “Calon Suami”-nya untuk memberi tahu keberadaannya.

“Jauh banget saya dibuang,” kata Rina lirih seraya menunggu Gazza menyambut panggilannya. (RH)

**********

Bagi yang suka dengan cerita Om Rudi, tolong bantu dengan rate, like, komentar, favorit, dan vote 😁🙏🙏

Terpopuler

Comments

delete account

delete account

melihat keadaan lemah diramai warga itu maksud nya apa🤔

2024-05-15

1

ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌

ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌

aku kira kebun nanas yang di lampung om

2024-05-13

1

ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌

ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌

apa yang mereka incar

2024-05-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. Penyergapan di Malam Ramadan
2 2. Di Mana Badar?
3 3. Muslimah Sapu Tangan Putih
4 4. Triple Band
5 5. "Saya Jatuh Hati"
6 6. SMA Generasi Emas (Gemas)
7 7. Masnaini
8 8. Ular di Tengah Upacara
9 9. Kelas 12A
10 10. Nasib Anak Baru
11 11. Jaminan dari Ketua Yayasan
12 12. Sahabat Sejilbab
13 13. Siswi Baru yang Cantik
14 14. Kemarahan Jenderal Bagas
15 15. Ruang Makan SMA Gemas
16 16. Ketegangan di Ruang Makan
17 17. Masnaini Ditodong
18 18. Gombalan Ronin
19 19. Ketua Baru Geng LC Girls
20 20. Pesan Serius di Parkiran
21 21. Masnaini, I Love You
22 22. Silva Monica
23 23. Rina Berjilbab atau Tidak?
24 24. Heboh Si Tomboy Berhijab
25 25. Serangan Silva yang Aneh
26 26. Memata-matai Barada
27 27. Operasi Ksatria Brussels
28 28. Tentara Ilusi
29 29. Operasi Cuci Putih
30 30. Keluarga Haji Luttu
31 31. Pertemuan Pertama Marlina-Masnaini
32 32. Operasi Besar
33 33. Menangkap Pemain Ular
34 34. Semua untuk Marlina
35 35. Masnaini Viral
36 36. Panggung Dadakan
37 37. Bidadari Mimpi
38 38. Ungkapan Cinta Norel
39 39. Jawaban Cinta dari Masnaini
40 40. Pelajaran Tentang Bulan
41 41. Kunci Teka-teki yang Bikin Tegang
42 42. Sahabat yang Merana
43 43. Petunjuk di Tengah Malam
44 44. Rapat Geng LC Girls
45 45. Pertarungan Singkat di Lift
46 46. Pemburu Misterius
47 47. Barada atau Masnaini?
48 48. Aksi Kejar-kejaran
49 49. Marlina Diculik
50 50. Pantauan dari Ruang Peri Data
51 51. Pertarungan Jalanan
52 52. Kunjungan Dadakan Jenderal Bagas
53 53. Hadiah untuk Pahlawan
54 54. Misi Terakhir
55 55. Pertemuan Penuh Air Mata
56 56. Kejutan Penuh Cinta
57 CSDN 1: Penyergapan
58 CSDN 2: Sandera Kelapa Muda
59 CSDN 3: Wina Auriel
60 CSDN 4: Keluarga Idris Efendi
61 CSDN 5: Pisang Bandung
62 CSDN 6: Operasi Pembuntutan Ksatria Rabat
63 CSDN 7: Fathul Akbar
64 CSDN 8: Salam untuk Bu Sarima
65 CSDN 9: Pengintaian
66 CSDN 10: Penangkapan Pengedar Sabu
67 CSDN 11: Pengintai Komodo Timur
68 CSDN 12: Informasi Mobil Biru
69 CSDN 13: Diamuk Massa
70 CSDN 14: Patah Hati di Pinggir Jalan
71 CSDN 15: Sopir Baru
72 CSDN 16: Malam Perkenalan
73 CSDN 17: Sopir Plus Bodyguard
74 CSDN 18: Kekesalan Wina
75 CSDN 19: Dikuntit
76 CSDN 20: Kabar Gembira Buat Dahlia
77 CSDN 21: Dihadang Preman
78 CSDN 22: Curhatan Mama Muda
79 CSDN 23: Bertemu Muslimah Cantik
80 CSDN 24: Garis Merah
81 CSDN 25: Badar
82 CSDN 26: Geng Bintang Tujuh
83 CSDN 27: Misi Baru
84 CSDN 28: Muslimah Jepang
85 CSDN 29: Jadi Sopir Neng Yeva
86 CSDN 30: Pegangan Tangan Pertama
87 CSDN 31: Kondangan
88 CSDN 32: Orderan Rocky
89 CSDN 33: Menculik Kekasih
90 CSDN 34: Pilih Gadis atau Janda?
91 CSDN 35: Pahlawan yang Panik
92 CSDN 36: Penyelamatan yang Gagal
93 CSDN 37: Melacak Ketidakwajaran
94 CSDN 38: Penyelamatan Sandera
95 CSDN 39: Yeva Nirwies Berjilbab
96 CSDN 40: Rahasia Dalam Buku Shalat
97 CSDN 41: Menyergap Kucing Garong
98 CSDN 42: Kasihan Bu Sarima
99 CSDN 43: Macan Sutra Tertangkap
100 CSDN 44: Curhatan Neng Wina
101 CSDN 45: Tangis Dua Nona
102 CSDN 46: Pamit Mau Nikah
103 CSDN 47: Tawaran Menikahi Yeva
104 CSDN 48: Tangis Dahlia Minta Papa
105 CSDN 49: Nasihat Orangtua
106 CSDN 50: Kesepakatan Cinta
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Penyergapan di Malam Ramadan
2
2. Di Mana Badar?
3
3. Muslimah Sapu Tangan Putih
4
4. Triple Band
5
5. "Saya Jatuh Hati"
6
6. SMA Generasi Emas (Gemas)
7
7. Masnaini
8
8. Ular di Tengah Upacara
9
9. Kelas 12A
10
10. Nasib Anak Baru
11
11. Jaminan dari Ketua Yayasan
12
12. Sahabat Sejilbab
13
13. Siswi Baru yang Cantik
14
14. Kemarahan Jenderal Bagas
15
15. Ruang Makan SMA Gemas
16
16. Ketegangan di Ruang Makan
17
17. Masnaini Ditodong
18
18. Gombalan Ronin
19
19. Ketua Baru Geng LC Girls
20
20. Pesan Serius di Parkiran
21
21. Masnaini, I Love You
22
22. Silva Monica
23
23. Rina Berjilbab atau Tidak?
24
24. Heboh Si Tomboy Berhijab
25
25. Serangan Silva yang Aneh
26
26. Memata-matai Barada
27
27. Operasi Ksatria Brussels
28
28. Tentara Ilusi
29
29. Operasi Cuci Putih
30
30. Keluarga Haji Luttu
31
31. Pertemuan Pertama Marlina-Masnaini
32
32. Operasi Besar
33
33. Menangkap Pemain Ular
34
34. Semua untuk Marlina
35
35. Masnaini Viral
36
36. Panggung Dadakan
37
37. Bidadari Mimpi
38
38. Ungkapan Cinta Norel
39
39. Jawaban Cinta dari Masnaini
40
40. Pelajaran Tentang Bulan
41
41. Kunci Teka-teki yang Bikin Tegang
42
42. Sahabat yang Merana
43
43. Petunjuk di Tengah Malam
44
44. Rapat Geng LC Girls
45
45. Pertarungan Singkat di Lift
46
46. Pemburu Misterius
47
47. Barada atau Masnaini?
48
48. Aksi Kejar-kejaran
49
49. Marlina Diculik
50
50. Pantauan dari Ruang Peri Data
51
51. Pertarungan Jalanan
52
52. Kunjungan Dadakan Jenderal Bagas
53
53. Hadiah untuk Pahlawan
54
54. Misi Terakhir
55
55. Pertemuan Penuh Air Mata
56
56. Kejutan Penuh Cinta
57
CSDN 1: Penyergapan
58
CSDN 2: Sandera Kelapa Muda
59
CSDN 3: Wina Auriel
60
CSDN 4: Keluarga Idris Efendi
61
CSDN 5: Pisang Bandung
62
CSDN 6: Operasi Pembuntutan Ksatria Rabat
63
CSDN 7: Fathul Akbar
64
CSDN 8: Salam untuk Bu Sarima
65
CSDN 9: Pengintaian
66
CSDN 10: Penangkapan Pengedar Sabu
67
CSDN 11: Pengintai Komodo Timur
68
CSDN 12: Informasi Mobil Biru
69
CSDN 13: Diamuk Massa
70
CSDN 14: Patah Hati di Pinggir Jalan
71
CSDN 15: Sopir Baru
72
CSDN 16: Malam Perkenalan
73
CSDN 17: Sopir Plus Bodyguard
74
CSDN 18: Kekesalan Wina
75
CSDN 19: Dikuntit
76
CSDN 20: Kabar Gembira Buat Dahlia
77
CSDN 21: Dihadang Preman
78
CSDN 22: Curhatan Mama Muda
79
CSDN 23: Bertemu Muslimah Cantik
80
CSDN 24: Garis Merah
81
CSDN 25: Badar
82
CSDN 26: Geng Bintang Tujuh
83
CSDN 27: Misi Baru
84
CSDN 28: Muslimah Jepang
85
CSDN 29: Jadi Sopir Neng Yeva
86
CSDN 30: Pegangan Tangan Pertama
87
CSDN 31: Kondangan
88
CSDN 32: Orderan Rocky
89
CSDN 33: Menculik Kekasih
90
CSDN 34: Pilih Gadis atau Janda?
91
CSDN 35: Pahlawan yang Panik
92
CSDN 36: Penyelamatan yang Gagal
93
CSDN 37: Melacak Ketidakwajaran
94
CSDN 38: Penyelamatan Sandera
95
CSDN 39: Yeva Nirwies Berjilbab
96
CSDN 40: Rahasia Dalam Buku Shalat
97
CSDN 41: Menyergap Kucing Garong
98
CSDN 42: Kasihan Bu Sarima
99
CSDN 43: Macan Sutra Tertangkap
100
CSDN 44: Curhatan Neng Wina
101
CSDN 45: Tangis Dua Nona
102
CSDN 46: Pamit Mau Nikah
103
CSDN 47: Tawaran Menikahi Yeva
104
CSDN 48: Tangis Dahlia Minta Papa
105
CSDN 49: Nasihat Orangtua
106
CSDN 50: Kesepakatan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!