Triple Band sudah naik ke panggung. Kemunculan ketiga pemuda belia yang masih sekolah SMU itu membuat sejumlah gadis-gadis menjerit-jerit begitu gembiranya. Mereka sangat mengidolakan band yang masih berusia setahun tersebut. Jika tidak terhalang oleh pagar pembatas di depan panggung, pasti mereka akan menyerbu ke panggung untuk minta tanda tangan, bersalaman, swafoto, memeluk, bahkan bisa saja mencium secara sepihak.
Acara musik yang diadakan di hotel bintang lima itu disponsori oleh sebuah perusahaan pengembang properti. Beberapa penyanyi dan band Ibu Kota ditampilkan. Maka, selain para pemuda dan penggemar para pemusik, penonton pun dihadiri oleh banyak pengusaha yang berbisnis di usaha yang terkait dengan dunia properti.
“Noreeel...! Aaa...!” teriak seorang gadis di antara teman-temannya sambil mengulurkan tangan seolah hendah menggapai jauh ke depan. Ia lalu menjerit heboh sendiri. Mimik wajahnya begitu berharap bahwa idola yang dipanggilnya itu memandang kepadanya.
“Noreeel, I love youuu...!” teriak gadis lain tidak mau kalah.
Norel yang sudah siap bersama gitar putihnya di belakang tiang pelantang atau mic, melambai kepada penggemarnya yang memang cantik itu.
“Aaa! Norel melambai ke aku!” pekik gadis penggemar itu kegirangan lalu tanpa kontrol memeluk teman perempuan di sebelahnya yang juga turut jejeritan.
“Rossy...!” teriak fans perempuan yang lain, menyebut nama personel Triple Band yang lain.
“Guntuuur...!” teriak yang lain.
Selain teriakan-teriakan yang memanggil idola mereka dan jeritan-jeritan yang menunjukkan kesenangan para gadis yang “menggila”, kilatan-kilatan blitz lampu kamera ponsel para penonton tidak henti-hentinya menyala.
Para pemuda dan pemudi lebih memilih berdiri membludak di depan panggung. Sementara penonton usia menikah lebih memilih duduk di jejeran kursi yang posisinya berbaris menanjak ke belakang.
Dua band dan seorang penyanyi wanita sebelumnya telah tampil lebih dahulu. Kini giliran Triple Band yang akan membawakan dua lagu.
Triple Band terdiri dari Norel selaku vokalis sekaligus bermain gitar, Rossy selaku keyboard, dan Guntur memainkan drum.
Norel memiliki wajah yang baby face dengan gaya rambut disisir belah samping. Ia mengenakan kemeja hitam dengan kerah tebal berdiri. Ia rapi mengenakan dasi bewarna kuning polos. Tapi, ada beberapa asesoris bergaya metal juga dikenakannya, seperti sabuk, gelang tali dan celana jeans hitam yang sengaja dirobek dengan beberapa irisan di bagian paha.
Rossy, meski memiliki sedikit lubang-lubang kecil di pipinya bekas jerawat di masa SMP, tapi ia tetap seorang pemuda berwajah putih yang tampan. Postur tubuh agak tinggi dan berisi. Ia mengenakan kaos biru yang dilapisi kemeja hitam berbatik perak yang tidak dikancingkan. Ia suka dengan gaya rambut cepak seperti ABRI.
Sementara Guntur bertubuh agak kurus. Ia pun berkulit putih sama dengan kedua rekannya. Rambutnya lurus agak panjang, tapi di bagian atas leher dan tepian kanan kiri dicukur botak. Ia berpakaian seperti pegawai kantor. Baju kemeja putih lengan panjang dan berdasi merah bergaris-garis hitam.
Ketiganya adalah para pelajar yang bersekolah di satu sekolah yang sama.
Triple Band sudah mengeluarkan album yang berkolaborasi dengan dua band papan atas Ibu Kota. Meski belum mengeluarkan album mandiri, tapi lagu mereka sempat memuncaki beberapa tangga lagu di acara musik televisi dan radio selama beberapa pekan. Dalam waktu singkat pun mereka menjadi band idola banyak anak muda dan remaja, terlebih kalangan cewek-cewek semisal yang banyak jejeritan di depan panggung.
Meski Norel dan dua sohib-nya tidak membentuk jaringan penggemar khusus, beberapa klub fans muncul dibentuk sendiri oleh para penggemar mereka. Tampak di depan panggung, sejumlah gadis-gadis ABG memakai kaos putih yang seragam dengan sablon tulisan besar berbunyi “Triple Mania”. Di salah satu sisi deretan kursi penonton di sebelah atas dibentangkan selembar spanduk bertuliskan “Pemuja Triple” dengan gambar wajah-wajah tampan ketiga personel Triple Band.
Setiap tampil, band ini selalu berkolaborasi dengan seorang pemain gitar bass dari luar sebagai pendukung utama.
Norel mengangkat kedua tangannya yang memberi tanda meminta para penonton dan penggemar hening sejenak, karena band itu sudah siap beraksi.
Keriuhan pun mulai mereda.
“Oke, ini adalah penampilan Triple yang istimewa, karena sebelum lagu ‘Cinta Tiga Hati’, kami akan mempesembahkan sebuah lagu yang belum pernah kami nyanyikan sebelumnya di atas panggung dan di depan para fans Triple. Dan, lagu ini akan menjadi lagu utama dalam album kami yang mudah-mudahan bisa segera rampung dalam bulan-bulan ini. Judulnya ‘Kenangan Sapu Tangan Putih’!” kata Norel sebagai pembuka.
Mendengar judul lagu baru itu, para penggemar setia Triple langsung berteriak-teriak dan menjerit-jerit kegirangan. Bahkan beberapa gadis ABG mulai terlihat menangis sendiri, karena begitu senang tapi tidak bisa menyentuh idolanya, padahal sudah terlihat di depan mata.
Dum dum dum!
Tiga dentuman drum dari Guntur menjadi musik pembuka dari lagu baru itu. Disusul permainan gitar fingerstyle yang sangat khas dan lembut di telinga. Setelah membuat pendengar terlena dengan irama senar yang apik, seluruh alat musik mulai berkolaborasi memberi irama yang bernada agak tinggi, lalu berhenti serentak dalam tiga ketukan yang langsung diisi oleh lagu dari mulut Norel.
Kala, terhempas batinku
Remuk oleh pengkhianatan
Terasa jiwa dan sgala mimpiku
Sirna terhanyut dalam gelapnya duka
Sakit, terlalu sakitnya
Hampa tanpa kebahagiaan
Terasa sudah hancur segalanya
Hingga ku bersumpah hidup tanpa cinta
Norel yang memiliki warna suara yang khas dengan keempukannya yang terdengar di telinga, bernyanyi mendayu dengan penuh resapan penjiwaan diiringi musik yang datar. Dan sontak lagu itu terdengar enak didengar dan menarik, ketika musik mulai meninggi mengiringi Norel yang mulai berteriak merdu dalam lagunya.
Namuuun
Sapu tangan putihmuuu
Menjelma menjadi kenangan
Setiap mataku terpejam
Maniiis
Terlalu manis kenangan ituuu
Saat sapu tangan putihmu
Kau usapkan di wajahku
Suara merdu dan penyanyian dengan penuh emosional membuat para penggemar menjerit lebih histeris lagi.
“Norel...!” pekik beberapa penggemar wanita sambil menangis, benar-benar mengeluarkan air mata.
Norel yang bernyanyi sambil memandang teduh ke para penggemarnya itu, membuat perasaan mereka semakin heboh penuh sensasi.
Begitu riuhnya respon para penggemar dan penonton, menunjukkan bahwa Triple Band semakin kuat pengaruhnya untuk tampil menuju band papan atas. Karena salah satu ukuran sebuah band atau penyanyi sukses adalah memiliki banyak fans fanatik.
Di antara para penonton dan penggemar, tampak Marlina berdiri bersedekap diam menonton. Ekspresinya dingin. Di sebelahnya berdiri Sinta yang bertugas selalu menempel kepada Marlina.
Tidak seperti Marlina yang bersikap biasa saja melihat tampilnya Norel dan bandnya, Sinta justru sedikit turut mengikuti irama musik. Sebagai seorang gadis yang masih belia, ia pun suka dengan musik. Meski bukan bagian dari kerabatnya, tapi Norel bisa disebut adalah orang dekat, karena setiap hari bertemu di sekolah dan di rumah.
Usai lagu baru dinyanyikan, tepuk tangan dan respon dari penonton dan penggemar terdengar luar biasa.
Berlanjut pada lagu kedua yang berjudul “Cinta Tiga Hati”. Lagu perdana Triple Band itu sudah akrab di pendengaran para penggemar. Makanya, para penggemar pun turut bernyanyi bersama.
Di saat lagu masih dinyanyikan, Marlina memilih melangkah pergi menerobos para penonton. Sinta yang sempat larut dalam nyanyian, agak terkejut saat mengetahui Marlina sudah berjalan pergi. Buru-buru dia memfokuskan pandangannya pada Marlina. Dilihatnya Marlina menuju pintu keluar.
Sinta bergerak cepat menyusul Marlina. Hingga keluar dari ruangan acara, Sinta masih mendapati gadis cantik yang dikawalnya. Marlina bergerak masuk ke lift.
“Mar!” panggil Sinta sambil berlari cepat menuju lift.
Pintu lift lebih dulu menutup. Marlina hanya diam melihat Sinta mengejarnya. Lift bergerak turun. Sinta terpaksa diam sebentar menunggu lift yang lain tiba dan membuka pintu.
Sinta segera masuk ke lift yang di dalamnya telah ada dua wanita dan seorang pria. Tanpa menunggu pintu lift menutup sendiri, Sinta segera menekan tombol tutup. Setibanya di lantai tiga, lift berhenti, karena ada orang yang mau turun dari lantai tiga. Pemberhentian itu membuat Sinta agak kesal dalam hati, karena memperlambat pengejarannya.
Terbukti, setibanya di lantai G, Sinta tidak mendapati keberadaan Marlina saat mereka semua keluar ke lobi. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
nah ilang marlina
2023-10-20
0
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
kirain berdasi merah dg tulisan Tut Wuri Handayani 🤣🤣🤣🤣
2023-10-20
0
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
mengingatkan pada masa keabsurdanku dulu 🤣🤣
2023-10-20
0