11. Jaminan dari Ketua Yayasan

Di ruangan lain di sekolah elit itu, Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMA Generasi Emas sedang berdiri terdiam di depan meja Ketua Yayasan, Prof. Saduya Renta Buana. Wajah putih pria 61 tahun itu menunjukkan gurat-gurat kemarahan.

Di depan meja Profesor berdiri seorang pria agak gemuk berpenampilan rapi dari fisik hingga pakaian. Pria berdahi lebar dan berambut tipis itu mengenakan jas hitam dan dasi hitam bergambar butiran-butiran balon air warna-warni. Ia adalah Drs. Norman Milan, Spd., MM, Kepala Sekolah SMA Generasi Emas.

Di sisi kiri Norman berdiri seorang wanita berusia 50 tahun, lima tahun lebih muda dari Norman. Rambutnya sebahu dan sudah memiliki uban yang cukup banyak. Wajah tuanya yang dipermuda dengan riasan yang cukup tebal, dilengkapi dengan kacamata berbingkai warna perak. Ia bernama Dra. Risma Tari, S.Com. Jabatannya adalah Wakil Kepala Sekolah.

“Selama dua setengah tahun sekolah ini berjalan, baru kali ini ada kejadian gila seperti ini. Dari jumlah ular yang ditangkap tadi, jelas ada beberapa orang yang sengaja melepas ular di saat upacara. Dan, tidak mungkin ular-ular itu datang dari alam lepas. Kita tidak mungkin meminta semua siswa tidak bercerita kepada orangtua mereka. Terlebih, korban luka adalah Marlina, putri Jenderal Bagas Danuarta. Itu baru satu orangtua murid. Bagaimana kalau para orangtua yang rata-rata memiliki pengaruh dengan kekuasaan dan hartanya itu menggugat kita? Sebab, apapun motif para pelaku, tapi yang tergambar adalah menyangkut keselamatan jiwa,” ujar Saduya dengan nada agak tinggi. Ia lalu menyodorkan sebuah tablet mini di mejanya, lalu katanya, “Coba lihat!”

Norman meraih tablet mini itu dan membaca sebuah berita yang ada di dalam monitornya. Berita itu berjudul “Sekawanan Ular Bubarkan Upacara Bendera SMA Elit Jakarta”. Gambar dari berita menunjukkan seekor ular sedang merayap dengan latar kumpulan kaki-kaki pelajar yang menjaga jarak dari posisi ular. Norman membaca sejenak isi berita itu. Untuk beberapa saat semuanya diam.

Setelah membacanya, Norman menyerahkan gawai tersebut kepada Risma. Wakil Kepala Sekolah itu pun membacanya.

“Siapa yang menulis berita itu? Fotonya asli dari lokasi upacara tadi,” tanya Saduya.

“Web Gemas Globe milik siswa kita, Prof. Web ini dikelola oleh Rida dan dua temannya, murid 12B. Hampir semua kegiatan yang kita adakan dan berbagai prestasi yang kita raih, mereka beritakan di situsnya,” jawab Norman.

Risma kembali meletakkan tablet itu di meja Profesor setelah usai membacanya.

“Saya ingin kalian berdua menyelesaikan masalah ini dan saya tidak mau melibatkan Dewan Yayasan. Kalian harus menemukan para pelaku pelepas ular itu dan apa motifnya menimbulkan kekacauan seperti itu!” tandas Saduya.

“Baik, Pak,” jawab Norman dan Risma.

“Saya harus berangkat ke Palembang siang ini. Laporkan perkembangan dari kerja kalian terhadap kasus ini. Jika memang perlu, gunakan jasa penyidik swasta. Ingat, ini masalah serius!”

“Iya, Pak,” jawab Norman.

“Kalian boleh pergi!” perintah Saduya.

Kepala Sekolah dan wakilnya itu beranjak pergi ke pintu ruangan.

Di luar ruang kantor Ketua Yayasan itu, ternyata telah menunggu seorang pria berpenampilan rapi, berkemeja putih bercelana warna cream. Pria itu juga mengenakan dasi kuning yang memiliki gambar tepian pantai di ujung dasinya. Pria berusia 40 tahun itu mengenakan kacamata dan memelihara kumis yang tipis. Ia bernama Ferdy Faso, Kepala Bina Siswa. Ia dan dua stafnya bertanggung jawab dalam mengontrol perilaku siswa dan permasalahan siswa.

“Pak, sudah lebih 50 telepon yang masuk dan semuanya mempertanyakan dan mengeluhkan serangan ular di saat upacara!” kata Ferdy melapor lalu berjalan mengikuti langkah Norman dan Risma.

“Bapak harus sesegera mungkin mengungkap peristiwa ini dan menyelesaikannya sampai tuntas!” tandas Norman sambil terus berjalan menuju kantornya.

“Iya, Pak,” jawab Ferdy.

“Apakah ada telepon dari Jenderal Bagas?” tanya Norman.

“Belum ada, Pak,” jawab Ferdy.

“Bukankah biasanya purnawirawan itu langsung menelepon Bapak jika ada hal genting?” tanya Risma kepada atasannya.

“Benar,” jawab Norman. Lalu katanya kepada Ferdy, “Jam tiga saya minta laporan dari Bapak mengenai kasus ular ini!”

“Baik, Pak.”

Norman lalu menggerakkan tangannya memberi tanda kepada Ferdy bahwa ia boleh pergi.

Sementara itu, setelah Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMA Generasi Emas pergi, Profesor Saduya langsung mengemas tasnya dan segera pergi. Di kantor yang lebih sering tidak dimasukinya itu, Saduya menyengajakan diri tidak mau memiliki staf atau sekretaris di kantornya. Sebagai orang yang sibuk dengan jadwal agenda yang padat, Saduya memang jarang berkantor di gedung tersebut. Tanpa Ketua Yayasan di tempat, maka Kepala Sekolah yang memiliki wewenang tertinggi di lingkungan itu.

Sebagai orang sibuk, Saduya harus selalu menjaga kesehatan fisiknya dan waktunya. Karena itulah, ia menjadi orang yang memiliki langkah yang cepat dalam berjalan. Kantor Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah berada di lantai empat. Gedung SMA itu memiliki dua fasilitas lift di titik yang berbeda.

Profesor langsung menuju ke lift. Dalam perjalanannya di sepanjang koridor, dari arah berlawanan, berjalan pula seorang siswi berjilbab. Dari gelagatnya yang membaca nama ruangan di atas pintu yang dilaluinya, menunjukkan siswi itu sedang mencari.

Kemunculan siswi cantik yang tidak lain adalah Masnaini tersebut, membuat Saduya sedikit kerutkan kening. Masnaini tampak membawa sehelai sapu tangan putih bersih. Setahu Saduya, hanya putri wakil menteri yang mengenakan jilbab di sekolah itu dan ia tahu bahwa siswi putri wakil menteri yang bernama Melisa Nuraini itu bertubuh gemuk.

“Ini bukan anaknya Pak Faisal,” membatin Saduya.

Profesor dan Masnaini akhirnya berpapasan. Masnaini berhenti dan tersenyum kepada orang yang tadi dilihatnya jadi Pembina Upacara Bendera.

“Assalamu ‘alaikum, Pak,” ucap Masnaini memberi salam, lalu membungkuk ojigi memberi hormat. Senyumnya tetap ia pertahankan.

“Wa ‘alaikum salam,” jawab Saduya turut tersenyum. Lalu tanyanya, “Setahu Bapak, hanya ada satu siswi di sekolah ini yang berjilbab dan Bapak kenal. Tapi kamu?”

“Nama saya Masnaini, Pak. Saya siswi baru di tingkat 12,” jawab Masnaini lancar tanpa gugup.

“Apakah kamu siswi yang direkomendasikan oleh Kapolda Metro Jaya?” tanya Saduya menerka.

Pertanyaan itu membuat Masnaini terkejut samar lalu cepat memandang ke sekitar. Di koridor itu hanya mereka berdua.

“Bapak tahu?” tanya Masnaini.

“Saya Ketua Yayasan. Saya yang meminta Kepala Sekolah untuk menerima kamu tanpa alasan, tapi saya tidak tahu kalau kamu berjilbab. Terus terang saja, sekolah ini tergolong anti dengan jilbab. Pesan saya, jangan sampai membuat masalah besar di sekolah ini,” ujar Saduya.

“Baik, Pak,” jawab Masnaini mengangguk.

“Lalu, kenapa kamu ada di lantai empat?” tanya Saduya menyelidik.

“Sepertinya saya dikerjai oleh teman sekelas saya, Pak. Saya mencari toilet wanita, teman saya menunjukkan di lantai empat,” jawab Masnaini.

“Di setiap lantai ada toilet, tapi toilet di atas bukan untuk siswa,” kata Saduya.

“Kalau begitu saya balik lagi ke lantai tiga, Pak,” kata Masnaini.

“Ayo bareng,” ajak Saduya.

Keduanya pun  berjalan merdampingan menuju lift.

“Ini hari pertama kamu masuk?” tanya Saduya.

“Iya.”

“Kamu tidak ada hubungan dengan ular-ular itu, kan?” tanya Saduya menyelidik.

“Tidak, Pak. Tapi, mungkin saya pernah bertemu orang yang menciptakan kekacauan itu,” kata Masnaini.

“Oh ya?”

“Saya hanya kenal muka, belum tahu nama, tingkat dan kelasnya. Pelakunya laki-laki,” kata Masnaini.

Keduanya tiba di depan lift. Saduya segera menekan tombol buka.

“Kamu mau terlibat mengungkap pelakunya?” tanya Saduya.

“Mungkin tidak, Pak. Sebab, saya tidak mau terlibat urusan yang lain, terlebih ini urusan yang tidak ringan,” kata Masnaini.

Kling!

Pintu lift terbuka. Profesor masuk lebih dulu, disusul Masnaini. Profesor menekan tombol ke lantai bawah dan Masnaini menekan tombol angka tiga.

“Kecuali Bapak memberi jaminan kepada saya,” kata Masnaini seiring pintu lift tertutup.

“Hmm,” gumam Saduya berpikir. “Kamu tidak seperti seorang siswi biasa.”

“Saya harap hanya Bapak yang tahu jika saya punya rahasia,” kata Masnaini.

“Baik. Jaminan apa yang kamu minta?” kata Saduya.

“Pertama, Bapak harus jaga rahasia saya jika Bapak tahu saya punya rahasia. Kedua, sikapi saya seperti siswi yang lainnya. Dan ketiga, biarkan saya bebas berjilbab, beribadah dan belajar di sekolah ini. Bagaimana, Pak?” ujar Masnaini.

“Setuju.”

Kling!

Pintu lift terbuka di lantai tiga.

“Saya akan menelepon Bapak jika saya sudah dapat informasi detail tentang pelaku itu,” kata Masnaini. “Assalamu ‘alaikum, Pak!”

Usai mengucapkan salam, Masnaini melangkah keluar dari lift. Ia lalu berbalik dan membungkuk hormat kepada Ketua Yayasan yang berdiri tanpa senyum di dalam lift. Setelah pintu lift tertutup, barulah Masnaini berbalik pergi. (RH)

Terpopuler

Comments

Bagus Effendik

Bagus Effendik

aku nyicil like om hahay semangat

2021-01-05

0

hany

hany

semangat kk
I like
lanjut

salam dari MAHABBAH RINDU

2020-12-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Penyergapan di Malam Ramadan
2 2. Di Mana Badar?
3 3. Muslimah Sapu Tangan Putih
4 4. Triple Band
5 5. "Saya Jatuh Hati"
6 6. SMA Generasi Emas (Gemas)
7 7. Masnaini
8 8. Ular di Tengah Upacara
9 9. Kelas 12A
10 10. Nasib Anak Baru
11 11. Jaminan dari Ketua Yayasan
12 12. Sahabat Sejilbab
13 13. Siswi Baru yang Cantik
14 14. Kemarahan Jenderal Bagas
15 15. Ruang Makan SMA Gemas
16 16. Ketegangan di Ruang Makan
17 17. Masnaini Ditodong
18 18. Gombalan Ronin
19 19. Ketua Baru Geng LC Girls
20 20. Pesan Serius di Parkiran
21 21. Masnaini, I Love You
22 22. Silva Monica
23 23. Rina Berjilbab atau Tidak?
24 24. Heboh Si Tomboy Berhijab
25 25. Serangan Silva yang Aneh
26 26. Memata-matai Barada
27 27. Operasi Ksatria Brussels
28 28. Tentara Ilusi
29 29. Operasi Cuci Putih
30 30. Keluarga Haji Luttu
31 31. Pertemuan Pertama Marlina-Masnaini
32 32. Operasi Besar
33 33. Menangkap Pemain Ular
34 34. Semua untuk Marlina
35 35. Masnaini Viral
36 36. Panggung Dadakan
37 37. Bidadari Mimpi
38 38. Ungkapan Cinta Norel
39 39. Jawaban Cinta dari Masnaini
40 40. Pelajaran Tentang Bulan
41 41. Kunci Teka-teki yang Bikin Tegang
42 42. Sahabat yang Merana
43 43. Petunjuk di Tengah Malam
44 44. Rapat Geng LC Girls
45 45. Pertarungan Singkat di Lift
46 46. Pemburu Misterius
47 47. Barada atau Masnaini?
48 48. Aksi Kejar-kejaran
49 49. Marlina Diculik
50 50. Pantauan dari Ruang Peri Data
51 51. Pertarungan Jalanan
52 52. Kunjungan Dadakan Jenderal Bagas
53 53. Hadiah untuk Pahlawan
54 54. Misi Terakhir
55 55. Pertemuan Penuh Air Mata
56 56. Kejutan Penuh Cinta
57 CSDN 1: Penyergapan
58 CSDN 2: Sandera Kelapa Muda
59 CSDN 3: Wina Auriel
60 CSDN 4: Keluarga Idris Efendi
61 CSDN 5: Pisang Bandung
62 CSDN 6: Operasi Pembuntutan Ksatria Rabat
63 CSDN 7: Fathul Akbar
64 CSDN 8: Salam untuk Bu Sarima
65 CSDN 9: Pengintaian
66 CSDN 10: Penangkapan Pengedar Sabu
67 CSDN 11: Pengintai Komodo Timur
68 CSDN 12: Informasi Mobil Biru
69 CSDN 13: Diamuk Massa
70 CSDN 14: Patah Hati di Pinggir Jalan
71 CSDN 15: Sopir Baru
72 CSDN 16: Malam Perkenalan
73 CSDN 17: Sopir Plus Bodyguard
74 CSDN 18: Kekesalan Wina
75 CSDN 19: Dikuntit
76 CSDN 20: Kabar Gembira Buat Dahlia
77 CSDN 21: Dihadang Preman
78 CSDN 22: Curhatan Mama Muda
79 CSDN 23: Bertemu Muslimah Cantik
80 CSDN 24: Garis Merah
81 CSDN 25: Badar
82 CSDN 26: Geng Bintang Tujuh
83 CSDN 27: Misi Baru
84 CSDN 28: Muslimah Jepang
85 CSDN 29: Jadi Sopir Neng Yeva
86 CSDN 30: Pegangan Tangan Pertama
87 CSDN 31: Kondangan
88 CSDN 32: Orderan Rocky
89 CSDN 33: Menculik Kekasih
90 CSDN 34: Pilih Gadis atau Janda?
91 CSDN 35: Pahlawan yang Panik
92 CSDN 36: Penyelamatan yang Gagal
93 CSDN 37: Melacak Ketidakwajaran
94 CSDN 38: Penyelamatan Sandera
95 CSDN 39: Yeva Nirwies Berjilbab
96 CSDN 40: Rahasia Dalam Buku Shalat
97 CSDN 41: Menyergap Kucing Garong
98 CSDN 42: Kasihan Bu Sarima
99 CSDN 43: Macan Sutra Tertangkap
100 CSDN 44: Curhatan Neng Wina
101 CSDN 45: Tangis Dua Nona
102 CSDN 46: Pamit Mau Nikah
103 CSDN 47: Tawaran Menikahi Yeva
104 CSDN 48: Tangis Dahlia Minta Papa
105 CSDN 49: Nasihat Orangtua
106 CSDN 50: Kesepakatan Cinta
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Penyergapan di Malam Ramadan
2
2. Di Mana Badar?
3
3. Muslimah Sapu Tangan Putih
4
4. Triple Band
5
5. "Saya Jatuh Hati"
6
6. SMA Generasi Emas (Gemas)
7
7. Masnaini
8
8. Ular di Tengah Upacara
9
9. Kelas 12A
10
10. Nasib Anak Baru
11
11. Jaminan dari Ketua Yayasan
12
12. Sahabat Sejilbab
13
13. Siswi Baru yang Cantik
14
14. Kemarahan Jenderal Bagas
15
15. Ruang Makan SMA Gemas
16
16. Ketegangan di Ruang Makan
17
17. Masnaini Ditodong
18
18. Gombalan Ronin
19
19. Ketua Baru Geng LC Girls
20
20. Pesan Serius di Parkiran
21
21. Masnaini, I Love You
22
22. Silva Monica
23
23. Rina Berjilbab atau Tidak?
24
24. Heboh Si Tomboy Berhijab
25
25. Serangan Silva yang Aneh
26
26. Memata-matai Barada
27
27. Operasi Ksatria Brussels
28
28. Tentara Ilusi
29
29. Operasi Cuci Putih
30
30. Keluarga Haji Luttu
31
31. Pertemuan Pertama Marlina-Masnaini
32
32. Operasi Besar
33
33. Menangkap Pemain Ular
34
34. Semua untuk Marlina
35
35. Masnaini Viral
36
36. Panggung Dadakan
37
37. Bidadari Mimpi
38
38. Ungkapan Cinta Norel
39
39. Jawaban Cinta dari Masnaini
40
40. Pelajaran Tentang Bulan
41
41. Kunci Teka-teki yang Bikin Tegang
42
42. Sahabat yang Merana
43
43. Petunjuk di Tengah Malam
44
44. Rapat Geng LC Girls
45
45. Pertarungan Singkat di Lift
46
46. Pemburu Misterius
47
47. Barada atau Masnaini?
48
48. Aksi Kejar-kejaran
49
49. Marlina Diculik
50
50. Pantauan dari Ruang Peri Data
51
51. Pertarungan Jalanan
52
52. Kunjungan Dadakan Jenderal Bagas
53
53. Hadiah untuk Pahlawan
54
54. Misi Terakhir
55
55. Pertemuan Penuh Air Mata
56
56. Kejutan Penuh Cinta
57
CSDN 1: Penyergapan
58
CSDN 2: Sandera Kelapa Muda
59
CSDN 3: Wina Auriel
60
CSDN 4: Keluarga Idris Efendi
61
CSDN 5: Pisang Bandung
62
CSDN 6: Operasi Pembuntutan Ksatria Rabat
63
CSDN 7: Fathul Akbar
64
CSDN 8: Salam untuk Bu Sarima
65
CSDN 9: Pengintaian
66
CSDN 10: Penangkapan Pengedar Sabu
67
CSDN 11: Pengintai Komodo Timur
68
CSDN 12: Informasi Mobil Biru
69
CSDN 13: Diamuk Massa
70
CSDN 14: Patah Hati di Pinggir Jalan
71
CSDN 15: Sopir Baru
72
CSDN 16: Malam Perkenalan
73
CSDN 17: Sopir Plus Bodyguard
74
CSDN 18: Kekesalan Wina
75
CSDN 19: Dikuntit
76
CSDN 20: Kabar Gembira Buat Dahlia
77
CSDN 21: Dihadang Preman
78
CSDN 22: Curhatan Mama Muda
79
CSDN 23: Bertemu Muslimah Cantik
80
CSDN 24: Garis Merah
81
CSDN 25: Badar
82
CSDN 26: Geng Bintang Tujuh
83
CSDN 27: Misi Baru
84
CSDN 28: Muslimah Jepang
85
CSDN 29: Jadi Sopir Neng Yeva
86
CSDN 30: Pegangan Tangan Pertama
87
CSDN 31: Kondangan
88
CSDN 32: Orderan Rocky
89
CSDN 33: Menculik Kekasih
90
CSDN 34: Pilih Gadis atau Janda?
91
CSDN 35: Pahlawan yang Panik
92
CSDN 36: Penyelamatan yang Gagal
93
CSDN 37: Melacak Ketidakwajaran
94
CSDN 38: Penyelamatan Sandera
95
CSDN 39: Yeva Nirwies Berjilbab
96
CSDN 40: Rahasia Dalam Buku Shalat
97
CSDN 41: Menyergap Kucing Garong
98
CSDN 42: Kasihan Bu Sarima
99
CSDN 43: Macan Sutra Tertangkap
100
CSDN 44: Curhatan Neng Wina
101
CSDN 45: Tangis Dua Nona
102
CSDN 46: Pamit Mau Nikah
103
CSDN 47: Tawaran Menikahi Yeva
104
CSDN 48: Tangis Dahlia Minta Papa
105
CSDN 49: Nasihat Orangtua
106
CSDN 50: Kesepakatan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!