Sreet!
Bu Putri membuka pintu depan kelas dengan cara menggesernya. Sebelum ia dan murid baru melangkah masuk, tiba-tiba....
“Hati-hati ada ranjau, Bu!” teriak seorang siswa berkepala botak memperingatkan.
Peringatan itu membuat Bu Putri dan siswi baru berhenti melangkah, tidak jadi masuk. Namun, tidak ada hal-hal aneh yang terjadi.
“Hahaha!” tertawalah siswa berkepala botak yang merupakan ketua di kelas itu, namanya Sadewo Kutro. Lalu katanya, “Bercanda, Bu!”
Bu Putri akhirnya hanyat tersenyum lega. Ia dan siswi baru lalu melangkah masuk.
“Kamu berdiri di sini!” kata Bu Putri kepada siswi baru sambil menunjuk titik di depan kelas, sementara ia terus pergi ke kursi guru, tapi ia tidak duduk dan tetap berdiri menghadap kepada para siswa.
Siswi baru berdiri tepat di depan kelas menghadap kepada para siswa.
“Assalamu ‘alaikum, salam sejahtera semuanya,” ucap Bu Putri.
“Wa ‘alaikum salam, salam sejahtera!” balas sebagian murid-murid dengan tertib.
Di kelas itu, ada sepuluh anak yang beragama non-Islam.
“Teman baru adalah satu hal yang harus kita senangi. Karena, dengan adanya teman baru, akan timbul sikap saling membantu, saling mengisi, dan hadirnya suasana dengan bumbu baru. Di semester akhir ini kelas kalian kedatangan warga baru. Sebagai tradisi, maka siswi baru wajib memperkenalkan dirinya secara lengkap, dari nama, TTGL, hingga nama kucing kesayangannya,” ujar Bu Putri. Ia lalu berkata kepada siswi baru yang juga memandangnya, “Silakan!”
Seraya tersenyum setengah malu-malu, siswi baru pun mulai berbicara, “Nama saya Ratih Anggraini.”
“Bu!” Lucy tiba-tiba angkat tangan kanan.
“Ya, Lucy?” tanya Bu Putri.
“Maaf, Bu, di bawah kursi Ibu tadi ada surat,” kata Lucy santun.
Bu Putri lalu melihat ke bawah kursinya. Di sana memang ada sepucuk amplop berwarna merah muda. Bu Putri lalu turun berjongkok untuk mengambil amplop tersebut.
“Aaa!”
Procc, procc, procc...!
Belum lagi tangan Bu Putri menyentuh amplop itu, tiba-tiba terdengar jeritan tinggi yang membuatnya terkejut. Bu Putri cepat berpaling kepada sumber jeritan yang berasal dari siswi baru.
Siswi baru yang bernama Ratih itu kini berdiri diam mematung dengan kondisi mengenaskan. Rambut, wajah, baju, rok, hingga sepatu tiba-tiba telah berlumur cairan telor, lengkap dengan cangkang telor yang juga hancur. Sejumlah telor juga menyasar ke dinding dan whiteboard kelas. Seketika bau amis menyebar sengit ke seantero kelas.
“Haaa...!”
Ratih Anggraini menangis keras setelah dilempari beramai-ramai dengan telor mentah oleh para siswa. Kejadian itu terjadi saat Bu Putri fokus kepada amplop merah muda di bawah kursinya.
“Hahaha...!”
Meledaklah tawa para murid seperti tawa para setan yang tidak kenal iba sedikit pun. Orang yang paling keras tertawanya adalah Lucy, tokoh yang memiliki ide pelemparan itu. Idenya disetujui oleh mayoritas siswa 12A, kecuali beberapa orang saja, termasuk Marlina dan Sinta.
“Hentikan!” teriak Bu Putri keras dengan wajah marah.
Suara tawa yang lepas riuh membahana itu seketika reda, kecuali menyisakan tawa cekikikan yang masih ditahan-tahan. Lucy dan beberapa siswa lainnya masih tertawa tertahan. Namun mereka menyaksikan, untuk pertama kalinya Bu Putri marah besar, itu terlihat dari ekspresi wajahnya.
“Siapa yang melakukannya?!” tanya Bu Putri membentak dengan tatapan liar menyapu wajah-wajah muridnya. Sementara Ratih dibiarkan terus berdiri menangis terisak-isak.
“Mely!” jawab para murid bersamaan sambil serentak menunjuk ke satu orang murid.
Hampir semua menunjuk kepada seorang siswi yang duduk tepat di depan meja guru. Seorang siswi yang satu-satunya mengenakan jilbab di kelas itu, bahkan di sekolah itu. Ia bertubuh gemuk berkulit putih bersih. Hampir mirip dengan Ratih besar tubuhnya. Ia memiliki alis yang panjang dan hidung yang mancung. Bibirnya merah alami.
Siswi bernama lengkap Melisa Nuraini itu jadi bingung ketika melihat teman di sisinya menunjuk kepadanya. Ketika ia menengok, ternyata hampir semua menunjuknya, padahal ia tidak ikut melempar telor sebagaimana yang lain.
“Ini pesta kecil sambutan untuk teman baru, Bu. Semua sepakat penanggungjawabnya adalah Mely!” kata Lucy.
“Tapi, Bu....” kata Mely, tapi terputus oleh perkataan sang ketua kelas.
“Mely! Tidak boleh ingkar, gadis salehah tidak boleh ingkar dari janji. Kamu kan sudah janji sebagai penanggung jawab!” kata Sadewo dengan nada dilembut-lembutkan.
“Betuuul...!” sahut beberapa siswa berbarengan menguatkan Sadewo.
“Siapa yang punya ide konyol seperti ini?!” tanya Bu Putri masih membentak.
“Mely!” jawab separuh jumlah siswa sambil lagi-lagi menunjuk Mely.
Mely akhirnya hanya bisa merengut. Sepertinya ia sudah pasrah. Ia tahu karakter teman-teman sekelasnya dan ia tahu posisinya di kelas itu.
“Mely, ada pembelaan?” tanya Bu Putri kepada Mely.
“Tidak ada, Bu,” ucap Mely lemah, membuat Lucy dan teman-teman lainnya tertawa kecil.
Bu Putri lalu berbicara kepada murid-muridnya, “Apapun alasan kalian, tapi jelasnya bahwa perbuatan kalian keterlaluan. Ini adalah bentuk perendahan terhadap diri orang lain. Ibu tidak mau hanya karena masalah ini pelajaran Ibu harus tertunda. Dan pelajaran tidak bisa dilaksanakan dalam kondisi jorok dan amis seperti ini. Sadewo, urus perizinan penggunaan kelas cadangan kalian, semua yang bertanggung jawab membersihkan kelas ini dan tidak boleh ada lagi bau amis telor!”
“Siap, Bu!” pekik Sadewo sambil berdiri memberi hormat.
“Mely, bawa Ratih untuk membersihkan diri. Kamu dan Ratih, Ibu tunggu di kelas cadangan!” perintah Bu Putri.
“Baik, Bu,” kata Mely patuh. Ia segera bangun dari duduknya.
Procc! Procc!
“Hahaha!”
Mely yang baru berjalan menghampiri Ratih yang masih terisak, mendadak berhenti. Dua butir telor mentah tiba-tiba mendarat di bahu dan dada Mely. Sontak para murid kembali tertawa.
“Ada apa, Mely?” tanya Bu Putri, karena memang serangan itu tidak terlihat olehnya, sebab terhalang oleh tubuh Mely sendiri.
Mely tidak menjawab. Ia hanya memutar tubuhnya kepada ibu guru, menunjukkan jilbab putihnya yang kotor oleh lumuran telor.
Hal itu membuat Bu Putri semakin marah, tapi guru itu hanya menarik napas dalam-dalam.
“Dalam lima menit, semua murid harus sudah siap mengikuti proses mata pelajaran Ibu di kelas cadangan!” kata Bu Putri lalu berjalan pergi melewati Mely dan Ratih untuk keluar dari kelas yang bau amis itu.
Baru saja Bu Putri keluar dari kelas untuk pergi ke kelas cadangan, para siswa pun dengan gembira berhamburan. Beberapa siswi dan siswa sambil tertawa-tawa menyerang Ratih dengan menaburkan tepung putih ke kepala Ratih dan tubuhnya.
“Hei!” pekik Mely terkejut melihat serangan itu sambil respek bergerak menghindari taburan tepung.
“Hahaha!” tawa Lucy dan teman-temannya sambil terus menaburkan tepung.
“Kita goreng, kita goreng!” teriak Tony sambil tertawa menikmati penaburan itu.
Setelah itu, mereka berlari kecil keluar dari kelas untuk menuju ke kelas cadangan.
Tinggallah Ratih berdiri terpaku, kembali menangis keras. Wajah dan rambutnya penuh telor bercampur tepung. Wajah gemuk lucunya sudah tidak bisa dikenali.
Sekolah SMA Gemas sangat mengedepankan proses belajar mengajar. Salah satu langkah untuk menunjang itu, disediakan beberapa kelas cadangan yang bisa dipakai jika kondisi kelas utama tidak memungkinkan.
Untuk membersihkan kelas, tidak dibebankan kepada murid, tapi ada petugas khusus kebersihan. Adapun untuk kegiatan kebersihan ekstra seperti yang terjadi di kelas 12A saat ini, bukan tanggung jawab petugas kebersihan. Namun biasanya, murid-murid akan menggunakan jasa petugas kebersihan sekolah dan membayar mereka. Karenanya, terkadang murid-murid satu kelas bisa membuat kesepakatan untuk melakukan hal-hal yang terlarang meskipun berisiko membuat kotor kelas, seperti yang murid-murid kelas 12A lakukan pagi ini terhadap siswi baru.
Virna berlari lalu berhenti dan berjalan di samping Bu Putri.
“Bu, setahu saya, murid baru yang masuk pagi ini pakai jilbab dan tidak gendut?” kata Virna sekaligus bertanya.
“Anak baru hari ini ada dua orang. Yang pakai jilbab masuk di kelas 12B,” jawab Bu Putri.
“Oh.” (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
selamat si Mas
2023-10-20
0
S Anonymous
Nyicil 10 like Kak
Salam kenal dari (Calon Istri vs Mantan Istri) 👋
Semangat terus yaa💪
2021-02-05
0
Bagus Effendik
aku suka nih cerita
2021-01-05
0