Setelah keluar dari lift Fadhil segera melanjutkan langkahnya menuju ke ruangannya diikuti oleh Zero di belakangnya.
Perusahaan Fadhil bergerak di dalam bidang perkebunan dan peternakan dan merupakan salah satu perusahaan terbesar di Asia.
Wijaya group memiliki cabang perusahaan yang berada di beberapa kota di Indonesia , mereka juga memiliki perusahaan yang cukup besar di luar negeri.
Tidah hanya itu saat ini perusahaan Fadhil juga sudah melebarkan ranah nya dalam bidang property.
" Zero apa kamu sudah cek file kerja dari perusahaan Anggara ?" tanya Fadhil.
" Sudah saya cek semua pak ."
" Dan jangan lupa kirimkan ponsel yang saya minta tadi secepatnya !"
" Baik pak saya sendiri yang akan membeli dan mengantarnya !"
" Pergilah sekarang saya mau sebelum kita meeting ponsel tersebut sudah ditangan mutiara !" perintah Fadhil
" Kalau begitu saya permisi sekarang pak ." jawab zero sembari meninggalkan ruangan Fadhil.
♥♥♥♥♥
Sedangkan di luar ruangan para karyawan masih saja membicarakan CEO mereka meakipun Fadhil sudah hampir 2 bulan bekerja.
" Ya ampun dari belakang aja udah ganteng banget ." Ujar salah satu karyawan yang bernama Emi pada rekan nya.
" Iya bikin hati ku menciut tapi apalah daya kita gak ada apa - apanya mana mau bos ngelirik kita !" Sahut yang lain kecewa.
" Dan dengar - dengar dia baru kembali dari pendidikannya di luar negeri bahkan yang gue dengar dia juga mengembangkan perusahaanya disana hingga jadi lebih besar.
Pantas saja selama kita kerja disini gak pernah lihat anaknya pak Presdir kita.
Dan masih banyak lagi pujian - pujian lainnya yang para karyawan perempuan lontarkan.
Di dalam ruangan nya Fadhil sibuk membereskan pekerjaan yang sudah hampir seminggu dia abaikan ...
" Ternyata banyak sekali pekerjaan nya selama gue tinggal kemarin hufh .. kalau begini gimana mau pulang awal !" ujar Fadhil mengomel.
Alunan lagu terdengar nyaring di ponsel Fadhil....
" Halo..." sapa Fadhil
" Lagi ngapain bro ?"
" Lo gak tau apa kerjaan gue numpuk banget !"
" Hahaha kasihan sekali dikau bung !" ledek Indra.
" Kayaknya gue punya ide sementara kafe kita belum jadi !" cetus Fadhil.
" Gue kok jadi punya firasat buruk ya ?"
" Sialan ... Lo kira gue pembawa kesialan Lo apa ?" ujar Fadhil.
" hahaha...just kidding bro , memang Lo punya ide apa jangan bilang gue harus jadi sekretaris Lo juga?" cetus Indra.
" Wah ternyata Lo pinter banget ya , mau ya ndra ?"
" Bukannya Lo udah punya asisten sekarang?"
" Iya tapi tetap aja kerjaan gue masih banyak bro hitung - hitung Lo bantuin gue lah !" bujuk Fadhil.
" Oke gue bantu jadi kapan gue mulai kerja ?" tanya Fadhil
" Besok Lo udah bisa langsung kerja , thanks ya bro !" ucap ku seraya mematikan sambungan telpon.
Di luar perusahaan Zero sedang membelikan sebuah ponsel terbaru sesuai yang diinginkan oleh bos nya entah perempuan mana yang bisa menarik hati Pak Fadhil. Setelah selesai membeli ponsel Zero bergegas menuju ke rumah sakit yang sudah di SMS kan oleh bos nya lalu bertanya ke bagian administrasi.
" Permisi sus saya mau tanya ruangan VIP 3 di sebelah mana ya ?" tanya zero kepada salah satu perawat yang sedang berjaga.
" Bapak tinggal naik Lift ke lantai 3 nanti belok kanan aja !" jawab suster di rumah sakit tersebut.
" Terima kasih sus !" ucap zero sambil berlalu pergi dan berjalan memasuki lift menuju lantai 3 .
Tok...tok...klik
" Permisi apa ini kamar nona Mutiara ?" tanya zero.
" Iya mas saya Mutiara ada perlu apa ya ?"
" Perkenalkan saya zero sekretaris Pak Fadhil , saya hanya ingin mengantarkan ponsel titipan pak Fadhil ponsel tersebut sudah saya aktifkan nomor pak Fadhil sudah saya simpan di dalam nya . Nona diminta menelpon pak Fadhil segera setelah ponsel sudah di tangan nona !"
" Makasih ya mas maaf sudah merepotkan !" ujar Mutiara.
" tidak apa-apa nona ini sudah jadi tugas saya kalau begitu saya pamit ke kantor lagi !" pamit zero meninggalkan kamar .
♥️♥️♥️♥️♥️
Di dalam ruangan nya Fadhil sudah tidak sabar menunggu mutiara menghubunginya ...
" Apa zero belum sampai disana sepertinya aku harus membuktikan langsung ." gumam Fadhil
Fadhil merogoh ponsel nya lalu menekan sebuah nomor .
" Halo ." terdengar sapaan dari seberang.
" Zero segera kirimkan nomor ponsel yang baru kamu beli tadi , sekarang !" perintah Fadhil seraya mematikan sambungan telpon.
Tak lama suara pesan masuk Ting..ada sebuah nomor di pesan tersebut , tanpa pikir panjang Fadhil bergegas menghubungi nomor ponsel tersebut lama hanya terdengar dering ....
" Halo.." Terdengar suara yang selalu Fadhil rindukan.
" Halo sayang kenapa kamu belum menghubungi ku segera setelah ponsel nya berada di tangan mu bukan kah sudah ku bilang melalui zero agar kamu segera menghubungi ku ?" tanya Fadhil beruntun.
" Kamu terlalu tidak sabaran aku juga baru mau menghubungi mu tapi keburu telpon dari masuk !" jawab Mutiara.
" Ya sudah aku cuma mau bilang sepertinya aku akan terlambat datang ke rumah sakit karena ternyata pekerjaan yang ku tinggalkan sudah menumpuk jadi aku harus menyelesaikan semuanya dulu !" ujar Fadhil sedikit rasa bersalah.
" Gak apa-apa kok aku ngerti lagi pula ini memang sudah tanggung jawab kamu ."
" Makasih sayang ya sudah aku tutup dulu ya nanti kita sambung lagi !" kata Fadhil seraya mematikan sambungan nya.
Tok .... tok ....
" Silahkan masuk ..." sahut Fadhil
" Maaf pak titipan sudah sampai di tangan nona Mutiara , apa ada tugas lagi untuk saya ?" tanya zero
" Siapkan bahan meeting 5 menit lagi kita berangkat !" sahut Fadhil .
" Baik Pak akan segera saya siapkan !" jawab zero bergegas meninggalkan ruangan untuk mempersiapkan bahan meeting.
Setelah selesai menyiapkan bahan meeting akhirnya mereka berangkat menuju sebuah restoran yang akan menjadi tempat meeting kali ini.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di restoran tersebut , kedatangan mereka disambut oleh para pelayan dengan baik . Salah satu pelayan mengantarkan mereka ke tempat dimana klien telah menunggu tentu saja setelah zero mengkonfirmasi kedatangan mereka , disana Pak Anggara dan sekretaris nya sudah menyambut mereka dengan senyum lebar ...
" Selamat datang Pak Fadhil , perkenalkan saya Dimas Anggara dan ini sekretaris saya Lisa ."
" Terima kasih Pak atas sambutannya ini sekretaris saya Zero ." jawab Fadhil seraya memperkenalkan sekretaris nya dan duduk di kursi diikuti oleh zero.
Dimas Anggara adalah salah satu pemilik perusahaan besar yang akan bekerja sama dengan Wijaya Groups.
Akhirnya meeting berjalan dengan lancar setelah meeting selesai mereka melanjutkan dengan makan siang .
" Pak Fadhil apakah anda sudah menikah ?" tanya Pak Dimas membuka suara .
" Belum Pak kebetulan saya baru kembali dari luar negeri dan langsung memegang salah satu perusahaan papa yang ada di Indonesia jadi saya belum sempat memikirkan masalah perempuan !" jawab Fadhil seraya tersenyum.
...❇️❇️❇️❇️❇️❇️...
...❣️❣ ️Tetap semangat baca ya reader ❣❣...
...❣❣ Jangan lupa untuk selalu vote Like dan berikan komentar kalian ya agar aku bisa menulis lebih baik dari yang sekarang.....❣️❣️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments