Part . 16

...❤❤ Semangat ya buat pembaca setia jangan lupa untuk selalu Like dan berikan komentar kalian ya....❤❤...

" Masih muda tapi sudah bisa mapan sungguh beruntung perempuan yang bisa mendampingi Anda ." ujar Pak Dimas tersenyum." Sayang sekali anak perempuan saya sudah meninggal kalau tidak pasti akan saya jodoh kan dengan anda Pak Fadhil." lanjut Pak Dimas sedikit murung.

" Anda terlalu memuji saya pak tapi saya memang sedang mengejar cinta lama saya !" jawab Fadhil tersenyum

" Yah saya doakan semoga anda segera bersatu dengan cinta anda dan saya harap saya dapat undangan nya saat itu terjadi !" kata Pak Dimas tersenyum.

" Pasti pak... baiklah kalau begitu saya pamit duluan ya Pak soalnya masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan !" kata Fadhil seraya beranjak dari kursi.

" Baiklah kalau begitu terima kasih atas waktu nya dan semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar ." ujar Pak Dimas seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

" Amin... terima kasih Pak kalau begitu saya dan sekretaris saya permisi !" pamit Fadhil sembari meninggalkan restoran tersebut.

Fadhil dan zero akhirnya berjalan meninggalkan restoran dengan mobil yang dikendarai supir kantor kembali menuju perusahaan.

" Pak kita kembali ke kantor ?" ujar Fadhil kepada supir nya.

" Baik Pak."

Setelah kembali ke perusahaan Fadhil melanjutkan pekerjaan yang sudah beberapa hari ini dia tinggalkan.

❤❤❤❤

Beberapa hari kemudian .....

Saat ini di rumah sakit para sahabat Clarissa sedang berkunjung.

" Eh Cla gue bingung deh nanti kita-kita manggil nama Lo apa?" tanya Mira yang diangguki yang lain.

" Ya kayak gini juga gak apa-apa tapi di depan orang lain Lo pada harus panggil gue dengan nama Mutiara ya ?" pintaku.

Tok..tok... Dokter dan beberapa perawat masuk ke dalam kamar.

" Maaf ya mbak kita periksa dulu ." ucap dokter.

" Silahkan dokter." sahut Anggi yang sedikit mundur dari tempat duduknya tadi diikuti Mira dan Ana.

" Setelah saya melakukan pemeriksaan keadaan nona Mutiara sudah sangat membaik mungkin nanti sore perbannya sudah bisa dibuka sebenarnya saat ini juga bisa hanya saja sebentar lagi saya ada operasi jadi nanti setelah operasi selesai saya akan kembali ke sini." ujar dokter memberikan penjelasan.

" Iya dokter tidak apa-apa ." jawabku.

" Kalau begitu saya permisi dulu !" ujar dokter sembari meninggalkan ruangan diikuti dengan perawat yang mendampingi.

" Lo gak mau ngabarin Fadhil kalau ntar sore perban Lo mau dibuka !" tanya Ana.

" Kayaknya gak usah deh soalnya tadi dia bilang bakal pulang telat soalnya pekerjaan nya sedang menumpuk !"

"Jadi setelah Lo keluar dari rumah sakit rencana Lo apa?" tanya Anggi.

" Gue juga masih bingung mau gimana setelah ini guys !" ujar ku . Aku memang belum memikirkan apa yang harus dilakukan setelah keluar dari sini.

" Kenapa Lo gak ngelamar kerja di perusahaan Fadhil aja , pasti dia bisa kasi kerjaan buat Lo?" cetus Ana

" Gue gak mau nyusahin dia sekarang aja gue udah banyak ngerepotin dia !" ucapku murung.

" Ya sudah apapun keputusan yang Lo ambil pasti kita dukung kok ." ujar Anggi.

" Thanks ya guys kalian selalu ada buat gue !" ucapku tulus.

Rasanya bahagia banget masih ada sahabat sahabat yang baik seperti mereka entah apa yang sudah aku lakukan hingga diberikan sahabat yang luar biasa . Tak terasa karena keasikan mengobrol hari sudah mulai sore sebentar lagi dokter pasti datang .

Klik... suara pintu terbuka tadi nya aku berfikir dokter yang masuk tapi ternyata Fadhil yang datang.

" Wah ternyata lagi rame ya ?" sapa Fadhil seraya mencium kening mutiara.Membuat rona merah di pipi mutiara.

" cieee....blushing ya ." ledek Ana sambil tertawa bersama yang lain.

" Eh kirain kita dokter yang masuk kok malah Lo yang datang hehehe !" ucap Mira tertawa.

" Emang kalau gue yang datang kenapa , gak boleh ?" ucap Fadhil sewot

" Ya gak apa-apa sih soalnya tadi Cla bilang Lo bakal malaman kesini nya ." ujar Mira.

" Tadinya gitu soalnya kerjaan gue numpuk tapi ternyata bisa selesai lebih cepat jadi ya langsung kesini , memang Dokter mau ngapain lagi biasanya visit nya pagi kan ?"

" Dokter bilang perban nya mau dibuka tapi tadi dokter nya lagi ada operasi jadi sore baru bisa !" ucapku sambil menatap Fadhil.

" Oh begitu ya bagus jadi besok atau lusa kamu sudah bisa keluar dari rumah sakit ini !" jawab Fadhil.

" Benarkah aku udah gak sabar pengen keluar dari sini rasanya sudah bosan banget terus - terusan di kamar !" kataku dengan muka cemberut yang hanya ditanggapi dengan tawa Fadhil dan yang lain." Oya Dil aku boleh minta tolong gak aku mau minta alamat dimana mutiara yang tinggal soalnya aku ga punya ingatan mutiara, jadi aku bener - bener gak tau apa-apa tentang mutiara lagian kan gak mungkin buat aku untuk balik ke rumah papa apalagi dengan adanya Cantika bersama ku."

" Benar juga gue hampir lupa dengan Cantika !" sahut Ana.

Tok...tok....

" Permisi kita buka dulu perbannya ya !" ucap dokter seraya berjalan menuju ke arah ku diikuti perawat lain.

" Silahkan dokter kami sudah tidak sabar pengen lihat wajah baru sahabat kami !" sahut Ana yang hanya dibalas dokter dengan senyuman.

Fadhil dan sahabat - sahabat ku akhirnya sedikit menyingkir dari ku kecuali Fadhil yang malah berpindah ke sisi kanan ku , tak lama Dokter mulai membuka lilitan perban yang ada di wajaku dengan perlahan sampai semua perban terlepas . Aku hanya bisa memejamkan mataku entah apa yang kurasakan saat ini perasaan ku tak menentu antara takut apakah luka itu akan hilang dan bahagia wajahku kembali seperti semula , aku merasakan tangan ku digenggam Fadhil seolah-olah dia sedang berkata semua pasti akan baik-baik saja .

" Nah sudah selesai luka anda sudah hilang sekarang anda sudah bisa bercermin !" ucap dokter tersebut.

Perlahan-lahan aku mencoba membuka mata ku dan melihat wajah ku melalui cermin sekejap aku terkejut melihat wajahku tapi aku teringat jika saat ini aku berada di raga mutiara dan aku tidak bisa merubah itu walaupun sampai saat ini aku masih bingung bagaimana bisa aku berada di raga ini .

" Ini kah wajah ku saat ini ?" tanya ku .

" Ya sudah karena tidak ada keluhan besok anda sudah bisa pulang jangan lupa untuk menyelesaikan administrasi rumah sakit , saya permisi dulu !" ujar dokter seraya meninggalkan kamar diikuti beberapa salah satu perawat yang bertugas.

" Gue beneran gak menyangka kalau wajah Lo yang sekarang manis banget cla ?" ujar Ana

" Lo pikir gue gula apa , ngaco aja deh?" ujar ku tertawa

" Tapi beneran kok buktinya Fadhil sampai melongo gak berkedip gitu dari tadi hahaha...." sahut Anggi tertawa melihat Fadhil.

...❤❤❤❤❤...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***