Divani yang rupanya ditelpon oleh Fando yang menyuruhnya untuk menunggu pun akhirnya diterima oleh Vani.
"Siapa Van,,?" tanya Yolan menatap Vani dan Vani pun tersenyum.
"Biasalah Bangs*t katanya dia dah deket ini" elak Vani berbohong.
"Oh kalo gitu.. sekalian,, gue mau bicara sama Bangs*t dong" balas Amoyra, tapi Vani menggeleng pelan kepalanya.
Memang semua sahabatnya suka sekali mengobrol sama Satria, karena Bangs*t sangat gokil bila diajak bercerita namun bagi Divani itu adalah tindak kriminal.
"Nggak bisa sekarang gaes, karena gue sama Bangs*t punya urusan penting ini jadi kalian besok-besok aja bicaranya"
Divani menantap bergantian sahabatnya itu.
"Lagian kan sebentar lagi kalian les jadi bicaranya.. besok aja ya!" seru Vani lagi mengalihkan perhatian sahabatnya.
Sedang sahabatnya pun saling menatap antara satu dan lainnya, juga fokus lihat Vani dengan mengernyitkan alisnya.
"Oh iya hari ini gue ada les bahasa" kata Amoyra mengingat-ingat. Disusul Yolan lalu menatap jam tangannya.
"Gawat.. gue, harus pulang cepet. Mama sudah nungguin gue soalnya," ujar Yolan segera masuk ke dalam mobilnya ikutan menyusul Amoyra yang sudah berlalu.
Keyla dan Nayla pun saling menatap.
"Lo ada acara?" tanya Nayla serius yang dibalas Keyla dengan gelengan kepala.
"Baguslah.. kalo gitu kita mall yuk lagian gue free.. bosen tau kalo di rumah mulu" ucap Nayla lagi. Segera berlalu bersama Keyla setelah berpamitan sama Vani.
Semua sahabatnya pun telah pulang.
Vani berjalan menuju pintu gerbang, dan berdiri dipinggiran jalan menunggu sang suami yang katanya akan datang.
"Lama deh".
"Ini juga mataharinya tambah panas gini nggak tahu situasi banget" imbuh Divani semakin gerah akan sinar matahari, dan menghela napas kasarnya.
Setelah menunggu. Orang yang ditunggu akhirnya datang dengan mobilnya Divani yang kepanasan pun, segera naik namun hanya fokus menatap jendela mobilnya.
Sedangkan Fando yang juga sama-sama kecewanya dengan Vani. Hanya memilih diam tanpa mengajak istrinya berbicara.
Disetiap perjalanan mereka hanya saling diam Vani yang sibuk menatap jalan dan Fando sibuk menyetir, hingga Vani sadar kalo jalan menuju rumah Fando berbeda dengan jalan yang suaminya lewati saat ini dan itu membuat Vani bingung.
"Lo.. mau kemana?" imbuh Vani bingung menatap sang suami. Sedangkan Fando tak mengubris perkataan Divani.
Vani semakin dibuat kesal, apa lagi sang suami tidak menjawabnya hingga emosi Vani pun semakin memuncak.
"Berhenti nggak" teriak Divani tapi Fando bukannya menjawab. namun dirinya pun memilih menancap gas mobilnya.
Vani yang sedikit takut bila mobil melaju kencang akhirnya terdiam. Dan menutup kedua matanya hingga mobil berhenti.
Fando segera ke luar dari mobil, sembari mengetuk kaca mobil istrinya yang tidak turun-turun juga. Vani, yang memang tak mengetahui mobil suaminya berhenti itu segera membuka matanya, ulah ketukan keras Fando yang berulang-ulang kali.
Biasalah gaes. Holkay mah bebas-bebas aja jadi mesin mobilnya Fando itu nggak bunyi gitu kan mobil Lamborghini:V
Vani pun membuka kaca mobilnya.
"Turun nggak.." bentak Fando. Membuat Vani terkejut dan segera turun lalu lelaki itu memberi kunci mobilnya ke satpam.
"Parkirin, terus bawa kuncinya ke kamar saya" pintah Fando yang diangguki oleh satpam yang ia berikan kunci mobilnya.
Fando yang juga terlanjur emosi segera menarik paksa tangan Divani. Sehingga masuk ke dalam bangunan mewah dan juga megah. Fando terus berjalan. Vani yang bingung hanya mengikutinya saja.
Hingga. Mereka masuk ke lift dan Fando menekan tombol lima yang bararti lantai lima yang akan mereka kunjungi, setelah mereka keluar dari pintu lift. Fando telah disambut oleh beberapa pelayan disana.
"Selamat sore tuan muda" sapa pelayan itu menyambut kedatangan Fando. Vani semakin dibuat bingung oleh semuanya.
"Sore" ucap Fando tersenyum setelah itu berjalan, ke ruangan yang terlihat sangat mewah hingga berhenti didepannya.
Fando. memasukkan nomor pin-nya dan seketika. Pintu terbuka secara otomatis, layaknya lift, lalu Fando. Melanjutkannya dengan menarik paksa, tangan sang istri hingga masuk ke dalam ruangan itu.
Divani yang sudah merasa sakit diantara pergelangan tangannya pun menepisnya dengan begitu kasar.
"Awwwwww.. lepasin" teriak Vani namun itu nihil. tenaga Fando lebih kuat darinya hingga lelaki itu melepasnya, setelah dia berada didalam kamarnya.
Fando menghela napas kasarnya.
"Cowok.. yang tadi siapa?" bentak Fando membuat Vani lagi-lagi terkejut tapi Vani tidak merespon perkataan suaminya itu.
"Siapa?" teriak Fando lagi, dan Vani tidak mau membalas perkataan Fando kerena menurutnya suaminya sudah melakukan hal yang begitu kasar kepadanya.
"Dasar aneh.. tangan gue sakit gini juga, gue, nggak mau membalas perkataan lo siapa suruh sudah kasarin gue dan juga sudah membentak gue seperti ini".
"Udah deket-deket sama Trisa.. terus,, ini malah kasarin gue.. enak banget ya idup lo terus mempermainkan hati gue" batin Vani masih belum terima.
Fando makin di buat marah oleh tingkah Vani yang memilih diam. lelaki itu sudah tak tahan akan sikap istrinya. hingga dia melangkah mendekati Vani. Divani, yang melihat suaminya yang makin dekat pun melangkah mundur sampai terhenti oleh tembok yang sudah ada dibelakangnya.
Vani menatap suaminya dengan tatapan begitu takut kerena sang suami yang tak biasa bersikap kasar. Akan tetapi hari ini terlihat begitu dingin terhadapanya.
Fando pun sudah berada didepan Divani, Vani yang takut lalu menutup matanya.
"Buka matamu" pintah Fando tegas. Dan Vani menggeleng pelan kepalanya tanda tidak mau membuka mata.
"Buka" teriak Fando yang semakin kesal dan Vani masih bersikap seperti biasa.
"Kalo kamu nggak mau buka.. maka biar aku saja yang akan membuka paksanya" sahut Fando tersenyum miring, menatap sang istri yang masih menutup mata.
Fando terus mendekatkan wajahnya ke wajah milik sang istri hingga kini..
Cuppp
Bibir Fando pun mendarat ke bibir merah Vani, gadis cantik itu begitu terkejut saat menyadari hal itu seketika dia membuka matanya mendapatkan suaminya masih menikmati bibirnya spontan gadis cantik itu mendorong tubuh Fando, namun nihil Fando malah menahan tekuk kepalanya.
Vani yang terus memberontak tapi tidak bisa melawan tenaga suaminya. Hingga dirinya mau tidak mau hanya pasrah.
Fando dan Vani pun saling menatap dan lelaki tampan itu pun segera sadar, akan tindakannya ketika melihat wajah Divani yang berderai buliran bening di pipinya.
Iya benar saja. Buliran bening itu adalah tetesan air mata Vani, yang tumpah dan membahasi wajah cantiknya.
Hikkss.. Hikkss Hikkss hisakan tangisan Vani terus terdengar di indera pendengar pemilik wajah teramat tampan tersebut.
"Maaf.. maafkan aku sayang" ujar Fando merasa bersalah akan tindakannya yang barusan karena memang, apabila Fando marah ia tak bisa menahan amarahnya.
Apa lagi orang yang dia cinta, istrinya itu disentuh sama cowok yang tak dia kenal membuat nya tak bisa menahan amarah lagi.
Hikkkss.. Hikkss.. Hikss..
Divani. Yang masih menangis. Dan terus menangis, tak memperdulikan suaminya yang berada dihadapannya. Karena, Vani baru kali ini, merasakan kekerasan. Ayah Mahen yang ayah kandungnya saja tidak pernah memperlakukannya kasar.
Jadi itu yang menyebabkan Vani merasa sangat tersakiti hingga dirinya menangis terisak seperti ini, walau memang Divani yang salah, Namun saat ini Vani merasa Fando yang salah karena telah kasar.
Fando mendekati istrinya lalu mengusap air mata Vani disetiap celah yang berada di wajah cantik, sang istri. Lelaki tampan itu semakin merasa bersalah, saat gadis cantik tersebut masih terus menangis.
"Van" panggil Fando, menatap intes Vani dan Vani. Hanya menunduk dengan isak tangisnya yang masih belum meredah.
"Maaf.. maafin aku.. aku tau, aku sangat kasar tadi, tapi aku lakuin itu, karena aku sangat cemburu melihat istriku disentuh sama lelaki lain apa lagi sama orang itu" lanjut Fando lagi, namun kali ini lelaki itu memeluk erat istrinya.
Vani yang berada di dalam pelukan sang suami pun, merasa agak tenangan karna melihat Fando, sudah tak kasar lagi. Apa lagi setelah dia tahu kalo ternyata Fando cemburu karena Raja yang tadi memang menyentuhnya dihadapan suaminya.
"Maafin aku" lirih Fando lagi dan istrinya pun membalasnya dengan anggukan.
Fando, yang melihat istrinya mengagguk pun mengeratkan pelukannya karena dia begitu senang telah dimaafkan.
"Apa.. kamu ada yang luka" tanya Fando melepas pelukannya, dan menatap Vani dengan tatapan sangat khawatir.
"Iya ini" Vani memperlihatkan tangannya yang memang memerah karena ulahnya sendiri yang menarik Vani begitu kasar.
Fando pun memegang tangan Vani dan berlalu untuk mengambil P3K yang ada didalam lacinya juga setelah itu meraih kampas juga betadine, hingga perlahan mengobati luka istrinya.
"Aw pelan-pelan yank" pintah Vani pada suaminya dan Fando pun tersenyum.
"Iya yank ini pelan kok" balas Fando dan Vani ikut tersenyum menatap suaminya.
"Oh,, lelaki yang tadi itu cuma teman aku kok nggak lebih" balas Vani menjelaskan hubungannya tentang Raja dan lelaki itu pun menatap wajah istrinya setelah usai mengobati lukanya.
"Ohh.. cuman, temen tapi kok deket gitu" sahut Fando penasaran lalu menggeleng pelan kepalanya.
"Beneran, cuman temen kok.. tapi iya sih Raja emang pernah, tembak aku tiga kali tapi aku tolak" jelas Vani lagi.
"Tembak?" ujar Fando menekankan nada bicaranya dan istrinya pun mengangguk.
"Iya yank tapi aku tolak" jawab Vani.
"Jadi,, istri aku pernah di tembak?" tanya Fando menatap intens sang istri sedang Vani pun mengangguk pertanda benar.
"Terus, waktu istri aku ditembak tiga kali kok kamu nggak mati?" sambung Fando lagi dan berhasil mendapat cubitan Vani dipinggangnya.
"Enak aja, jadi kamu mau aku meninggal karena di tembak, iya gitu?" tanya Divani dan Fando pun mengelus puncak kepala istrinya setelah melepas cubitannya.
"Kamu kalo dah marah gini makin cantik deh, buat aku ini makin cinta" ujar Fando bertingkah lagi. Vani mendengus kesal.
"Iya dong.. orang aku cantiknya kek Suzy gini itu dah jelaslah" sombong Vani.
"iddih sombong"
"Emang.. kenyataannya,," sahut Vani lalu Fando pun tersenyum.
"Iya sayang iya, itu jelas dong, orang istri aku yang paling cantik sedunia gini" ujar Fando lagi dan Vani tampak berpikir.
"Masa si, terus Trisa gimana tuh?" cetus Vani menatap tajam sang suami. Fando melihat itu menggeleng kepala.
"Trisa.. Trisa siapa?" elak Fando berpura lupa. Karena ingin membuat Vani marah lagi.
Suami sama istri sama aja.. sama-sama suka buat darah tinggi kumat:V
"Cihh ada yang sok-sokan lupa nih" ucap Vani menatap tajam suaminya.
"Apa sih sayang, orang aku beneran lupa juga" bantah Fando lagi.
"Oh gitu.. kamu pasti lupa ya? perkataan ayah, soal yang bohong dapet dosa juga sekaligus neraka" jelas Vani yang Fando balas dengan tawanya.
"He.. he.. he.."
"Iya iya, aku ingat kok.. Trisa cewek yang tadikan yang cantik, putih ... " ujar Fando terpotong.
"Stop.." teriak Divani menutup kupingnya dan Fando pun tersenyum.
"Ini nggak lucu ya" cecar Vani dan Fando menatap intens istrinya yang marah lalu mecubit pelan kedua pipi istrinya itu.
"Iya sayang iya" balas Fando bahagia.
"Ihh.. dasar nyebelin"
"Biarin,, yang penting sayang" Fando pun melepas cubitannya. Gadis itu kesakitan akan pipinya yang dicubit oleh suaminya yang terlihat begitu gemasnya.
"Aww, pipi gue masih sakit kali gara-gara si cewek tengil itu" nyolot Vani dan lelaki itu segera melepas cubitannya.
"Maaf sayang, aku lupa" ucap Fando dan Vani lalu tersenyum.
"Tapi sekarang udah baikan kok".
"Iddih.. istri aku, sudah pinter gombalnya sekarang ya!" seru Fando tak percaya.
"Abisnya,, ketular dari kamu sih" seketika perut Vani berbunyi Fando ikut terkejut.
"Kamu laper? tanya Fando menatap istri nya yang sudah terlihat mengagguk.
"Iya abis tadi itu aku nggak sempat jajan di kantin gara-gara berkelahi masa iya si cewek tengil itu.. bilang kalo Divani jelek kan nggak lucu" jelas Vani yang berhasil membuat Fando mengerti akan kejadian yang menimpah sang istri tadi.
"Oh jadi gitu, pantes aja kamu ngelawan" tutur Fando lagi.
"Iya.. masa iya aku diemin para manusia gila itu.. entar, mereka semakin menjadi" nyolot Vani pada suaminya. Fando, yang melihat itu menggeleng kepalanya, pergi ke dapur sembari merangkul Divani.
*
*
*
*
*
!!Bersambung!!
Harap,, para Readrs untuk meninggalkan jejak ya ditunggu😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Dian Anggraeni
Efek marah itu salah satunya laper tor hahaha ibarat habis kerja bakti nguras energi wkkk 😊👏👏👍👍👍 salam dari Cinta Yang Tabu
2020-12-26
8
NA_SaRi
ya Allah..gak boleh nyolot sm suami mbak🤭
2020-12-12
5
BIDADARIQ 1516
semangat 😉
2020-12-12
1