Fando keluar dengan memakai style-lan pilihan dari istrinya. Sehingga membuat Divani tersenyum.
"Nah kan,, aku bilang juga apa, kamu tuh makin tampan pakai itu" ucap Vani.
"Emang,, aku tampan dari sononya kalik" cecar Vando tidak terima membuat Vani lagi-lagi tersenyum.
"Sayang" lirih Vani.
"Iya yank," jawab Fando menatap istrinya yang terlihat lesuh.
"Ekmm".
"Aku mau mandi juga dong.. badanku ini rasanya lengket semua, ulah kamu juga" lanjut Vani yang berhasil membuat sang suami kali ini yang tersenyum.
"Emang kamu sudah nggak apa-apa ini" tanya Fando dibalas anggukan Divani.
"Baik lah.." Fando semakin mendekatkan dirinya pada sang istri sedang Vani yang melihat itu melongok menatap Fando.
"Kamu mau ngapain?".
"Gendong kamu lah".
"Ihh aku kan bilang nggak mau".
"Tapi akunya mau" Fando menggendong Vani hingga kini berada didalam Bathtub kamar mandi.
"Udah.. sana pergi" usir Vani pada Fando tapi Fando masih menatap istrinya.
"Sana keluar" pintah Vani namun Fando masih tak bergeming hingga Vani usilin suaminya dengan menjibratkan air, dan itu membuat Fando sadar.
"Iya iya aku pergi" Fando seketika berlalu meninggalkan Vani dan menutup pintu.
"Dasar suami aneh untung sayang" ucap Vani dan dia melanjutkan aktivitasnya.
Setelah, lima belas menit berlalu. Divani pun telah membersihkan diri namun dia masih merasa kesakitan diselankangan pahanya.
"Aww.." lirik Vani ketika ingin berdiri, Vani pun mencoba berjalan, namun kini gadis cantik itu terjatuh.
"Sayang" teriak Vani memanggil Fando.
Seketika Fando mendengar itu langsung masuk. Dan alangkah terkejutnya ketika dirinya datang, sudah menemukan sang istri tergelatak dilantai.
"Kamu jatuh?" cemas Fando mendekati istrinya dan Vani membalasnya dengan anggukan.
"Kamu kok nggak panggil aku sih" ucap Fando lagi seketika menggendong Vani keluar dari kamar mandi dan kini duduk bersama Vani dikasur.
"Aku mengirah,, aku udah bisa jalan tadi" balas Vani menatap suaminya yang kini masih terlihat khawatir.
"Lain kali.. kalo gitu lagi panggil aku aja" ujar Fando yang dianggukan oleh Vani.
"Aku nggak mau kalo kamu sampai luka ato kek yang tadi aku nggak mau" lanjut Fando lagi dan Vani tertunduk.
"Maafin aku" kata Vani merasa bersalah. Fando melihat itu tersenyum.
"Ekmm"
"Udah,, nggak usah merasa bersalah gitu yank ini itu pelajaran buat kita" sambung Fando menenangkan istrinya. Divani kini menggangguk dan menatap suaminya.
"Yank" panggil Vani.
"Iya kenapa?".
"Aku maunya pakai baju tapi apakah ada baju cewek disini?" tanya Vani.
"Iya ada kok ini" Fando membuka lemari pakaian sebelahnya. Dan terlihat disana sudah tersusun penuh baju cewek.
Gadis cantik itu terlihat begitu terkejut.
"Sejak kapan.. baju-baju itu.. disini? apa jangan-jangan kamu ada wanita lain iya kan begitu?" selidik Vani mulai curiga.
Sedang Fando menatap Divani yang kini terlihat begitu marah.
"Nggak yank.. nggak gitu".
"Terus ini apa,, buktinya sudah ada kamu nggak usah berlagak lagi deh".
"Aduh.. kamunya aja yang salah paham".
"Salah paham apanya terus baju-baju itu baju siapa coba?" tanya Vani lagi. Fando pun mengelah napas pasrah.
"Itu semua baju kamu,, sebelum kita tadi kesini. Aku dah menyuruh mas Tio untuk menyiapkan ini semua" kata Fando yang berhasil membuat Vani gelagapan.
"Oh kirain aku kamu ada wanita lain".
Fando lalu menyentuh hidung Vani.
"Ciee.. kamu cemburu yah" seru Fando.
"Nggak.. siapa juga yang cemburu".
"Iya kamulah masa tukang kebon".
"Enak aja, aku nggak cemburu" elak Vani sedang Fando. Mengelus puncak kepala Vani dengan pelan.
"Tinggal bilang ya aja nggak perlu boong juga kalik" spontan Vani mengagguk.
"Iya iya, kenapa kalo aku cemburu lagian kamu juga cemburu sama Raja tadi" ujar Vani membuat Fando melototkan mata.
"Iddih kamu juga Trisa" balas Fando dan Vani terlihat seperti menahan amarah.
"Aku nggak mau bahas dia".
"Ekmm sama aku juga" ujar Fando. Vani pun termangut dalam diamnya.
"Refan" panggil Vani lagi.
"Ekmm" gumam Fando.
"Ambil baju sekalian dalaman untukku".
"Cepet,," pintah Vani sedikit teriak. Fando mendengar itu segera melakukannya.
"Iya bawel iya".
"Cepetan dikit napa".
"Ini juga baru nyari yang cocok sayang".
"Udah cepetan aku dah kedinginan kalik" kata Vani dan lelaki itu pun menemukan semuanya dan memberinya ke Vani.
"Ini mau aku bantu sekalian?".
"Nggak perlu aku bisa sendiri" cuek Vani menerima pakaian dari suaminya.
"Kamu kenapa sih.. marah mulu?" tanya Fando kebingungan.
"Nggak mood aja".
"Kenapa? apa karena aku tadi menyebut nama Trisa" ucap Fando dan Fando juga yang menjawabnya.
"Itu kamu udah tau" cuek Vani membuat Fando semakin heran.
"Emang masalah kamu sama Trisa apa" selidik Fando mulai penasaran.
"Banyak.. dan pokoknya aku nggak mau bahas dia lagi titik" mendegar itu Fando mulai penasaran akan istrinya, dan juga siswa bernama Trisa itu.
"Sepertinya aku harus mencari tahu Vani dan Trisa kenapa saling membenci" ujar batin Fando menantap istrinya.
Vani yang ingin memakai baju mengode suaminya untuk berbalik badan.
"Apa?" tanya Fando yang tidak peka.
"Balikkan badanmu" perintah Vani.
"Oh iya udah" Fando segera berbalik dan mengikuti perintah istrinya, karna sudah merasa bosan mendengar ocehan Vani.
...*******...
Di sisi lain, Keyla sudah berada di rumah miliknya, ia seketika menerima notifikasi dan rupanya itu dari Dion.
Dion : "Key maafin aku ya" .
Dion : "Aku bener-bener minta maaf".
Keyla, hanya membaca pesan itu tanpa ada niatan ingin membalasnya, setelah beberapa menit setelahnya pesan Dion kembali hadir.
Dion : "Aku mau ke rumah kamu".
Dion : "Aku mau jelasin semuanya".
Gadis itu tampak berpikir. juga mencoba menulis teks untuk balasan Dion.
Keyla : "Nggak perlu".
Dion : "Tapi aku mau jelasin semuanya".
Keyla : "Sudah terlambat".
Dion : "Key.. aku mohon sekali ini aja".
Keyla : "Udahlah lo fokus sama Dila aja".
Dion : "Aku udah putus sama Dila".
Dion : "Dan aku cintanya sama kamu".
Dion : "Jadi aku mohon dengerin aku".
Gadis itu menghela napasnya membaca isi chat terakhir Dion.
"Mau dia apa lagi sih? kenapa dia selalu hadir ketika aku mulai melupakan dia".
"Tapi kan aku sudah nggak mau tersakiti ke dua kalinya.. enak aja, aku juga punya hati. dan hati yang sudah aku berikan itu padanya sudah kau hancurkan sehingga sampai detik ini. Kau selalu membuatku terbayang, oleh rasa sakit hati itu" lanjut Keyla menelan paksa salivanya.
...********...
Amoyra yang sudah selesai les akhirnya beranjak untuk segera pulang ke rumah.
"Gue happy banget.. akhirnya gue sudah berhasil, meraih apa yang gue mau" ujar Amoyra menatap sertifikat yang saat ini ada ditangannya.
"Kali ini,, mami sama papi pasti semakin bangga" ujar Amoyra hingga tak sengaja menabrak seseorang hingga terjatuh.
"Lo" teriak mereka bersamaan.
Iya. Saat ini, seseorang yang Amoyra tak sengaja dia tabrak adalah lelaki yang dia puji-puji dari SMA Damai. Siapa lagi kalo bukan Alex.
Alex seketika membantu Amoyra hingga kembali berdiri.
"Ehh Amoyra" kata Alex.
"Lo kenapa bisa ada disini" ucap Amoyra menatap bingung Alex.
"Oh ini.. perusahaan cabang bokap gue" balas Alex menunjuk tangannya keatas.
"Oh gitu kebetulan sekali".
"Iya, emang kamu ada kelas disini?" ujar Alex.
"Iya aku belajar disini sudah dari SMA".
"Kok kita baru ketemunya sekarang ya?" tanya Alex dan Amoyra tersenyum.
"Oh itu mungkin kita sebelumnya pernah ketemu.. tapi, karena belum saling kenal jadinya gini deh" jelas Amoyra.
"Bener juga sih" Alex pun menggangguk.
...********...
Sementara Yolan tampak berdiri menepi dipinggir kasurnya tampak bingung.
"Gimana ini apa yang harus gue lakuin?" gumam Yolan duduk menekuk lututnya.
"Apa gue.. harus terima perjodohan ini? tapi kan gue nggak cinta sama dia, idih kenapa harus dia sih?" kesal Yolan.
Sebenarnya. Ayah dan bunda Yolan, hari ini membawa Yolan bertemu seseorang yang katanya akan dijodohkan putrinya.
Awalnya Yolan memang tidak tahu akan rencana orang tuanya, namun setelah ia tiba di sana, dan bertemu dengan sosok lelaki itu, yang tak lain adalah temannya dari sekolah SMA Sentosa itu membuat Yolanda semakin frustasi.
Flashback On.
Yolanda, ayah Arman juga bunda Feasa mendatangi sebuah hotel bintang lima.
Setiba disana Yolan telah mendudukkan dirinya ditengah-tengah ayah dan bunda kesayangan Yolanda. Yolanda memang adalah anak semata wayang mereka.
Yolan terlihat acuh tidak memperdulikan semuanya termasuk dari keluarga orang yang mereka jumpai, karena Yolan tetap Yolan yang orangnya sangat cuek.
"Maafin kami yah jeng kami telat" sahut bunda Feasa berpelukan sama keluarga Rezandi tanpa terkecuali.
"Itu nggak masalah Sa" ucap mama Ria.
"Bener santai aja lagian kita baru juga ini baru tiba" lanjut papa Reza.
"Papa gimana si mana ada kita baru tiba orang kita datang setengah jam dari tadi juga," nyolot lelaki itu. membuat Yolanda mendongak menatap lelaki itu, sehingga Yolan ikut berdiri.
"Ello" teriak mereka barengan.
"Oh.. jadi lo,, calon tunangan gue" imbuh Raja menunjuk Yolanda berdiri.
"Hah tunangan? nggak usah ngadi-ngadi lo, lagian gue nggak suka lo dan gue kira lo kan cuma sukanya sama Divani" jelas Yolanda panjang lebar.
"Nah, tuh kan papa mama denger sendiri kan apa dibilang sama Yolanda kalo aku itu cuma sukanya sama Vani doang yah" kata Raja menatap kedua orang tuanya.
Sedang papa Reza menatap tajam Raja.
"Papa.. nggak mau tau pokoknya kalian berdua harus bertunangan,," lanjut papa Reza membuat keduanya kesal.
"Tapi kan om.. Yolan nggak cinta sama Raja pokoknya Yolan nggak mau" ucap Yolan mendapat pelototan mata. Sang ayah.
"Ayah juga nggak mau tau.. kalian, harus bertunangan minggu ini kalo tidak Yolan ayah.. akan mengambil semuanya" jelas ayah dan Yolan terdiam.
Flashback Off
Gadis itu tampak bingung akan perintah kedua orang tuanya. Disisi lain dia tidak ingin membuat ayah dan bunda kecewa namun disisi lain dia tak ingin membuat Divani tersakiti.
Seketika Yolan membaringkan tubuhnya diatas kasurnya.
"Huffft".
"Gimana ini? masa iya.. gue harus sama Raja sih.. ihh gue nggak mau".
"Arrghhtt" ujar Yolan menutup wajahnya dengan bantal.
...********...
Setelah malam tiba Fando dan Vani pun sedang beristirahat.
"Yank" lirih Vani memanggil suaminya.
"Iya sayang" balas Fando.
"Apa kita nginepnya disini?" tanya Vani.
"Iya yank emang kenapa?".
"Nggak.. aku cuma nanya doang".
Fando seketika membalikkan badannya kearah sang istri dan memeluknya.
"Aku sudah bilang sama bunda kok.. jadi kita nginep disini aja".
"O gitu,, lalu seragam dan buku-buku aku gimana?" tanya Vani. Fando tersenyum.
"Tenang aja semua udah aku urus".
"Maksud kamu?".
"Iya aku sudah menyuruh mas Tio ambil semua barang-barang untuk kita," jawab Fando. Vani membalas pelukan Fando.
Belum lama setelah Fando memberitahu suara ketukan pintu sudah terdengar.
"Itu pasti mas Tio".
"Cepet bener".
"Iya.. mas Tio emang gercep banget".
"Tapi baguslah jadinya aku dah tenang".
Fando tersenyum menatap istrinya.
"Iya,, tunggu sebentar ya yank aku keluar dulu cek semua!" Fando beranjak berlalu dan Vani menatap kepergian suaminya.
Tak lama setelah itu. Suaminya kembali datang dan membawa beberapa papper bag dan sebuah kotak big makanan.
"Itu apa yank?" tanya Vani melihat sang suami, membawa sebuah kotak. Fando meletakkan papper bag diatas nakas.
"Oh ini.. tadi aku suruh mas Tio singgah beli pizza untuk kita".
"Ekmm gitu".
"Iya yank".
"Kita cuma berdua?".
"Iya".
"Aduh".
"Emang kenapa yank".
"Huffft"
"Itu porsi big yank, aku nggak bisa abisin semuanya".
Divani memang anak yang kaya, tapi dia tak suka kalo menghamburkan uangnya apalagi menghamburkan makanan.
"Nggak pa-apa yank kan bisa di sisa".
"Tapi aku nggak suka sesuatu yang kaya ini. Ini itu berlebihan banget yank" Fando menghela napasnya.
"Kalo nggak bisa dihabisi besokkan kita bisa makan lagi yank kalo mau sarapan untuk ke sekolah besok" jelas Fando.
Sedang gadis cantik itu tampak berpikir.
"Serius ini nggak akan mubazir kan" ujar Vani menatap suaminya dengan tajam.
"Iya aku jamin itu".
"Baiklah" Vani beranjak duduk dan mulai memakan pizza itu bersama suaminya.
Setelah makan usai dan perutnya, sudah terisi penuh mereka lalu beristirahat dan mulai terlelap memasuki alam mimpi.
Pagi hari. Vani dan Fando sudah bersiap sekolah tapi sebelum mereka berangkat tak lupa Vani membawa kotak pizza itu.
Disetiap perjalanan Vani terus memakan pitza sambil menyuapi suaminya karena memang dirinya tadi bangun terlambat.
"Aaaaaa" ucap Vani menyuapi suaminya dan Fando terus membuka mulutnya.
"Untung belum basi".
"Iya yank kamu bener".
"Lain kali, kalo kita berdua aku bakal beli sesuatu yang porsinya sedeng aja" ucap Fando membuat Vani tersenyum.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mereka pun tiba di depan gerbang tampak gerbang sekolah masih sepi akan siswa.
"Aku pergi ya yank" kata Vani menyalami tangan suaminya dan Fando tersenyum.
"Ininya nggak nih" Fando nunjuk bibirnya dan gadis cantik itu menutup bibirnya.
"Ihh mulai lagi deh mesumnya".
"Biarin," kata Fando. Seketika menyentuh bibir istrinya sekilas.
"Jail deh,," gadis cantik segera membuka pintu mobil meninggalkan suaminya dan Fando hanya tersenyum memperhatikan sang istri, hingga beralih masuk gerbang SMA Damai.
Divani berjalan sambari memegang bibir merahnya hingga tiba di kelas. Keempat sahabatnya menatap bingung kehadiran gadis cantik itu yang tampak berbeda.
"Ehh lo kenapa?" tegur Keyla pada Vani.
Vani mendudukkan dirinya dibangkunya.
"Celingak-celinguk gitu abis nemu duit lo iya kan" tegur Amoyra.
"Kalo nggak.. pasti, lo lupa minum obat" timbal Nayla.
"Dasar gila" lanjut Yolan menatap tajam Vani namun gadis cantik itu masih tidak bergeming, hingga akhirnya bel berbunyi dan kini mereka fokus belajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Mithavic Himura
semangat kak
2020-12-16
2
Gazelle
like
2020-12-14
1
Zahra
like
2020-12-13
1