Lembaran Baru

Divani yang puas akan tidur panjangnya akhirnya terbangun dan sudah menatap keberadaan suaminya disampingnya. Ia mengecek jam ternyata sudah jam lima.

"Refan"

"Ayo bangun" pintah Vani mencoba agar suaminya bangun.

"Ekmm" gumam Fando masih menutup matanya sedang Vani mendegus kesal.

"Bangun ini sudah jam lima lo" ujar Vani.

"Terus?" tanya Fando lagi.

"Kamu nggak salat?" tanya balik Divani.

Divani memang mengetahui sang suami yang rajin beribadah dari mamanya yang mengatakan Refan anak yang baik.

"Iya,, iya aku bangun" ucap Fando segera bangun dan mengerjapkan matanya.

Spontan lelaki itu menatap tajam kearah Vani yang masih menatapnya.

"Kenapa?" tanya Vani sedang Fando ikut tersenyum lalu mengedipkan matanya.

"Ekmm"

"Nggak mau bareng?" tanya Fando balik. Vani yang tak tahu maksud suaminya itu mencoba menatap intens wajah Fando.

"Maksudmu?"

"Iya.. aku mau kamu salat bareng" jawab Fando dan Vani tersenyum mengagguk.

"Beneran?" tanya Fando memastikan.

"Iya ayo buruan keburu lewat ntar" sahut Vani menarik tangan sang suami hingga tiba di kamar mandi mengambil wudhu.

Seusai mengambil wudhu, Divani segera membentangkan sajadahnya namun tak tahu arah kiblat dimana.

"Refan" panggil Vani.

"Iya" jawab Fando setelah keluar.

"Ini.. kiblatnya udah bener nggak?" tanya Vani membuat Fando tersenyum.

"Ini salah sayang"

"Benernya tuh kayak gini" ujar Fando dan Vani terkejut setelah mendengar ucapan suaminya yang memanggilnya sayang.

Entah mengapa hati Vani merasa tenang mendengar ucapan suaminya, yang saat ini menatapnya begitu lekat. Vani segera mencari-cari kopernya yang belum ada.

"Nyari apa?" tanya Fando heran dan Vani mendegus pasrah.

"Koper gue kok nggak ada" jawab Divani masih mencari-cari, keberadaan dimana kopernya.

"Oh iya lupa"

"Koper gue masih ada dimobil" ujar Vani mengingat-ngingat sedang Fando ikutan tersenyum lalu menggeleng kepalanya.

"Refan" panggil Divani manja.

"Apa?".

"Ambilin" ujar Vani mendekati suaminya.

"Nggak mau" tolak Fando.

"Ihh kok gitu".

"Males" cetus Fando lagi membuat Vani mendengus kesal.

"Nyebelin deh," ujar Vani mengerucutkan bibirnya membuat Fando menahan tawa akibat wajah istrinya yang begitu lucu.

"Nggak usah dimonyongin gitu mulutnya ntar jelek dong"

"Biarin aja" balas Vani masih bertingkah.

"Makin jelek tahu"

"Ekmm biarin"

"Iya udah kalo gitu" cuek Fando.

Setelah puas melihat sang istri marahan dengan memanyungkan bibirnya. Fando pun meraih ponselnya yang ada dinakas dan segera menelpon seseorang.

Telpon terhubung.

" ... ".

"Cepat ambil semua koper istri saya dan segera bawa ke kamar saya"

" ... ".

"Sekarang"

" ... ".

"Oke saya tunggu" (mematikan telpon).

Divani hanya menatap suaminya dengan tatapan masih bingung.

"Siapa?" tanya Vani serius.

"Sekertaris pribadiku" jawab Fando. Vani mendegar itu lagi-lagi dibuat terkejut.

"Hah!! sekertaris pribadi wah daebakkk.. keren abis deh suami gue ini" batin Vani.

"Kenapa beng ... " ucap Fando terpotong karena suara ketukan pintu dari luar.

"Iya tunggu" teriak Fando dalam kamar.

Fando membuka pintu kamar dan sudah terlihat seorang lelaki, berjas hitam rapih berdiri membawa koper dan di susul ada beberapa orang lain dibelakangnya.

"Ini.. tuan muda" ucap lelaki itu memberi semua koper pada Fando. Fando segera membuka pintu kamar lebar-lebar.

"Langsung masukin aja" perintah Fando yang dilaksanakan oleh semuanya.

"Sudah tuan muda" kata lelaki itu lagi.

Setelah usai menaruh semua barangnya Fando dan Vani, lelaki berstyle rapih pun pergi bersama anak buahnya.

"Tadi itu siapa?" tanya Vani penasaran.

"Lelaki yang rapih itu, dialah sekretarisku bernama mas Tio" sahut Fando dan Vani paham.

"Oh mas Tio" gumam Vani yang berhasil didengar oleh Fando.

"Kenapa? naksir?" tanya Fando, spontan membuat Vani terkejut.

"Apasih orang aku dah punya kamu juga" balas Vani tersenyum sedangkan Fando mendengar ucapan sang istri tesenyum sangat bahagia.

"Terima kasih untukmu.. walau perlahan aku akan membuatmu merasa nyaman" ujar batin Fando menatap sang istri.

Divani pun segera mencari mukenah dan melanjutkan aktivitasnya, bersama sang suami untuk salat berjamaah. Setelah ia selesai mereka berdua saling menatap.

"Kenapa?" tanya Vani kepada suaminya sedang Fando tersenyum.

"Istriku.. makin cantik bila menggunakan busana tertutup seperti ini" sahut Fando dalam hati.

Divani yang tidak mendapat balasannya dari suaminya mendekatkan dirinya lagi.

"Kenapa sih?" tanya Vani setelah berada sangat dekat didepan Fando. Fando pun tersenyum menatap begitu intens Vani.

"Kamu cantik" jujur Fando yang berhasil membuat Vani blushing.

"Apa sih lo" elak Vani masih malu. Fando lagi-lagi tersenyum melihat Vani malu.

"Lo.. kalo malu gini tambah cantik tahu" goda Fando, sedang Vani segera berdiri membuka mukenanya.

"Kok malah dibuka sih?" ujar Fando.

"Gerah kali" jawab Vani.

"Bentar lagi.. shalat magrib kan kita bisa sekalian" ucap Fando memperingati.

"Oh iya,, lupa" jawab Vani lagi lalu segera memasang mukenanya lagi.

Setelah lama menunggu beberapa menit untuk adzan magrib. Pasutri itu, kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Makasih ya!!" ucap Fando membalikkan badannya menatap sang istri. Vani yang ada dibelakang menyalami tangan sang suami dengan tersenyum.

"Untuk apa?" tanya Vani mulepas tangan Fando dan menatapnya begitu serius.

"Ekmm"

"Terima kasih.. karena kamu sudah mau menjadi makmumku" ujar Fando. Divani mendengar itu tersenyum mengagguk.

"Aku mau kamu membuka hatimu untuk aku suamimu.. walau kita dipertemukan secepat ini.. dan,,dalam perjodohan tapi aku mau ini pernikahan yang selamanya untuk kita berdua" sambung Fando lagi.

Divani tersentak diam dia menatap tulus suaminya yang juga menatapnya. Divani yang suka membantah tapi kali ini tidak, entah apa yang membuat gadis itu diam tanpa kata-kata lagi.

"Iya aku juga maunya seperti itu" jawab Vani menundukkan pandangannya.

"Syukurlah"

"Kita mulai semua dari awal ya, aku mau kita menjadi dekat, dan tak ada lagi yang harus disembunyikan" ucap Fando lagi.

Vani tersenyum sembari mengangguk.

"Iya"

"Aku janji.. bakal,, menjadi istri yang baik untuk kamu walau saat ini itu hal sangat baru untukku" jawab Vani, masih dengan menunduk sedang Fando tersenyum.

"Apakah aku.. sejelek itu? sampai, istriku tidak mau melihat wajahku sendiri?" ujar Fando berhasil membuat Vani tertawa.

"Apa sih Fan"

"Orang, gue malu juga" kata Vani sedang memukuli dada bidang suaminya. Fando sontak memeluk sang istri.

"Jadi,, kalo gini dah nggak masalahkan?" tanya Fando, membuat Vani terkejut tapi seketika mengagguk tanda mengiyakan.

"Iya boleh tapi kalo sudah meminta lebih aku nggak mau" ujar Vani, sedang Fando membalasnya dengan tertawa.

"Maksud kamu.. lebih apa?" tanya Fando yang berhasil mendapat pukulan lagi.

"Ih nyebelin deh sok-sok nggak tahu lagi dasar nyebelin kamu" balas Vani. Fando hanya menggeleng pelan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku maunya.. kita seperti ini selamanya sampai kematian yang memisahkan kita dan aku janji.. akan selalu, biarkan hidup kita bahagia" jawab Fando, melihat sang istri ada dipeluknya. Vani tersenyum.

"Iya aku percaya kamu kok" balas Vani.

Setelah mengungkapkan semua janjinya mereka pun memutuskan untuk turun ke bawah menemui keluarganya.

Ayah Hendra dan juga bunda Suci masih berada diruang keluarga menonton tv.

"Ayah,, bunda" sapa pasutri itu kemudian mendudukkan dirinya dihadapan semua.

"Anak-anak bunda kelihatannya bahagia banget abis ngapain?" tanya bunda Suci membuat keduanya blushing.

"Nggak,, abis ngapa-ngapain kok bunda" jawab Vani masih terkejut.

"Bener nih nggak abis ngapa-ngapain?" tanya bunda Suci lagi membuat kedua pasutri tersebut saling aduh pandang.

"Nggak kok bunda" jawab mereka.

Bunda Suci juga ayah Hendra seketika ia tersenyum. Karena melihat ekspresi dari sang anak yang begitu serius.

"Santai aja sayang" ucap bunda Suci.

"Iya, lagian kalo kalian dah mau buatkan kami cucu itu malah sangat bagus" kata ayah Hendra membuat kedua pasutri itu lagi-lagi beraduh pandang.

"Tapi kan yah.. Vani masih sekolah" ujar Vani serius menatap ayah mertuanya.

"Itu nggak masalah sayang"

"Ayah sama papamu,, bisa mengurusnya dan lagian,, papamu kan pemilih sekolah SMA Sentosa. juga Refan adalah pemilik SMA Damai jadi itu urusan gampanglah" lanjut ayah Hendra. Fando dan juga Vani sontak terkejut mengetahui hal tersebut.

"Ternyata kamu pemilik sekolah sebelah SMA Damai?" tanya Vani memastikan.

"Iya dan ternyata kamu pun pemilik SMA Sentosa, kok aku baru tahu ini sih" sahut Fando masih belum percaya.

Divani dan Fando seketika tersenyum.

"Jadi orang yang selama ini aku cari-cari itu adalah istri aku" ujar Fando membuat Vani terbelalak terkejut.

"Iya sama aku juga" balas Vani menahan tawanya ulah ekspresi terkejut Fando.

Ayah Hendra juga bunda Suci yang tidak tahu apa-apa tentang masalah itu hanya diam menatap sang anak dan menantu.

"Kalo tahu kamu udah lama aku bakalan jatuh hati sama kamu" ucap Fando yang berhasil membuat istrinya blushing.

"Apa sih Refan" balas Vani tersenyum.

"Iya ini aku seriusan sayang.. orang aku sudah lama mencari-cari kamu juga"

"Kok gitu?" tanya Vani penasaran.

"Iya gitu deh penasaran aja"

"Masa?" ucap Vani masih belum terima.

"Beneran kok.. aku nggak boong sayang lagian kata ayah, boong itu dosa" jawab Fando melirik sang ayah.

"Bukan dosa lagi tapi neraka juga" balas ayah Hendra menatap serius Fando dan bunda Suci dan Vani hanya tersenyum.

"Iya itu ayah inget" canda Fando kepada sang ayah membuat semuanya tertawa.

Setelah itu beberapa URT datang kepada mereka diruang keluarga.

"Permisi tuan besar dan nyonya besar"

"Semuanya sudah siap" kata URT itu.

Semua yang ada disana beralih melihat URT dengan tersenyum.

"Baik, kalo gitu" ujar bunda Suci beranjak pergi ke meja makan bersama suaminya dengan saling bergandengan begitu pula dengan pasutri itu yang tidak mau kalah.

Terpopuler

Comments

Noejan

Noejan

Hadirr ☺

2021-01-18

1

Rizqi Wida

Rizqi Wida

10 like sudah mendarat. Nanti lanjut lagi ya. Semangat berkarya 😊

2021-01-10

2

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

10 like langsung mendarat di karya mu yang keren ini kak💖💖💖

2021-01-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!