Pagi itu matahari sudah menembus masuk ke dalam kamar sang calon pengantin yang sudah tampak sibuk dalam mempersiapkan diri. Gadis itu tampak anggun dan begitu menawan dengan gaun mewah berwarna putih polos yang dibaluti mutiara dan polesan make up diwajah cantiknya sehingga membuatnya tampil berbeda serta jauh lebih dewasa.
Dirinya pun dibuat terheran setelah melihat kamarnya berubah layaknya kamar pengantin. Entah sejak kapan kamarnya itu berubah dia pun tidak tahu karena semalam sebelum dirinya tidur kamarnya masih dalam tampilan biasa namun setelahnya bangun telah berubah menjadi kamar pengantin.
Iya Vani kan kalo tidur kek kebo jadinya nggak sadar walau gempa sekalipun:V
"Onty onty Vani antik deh mi" kata anak kecil itu bernama Aqila Sania Jordan yang tak lain dan yang tak bukan adalah ponakan Vani, puteri abang Jordan yang berusia tiga tahun.
Spontan Vani tersenyum mencubit pipi
sang keponakan yang ada digendongan
maminya itu yang hari ini terlihat begitu imut dengan gaun mini berwarna merah persis seperti maminya.
"Maacih cayang"
"Anak onty juga dong " balas Vani melepas cubitannya langsung dibalas anggukan oleh sang keponakan.
Di dalam kamar awalnya ada tiga orang
yang menemani Vani namun setelah dia
selesai di make up , sang MUA pun pergi
karena memang tugasnya sudah selesai
dalam merias sang pengantin itu hingga
tinggal sang ipar dan sang keponakan.
"Kamu pasti grogikan dek?" tanya sang
kakak ipar menatap Divani yang terlihat sedikit gemetaran.
Sania Gladia Anggel (Isteri dari Jordan dan juga mami dari Aqila). Dia adalah sosok wanita yang baik, perhatian dan sangat menyayangi semua keluarga.
"Iya kak sangat malah" jawab Vani.
"Ekm"
"Kakak juga dulunya seperti itu" imbuh Sania membuat sang pengantin terkejut.
"Kok bisa kak?
"Bukankah kakak sama abang jordan dulunya pacaran?" tambah Divani lagi.
Sania tersenyum sembari mengangguk.
"Iya kakak memang pacaran sama mas Jordan tapi di hari kami menikah kakak seperti kek kamu grogi gitu he.. he.. he"
Divani mendengar penuturan sang ipar
mulai merasa merinding, merindingnya
bukan karena ada hantu ya, tapi iya pun pikir kalo kakak Sania saja seperti itu apa kabar dengan dia yang tidak tahu bentukan suaminya seperti apa.
Tenang aja Van, Author baik jadi ngasih yang adem wkwkwk somboh dulu:V
"Ekm"
"grogi? kok bisa kak?" tanya Vani heran.
"Iya groginya karena status kakak akan berganti menjadi istri dari mas Jordan" jawab Sania dan Divani semakin resah.
"Oh gitu toh tapi ... " ujar Vani terpotong.
"Tapi? tapi apa dek?" tanya Sania.
Gadis cantik itu mendengus pasrah.
"Ekm"
"Kakak sih enak sudah tahu sama calon
pengantin kakak sedangkan aku ketemu saja nggak pernah " ujar Vani menunduk.
Sedang Sania menatap iparnya sembari mengelus lembut bahunya.
"Adek tenang saja kakak yakin kalau kok suamimu pasti orang yang baik dan juga yang bisa jagain adek" kata Sania.
Lagi-lagi gadis itu hanya bisa menghela
napas.
"Semoga aja si kak" ucap Vani dibalas senyuman oleh sang ipar.
"Iya dek aamiin".
"Kakak juga bilang seperti ini karena mama pernah memberitahu kakak kalo calonmu orangnya sangat baik dan juga penurut sama orang tuanya" sambung Sania lagi sedang Vani tersenyum.
"Ekm iya sih kak, mama memang pernah
bilang itu juga ke Devani kalo dia itu anak ustadz terus namanya Refan" kata Vani cengengesan mendengar itu Sania ikutan tersenyum.
"Nah itu adek dah tahu ternyata"
"He.. He.. He.. dikit kak" balas Vani lagi.
...********...
"SAHHHHH" teriakan semua orang yang ada di bawah terdengar hingga kekuping
Divani hingga membuatnya terkejut.
Gadis cantik itu lalu malototkan kedua matanya karena dia tidak menyangka telah menjadi seorang istri diusianya yang baru masuk tujuh belas tahun.
Tiba-tiba pintu kamar Divani terbuka menampilkan sang mama yang datang bersama kedua abangnya.
"Loh turun gih, suami loh udah nungguin loh noh di bawah" pintah Santria tertawa yang dibalas anggukan sama Divani dan semua orang yang ada di sana.
Mereka turun kebawa dengan hati-hati karena takut menginjak gaun Vani yang
terurai agak panjang.Divani pun berada ditengah, disamping kirinya ada Sania dan mama sora disamping kanannya.
Disusul dibelakangnya ada sang abang yang mengikutinya dari belakang serta yang menggendong Aqila saat ini yakni sang angkel tampannya Satria.
Semua tatapan mata saat ini tertujuh kepada sang pengantin yang terlihat begitu cantik dan anggunnya hingga membuat semua orang yang ada disana ikutan pangling akan kecantikan Divani yang terpancarkan begitu cantik.
Divani memang sangatlah cantik saking cantiknya sudah banyak kaum adam yang menyatakan cinta kepadanya, memberinya bunga, puisi, coklat, surat cinta dan masih banyak lagi tapi Divani tidak pernah menerima satu diantara mereka memang Divani sangat malas dalam hal semacam itu.
Gadis cantik itu duduk dihadapan sang suami namun Divani hanya menunduk belum menampakkan wajah cantiknya dihadapan suaminya itu karena gugup sedangkan sang suami melihat sudah akan penampilan istrinya yang berada disampingnya.
"Silahkan bertukar cincin terlebih dahulu dan suami mencium kening istrinya juga sebaliknya, istri membalasnya mencium mencium tangan suami" perintah sang penghulu.
Vani mendengar itu segera mengangkat kepalanya dan gadis itu alangkah dibuat terkejutnya saat menyadari kalo rupanya suaminya adalah orang yang dia jumpai bersama keempat sahabatnya.
Divani masih terkejut dengan mata yang masih melotot kearah suaminya hingga gadis itu kembali terkejut setelah sang suami meraih tangan kirinya untuk menyematkan cincin kawin mewahnya berlapiskan berlian itu ke jari sang istri.
Gaes gaes holkay mah bebas wkwkwk:v
Iri bilang bos:V
Gadis cantik itu pun melihat suaminya yang sudah menyematkan cincin kawin tersebut dijari manisnya disusul Divani meraih cincin kawin satunya lagi untuk segera memasangnya dijari manis sang suami dengan tatapan masih tak percaya.
Setelah memasangkan cincin kawin itu kedalam jari tangan sang suami dengan segera ia pun meraih tangan Fando lalu mencium punggung tangan itu layaknya perintah sang penghulu kepadanya tadi.
Fando yang melihat sang istri telah usai melakukan tugas yang diperintahkannya kepada sang penghulu kembali menatap Divani meneruskannya dengan mencium kening sang istri dihadapan para tamu.
**Jleb
Jlebb**
Jantung Divani seakan maraton setelah bibir Fando menempel dikening miliknya spointan ia juga memejamkan matanya. Setelah beberapa detik berselang. Sang suami pun kembali menjauhkan bibirnya membuat Divani segera membuka mata.
Semua tamu melihat kejadian tersebut ikutan bersorak meriah, sembari tepuk tangan akan apa yang mereka lihat.
"Selamat kalian sudah sah dan halal menjadi pasangan suami istri" imbuh sang penghulu menyalami tangan Fando dan Divani hanya tersenyum.
Para tamu yang hadir disana pun hanya para tamu terdekat dari keluarga Mahen juga keluarga Hermawan.
Mereka sengaja tidak mengundang para tamu yang banyak karena takut di soroti media akan pernikahan anak mereka itu juga itu termasuk yang dimaui oleh sang anak agar tidak mempublish-nya.
Divani bahkan tidak memberitahu hal itu kepada keempat sahabatnya, karena dia takut akan berita itu menyebar kesemua penjuru sekolah.
Namun bukan halnya Divani, Fando juga melakukan hal yang sama seperti Divani yang tidak memberitahukan sahabatnya atas alasan yang serupa.
Pelaksanaan acara pernikahan, berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan dari pihak apa pun hingga akhirnya para tamu sudah pulang hanya tinggal kedua keluarga yang terlihat sangat bahagia.
"Selamat ya dek" ujar Jordan tersenyum menatap adik sekaligus ipar barunya.
"Pasutri itu senyum, "Iya bang" balasnya batengan.
"Bahagia selalu dek" timpal Sania yang juga dibalas anggukan oleh keduanya.
Papa Mahen dan Mama Sora tersenyum sembari memeluk pasutri tersebut, papa Mahen memeluk Fando dan mama Sora memeluk anak manjanya.
"Ekm"
"Anak mama, anak mama jangan nackal ya awas kalo bandel mama goyeng juga nih jadi perkedel" ucap mama Sora yang berhasil membuat semuanya tertawa.
"Apa sihhh ma orang Vani nggak bandel amat juga" balas Divani mengerucutkan bibirnya sedang papa Mahen tersenyum.
"Sekarang"
"Refan yang mengganti papa jadi tolong jaga anak papa ya nak" ujar papa Mahen masih memeluk Fando.
"Iya pa itu pasti" balas Fando tersenyum sembari mengagguk sedang Divani, dia hanya menatap suaminya.
"Wihhh ada pasutri man" ledek Santria pada Vani yang sedang berdampingan Fando.
"Emang, abang aja tuh yang masih jones nggak pernah laku" balas Vani tidak mau kalah dari Satria.
Sedang Satria mengulurkan lidahnya.
"Wlek biarian jones yang penting happy"
Kedua orang tua Fando juga ikutan tertawa melihat tingkah keluarga Mahen yang begitu lucu terlebih menantunya.
"Sayangggg" ucap bunda Fando seketika memeluk erat anak dan menantunya itu.
Suciawanda Agussalim (istri Hendrawan dan bunda dari Fando seorang). Dia adalah bunda yang penyayang, penyabar, baik dan sangat peduli dengan keluarganya.
"Aduh bund Refan nggak bisa nafas ini" ucap Fando melepas pelukan bundanya sedang Vani masih dalam pelukannya.
"Ekm Vani sayang"
"Malam ini kamu tinggalnya masih disini ya, tapi besok harus ke rumah bunda ya" lanjut bunda Suci tersenyum sedangkan Vani mengangguk tanda paham.
"Dan inget bawa menantu ayah sampai di rumah besok dengan selamat, tanpa ada yang lecet" pesan ayah Fando yang juga dibalas anggukan oleh sang anak.
Hendarawan Rendia (suami suci dan ayah dari Fando seorang). Dia juga ayah yang baik, tegas, profesional, humoris dan sangat menyayangi keluarganya.
Ayah Hendra sangat terkenal di kalangan pembisnis karna perusahaannya Hendr Group sangat sukses, berjaya hingga dia berada diposisi pertama terkaya.
*
*
*
*
*
Wedding Divani dan Fando.
*
*
*
*
*
!!Bersambung!!
Sang Readers harap tinggalkan jejak ya🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
R_armylove ❤❤❤❤
mampir ya
2021-05-15
0
Whiteyellow
semangat ya
2021-02-01
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat ya💪💪
2021-01-16
1