Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang bersama keluarganya dibawah pasutri itu pun naik menuju kamar Vani.
Mereka tiba di depan pintu kamar.
"Lo kenapa kesini" kata Vani ke Fando.
"Ikut lo lah" balas Fando segera masuk.
"Enak aja.. sana lo pergi ke kamar tamu" usir Vani menunjuk keluar kamar.
"Gue nggak mau".
Dengan gerakan kilat, Fando pun segera merebahkan badannya di atas kasurnya Vani sebelum ia dipaksa keluar lagi.
"Gue maunya disini aja" sambung Fando seraya memainkan ponselnya.
"Ekm enak aja"
"Kamar kamar siapa?" tanya Vani.
"Iya kamar lo lah" balas Fando.
"Ternyata lo pinter"
"Jadi itu hak gue dong kalo gue ngusir lo dari kamar gue" lanjut Vani kesal.
Sedangkan Fando menghela napas.
"Ekmm"
"Nggak gitu dong, orang lo sekarang istri gue juga jadi kamar lo berarti kamar gue juga" kata Fando berhasil membuat Vani berpikir.
"Huffft.. serah lo deh"
"Tapi awas yah kalau lo macem-macem" sambung Vani beranjak masuk ke ruang ganti yang ada didalam kamarnya untuk mengganti gaun pengantinnya.
Fando sebenarnya, sedari tadi menahan tawanya melihat wajah kesal Divani tapi ia menahannya karena takut kalo Divani dibuat tambah kesal.
"Vani Vani" ucap Fando menggelengkan pelan kepalanya, menatap Divani sudah masuk dalam ruang ganti.
...*********...
"Dasar.. punya suami, nggak pengertian banget" umpat Vani masih kesal, sudah berada di dalam ruang ganti.
Saat Vani mencoba membuka gaunnya namun resleting dari gaun itu nyangkut hingga dirinya kesusahan ngebukanya.
"Loh.. ini ada apa lagi"
"Kenapa harus nyangkut sih" kesal Vani masih berusaha membuka gaunnya.
"Nggak bisa-bisa lagi"
"Aduh gimana ini?" lirih Vani.
"Apa gue panggil Fando aja?"
"Tapi gue malu dong.. gue nyuruh Fando untuk ini" ucap Vani bermonolog.
Sejam lebih. Gadis cantik itu, belum juga keluar dari kamar ganti. Fando yang usai mandi sekaligus salat isya dibuat heran.
"Lama bener" ujar Fando duduk di sofa.
"Ini udah hampir dua jam tapi Vani tidak keluar-keluar, kenapa ya?" tanya Fando.
"Apa jangan-jangan saking marahnya dia sampai dia tak mau keluar kamar ketemu gue lagi?"
"Ekmm"
"Itu bisa jadi sih" Fando bermonolog.
Setelah sekian lama bermonolog sendiri Akhirnya, lelaki tampan itu memutuskan mengecek Vani yang belum juga keluar.
Fando berdiri lalu mengetuk pintu.
"Vani".
"Ayo buka pintunya".
"Lo.. kenapa lama sih? lo nggak apa-apa kan di dalam sana?" cemas Fando.
Namun lagi-lagi Vani tak menjawabnya.
"Gue buka ya" Fando membuka pintu.
Setelah pintu kamar ganti itu terbuka, ia melihat Vani sedang membelakanginya.
"Lo kok belum ganti baju?" imbuh Fando saat melihat sang istri belum mengganti gaun pengantinya.
Vani mendengus pasrah seraya berbalik badan menatap sang suami.
"Huffft"
"Ininya nggak bisa ke buka-buka"
"Apanya?" tanya Fando masih bingung.
"Ekm"
"Resletingnya nyangkut" jawab Vani lagi.
Seketika tawa Fando pecah.
"Jadi"
"Lo tinggal hampir dua jam gara-gara itu, disini, ha.. ha.. ha.." kata Fando lagi yang dibalas anggukan oleh Vani.
Vani yang merasa malu hanya menghela napas.
"Dasar nyebelin"
"Bukannya ngebantu gue cepet, lo malah ngetawain gue" kesal Vani.
Fando pun melangkah mendekati Divani.
"Lo.. kenapa deket sih sana jauh-jauh lo" usir Vani sedang Fando tersenyum.
"Ini, mau bantuin lo" balas Fando setelah berada persis dihadapan Vani. Vani yang ada disana dibuat blushing.
"Jadi dibantuin nggak nih?" tanya Fando.
Divani pun tampak berpikir.
"Ekm iya udah deh tapi jangan modus ya awas kalo lo berani macem-macem lagi" balas Vani membelakangi Fando segera, agar cepat membantunya.
Fando melihat itu hanya senyum, segera membantu sang istri melepas gaunnya.
"Apa belum selesai?" tanya Vani setelah sekian lama suaminya membantunya.
"Tunggu sedikit lagi" balas Fando.
"Lama deh".
"Ini juga proses" sahut Fando.
"Makanya.. kalo, beli gaun, jangan terlalu mewah kalo jadi gini kan repot" ujar Vani lagi dan Fando memilih tetap fokus.
Setelah berusaha membuka gaun Divani dan akhirnya resleting itu sudah turun ke bawah hingga membuat Fando terkejut.
Lelaki itu menelan paksa salivanya saat melihat lekukan tubuh istrinya, dari arah belakang yang begitu mulus, sexy, putih dan terlihat begitu menawan.
"Udah nggak?" tanya Vani memastikan.
Tapi Fando masih menatap takjub tubuh istrinya itu tanpa mengubrisnya.
"Sudah nggak sih?" teriak Vani membuat Fando tersadar dalam lamunannya.
"Iya ini udah" balas Fando sekitika Divani berbalik badan, mendorong tubuh Fando hingga keluar dari ruang ganti.
Setelah gadis cantik itu membuka gaun pengantinnya, dia pun segera masuk ke kamar mandi melalui pintu kamar ganti yang memang saling terhubung.
lima belas menit berlalu, gadis cantik itu keluar dari kamar ganti dengan memakai baju piyamanya dengan sedikit rambut yang agak basah.
Gadis cantik itu berjalan ke depan mejah riasnya lalu mendudukkan dirinya seraya mulai menyisiri rambut panjangnya.
Fando yang sedari hanyalah memainkan ponselnya pun sesekali melirik sang istri yang masih fokus, berada di depan meja riasnya.
Divani yang menyadari itu dari pantulan cermin hanya menggeleng kepalanya.
"Kenapa lo liatin gue gitu banget?" tanya Divani beranjak dari meja riasnya, duduk di atas kasur sedang sang suami segera membuang pandangannya.
"Siapa yang liatin lo sih, idih geer banget deh lo" bantah Fando.
Divani yang mendengar itu lalu melempar bantal kearah suaminya.
"Itu buat lo".
"Sana lo, lo tidur di sofaa" sambung Vani menatap tajam suaminya.
Fando menatap tajam sang istri.
"Enak aja lo nyuruh gue tidur di sofa kalo gue nggak mau gimana?" kesal Fando.
Mendengar itu, Vani segera berdiri untuk menarik tangan sang suami agar pindah namun bukannya Fando berdiri, ia malah terjatuh menimpah tubuh suaminya.
Tatapan kedua pasangan suami istri itu pun bertemu dengan jarak wajah begitu dekat hingga membuatnya terkejut.
Jatung pasutri itu sama-sama berdegup begitu kencangnya hingga membuatnya terdiam tak mengubris.
Fando tersenyum menatap istrinya yang saat ini masih berada diatasnya melihat ekspresi sang suami, Vani pun bangkit.
"Apa-apaan sih lo".
"Lo.. jangan coba-coba cari kesempatan dalam kesempitan deh" sambung Divani berbaring disamping Fando.
"Idih".
"Siapa juga yang cari kesempatan, orang lo yang mulai duluan" timpal Fando.
"Gue yang mulai? lo tuh" kesal Vani yang belum terima.
Fando tersenyum, "Emang lo kok" imbuh Fando menatap sang istri disampingnya
Divani pun ikut membalikkan badannya.
"Lo ngapain sih liatin gue segitunya ekm iya gue tahu kok kalo gue emang cantik" sombong Vani yang dibalas sang suami dengan mengacak lembut rambutnya.
"Pinter.. itu lo tahu ternyata".
"Emang".
"Ihh apa sih nggak usah pake ngacakin rambut gue juga kali, ini.. juga baru gue rapiin" balas Vani tidak terima.
Fando berhenti mengacak-acak rambut sang istri tapi tatapannya masih fokus.
"Ekm".
"Gue boleh nanya nggak Van?" sambung Fando serius masih dengan tatapannya.
Vani yang tadinya merapikan rambutnya kembali menatap sang suami.
"Iya apa?".
"Tapi lo jangan marah ya".
"Iya emang apaan sih?" Vani penasaran.
"Gue cuma mau nanya".
"Lo kenapa terima perjodohan ini?" ucap Fando semakin serius sedangkan Divani ikutan terngaga saat mendengarnya.
Divani tampak berpikir, dengan apa yang harus ia balas apakah dirinya harus jujur bahwa sang papa yang memaksanya.
"Oh itu"
"Gue cuman nggak mau membuat orang tua kecewa, itu aja" balas Vani.
"Ekm gitu"
"Terus apa lo udah tahu kalo orang yang dijodohin lo itu gue?" tanya Fando lagi.
Sedang Vani menggeleng kepalanya.
"Emang lo udah tahu gue?" tanya Divani balik membuat Fando tersenyum.
"Iya gue tahu lo" ujar Fando yang berhasil membuat Divani terkejut.
"Sejak kapan?" tanya Vani penasaran.
"Sejak kemarin pas kita ketemu"
"Kok bisa?"
"Iya bisa dong orang lo cantik banget"
"Ihh seriusan gue" balas Vani manja.
Fando melihat itu semakin gemas sama sang istri yang terlihat begitu imutnya.
"Iya karena ayah pernah memberi foto lo jadi kemarin pas gue ketemu lo.. guenya langsung ngenalin lo" jelas Fando.
Sontak Divani menggangguk paham.
"Curang lo" Vani mendorong sang suami hingga terjatuh dari kasur.
"Aw sakit" kata Fando berhasil membuat Divani panik, segera membantu Fando.
"Uupsst"
"Maaf maaf, gue spontan tadi" sambung Vani dengan mengulurkan tangannya.
Fando melihat tangan sang istri pun lalu meraihnya dan kembali ke posisi awal.
"Tapi gue masih bingung" balas Vani.
"Bingung kenapa?" tanya Fando heran.
Divani lalu menggaruk tekuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ia gue bingung karena mama bilangnya nama calon suami gue Refan tapi lo ... " ucap Vani terpotong.
"Oh itu"
"Iya itu emang panggilan keluarga gue" balas Fando tersenyum, sedang Divani tampak masih bingung.
"Ohh, jadi kalo bukan keluarga lo, lo bisa dipanggil lo Fando gitu" Vani pun paham dan dibalas anggukan oleh sang suami.
"Ohh, jadi gue panggil lo apa dong Refan ato Fando?" tanya Vani lagi, sontak buat Fando terkekeh.
"Lo maunya apa emang?" tanya Fando.
Divani pun tampak berpikir.
"Ekm apa ya"
"Gue juga bingung" kata Vani sedangkan Fando tersenyum.
"Lo, lo nggak ada niatan gitu panggil gue Refan?" tanya Fando, membuat Vani pun ikut menatapnya serius, namun tak lama setelah itu Vani menggangguk.
Fando melihat itu ikutan tersenyum.
"Serius nih?" tanya Fando memastikan.
"Iya gue serius" Vani ikut tersenyum.
Setelah perdebatan amatlah panjang itu berakhir Vani pun lalu meraih ponselnya yang ada diatas nakas, alangkah dirinya dibuat terkejut saat melihat isi chat dari grup "VANKY IS THE BEST".
*
*
*
*
*
!!Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat💪
asisten dadakan hadir lagi
mampir juga yuk😉
2021-02-20
1
triana 13
like
2020-12-08
2
Ratri (ig:mahesti_ratri)
semangat up thor
2020-12-05
2