Romantis

Vani hanya menurut hingga tiba di dapur seketika gadis cantik itu menatap Fando yang sudah menghentikan langkahnya.

"Ekm.. kamu pinter masak?" ucap Divani para suaminya.

"Iya cuma dikit sih" jawab Fando. Divani tersenyum.

"Bagus dong kalo gitu masak gih" pintah Vani yang di balas pelototan mata sama sang suami.

"Enak aja".

"Kok.. jadi aku yang masak harusnya itu kamu, kamu kan istri" cetus Fando yang berhasil membuat Vani cengegesan.

"He.. he.. he.."

"Aku nggak pinter masak soalnya" Divani menatap Fando yang terlihat terkejut.

"Hah" teriak Fando spontan yang dibalas sang istri dengan anggukan.

"Astaga sayang" lanjut Fando lagi.

Sedang gadis cantik itu tampak berpikir.

"Ekmm"

"Gimana kalo kita makan diluar aja" ujar Vani mencari-cari alasan, tapi suaminya membalasnya dengan gelengan kepala.

"Aku nggak mau.. aku, maunya.. istri aku yang masak" gerutu Fando yang berhasil membuat Vani gelagapan.

"Tapi kan aku nggak pinter masak" balas Vani menatap sang suami.

"Iya nggak pa-apa,, aku kan bisa ngajarin kamu" ucap Fando tersenyum.

"Iya udah deh iya iya" pasrah Vani.

Vani dan Fando pun, segera menyiapkan peralatan makanan yang akan dibuatnya dan gadis cantik itu hanya patuh kepada suaminya yang terus mengajarinya.

Kali ini. Mereka, akan masak sup daging ayam dan ayam goreng. Divani yang tak tahu memasak terus dituntun oleh sang suami dari mengupas bahan-bahan sop hingga bumbu-bumbu ayam goreng.

Emang Fando sangat handal memasak, Karena, Lelaki tampan itu sangat sering membantu bunda Suci ketika masak.

Fando dan Divani fokus memasak.

"Yank" panggil Fando.

"Tolong ambilin itu" titah Fando dan Vani segera mengambil bahan-bahan sopnya, yang tadi sudah sudah ia potong.

"Ininya dituang kedalem sini yank" tanya Divani yang diangguki suaminya dengan segera Vani memasukkan semuanya.

Sambil menunggu sop daging matang, mereka pun beralih pada ayam goreng yang tinggal digoreng saja namun kali ini Divani yang ingin menggorengnya.

Gadis cantik itu masih terus mendengar arahan dari suaminya hingga menunggu ayam gorengnya matang. Divani terlihat begitu fokus dalam menggoreng hingga Fando mendekat dan memeluk isterinya dari belakang dan Vani terkejut.

"Yank" lirih Vani masih fokus dan Fando masih bertingkah memeluk sang istri.

"Ekmm" gumam Fando.

"Awas ntar kamunya kecipratan minyak lo" balas Vani tetap fokus menggoreng.

"Itu nggak masalah yank" jawab Fando.

"Iya udah kalo kamu kena cipratan, aku nggak mau.. tanggung jawab ya!!" kata Divani dan Fando menggangguk.

Divani pun kembali fokus menggoreng.

"Yank" panggil Fando yang dibalas Vani dengan anggukan.

"Aku maunya.. kita.. kek gini terus, tanpa ada perselisihan diantara kita" sambung Fando dan Vani tersenyum.

"Iya yank.. aku,, juga maunya gitu" jawab Vani dan suaminya, melepas pelukannya lalu mematikan kompor yang dipakainya menggoreng ayam dan sop.

"Kok.. di matiin?" tanya Vani yang sudah melihat suaminya, memindah kan ayam goreng ke dalam piring.

"Yank ini udah mateng" kata Fando dan segera membawa semua makannya ke meja makan.

Setelah semua sudah siap Divani yang lapar segera mendudukkan dirinya dan melahap semua makanan, yang sudah mereka buat bersama.

"Gimana yank?" tanya Fando menatap istrinya yang terlihat begitu laparnya.

"Ekmm enak.. enak,, banget malah" Vani terus menyantap makanan buatan sang suami yang memang sangat enak.

"Yank pelan-pelan aja kamu nggak ada yang ngejar" pintah suaminya dan Vani memelankan makannya.

"He..he.. he.."

"Abisnya, tenaga aku sudah terkuras sih makanya jadi gini" jawab Vani dan sang suami tersenyum.

Vani yang terus makan memperhatikan suaminya yang tidak makan.

"Ekmm"

"Kamu nggak makan?" tanya Vani yang dibalas Fando gelengan kepala.

"Kenapa?" sambung Vani lagi.

"Nggak.. aku masih kenyang" Fando pun menuangkan air putih untuk istrinya dan Vani kemudian meminumnya.

"Ohh gitu" balas Vani setelah minum.

Setelah selesai makan dan beres-beres pasutri itu kembali ke dalam kamarnya.

Vani yang tampak kekenyangan, segera membaringkan dirinya diatas kasur dan Fando hanya tersenyum, menatap sang istri.

"Refan" panggil Vani pada suaminya.

"Iya" balas Fando.

"Ini apartemen kamu?" tanya Vani yang dibalas anggukan oleh suaminya.

"Kamu dah tinggal berapa lama disini?" sambung Vani lagi.

"Ekmm.. sejak SMA" jawab Fando. Vani tampak seperti berpikir.

"Apa kamu nggak takut sendirian" tanya Vani dan suaminya menggeleng kepala.

"Takut? aku kan cowok jadi nggak perlu takut" balas Fando meraih tangan Vani.

Divani hanya menatap suaminya yang terlihat begitu serius menatapnya dan lelaki tampan itu tampak berpikir.

"Kenapa sih?" risih Vani.

"Ekm.." gumam Fando dan Vani beranjak duduk sembari memangku bantal diatas pahanya.

"Ada apa?" tanya Vani lagi namun Fando tersenyum.

"Apa kamu beneran sudah mau punya anak?" tanya Fando dan spontan Vani tersenyum.

"Iya yank.. lagian,, aku melihat bunda ma ayah udah mau banget cucu jadinya kita harus memberinya" jelas Vani, membuat suaminya ikut tersenyum.

"Serius?" tanya Fando memastikan.

"Iya yank beneran.. emang,, kenapa sih?" tanya Vani penasaran dan Fando segera memeluk istrinya.

"Makasih yank" ujar Fando mengeratkan pelukannya seketika Vani mengagguk.

"Ini semua,, demi keluarga kita" Vani pun tersenyum membalas pelukan Fando.

Lelaki tampan itu pun tersenyum. Makin, mempererat pelukannya hingga seketika membaring kan tubuh Vani. Gadis cantik itu spontan menutup matanya membuat suaminya tersenyum.

Vani tahu apa yang diinginkan suaminya Dan dia sudah siap, menjadi milik Fando seutuhnya dan memberi hak suaminya.

"Aku in sya Allah siap demi keluarga kita dan semua orang-orang yang mencintai kita berdua" ucap batin Vani.

Melihat tingkah sang istri Fando merasa sudah tidak bisa menahan, gejolak aneh pada tubuhnya.

"Kalo aku mau sekarang apa kamu siap" tanya Fando dan seketika itu juga Divani mengangguk tanda setuju. Fando hanya tersenyum dan melanjutkan aksinya.

Divani. tampak begitu kewalahan karena baru pertama kali tetapi berbeda dengan lelaki itu meski baru pertama kali namun Fando cukup menguasai permainan.

Baru saja Fando memulai, Divani terlihat telah menahan rasa sakit luar biasa, dan itu membuat Fando berhenti.

"Kamu nggak pa-apa?" tanya Fando dan Vani menggeleng pelan kepalanya.

"Aku nggak usah lanjutin yah!! aku nggak tega liat kamu kesakitan" lanjut Fando.

Divani, ia malah ingin terus melanjutkan karena Divani berpikir, belum memenuhi tugasnya sebagai seorang istri.

Namun karena Vani menyuruh suaminya untuk melanjutkan aksinya itu, membuat keduanya tumbang bersama sehingga ia sama-sama menumpahkan hasratnya.

Terlebih Fando yang selama ini ia tahan, setiap kali bersama istri cantiknya. Vani saat ini sudah terlelap dalam tidurnya.

Lelaki tampan itu, tampak begitu senang ketika melihat sebercak darah segar ada di atas seprai istrinya ini pertanda Divani telah menjaga kesuciannya, hanya untuk suaminya seorang.

Seketika Fando menarik selimutnya dan menutupi tubuh sang istri. Yang terlelap dalam tidurnya, hingga lelaki tampan itu berbaring disamping istrinya.

Fando seketika mengecup kening Vani.

"Yank.. maafin aku ya! karena buat kamu kesakitan,," gumam Fando menatap Vani yang terlihat begitu lelah, dalam tidurnya hingga membuat Fando ikutan terlelap.

Siang menjelang sore dan kedua pasutri itu masih terlelap dalam tidurnya hingga Vani merasa ada sesuatu menimpahnya segera mengerjapkan matanya, ternyata tangan Fando sedang memeluknya.

Gadis cantik itu spontan tersenyum dan menatap intens setiap incih wajah sang suami, sembari memegangnya satu per satu : mata, hidung, bibir dan alis sudah disentuhnya semua.

"Kok gue baru sadar ini"

"Kalo ternyata.. wajah suami gue emang dasarnya sangat ganteng" gumam Vani.

Divani terus merabah wajah suaminya.

"Ohiya pas pertama gue liat dia dihari itu mata gue,, emang nggak perna kedip liat dia mulu pas main basket dulu, dan saat ini gue udah sah menjadi istrinya"

"Takdir orang.. memang nggak ada yang tau.. kek gue dan suami tampan gue ini" sambung Vani terus bermonolog, Fando yang sedari tadi bangun pada saat sang istri merabah wajah tampan nya tapi dia memutuskan untuk tidak bangun dulu.

Hingga saat ini sudah tak bisa menahan lagi karena gadis cantik itu saat ini tidak menyentuhnya lagi dan Fando membuka ke dua matanya perlahan membuat Vani menatapnya begitu terkejut.

"Yank.. kok kamu udah bangun sih?" ujar Divani terkejut, melihat sang suami yang saat ini sudah bangun, namun Fando tak menjawab lelaki tampan itu, Sontak buat Vani lagi-lagi terkejut karena sang suami mengecup kilas bibirnya.

"Sore.. my wife,," sahut Fando tersenyum sedang Vani melototkan kedua matanya karena masih begitu kaget.

Gadis cantik itu. Masih tidak bergeming. karna masih belum terbiasa akan hal itu hingga spontan memegang bibirnya.

"Kenapa dilepesin sih" seru Vani berhasil membuat Fando tertawa.

"Hahaha istriku memang cewek bar-bar" balas Fando masih tertawa sedang Vani spontan menggigit bibir bawahnya.

"Kenapa digituin?" tanya Fando heran.

"Iya biar kamu nggak cium lagi".

"Loh kok gitu?" heran Fando.

"Biar kamu kapok,," jawab Vani bergegas bangun ingin pergi ke kamar mandi, tapi selengkangan pahanya terasa perih.

"Aww.." lirih Vani kesakitan yang berhasil membuat Fando khawatir dan berlalu ke arah istrinya lalu menuntunnya duduk.

"Yank" lanjut Vani menatap Fando.

"Iya yank,, kamu kenapa?" cemas Fando.

"A anu yank itunya aku terasa perih" kata Vani menunduk malu sedang Fando pun terlihat masih khawatir.

"Kamu mau aku panggilkan dokter?" ujar Fando membuat Vani menggeleng tanda tidak ingin.

"Kenapa yank,, ntar kamu sakit lagi" kata Fando cemas dan Vani tersenyum.

"Aku nggak pa-apa kok yank" balas Vani.

"Beneran nih?" tanya Fando memastikan dan Vani mengangguk tanda iya.

"Huffft"

"Kalo gitu.. istrihat saja dulu nggak usah banyak gerak yah!!" titah Fando menatap sang istri yang saat ini terlihat cemberut akan perkataan suaminya.

"Itu.. mulutnya kenapa yank? masih mau di cium lagi?" tanya Fando, yang berhasil membuat Divani menutup bibirnya.

"Terus" tanya Fando lagi semakin dibuat pemasaran.

"Aku maunya mandi" balas Divani manja membuat Fando mengelus kepala Vani.

"Udah nggak usah dulu" ucap Fando.

"Nggak aku maunya mandi.. mandi titik" kata Vani menatap tajam suaminya dan Fando seketika berdiri mendekati Vani.

"Iya udah sini" kata Fando.

"Eh mau ngapain lagi" ujar Vani sedang Fando tersenyum.

"Mau gendong istriku" jawab Fando dan Vani melototkan kedua matanya.

"Nggak.. nggak.. aku nggak mau" bantah Vani.

"Terus mau kamu apa sih?" tanya Fando semakin heran.

"Pokoknya nggak mau di gendong".

"Emang kenapa yank?".

"Aku malu tau lagian aku baru tadi baru makan.. pasti, saat ini tubuh aku berat" jelas Vani membuat Fando tertawa.

"Ah elah.. ternyata cuma gitu dong kirain aku kamu masih malu" tutur Fando pada istrinya yang terlihat menatapnya.

Sedang Vani mengendus pasrah.

"Aku? malu? ke kamu? sejak kapan sih?" tanya Vani menunjuk dirinya sendiri dan lelaki tampan kembali tertawa.

"Banyak.. pokoknya banyak banget" kata Fando, membalas ucapan istri cantiknya yang sudah melototkan matanya.

"Kapan emang?" tanya Vani bingung dan Fando tersenyum.

"Memang mau aku beritahu semuanya?" cetus Fando membuat Divani gelagapan karena begitu terkejut.

"Ettss"

"Iya iya iya udah.. nggak usah diberitahu kali" cuek Vani pada suaminya. Seketika Vani berbaring kembali membuat Fando menahan tawanya melihat tingkah Vani.

Fando tersenyum sumbringah. Menatap, istrinya yang terlihat telah memejamkan matanya. Fando mendudukkan dirinya.

"Mau mandi bareng?" tanya Fando. Vani mendengar itu mengerjapkan matanya.

"Apaan sih" balas Vani.

"Mau nggak?" ucap Fando kembali. Vani spontan menggeleng pelan kepalanya.

"Enggak.. kamu aja".

"Beneran?".

"Iya beneran.. pergi sana" usir Vani lagi.

"Ya udah kalo gitu" pergi Fando kekamar mandi meninggalkan sang istri.

"Dasar cowok aneh," gumam Vani masih menatap suaminya masuk kamar mandi sembari pelan menggeleng kepala.

Seusai membersihkan diri, lelaki tampan itu keluar, dengan menggunakan handuk yang terlilit dipinggangnya. Divani masih belum juga tidur, Hingga menatap Fando yang baru keluar dari kamar mandi.

Lagi-lagi tatapan takjub dari gadis cantik itu terlihat terpancarkan dari matanya.

"Kenapa?" tanya Fando menatap istrinya yang terus memerhatikannya.

"Keren abis".

"Apanya yang keren?".

"Itu,," Vani spontan menunjuk perut sang suami dari kejauhan. Fando mengetahui apa yang di maksud Vani hanya senyum miring.

"Oh jelas" balas Fando.

"Ini semua juga sudah menjadi milikmu" ujar Fando lagi membuat Vani blushing.

"Apa sih nggak jelas deh".

"Emang kenyataannya gitu" Fando lalu berjalan membuka lemari karena ingin mencari baju ganti.

Fando terus mengelurkan semua isi baju yang ada di dalam lemarinya. Vani heran menatap bingung suaminya.

"Cari apa sih?" tanya Vani.

"Bajulah masa sayur".

"Iya tahu terus kenapa bajunya dibertain kek gitu semua" Vani beranjak duduk.

"Bingung mau pake yang mana".

"Oh gitu".

"Kok cuek pilihin napa" kesal Fando dan Vani tersenyum.

"He.. he.. he.."

"Kirain.. kamunya sendiri yang mau cari" balas Vani. Fando mendenges pasrah.

"Jadi aku pakenya yang mana ini?" tanya Fando semakin bingung. Divani memilah semua baju suaminya.

"Nah,, ini keren yank" Divani menemukan baju yang berstyle santai, namun terlihat begitu elegen.

"Kalo kamu pakai ini pasti tambah keren deh aku jamin" balas Vani dan suaminya pun tersenyum, meraih baju pilihan sang istri lalu beranjak masuk kamar ganti.

*

*

*

*

*

!!Bersambung!!

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👍👍👌😘

2021-02-15

1

NA_SaRi

NA_SaRi

aku mesem mesem bacanya thor☺️
kirang berasa deh adegan romantisnya🤭

2020-12-12

1

putrimaharani

putrimaharani

lanjut kk

2020-12-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!