VANKY Berkelahi

Divani berjalan melusuri setiap koredor sekolah dengan senyuman bahagianya hingga semua siswa lelaki ikut bahagia.

"Vani"

"Hai Van"

"Lo makin cantik"

"Bidadari gue lewat"

"Vani.. yang lain kemana"

"Beneran emang VANKY the best"

"Iya Geng TIC kalah jauh bangetlah"

Begitulah, kira-kira ucapan semua siswa yang melihat kedatangan Divani sisiswa primadona SMA Sentosa.

Divani yang notaben-nya gadis cuek pun hanya melewati siswa sehingga sampai di kelas dan rupanya sahabatnya, sudah ada semua.

"Vani" teriak mereka barengan.

"Lo.. nggak, kenapa-kenapa kan?" umpat Nayla memegang dahi Vani memastikan keadaan Vani. Vani pun terheran-heran.

"Apaan sih kalian.." jawab Vani menatap semua sahabatnya yang menatapnya.

"Lo beneran nggak kenapa-kenapa kan?" timpal Amoyra masih khawatir.

"Iya.. setidaknya kalo lo nggak bisa hadir beritahu kita Van.. kan kita khawatirin lo" ucap Keyla sinis dan Vani mulai paham.

"Lo kemana aja?" ujar Nayla penasaran.

"Tau nih kalo mau ngilang nggak kek gini juga Van" nyolot Yolan mulai risih.

"Iya nih,," sahut mereka barengan. Divani menggeleng pelankan kepalanya.

"Kepo.." jawab Vani membuat semuanya menatapnya sinis, terlebih Yolanda yang terlihat sudah menggebu-gebuhnya.

"Beritahu nggak" kesal Yolan. Divani pun mendengus pasrah

"Iya iya.. maaf.."

"Kemarin itu.. gue abis nikah sama oppa gue di korea" canda Vani yang membuat para sahabatnya menatapnya cengo.

"Nggak lucu ya" ucap mereka barengan.

"Ha.. ha.. ha.. kalian kok.. gini amat bikin gue merinding tau nggak".

"Biarin" kesal Keyla.

"Cepetan Van.. nggak pake lama" jawab Yolan yang dibuat semakin penasaran.

"Tau nih durasi keburu pak Deni dateng" risih Nayla melihat ke luar kelas. Divani pun tersenyum.

"Itu.. kemarin abang Jordan dateng jadi gue nggak join deh sama kalian" imbuh Vani berhasil membuat semua diam.

Karena keempat sahabatnya sudah tahu tentang Vani seutuhnya. Dan begitu juga sebaliknya sudah saling mengerti.

"Oh gitu pantesan lo ngilang gitu" jawab Yolan mengagguk paham.

"Maaf ya pasti kalian pada khawatir deh" jawab Vani muka datarnya dan keempat sahabatnya kemudian tersenyum.

"Udah Van kita udah nggak kenapa-napa kok, jadi lo nggak usah merasa bersalah gitu" ucap Keyla menenangkan Vani.

"Iya Van.. lagian kita bahagia kok kalo lo ternyata baik-baik aja" sambung Amoyra menepuk bahu Vani.

"Santuy aja" imbuh Nayla tersenyum dan Yolan ikutan memukul pelan bahu Vani.

"Happy ending" canda Yolan mencairkan suasana hingga semuanya berpelukan.

"Maafkan Vani.. maaf.. karena vani lebih memilih menyembunyikan rahasia.. kalo Vani.. sebenarnya beneran sudah nikah" ucap batin Vani dalam pelukan mereka.

Tak lama setelah mereka mulai mencair, pak Denis. Guru matematika pun datang memberi UTS kepada kelas MIA satu.

Vani yang memang belajar semalaman begitu cepat mengerjakan soal-soalnya begitu pula sahabatnya yang pinter ikut antusias mengerjakan soal UTS itu.

Sehingga pelajaran usai dan mereka pun bersiap-siap untuk ke tempat biasa yaitu kantin sekolahnya. Mereka bersemangat sangat terburu-buru karena sudah lapar.

"Gue, mau pesan burger dua ama bakso" ucap Keyla setelah duduk dikursi tempat mereka biasa duduk dikantin.

Iya. Mereka duduk, di tempat favoritenya yaitu dimeja paling depan bagian tengah tempat dimana mereka leluasa menatap semua kejadian bila berada di kantin.

"Gue menu biasa mba" ucap lainnya dan mba kantin berlalu setelah mencatatnya dan seperti biasa mereka pun senyum.

Sambil menunggu pesanan hadir Divani dan keempat sahabatnya, sibuk dengan memainkan ponselnya yang sibuk main sosmed (sosial media).

"Gaes.. gaes" sahut Keyla kegirangan.

"Iya Key.. kenapa?" tanya mereka bareng dan Keyla segera memberi ponselnya ke Vani dan lainnnya.

"Liatin deh,, oppa gue main film lagi" ujar Keyla memberitahu sedang lainnya yang tadinya penasaran dibuat kesal.

"Huffft"

"Gue kira ada apa" risih Nayla.

"Tau nih bikin kaget aja" kesal Vani yang berhasil membuat Keyla tertawa.

"He.. he.. he abis oppa gue makin cakep" balas Keyla cengegesan tanda dosa.

Yolanda mendegus kesal menatap sinis kearah Keyla berada.

"Sekalian aja sono.. nikah sama oppa lo" nyolot Yolan mencubit bahu Keyla.

"Aw Yol sakit tau" rintih Keyla kesakitan.

"Rasain siapa suruh lo terus ngungkitin oppa lo Ji Chang Wook itu,, yang nggak pasti" kata Yolan masih kesal yang kini Keyla memilih diam. Karena dirinya tak mau berurusan dengan si mulut pedes.

Saat mereka asyik menunggu, bukannya makanan yang datang tapi tiga manusia rimbah yang datang menghampirinya.

"Woy" bentak ketiga siswa perempuan.

VANKY melihat geng TIC datang hanya cuek tak ingin membalasnya. Geng TIC ini adalah geng yang memiliki member tiga orang. Semua siswanya centil dan juga genit, suka mengganggu VANKY.

"Dasar pencundang lo pada" ujar Trisa, ketua geng TIC.

"Tau.. cemen lo" umpat Intan risih.

"Ha.. ha.. ha.. kacian, deh" ujar Clara dan Yolan yang sedari tadi menahan amarah akhirnya meledak hingga memukul meja yang mereka tempati.

"Ehh"

"Kenapa sih lo, suka bener cari masalah" sahut Yolan bergantian menunjuk ketiga siswa yang ada dihadapannya itu.

"Iya,, suka aja sih" balas Trisa tersenyum dan teman lainnya menatap sinis kearah VANKY.

"Siapa suruh.. lo pada suka mengumbar kecantikan padahal lo aja nggak cantik" timpal Clara, membuat VANKY seketika tertawa.

"Dasar cabe" sahut Yolan lagi menunjuk Clara yang memang persis dirinya, yang suka bicara blak-blakkan.

"Ha.. ha.. ha.. kalian kali yang jelek pakai banget" ucap Keyla tidak terima dibilang jelek sama geng TIC.

"Iya,, orang kita cantik gini juga masa iya nggak cantik" balas Amoyra ikutan tidak terima akan ucapan geng TIC.

"Bener.. katanya holkay masa sih cermin aja nggak punya" balas Yolan menohok.

Sedang geng TIC menatap tajam VANKY sembari mengepal tangannya.

"Gue punya cermin gede ya!" sahut Intan tidak terima dengan perkataan Yolan.

"Terus,, lo kenapa bilang ke kita-kita kalo muka kita jelek padahal lo punya cermin gede ternyata,," timpal Vani kesal karena baru kali ini ada yang bilang, kalo dia itu jelek.

"Emang lo jelek hanya modal sekolah ini aja yang buat lo terlihat nampak wahhh" balas Trisa mendorong bangku Vani.

Divani yang tak terima di kasari akhirnya melawan juga memberi perlawanan dan akhirnya geng mereka berkelahi. Karena merasa tertindas oleh geng TIC. Hingga kabar itu terdengar sampai SMA Damai.

Fando dkk yang berada di kantin, ikutan syok ketika mendengar berita kalo Vani dan teman-temannya sedang berkelahi.

Mereka segera meninggalkan kantin dan menerobos masuk SMA Sentosa hingga sampai ditempat dimana Vani berkelahi.

Fando berlari dan menghadang Vani tapi Vani yang memang berjiwa bar-bar tidak bisa dihalangi lagi ketika sudah marah.

"Stop" teriak Fando membuat semuanya terdiam termasuk Vani dan lainnya.

"Kalian ini kenapa?" tegas Fando kepada semuanya dan semuanya menunduk.

Fando pergi menghadap kedepan Divani yang menunduk berdampingan keempat sahabatnya.

"Van lo sebagai ketua Osis harusnya itu memberi contoh yang baik pada semua teman-teman sekolah lo apa lagi lo kan udah kelas sebelas" jelas Fando lagi.

Fando yang menunggu jawaban istrinya hanya mendapatkan diamnya saja yang memang lagi-lagi tidak menyahutinya.

"Terus para guru dimana sekarang?" ujar Fando mencari-cari guru tapi tak terlihat ada satu pun disana.

"Guru-guru.. pada rapat kak" sahut salah satu siswa lelaki yang sepertinya junior.

Geng TIC yang sedari tadi melihat takjub lelaki tampan yaitu Fando dkk dibuatnya terkesima akan kegantengan mereka.

"Wawah cowok seganteng ini mah buat gue.. untuk Vani lo embat ajalah si Raja gue ikhlasin asal kalo sama cowok ini" batin Trisa menatap Fando.

Hingga Trisa mendekatkan dirinya pada Fando yang berada disampingnya.

"Hai, gue Trisa" ujar Trisa tersenyum lalu mengulurkan tangan kanannya ke Fando yang terlihat begitu tampan baginya.

"Gue.. Intan" lanjut Intan dengan tingkah yang sama persis Trisa, namun berbeda lelaki ia lebih memilih Ferdi.

"Aku Clara" sambung Clara, dengan nada genitnya kearah Reno dan mereka saling menatap satu sama lain, dan membalas uluran tangan mereka. VANKY,, menatap sinis semuanya terlebih Vani mulai risih.

"Ih dasar cowok aneh di rumah romantis tapi.. setelah di sekolah, mulai deh genit lagi" sahut batin Vani menatap Fando.

Tiba-tiba ada empat cogant yang datang menghampiri VANKY begitu cepatnya.

"Vani lo nggak apa-apa kan?" tanya Raja saat berada dihadapan Vani yang hanya dibalas Vani dengan anggukan.

"Beneran..?" ucap Raja lagi. Namun, saat ini ia memegang pipi Divani yang terlihat sedikit sembab.

"Ja.. gue nggak pa-apa kok" balas Divani lagi. Tapi kali ini membiarkan Raja untuk menyentuhnya sedang Fando melihat itu begitu cemburu, karena istrinya disentuh oleh orang lain namun memilih diam.

"Nggak pa-apa apanya.. orang pipi lo tuh sembab gitu juga" sahut Raja membawa Vani pergi menuju UKS dan Fando hanya menatap kepergian Vani hingga beneran menghilang dari padangan matanya.

Sedangkan geng VANKY lainnya pun ikut mengikuti Vani dan Raja dari belakang.

"Nay apa lo juga luka?" tanya Dion, lelaki yang pernah ada dihati Nayla. Nayla pun cuek tak mengubris perkataan Dion.

"Kamu masih marah ya?" tanya Dion lagi dan Nayla masih seperti itu sedang Vani sudah berada di dalam UKS.

"Lo duduk disini dulu biar gue bisa obati luka lo" ucap Raja, mendudukkan Divani diatas kasur yang ada di UKS.

Raja pun. Segera mengambil, kotak P3K yang berada diatas nakas disampingnya sendiri hingga mengambil kapas, segera memberinya betadine lalu mengusap ke wajah cantik gadis tersebut.

"Awww sakit Ja" lirih Vani kesakitan dan Raja pun memelankan olesan kapasnya.

"Eh iya.. maaf Van" ujar Raya dan Divani membalasnya dengan anggukan hingga semua temannya datang menghampiri.

"Lo udah baikan?" tanya mereka bareng.

"Iya ini dah baikan kok" balas Vani mulai tersenyum, namun dalam hatinya masih memikirkan Fando yang masih bersama dengan Trisa disana.

...*******...

Fando dkk seusai kejadian tadi langsung kembali ke SMA Damai, hati Fando sakit, perih dan terasa sesak mengingat Divani yang dipengang-pengang sama Raja.

"Cowok yang tadi siapa? Vani kok deket banget sama cowok itu apa Vani punya gebetan di sekolahnya?" batin Fando.

Sedangkan semua temannya menatap aneh kearah Fando yang terlihat beda.

"Ndo" ucap mereka barengan tapi Fando tidak mendengar ucapan mereka hingga Alex memukul pelan bahunya.

"Lo kenapa sih abis dari sekolah sebelah lo kok jadi pendiem gini?" tanya Alex.

"Tau ni apa jangan-jangan lo suka sama salah satu.. siswa SMA Sentosa?" tanya Ferdi penasaran sedang yang lain hanya memilih diam menyimak semuanya.

"Nggaklah.. gue cuma suka sama cewek cantik, pinter sama tambah satu lagi ya.. nggak suka berantem" imbuh Fando, dan membuat semua temannya paham.

"Tapi kalo gue liat-lihat lo kan lebih care sama.. Vani deh" timpal Reno membuat Fando dan lainnya terkejut.

"Ohiya bener pas hari pertama kita kenal mereka kan,, lo dukung Vani sepenuhnya sama gue" timpal Ferdi ingat akan itu.

Fando memilih tersenyum.

"Iya itu kan dulu sebelum gue tahu kalo Vani ternyata, orangnya kek gini" lanjut Fando lagi yang diangguki semuanya.

"Oh gitu toh" sahut mereka barengan.

...*******...

Usai melanjutkan pembelajaran lainnya, VANKY pun bergegas untuk cabut untuk pulang ke kediamannya masing-masing. Divani yang mengingat dirinya yang tadi pagi, bareng sama Fando pun kemudian tampak berpikir.

"Aduh gawat ini.. gue kan tadi pagi jalan bareng sama Refan ke sekolah terus ini gue gimana? apa gue bareng sama lain aja? lagian kan.. gue lagi lagi marahan" batin Vani bergejolak bingung.

VANKY terus berjalan menelusi koredor sekolah hingga tiba di parkiran. Mereka semua menatap Vani yang terlihat lupa membawa mobil mewahnya.

"Van lo nggak bawa mobil?" tanya Keyla menatap seluruh mobil yang ada disana tapi tidak menemukan mobil Vani.

"He.. he.. he"

"Iya Key tadi gue beneng sama *******" lanjut Vani cengegesan tanpa dosa, dan tak lama kemudian ponsel Vani bunyi.

Divani segera mengecek ponselnya yang di sana tertujuh pada nomer baru. Divani yang tak asal mengangkat telpon nomer baru pun tak ingin menjawabnya, hingga nomer baru itu kembali menelpon lagi.

"Siapa sih Van?" ujar Amoyra penasaran.

"Nggak tau nih.. nomer baru Moy" jawab Vani menatap ponselnya.

"Udah angkat aja siapa tau penting" ujar Nayla membuat Vani berpikir serius dan akhirnya menerima panggilan tersebut.

Panggilan terhubung.

" ... "

"Siapa lo?"

" ... "

" Iya okey" (telpon berakhir).

*

*

*

*

*

!!Bersambung!!

Terpopuler

Comments

Hikari yoshua

Hikari yoshua

keren

2021-01-08

1

Dian Anggraeni

Dian Anggraeni

jempol bertubi tubi toor dati cinta yang tabu 😁👏👏👏👏

2020-12-20

2

Belina Azhari

Belina Azhari

like thor

2020-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!