My Lecturer
Aku masih memandang nanar cermin besar yang ada dihadapanku. Kebaya putih dan riasan pengantin sudah melekat sempurna di tubuhku. Harum melati dan bunga kantil menusuk lekat hidungku.
Siapa yang tidak ingin menikah? Sudah pasti, semuanya ingin. Namun, berbeda denganku. Aku terpaksa menikah dengan kakak ipar sekaligus dosenku sendiri. Pernikahan ini, sama sekali tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya.
Sebuah permintaan terberat dari kakakku, harusku kabulkan demi kebahagiannya. Aku dan pak Aksara terpaksa menerima permintaan tersebut, dengan beberapa kesepakatan yang kami buat, tanpa sepengetahuan orang lain tentunya. Poin terpenting dari kesepakatan itu adalah.
"Mika, ayo keluar. Penghulunya sudah datang." Ibu mengagetkanku.
"Iya, Bu sebentar." Aku mengusap air mataku yang hampir jatuh dengan tisu.
Langkahku gamang menuruni anak tangga satu persatu. Ruang tamu yang sudah disulap dekor pengantin membuat hatiku semakin nanar. Belum lagi, saat mataku bertabrakan langsung dengan mata kakakku yang tengah duduk di kursi roda.
Kakakku mengidap penyakit kanker rahim stadium empat. Dokter memvonis dia satu tahun setelah pernikahan mereka. Rambut kakakku juga sudah habis karena proses pengobatan yang harus dia jalani.
Aku mendaratkan tubuhku di samping pak Aksara yang sudah duduk dengan setelan jas pengantinnya. Pernikahan ini, hanya dihadiri keluarga besarku dan keluarga besar pak Aksara.
Sebelum penghulu mengucapkan ijab. Aku melirik kakakku dengan ekor mataku, hatiku tersayat. Aku tahu, kak Lila pasti sangat berat dengan semua ini. Dia juga sempat mengusap air matanya kasar, saat dia tahu aku meliriknya. Ibu juga menangis saat menatapku.
Aku menghembuskan napas pelan. Penghulu mulai merapalkan kalimat ijabnya. Aku menggenggam kuat rokku sendiri, untuk menahan rasa sakit hati yang sekarang aku rasakan. Air mataku lolos begitu saja, saat mendengar pak Aksara mengucapkan kalimat yang hampir sama dengan si penghulu.
Kata sah yang terdengar di telingaku begitu menyakitkan. Penghulu menyuruhku untuk mencium tangan suami baruku, sebagai bentuk baktinya. Aku mengikuti arahannya, meski dengan air mata yang terkadang masih terjatuh.
Cincin pernikahan melingkar di jari manisku.
Selepas acara, aku masuk kamar dan menangis sejadi-jadinya. Aku tidak lagi peduli dengan air mataku yang merusak riasan di wajahku. Rasa sesak di ulu hati membuatku sangat hancur.
Aku masih tidak menyangka dengan permintaan konyol kakakku itu. Vonis dokter membuat kakakku kehilangan akal, hingga membuat permintaan ini. Aku tahu, kak Kalila masih sangat mencintai pak Aksara, begitu juga dengannya.
Tubuhku sudah terbaring di atas kasur, setelah membersihkan diri di bawah guyuran sower. Ketukan pintu terdengar saat aku akan memejamkan mata. Aku beranjak membukakan pintu.
"Pak Aksa," pekikku.
"Kalila yang menyuruh Saya tidur denganmu."
Aku mempersilahkan dia masuk ke dalam kamarku. Kalau biasanya kamar pengantin baru akan memiliki dekor romantis. Sekarang, berbeda denganku yang hanya berdekor seperti biasanya alias tidak ada riasan apapun di kamarku.
"Pak Aksa bisa tidur di sofa." Aku melemparkan selimut tebal di sofa kamarku.
Aku menjatuhkan tubuhku di kasur dan menarik selimut sampai bahu. Aku sangat gugup karena ini baru pertama kalinya aku tidur satu ruangan dengan seorang lelaki.
Beberapa menit kemudian, kasurku sedikit bergerak. Aku melihat pak Aksara sudah berbaring di sampingku.
"Pak, Saya tidak rela kasur ini di tempati oleh Bapak." Aku mendorong tubuhnya dengan kedua kakiku, kuat.
Dia mengadu kesakitan karena tubuhnya terjatuh di lantai. Aku melihat pak Aksa bangkit dari lantai.
"Saya tidak biasa tidur di sofa," ujarnya dan membaringkan kembali tubuhnya di atas kasurku.
"Pak ingat kesepakatan Kita." Aku sangat kesal karena dia menarik bantal gulingku.
"Saya juga tidak akan menyentuh kamu, karena hanya Kalila yang ada di hatiku untuk selamanya."
Poin kesepakatan kami untuk tidak saling bersentuhan satu sama lain, apalagi melakukan hal-hal layaknya suami istri. Poin terpentingnya lagi adalah 'ayo untuk tidak saling jatuh cinta'.
Aku tidak tahu respon apa yang harus kulakukan. Ada rasa senang karena aku yakin, pak Aksa tidak menyentuhku. Ada juga rasa sakit, karena aku telah menikah dengan orang yang tidak pernah aku bayangkan.
Aku mendengar dengkuran kecil dari pak Aksara. Aku menarik selimutku sampai menutupi seluruh tubuhku. Tubuhku gusar karena tidak bisa tidur mendengar dengkuran pak Aksa. Jadi, aku memutuskan untuk tidur di sofa.
Ponselku yang ada digenggaman berdering. Aku menggeser tombol hijau saat melihat Bastian yang menghubungiku. Bastian adalah pacarku di kampus.
"Dari pagi susah banget dihubungi," ujarnya melalui sambungan telepon.
"Maaf ya, paket dataku habis. Baru sempat beli nih." Bastian tidak tahu tentang pernikahanku.
"Bukannya di rumah ada wifi?"
"Lagi error. Kamu lagi apa?" Aku tidak sanggup lagi untuk berbohong. Jadi, aku mengalihkan pembicaraan.
"Habis nugas. Besok berangkatkan?"
"Iya."
Setelah teleponan hampir satu jam. Aku memutuskan untuk tidur karena hampir tengah malam. Lucu bukan? Sudah resmi menjadi istri orang lain, tapi masih berhubungan dengan pacarnya sendiri.
Kalau saja yang ada di ranjangku sekarang adalah Bastian. Sudah pasti, aku akan memeluknya mesra. Namun, sialnya dia mantan kakak iparku sendiri.
Tubuhku menggeliat saat mentari pagi mengenai mataku. Siapa yang sengaja membuka gorden jendela? Ah! Tubuhku terasa sakit karena tidur di sofa. Aku melihat jam yang ada diponselku.
"Sial! Sudah setengah tujuh." Aku bergegas ke kamar mandi, tetapi pintunya terkunci.
"Siapa di dalam?" Aku menggedor-gedor pintu kencang.
Aku bangun kesiangan. Hari ini ada mata kuliah pagi yang diampu oleh pak Romi yang super killer. Aku masih berusaha menggedor pintu kamar mandi. Sampai, seorang lelaki yang hanya melilitkan handuknya keluar dari tempat itu.
"HAAAA!" teriakku gaduh.
"Berisik." Pak Aksa membekap mulutku.
"Bapak kenapa di sini?" tanyaku sewot.
"Kamu lupa? Kalau tadi malam saya tidur di kasur kamu."
Aku meraba tubuhku sendiri geli. Jangan-jangan pak Aksa.
"Bener-bener pikun ya kamu." Pak Aksa menonyor jidatku kasar.
"Minggir!" perintahnya.
Aku segera masuk kamar mandi. Tidak ada waktu untuk mandi, jadi aku hanya cuci muka dan gosok gigi saja. Beruntung pak Aksa sudah meninggalkan kamarku.
Aku mengganti celana kulot dan baju kuliah seadanya, make-up seadanya, dan beranjak pergi ke kampus dengan menggunakan sepeda motorku. Kenang-kenangan dari almarhum ayahku. Jarak dari rumah ke kampus memakan waktu setengah jam.
"Sesuai kesepakatan perkulian awal, ketelambatan maksimal hanya lima belas menit." Itu suara pak Romi saat aku baru saja membuka pintu kelas.
Aku melirik jam diponselku. Ternyata sudah pukul 07.20 WIB. Dengan pasrah, aku keluar kelas tanpa diabsen. Aku memilih duduk di deretan kursi yang ada di depan kelas, untuk mengumpulkan napas sejenak.
Saat aku sedang duduk, datanglah Bastian dengan napas tergoboh-goboh. Dia berhenti tepat di depanku.
"Kamu telat juga?" tanyanya sambil tertawa kecil.
"Aku kesiangan." Menyengir kuda.
Aku dan Bastian duduk sambil menertawakan kekonyolan kita berdua. Teman-teman bilang, kita berjodoh. Namun, jika mengingat statusku yang baru, membuatku merasa bersalah akan hubungaku dengan Bastian.
Aku belum siap menyakiti dia. Biarkan berjalan apa adanya. Pak Aksa juga tidak akan marah denganku, jika aku mencintai orang lain.
"Kalian kenapa di luar?" tanya pak Aksa yang tiba-tiba datang di hadapan kami.
"Kami kesiangan Pak." Bastian menjawab ramah. Sedangkan, aku masih diam.
Pak Aksa berlalu begitu saja, memasuki kelas di sebelahnya. Sekarang aku tahu, setiap hari senin dia mengajar di kelas sebelahku.
"Tumben pak Aksa telat." Bastian nampak heran.
Aku hanya mengangkat kedua bahuku, sebagai bentuk jawaban. Aku pura-pura tidak tahu, padahal dia telat karena kecapean karena acara pernikahan kami kemarin sore.
Terima kasih sudah membaca ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Maya Sari Niken
masa sama kakak ipar sndiri panggilnya pak,harusnya panggil pak kalo di area kampus aja
kesannya baru kenal aja dan itu kenal di kampus
2023-07-07
0
Augusthina Thina
masih menyemak dulu ya thor,🙏🙏🙏
2023-02-24
0
yeojacingu
icip dulu 😂
2022-01-29
0